faktor pembekuan darah yang diturunkan (herediter) sex linked resesif pada
kromosom X dan pada sebagian kecil diturunkan secara autosomal resesif dan
mutasi spontan. Penyakit hemophilia merupakan penyakit yang bersifat herediter.
Pada penyakit ini terjadi gangguan pada gen yang mengekspresikan faktor
pembekuan darah, sehingga jika terjadi luka, luka tersebut sukar menutup.
Hemophilia dapat diturunkan secara genetic. Pada kasus ini kakek (dari pihak ibu)
anak tersebut menderita hemophilia, sehingga jika dibuat silsilah keluarganya anak
tersebut memiliki kemungkinan 50% menderita hemophilia dan 50% normal.
Penyakit hemophilia merupakan penyakit yang bersifat herediter. Pada penyakit ini
terjadi gangguan pada gen yang mengekspresikan faktor pembekuan darah,
sehingga jika terjadi luka, luka tersebut sukar menutup. Pada orang normal, proses
pembekuan darah dapat melalui empat cara, yaitu: (1) spasme pembuluh darah, (2)
pembentukkan sumbat dari trombosit (platelet), (3) pembekuan darah, dan (4)
terjadi pertumbuhan jaringan ikat ke dalam bekuan darah untuk menutup lubang
pada pembuluh secara permanen. Pada orang normal, jika terjadi luka pembuluh
darah akan mengkerut. Lalu trombosit bersinggungan dengan permukaan
pembuluh yang rusak sehingga trombosit berubah sifat (membengkak, bentuk
irregular). Lalu trombosit jadi lengket, melekat pada serabut kolagen, sekresi ADP
menyebabkan enzim-enzim membentuk tromboksan A lalu ADP dan tromboksan
A mengaktifkan trombosit berdekatan yang menyebabkan trombosit jadi lengket
dan pada akhirnya terbentuk sumbat trombosit.
(4) terjadi pertumbuhan jaringan ikat ke dalam bekuan darah untuk menutup
lubang pada pembuluh secara permanen. Pada orang normal, jika terjadi luka
pembuluh darah akan mengkerut. Lalu trombosit bersinggungan dengan
permukaan pembuluh yang rusak sehingga trombosit berubah sifat (membengkak,
bentuk irregular). Lalu trombosit jadi lengket, melekat pada serabut kolagen,
sekresi ADP menyebabkan enzim-enzim membentuk tromboksan A lalu ADP dan
tromboksan A mengaktifkan trombosit berdekatan yang menyebabkan trombosit
jadi lengket dan pada akhirnya terbentuk sumbat trombosit. Faktor-faktor
pembekuan dalam darah
Nama Sumber
Penatalaksanaan bagi penderita hemophilia meliputi berbagai macam hal. Hal yang
harus dihindari misalnya : aspirin, obat antiradang non steroid, obat pengencer
darah, asetaminophen. Pemberian transfusi rutin berupa Kriopresipitat-AHF utk
hemofili A dan plasma beku segar. Selain itu yang harus diperhatikan adalah
menjaga bobot tubuh tetap sehat, mencegah olagraga seperti sepak bola, bela diri,
tinju, gulat, balap motor dan basket, mengganti/ menambah faktor hemofili yang
kurang, jika terjadi perdarahan, tindakan pertama RICE (rest, ice, compression,
elevation), memberikan antifibrolitk, terapi gen, membeikan hormon DDAVP yg
merangsang kadar peningkatan faktor VIII dlm plasma 4 %, merencanakan suatu
tindakan operasi, mempertahankan kadar faktor pembkuan 30-50 %, kortikosteroid
untuk menghilangkan peradangan, analgetika pada hemartrosis dengan nyeri hebat,
dan rehabilitasi medic. Pada dasarnya, pengobatan hemofilia ialah mengganti atau
menambah faktor antihemofilia yang kurang. Namun, langkah pertama yang harus
diambil apabila mengalami perdarahan akut adalah melakukan tindakan RICE
(Rest, Ice, Compression, Evaluation) pada lokasi perdarahan untuk menghentikan
atau mengurangi perdarahan. Tindakan tersebut harus dikerjakan, terutama apabila
penderita jauh dari pusat pengobatan, sebelum pengobatan definitif dapat
diberikan. Karena penderita hemofilia mengalami defisiensi (kekurangan) faktor
pembekuan darah, maka pengobatannya berupa pemberian tambahan faktor
pembekuan darah atau terapi pengganti. Penderita hemofilia A memerlukan
tambahan faktor VIII, sedangkan penderita hemofilia B memerlukan tambahan
faktor IX. Saat ini, pemberian faktor VIII dan faktor IX untuk penderita hemofilia
semakin praktis. Faktor VIII atau faktor IX telah dikemas dalam bentuk konsentrat
sehingga mudah untuk disuntikkan dan menunjang home therapy (terapi mandiri).
Perdarahan akan berhenti bila pemberian faktor VIII atau faktor IX mencapai kadar
yang dibutuhkan. Masih terkait dengan pengobatan hemofilia, Himpunan
Masyarakat Hemofilia Indonesia memberikan beberapa saran, yaitu:
* Sampai saat ini, belum ada terapi yang dapat menyembuhkan hemofilia, namun
dengan pengobatan yang memadai penderita dapat hidup sehat. Tanpa pengobatan
yang memadai, penderita hemofilia — terutama hemofilia berat — berisiko besar
mengalami kecacatan. Penderita bisa mengalami kemuduran fisik dan kesulitan
melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan atau bahkan meninggal dalam usia
sangat muda.
Pada hemofilia berat, gejala dapat terlihat sejak usia sangat dini (kurang dari satu
tahun) di saat anak mulai belajar merangkak atau berjalan. Pada hemofilia sedang
dan ringan, umumnya gejala terlihat pada saat dikhitan, gigi tanggal, atau tindakan
operasi.