Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan

menyebabkan rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan dan menjaga

mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. Sebagai bagian integral dari proses

pelayanan kesehatan di rumah sakit, pelayanan keperawatan memegang peranan

sangat penting dalam menentukan baik buruknya mutu dan citra rumah sakit.

Tenaga perawatan merupakan tenaga terbanyak dan mereka mempunyai waktu

kontak dengan pasien lebih lama dibandingkan tenaga kesehatan yang lain

sehingga mereka mempunyai peranan penting dalam menentukan baik buruknya

mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Namun demikian, harus diakui bahwa peran perawat dalam memberikan

pelayanan yang bermutu masih membutuhkan perhatian dari pihak manajemen.

Salah satu indikator tentang pelayanan kesehatan ini dilihat dari angka kematian

pasien baik yang meninggal kurang dari 48 jam maupun lebih dari 48 jam. Angka

kematian pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah Bireuendapat

dilihat pada lampiran I.

Angka kematian pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.

Fauziah Bireuenberkisar 45‰. Padahal Departemen Kesehatan memyatakan

bahwa angka kematian > 48 jam yang masih bisa ditolerir kurang dari 25‰.

Artinya setiap 1000 pasien yang keluar pasien yang meninggal kurang dari 25

1
orang. Walaupun penyebab kematian pasien bukan mutlak oleh rendahnya mutu

pelayanan yang diberikan oleh profesi keperawatan, akan tetapi peran perawat

dalam menangani pasien terutama saat emergensi tidak bisa diabaikan.

Ruang Jeumpa Instalasi Rawat inap adalah ruang perawatan terpisah yang

berada dalam rumah sakit. Dikelola khusus untuk perawatan pasien dengan

kegawatan yang mengancam nyawa akibat penyakit, pembedahan atau trauma

dengan harapan dapat disembuhkan (reversibel) dan menjalani kehidupan sosial

melalui terapi intensif yang menunjang (suport fungsi vital tubuh) pasien tersebut

selama masa kegawatan. Terapi suportif dengan obat dan alat meliputi fungsi

sistem pernafasan, sirkulasi, sistem syaraf pusat, sistem pencernaan, ginjal, dan

lain lain. Yang bertujuan agar ancaman kematian dapat dikurangi dan harapan

sembuh kembali normal dapat ditingkatkan (KARS,2006).

Pada tabel 1.2 yang terlampir (lampiran I) disajikan data pasien di Ruang

Jeumpa Instalasi Rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah

Bireuentahun 2012. Pada tabel tersebut tampak bahwa rata-rata angka kematian

pasien lebih dari 25‰, yaitu 483‰ dibawah 48 jam dan 122‰ diatas 48 jam.

Angka ini sungguh sangat tinggi dari angka yang ditolerir oleh Depkes. Tingginya

angka kematian pasien dikarenakan pasien yang dirawat di Ruang Jeumpa

Instalasi Rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah Bireuen

sebagian besar merupakan pasien rujukan dari Puskesmas dan Rumah Sakit lain di

wilayah Bireuen dan sekitarnya yang kegawatannya sudah mengancam nyawa.

2
Namun demikian tingginya angka kematian pasien di Ruang Jeumpa

Instalasi Rawat inap perlu mendapat perhatian dalam kaitannya dengan pelayanan

asuhan keperawatan yang merujuk pada konsep patient safety.

Asuhan keperawatan di Ruang Jeumpa Instalasi Rawat inap mempunyai tujuan

antara lain mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui

observasi dan monitoring yang ketat disertai kemampuan untuk

menginterpretasikan setiap data yang didapat dan melakukan tindakan lanjut.

Indikasi pasien yang dirawat di Ruang Jeumpa Instalasi Rawat inap adalah

pasien memerlukan pemantauan cardiovasculer dalam jangka waktu yang tidak

terbatas, pasien dengan ancaman gagal nafas yang perlu tindakan intubasi

endotrakeal segera dan pemasangan ventilasi mekanik. Ruang Jeumpa Instalasi

Rawat inap dalam melayani pasien melibatkan banyak Sumber Daya

Manusia (medis, keperawatan, non keperawatan, teknisi, analis, dan tenaga

administrasi) juga menggunakan banyak peralatan dan obat-obatan. Hal ini dapat

memicu tingginya kemungkinan terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya.

Data yang peneliti dapatkan dari Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial

(Pandalin) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah Bireuen ditemukan

tingginya angka Infeksi Nosokomial pada tahun 2012 data tersebut dapat dilihat

dalam tabel 1.3 terlampir (lampiran I). Tabel 1.3 tersebut menunjukkan jumlah

kejadian infeksi nosokomial di Ruang Jeumpa Instalasi Rawat inap cukup tinggi,

terutama kejadian plebitis. Hal ini menggambarkan bahwa sikap perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien secara aman yang merujuk pada

konsep patient safety belum optimal.

3
Seorang tenaga keperawatan profesional yang menjalankan pekerjaan

berdasarkan ilmu sangat berperan dalam penanggulangan tingkat komplikasi

penyakit, terjadinya infeksi nosokomial dan memperpendek hari rawat. Hal ini

termasuk langkah menuju penerapan program keselamatan pasien (patient safety)

di Ruang Jeumpa Instalasi Rawat inap.

Data yang penulis dapatkan tentang keluhan pelanggan melaui survey indek

kepuasan pasien tahun 2012. Terlihat bahwa kekecewaan pasien kepada perawat

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah Bireuen dalam pemasangan

cairan infus yang sering mengalami pembengkakan dan infeksi. Masalah ini

terjadi karena cara pemasangan infus yang tidak memenuhi standar pelayanan

minimum. Selanjutnya peneliti melukukan Survey pendahuluan terhadap 20

perawat di Ruang Jeumpa Instalasi Rawat inap tentang patient safety.

Hasilnya dapat disimpulkan bahwa pada 10 (sepuluh) perawat yang sudah

mengikuti sosialisasi patient safety sudah memiliki pengetahuan yang baik dan

motivasi yang tinggi terhadap penerapan program patient safety, hal ini dapat

dilihat dari hasil survey pendahuluan yaitu sebesar 50%. Sementara Pada 10

(sepuluh) perawat yang belum mengikuti sosialisasi patient safety menyatakan

tidak begitu tertarik (50%), tidak termotivasi dan takut hal tersebut hanya

menambah pekerjaan dan beban perawat itu karena kurangya pengetahuan tentang

penerapan program patient safety.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah

sebagai berikut: apa ada pengaruh pengetahuan dan motivasi perawat terhadap

4
penerapan program patient safety di Ruang Jeumpa Instalasi Rawat inapBLU

RSUD dr. Fauziah

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan

motivasi perawat terhadap penerapan program patient safety di ruang

Jeumpa Instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr

Fauziah Bireuen

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang penerapan

program patient safety di ruang Jeumpa Instalasi rawat inap Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Fauziah Bireuen

b. Mengetahui gambaran motivasi. perawat dalam penerapan program

patient safety di ruang Jeumpa Instalasi rawat inap Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) dr Fauziah Bireuen

c. Mengidentifikasi pengaruh pengetahuan dan motivasi perawat

terhadap penerapan program patient safety di ruang Jeumpa

Instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr

Fauziah Bireuen

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Manfaat bagi peneliti. Peneliti dapat menerapkan ilmu atau teori pada

waktu kuliah yang digunakan untuk penelitian ini. Disamping itu

5
penelitian ini menambah wawasan bagi peneliti tentang faktor

pengetahuann dan motivasi terhadap penerapan program patient

safety.

2. Bagi Instansi Kesehatan/lokasi penelitian

Manfaat bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Fauziah Bireuen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan bagi upaya pengembangan sumber daya manusia, dalam

meningkatkan pengetahuan dan motivasi perawat untuk mendukung

penerapan program patient safety

3. Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat bagi Institusi Pendidikan STIKES Darussalam Lhokseumawe.

Diharapkan penulisan ini dapat memperkaya bahasan dalam bidang

manajemen sumber daya manusia bidang kesehatan yang berhubungan

dengan pengaruh pengetahuan dan motivasi perawat terhadap

penerapan program patient safety di ruang Jeumpa Instalasi rawat inap

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah Bireuen

6
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, S. Z, 2004. Kebijakan Publik, Jakarta : Yayasan Pacur Siwah.

Joko Raharjo. 2002. Pengantar Psikologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press.

Zainuddin Ali, SKM, MM, MBA. 2010. Pengantar Metode Statistik Untuk

Keperawatan. Depok. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai