Sehubungan dengan penulisan berita di situs Republika On Line, berjudul ”Slag PT Aneka
Tambang: Limbah Tambang Nikel Disinyalir Mengandung Zat Berbahaya”, pada hari Jum’at, 26
1. Keberadaan limbah slag peleburan feronikel dari Unit Bisnis Pertambangan Nikel
Sulawesi Tenggara selalu dalam pemantauan dan secara periodik dilakukan analisa
laboratorium. Perusahaan juga telah melakukan uji toksisitas slag melalui Uji TCLP
(Toxicity Characteristic Leaching Procedure) dan LD50 (Lethal Dose Fifty, perhitungan
dosis pencemar per kilogram). Uji ini dilakukan oleh laboratorium independen yang
terakreditasi untuk memastikan bahwa limbah tidak mengandung unsur Bahan Beracun
2. Hal ini dikuatkan oleh Surat dari Kementerian Lingkungan Hidup No. B-
dimana kandungan logam-logam berbahaya bahkan lebih kecil daripada kandungan tanah
penghasil feronikel sejenis di luar negeri bahwa slag tidak dikategorikan sebagai B3.
3. Atas pertimbangan hasil uji dan benchmarking tersebut, sebagian dari slag telah
dimanfaatkan untuk bahan pembuatan jalan di sekitar Pomalaa, Sulawesi Tenggara, serta
bahan baku industri, dan keramik tahan api oleh beberapa lembaga penelitian.
4. Sebagian dari slag yang telah dipilah akan menghasilkan materi sisa yang dikenal sebagai
scrap. Scrap tersebut kemudian dapat digunakan kembali (recycle) dalam proses
peleburan nikel menjadi feronikel. Saat ini seluruh scrap milik Antam digunakan untuk
5. Sejauh ini belum ada laporan dari pihak terkait, baik masyarakat di sekitar daerah operasi
Demikian kami sampaikan, mohon agar dapat kiranya Republika On Line memuat klarifikasi ini.