NAMA KELOMPOK 4 :
S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
1
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang patut terucap selain puj syukur pada Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayahnya, sehingga makalah dengan judul “Revisi Pesan-pesan Bisnis” dapat disusun dan diselesaikan
sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam makalah ini akan dibahas antara lain keterampilan
melakukan merevisi pesan-pesan bisnis, memilih kata-kata yang tepat, membuat kalimat yang efektif,
dan mengembangkan paragraf. Shalawat dan salam senantiasa pula tercurahkan kepada baginda
Rasulullah SAW. Terima kasih pula kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan
makalah ini. Semoga bermanfaat bagi para pembaca dan penulis
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatsan, tentu hal ini tidak mungkin
luput dari kekurangan. Dengan upaya dan semangat peningkatan ilmu pengetahuan kami senantiasa
mengharapkan kontribusi pemikiran dari para pembaca baik berupa kritikkan ataupun saran agar dapat
kami jadikan pelajaran untuk kedepannya dalam membuat makalah.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………………………………………….…………......1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….……..…….3
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
1.1 SIMPULAN…………………………………………………………………………………….………11
1.2SARAN ………………………………………………………………………………………….……….11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………….12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada para
bawahan, terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menyebabkan pesan-pesan yang
disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Dengan mengatur ide-ide secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang disampaikan
akan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi, motivasi, maupun praktis bagi audiens.
Mengorganisasi pesan-pesan secara baik adalah suatu keharusan dan menjadi tantangan bagi
komunikator.
Keterampilan dalam merevisi pesan-pesan bisnis sangat diperlukan oleh para pelaku bisnis
agar maksud dan tujuan yang dikehendaki bisa sesuai dengan apa yang direncanakan. Pemilihan
kata yang tepat dan pengembangan paragraf yang efektif sangat diperlukan dalam pembuatan
revisi pesan-pesan bisnis yang efektif.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keterampilan Merevisi Pesan
Menulis pesan-pesan bisnis sangtlah berbeda dan tidaklah semudah menulis pesan-pesan
yang bersifat pribadi (personal), seperti penulisan surat kepada orang tua, saudara kandung,
paman, atau kawan akrab.
Maka dari itu dalam menulis surat-surat bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran dan
tenaga dan waktu yang cukup. Akan berbahaya apabila penyampaian pesan – pesan bisnis
cenderung dilakukan secara asal-asalan atau ceroboh, baik dalam sisi substansi isi pesan maupun
format penulisan.
Pesan-pesan bisnis mencakup pesan bisnis tertulis dan pesan bisnis yang disampaikan
secara lisan. Kedua pesan bisnis tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dari sisi format
penulisan, gaya penulisan (writing style), maupun cara penyampainnya.
1. Pesan-pesan Bisnis Tertulis
Proses penulisan pesan-pesan bisnis dalam bentuk tertulis dimulai dari penulisan draf,
selanjutnya dilakukan penelaahan lebih lanjut dari sudut substansi suatu pesan maupun
pengorganisasian, gaya (style) bahasa yang digunakan, susunan kalimat, mekanika kalimat,
format dan tata letak (layout) penulisannya.
a. Mengedit Isi, Pengorganisasian, dan Gaya Penulisan
Untuk mengevaluasi efektivitas suatu pesan-pesan bisnis secara menyeluruh,
keseluruhan dokumen perlu terlebih dahulu dibaca dengan cepat. Pada saat
melakukan evaluasi, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, antara
lain: substansi suatu pesan, pengorganisasian pesan, dan gaya penulisannya.
Tahap awal pengeditan, perhatikan secara seksama pesan-pesan awal dan akhir,
karena pesan-pesan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap audiens.
Perhatikan pembuka surat atau memo, apakah sudah relevan, menarik, dan
mengundang reaksi pembaca. Pada pesan-pesan bisnis yang lebih panjang,
beberapa paragraph pertama mencakup subjek, maksud, dan organisasi bahan.
Lalu perhatikan gaya penulisannya. Coba yakinkan diri Anda dengan cara
bertanya pada diri sendiri, apakah Anda telah memberikan suatu kesan yang bagi
audiens? Gunakan kata atau frase yang mampu menghidupkan suatu pesan
sehingga semakin menarik bagi audiens
5
Untuk memudahkan audiens menangkap pesan-pesan Anda, perlu dibuat judul,
sub-sub judul, identitas, huruf tebal, garis bawah, huruf miring, huruf berwarna,
table, gambar, dan sejenisnya.
6
Meskipun penyampaian pesan-pesan bisnis tersebut dilakukan secara lisan, tetap
perlu dilakukan kegiatan pengedian yang mencakup antara lain: substansi pesan yang
ingin disampaikan, pengorganisasiannya, dan gaya bahasa yang digunakan.
a. Substansi Pesan
Mengedit substansi pesan yang akan disampaikan kepada audiens.
Apakah substansi (inti) pesan yang ingin disampaikan telah tercantum
di dalamnya?
Apakah data pendukung juga sudah tercantum di dalamnya?
b. Pengorganisasian Pesan
Mencakup 3 point penting :
1) Pembuka (misalnya, salam pembuka, perkenalan diri)
2) Penyampaian substansi pesan (misalnya, pengntar pesan dilanjutkan
dengan substansi pesan.
3) Penutup (misalnya: kesimpulan, saran, rekomendasi, implikasi).
c. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan – pesan bisnis secara
lisan lebih menarik dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis karena cara
penyampaiannya yang lebih santai, luwes, dan tidak monoton.
Penyajian secara lisan penerima pesanakan lebih mudah memahami
maksud dan tujuan suatu pesan yang ditunjukkan dengan penyampaian pesan-
pesan secara langsung.
7
pengalaman audiens. Pemahaman yang baik terhadap audiens akan memberikan
pengaruh yang baik bagi proses penyampaian pesan–pesan bisnis.
2. Pilihlah kata-kata yang singkat
Kata-kata yang singkat selain efisien, juga mudah dipahami oleh audiens.
Meskipun pemilihan kata yang singkat doperlukan, harus tetap memperhatian kaidah
penulisan bahasa yang baik dan benar.
3. Hindari kata-kata yang bermakna ganda
Penggunaan kata-kata tersebut akan mengakibatkan penafsiran yang bermacam –
macam. Akibat selanjutnya adalah kemungkinan tidak tercapainya maksud penyampaian
pesan-pesan bisnis. Oleh karena itu, gunakan kata yang memiliki makna yang jelas dan tegas.
Di samping itu, perlu juga dilihat bagaimana kata tersebut digunakan dalam suatu konteks
bahasa tetentu.
8
Contoh:
Saya membeli buku Komunikasi Bisnis di took buku “Berkah” kemarin.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai
klausa dependen. Klausa independen merupakan lausa yang dapat berdiri sendiri
atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa
yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga tidak memiliki klausa yang utuh. Suatu
kalimat majemuk dihubungkan dengan kata penghubung seperti “dan”, “tetapi”,
“atau”.
Contoh:
Adik membeli sepatu dan kakak membeli buku
c. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa
dependen sebagai anak kalimat.
Contoh:
Meskipun gaji tidak naik, para pegawai bekerja sebagaimana mestinya.
Karena tuntunan kenaikan gaji tidak dihiraukan oleh majikan, karyawan
melakukan ujuk rasa ke gedung DPR.
9
Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi atau
contoh yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum.
Pemberian contoh terhadap suatu topik bahasan yang relevan akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh audiens.
b. Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan)
Anda dapat mengembangkan paragraf dengan cara membandingkan persamaan
maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran dengan pemikiran yang lain. Cara
pengembangan paragraf ini memerlukan wawasan berpikir yang luas bagi
penyampai pesan-pesan bisnis. Penyampaian pesan-pesan bisnis yang memiliki
wawasan berpikir luas tentunya akan dapat membuat perbandingan yang
berkaitan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
c. Pembahasan Sebab-Akibat
Pola pengembangan paragraf dengan sebab-akibat akan membantu memberikan
arah yang jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
d. Klasifikasi
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara melakukan klasifikasi atau
pengelompokkan ide-ide umum ke dalam ide-ide yang lebih khusus. Pola
pengembangan paragraf dalam pengelompokkan ini akan mempermudah
pemahaman bagi pengirim pesan maupun penerima pesan. Cara pengelompokkan
ini juga menjadikan suatu topic bahasan menjadi lebih terarah atau terfokus.
e. Pembahasan Pemecahan Masalah
Cara lain untuk mengembangkan paragraf adalah dengan menyajikan masalah,
kemudian menjelasakn cara pemecahan masalah tersebut. Cara pengembangan
paragraf ini akan mampu memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan
bagi seseorng dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu
organisasi. Pola pengembangan ini memberikan suatu arah yang sistematis.
Suatu paragraf harus merupakan kesatusn ide atau gagasan yang utuh,
menggunakan kata-kata transisi, atau kata ganti, atau kata kunci sebagai
penghubung antara kalimat yang satu dengan yang lainnya, dan jelas.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Revisi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan pesan-pesan bisnis
secara efektif. Setiap pesan bisnis perlu diedit baik menyangkut masalah isi dan
pengorganisasiannya, gaya penyampainnya, maupun format penulisannya.
Gay penulisan yang efektif dimulai dengan pemilihan kata yang tepat. Dalam
memilih kata perlu diperlukan antara lain, memilih kata yang sudah familier atau
sudah dikenal secara umum, singkat, dan hindarkan kata yang memiliki pengertian
ganda.
Penulisan pesan-pesan bisnis yang paling efektif akan mencakup keseimbangan
pemilihan terhadap ketiga jenis kalimat, yaitu kalimat sederhana, kalimat majemuk,
dan kalimat kompleks. Kalimat-kalimat yang singkat dan mengguanakan kalimat
aktif akan mempermudah audiens Anda dalam memahami maksud dan tujuan suatu
pesan-pesan bisnis.
Dalam mengembangkan suatu paragraf dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara antara lain: dengan menggunakan ilustrasi, perbandingan, pembahasan mengenai
sebab-akibat, melakukan klasifiakasi (pengelompokkan), dan pembahasan mengenai
pemecahan masalah (problem solving). Pusatkan perhatian pada ide tunggal dan
usahakan untuk setiap paragraf singkat saja.
3.2 SARAN
Sebaiknya dalam melakukan revisi pesan bisnis dan tata cara penulisan direct
request, harus lebih memperhatikan poin-poin pentingnya sehingga ketika pesan
bisnis telah di revisi dan penulisan direct request dapat mudah dipahami oleh pihak-
pihak yang terlibat atau yang berkepentingan dalam bisnis.
11
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Djoko. 2008. Komunikasi Bisnis. Edisi IV. Jakarta: Penerbit Erlangga
http://kuliahji.blogspot.co.id/2011/07/komunikasi-bisnis.html
12