I. PENDAHULUAN
Kerugian ekonomik akibat infeksi nosokomial dapat mencapai jumlah yang besar,
khususnya untuk biaya tambahan lama perawatan, penggunaan antibiotika dan obat-
obat lain serta peralatan medis dan kerugian tak langsung yaitu waktu produktif
berkurang, kebijakan penggunaan antibiotika, kebijakan penggunaan desinfektan serta
sentralisasi steilisasi perlu dipatuhi dengan ketat.
1
Upaya pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit bersifat multi disiplin, hal-hal
yang perlu diperhatikan :
1. Discipline : perilaku semua karyawan harus didasari disiplin yang tinggi untuk
mematuhi prosedur aseptic, teknik invasive, upaya pencegahan dan lain-lain.
4. Design : rancang bangun ruang bedah serta unit – unit lain berpengaruh terhadap
resiko penularan penyakit infeksi, khususnya melalui udara atau kontak fisik yang
dimungkinkan bila luas ruangan tidak cukup memadai.
Isue mengenai munculnya penyakit infeksi atau Emergency Infectious Diseases timbul
sejak sepuluh tahun ini dengan adanya kekhawatiran akan terjadinya pandemic flu.
Perkiraan akan terjadinya pandemic flu, baik akibat virus strain burung maupun virus
influenza lainnya, telah membuat sibuk para ahli virology, epidemiologi, pembuat
kebijakan maupun press dan masyarakat. Keadaan ini dapat menimbulkan “hysteria”
yang tak beralasan di kalangan masyarakat tertentu maupun SDM bidang kesehatan,
bila tidak dilakukan persiapan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. SDM yang
bekerja di bidang kesehatan termasuk kelompok berisiko tinggi untuk terpajan oleh
penyakit infeksi yang berbahaya dan mengancam jiwa. Resiko tersebut meningkat
secara signifikan bila terjadi wabah penyakit pernafasan dan menular, seperti : SARS
(Severe Acute Respiratory Syndrome), penyakit flu burung, HIV AID’S, MERS dan
lain-lain.
Kekhawatiran akan kasus penyakit diatas, bahwa virus tersebut dapat bermutasi menjadi
bentuk yang mudah menular antar manusia, yang pada akhirnya bisa terjadi pandemic.
2
Dan tenaga kesehatan lebih berisiko tertular karena lebih sering terpapar, buruknya
praktik-praktik pencegahan infeksi, serta minimnya tenaga kesehatan yang mendapat
vaksinasi.
Dunia telah menyepakati, beberapa penyakit diatas telah menjadi issue global yang
harus diatasi bersama, melalui persiapan menghadapinya. Dengan latar belakang
tersebut rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya di Indonesia perlu mempersiapkan
diri dalam menghadapi pandemic penyakit infeksi, termasuk flu burung, dengan
meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
Perlunya Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Ummi
Bengkulu, ada dan dilaksanakan mengingat ;
b. Beberapa isue PPI yang penting di Rumah Sakit : tentang keselamatan pasien dan
pengunjung dari resiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi
yang diperoleh di Rumah Sakit, sterilisasi di Rumah Sakit, K3 SDM atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di Rumah Sakit yang berdampak
terhadap keselamatan pasien dan SDM dan keselamatan lingkungan yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan.
c. Pelaksanaan PPI berkaitan dengan citra dan kelangsungan hidup rumah sakit.
f. Rumah sakit kompetitif di era global ; tuntutan pengelolaan program PPI di Rumah
Sakit semakin tinggi karena SDM, pengunjung, pasien dan masyarakat sekitar
rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan
kecelakaan kerja serta paparan penyakit, baik sebagai dampak proses kegiatan
3
pemberi pelayanan maupun kondisi sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit
yang tidak memenuhi standar.
Proses : pelayanan rawat jalan, rawat inap (in and out patient), instalasi gawat
darurat (IGD) pelayanan kamar operasi, pemulihan, yang dilaksanakan dengan
baik dan benar.
Lingkungan.
III. TUJUAN :
Tujuan Umum :
Terlaksananya identifikasi dan penurunan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan
diantara pasien, staf klinis, staf non klinis, tenaga kontrak dan pengunjung.
Tujuan Khusus :
4
IV. PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI DAN RINCIAN
KEGIATAN
Untuk mengelola resiko dilingkungan dimana rumah sakit berada wajib melindungi
SDM, pasien pengunjung / pengantar pasien dan masyarakat serta lingkungan sekitar
rumah sakit. Program PPI atau perencanaan perlu dibuat Rumah Sakit Umum Ummi
Bengkulu, yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut ;
1.2. SK Direktur Rumah Sakit Umum Ummi Bengkuluuntuk Komite PPI dan
IPCN.
1.3. Pembinaan dan sosialisasi tugas dan fungsi Komite PPI dan IPCN.
2. Melaksanakan Surveilance.
5
4.3. Melakukan pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja, sanitasi, dan
perlengkapan keselamatan kerja (APD).
8.2. Menyusun kebijakan, SPO penggunaan alat single use & re-use.
9.1. Melakukan audit pembuangan sampah infeksi, cairan tubuh dan darah.
7
V. CARA MELAKSANAKAN PROGRAM.
3. Pelaksanaan program melalui koordinasi terhadap unit terkait dan tim pengadaan
rumah sakit.
VI. SASARAN
3. Fasilitas gedung, sarana, prasarana dan peralatan medis dikelola dengan baik.
Sebagaimana terlampir.
8
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.
9
PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT UMUM UMMI BENGKULU
10
KATA PENGANTAR
11
DAFTAR ISI
12