Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andri Rizki Pemicu II

Nim : 140405011
Mata Kuliah : Kimia Organik

SENYAWA HIDROKARBON
1. Hidrokarbon Dan Penggolongannya
Sesuai dengan namanya, hidrokarbon merupakan golongan senyawa karbon yang
mengandung hanya unsur C dan unsur H.

Bagan Skematik Klasifikasi Hidrokarbon.

Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang tak larut dalam air; mudah terbakar
dengan membebaskan kalor yang tinggi. Pada pembakaran sempurna menghasilkan
air, H2O dan gas karbon dioksida, CO2; dan bila tak-sempurna, selain H2O dan
CO2 juga dihasilkan gas karbon monoksida, CO dan kadang-kadang jelaga, C.
Struktur ikatan masing-masing senyawa berbeda dalam hal:
• Alkana berikatan jenuh (seluruhnya berikatan tunggal).
• Alkena memiliki sebuah ikatan tak-jenuh, yakni ikatan rangkap-2.
• Alkuna memiliki sebuah ikatan tak-jenuh, yakni ikatan rangkap-3.

1. Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh (yakni hidrokarbon
berkerangka ikatan C tunggal terbuka). Kelompok senyawa ini sering disebut
parafinkarena sifatnya yang kurang reaktif. (Parafin berasal dari kata “parum” berarti
sedikit, dan “affinis” berarti gabung; atau “parum affinis” yang berarti “berdaya
gabung kecil”.) Molekul alkana yang paling sederhana adalah metana,CH4.

Molekul Metana: [a] Struktur Lewis;[b] Struktur Ikatan; [c] Bentuk Ruang Molekul;
dan [d] Rumus Molekul.

Sifat Fisis Alkana


Beberapa sifat fisis alkana terutama wujudnya dapat dilihat pada Tabel Dari data
Tabel, alkana dengan jumlah atom C: a) C1–C4 berwujud gas;b) C5–C17 berwujud
cair; dan c) alkana dengan jumlah atom C>17 berwujud padat.

Sifat Kimia
Nama parafin yang diberikan kepada senyawa alkana seperti yang telah
disebutkan di atas menunjukkan bahwa sifat kimia senyawa alkana pada
umumnya kurang reaktif (sukar bereaksi) dengan zat lain. Alkana dapat terbakar
(bereaksi dengan oksigen) setelah mencapai titik bakarnya disertai dengan
pelepasan kalor tinggi. Keberadaan Senyawa-senyawa alkana merupakan komponen
terbesar penyusun minyak bumi. Sedangkan senyawa alkana rendah (berwujud gas)
banyak ditemukan sebagai gas alam (gas bumi). Alkana diperoleh dari proses
penyulingan minyak bumi dan pengolahan gas alam.

Kegunaan Alkana
Alkana memiliki kegunaan yang luas. Alkana rendah (berwujud gas)
sebagai bahan bakar gas, dan diperdagangkan dalam kemasan berwujud cair. Gas
alam cair (LNG; liquefied natural gas) berasal dari gas alam (gas bumi) dengan
kandunganutama alkana C1 50-99%. Sedangkan Elpiji (LPG, liquefied petroleum
gas) merupakan campuran propana dan butana; sebagai hasil pemrosesan gas alam
atau minyak bumi. Alkana cair seperti avtur, bensin, solar, minyak tanah, dan
lain-lain digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut. Sementara alkana tinggi seperti
minyak pelumas, vaselin dan parafin digunakan untuk pelumas, kosmetik, lilin, dll
(Rafidah, 2014).

2. Alkena
Alkenadan sikloalkenamerupakan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih
ikatan rangkap dua karbon-karbon. Senyawa itu dikatakan tidak jenuh karena tidak
mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap
karbon. Alkena seringkali disebut olefin, suatu istilah lama yang diturunkan dari
kenyataan bahwa klor mengadisi padaetilena yang berbentuk gas (C2H4) membentuk
hasil yang menyerupai minyak.

Sifat alkena
Menurut Justiana (2009) sifat fisika alkena ditunjukkan pada tabel berikut:
Sifat fisika alkena berhubungan erat dengan sifat alkananya yang bersesuaian.
Alkena berbobot molekul rendah yang penting dalam industri petrokimia berupa
gas. Alkena yang paling umum terdapat dalam laboratorium kimia berupa zat
cair yang berbau menyengat. Seperti halnya alkana, alkena pun merupakan
senyawayang nisbi nonpolar yang tak larut dalam air.

3. Alkuna dan Alkadiena


Alkuna merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai
gugus fungsi berupa ikatan rangkap tiga karbonkarbon. Seperti halnya ikatan rangkap
pada alkena, ikatan rangkap tiga pada alkuna juga disebut ikatan tidak jenuh.
Ketidak jenuhan ikatan rangkap tiga karbon-karbon lebih besar dari pada ikatan
rangkap dua pada alkena. Oleh karena itu kemampuannya bereaksi juga lebih besar
(Wahjudi, 2005).

Sifat-Sifat Fisika Alkuna


Secara umum, sifat-sifat fisika alkuna mirip dengan sifat-sifat fisika alkane
dan alkena. Beberapa sifat alkuna diantaranya:
1. Alkuna suku rendah pada temperature kamar berwujud gas, sedangkan
yang mengandung lima atau lebih atom karbon berwujud cair.
2. Berat jenisnya lebih kecil dari air
3. Merupakan senyawa non polar, tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut-pelarut organik yang non-polar, seperti eter, benzene, dan karbon
tetraklorida.
4. Semakin banyak jumlah atom dan percabangan atom semakin tinggi titik
didihnya

Mengidentifikasi Alkana, alkena, alkuna dan turunan lainnya di


laboratorium.
Identifikasi Atom karbon
Bahan yang berasal dari makhluk hidup umumnya merupakan senyawa
karbon. Hal ini dapat kita buktikan dalam kejadian sehari-hari. Misalnya kayu, telur,
roti, daging, atau beras jika dibakar pada suhu tinggi akan menjadi gosong. Hal
ini karena pemanasan menyebabkan senyawa karbon dalam bahan tersebut terurai
menjadi karbon yang berwarna hitam. Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam
sampel organik secara pasti juga bisa ditunjukkan melalui percobaan dilabortorium.
Atom karbon (C) mempunyai konfigurasi elektron 2 . 4 sehingga elektron
valensinya adalah 4. Hal ini berarti untuk mencapai kesetabilan, karbon dapat
membentuk 4 ikatan kovalen. Atom karbon merupakan satu-satunya atom yang
dapat membagi rata keempat elektron valensinya dalam suatu ikatan kovalen
yang stabil sebab electron valensi yang dimilikinya mempunyai jumlah yang sama
dengan elektron yang diperlukannya agar stabil. Karbon membentuk ikatan kovalen
dengan berbagai unsur nonlogam, terutama dengan hidrogen (H), oksigen (O),
nitrogen (N), dan golongan halogen (F, Cl, Br, I). Empat elektron valensi yang
dimiliki atom C memungkinkan antaratom C saling berikatan membentuk rantai
atom C. Kekhasan tersebut yang menyebabkan atom C dapat membentuk rantai atom
C yang panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Justiana Sandri. 2009. Chemistry for Senior High School. Jakarta: Penerbit
Yudhistira.
Rafidah, Fauziah., dkk. 2014. Kimia Organik (Alkana, Alkena, Alkuna Dan
Alkadiena). Fakultas Ilmu Keolahragaan, Malang : Universitas Negeri
Malang
Wahjudi dan Parlan. 2005. Kimia Organik I. Malang: Penerbit Universitas Negeri
Malang UM Press.

Anda mungkin juga menyukai