Anda di halaman 1dari 26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Pemasaran

1. Pengertian strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani yaitu “strategas”

(stratos : Militer dan Ag : memimpin) yang berarti “generalship” atau

sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat

rencena untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan pada zaman

dahulu sering diwarnai perang dimana jendral dibutuhkan untuk

memimpin suatu angkatan perang.1

Dalam kamus istilah manajemen, strategi adalah rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencpai sasaran khusus dan saling

berhubungan dalam waktu dan ukuran. Dalam sebuah perusahaan,

strategi merupakan salah satu faktor terpenting agar perusahaan dapat

berjalan dengan baik. Strategi mengambarkan arah bisnis yang mengikuti

lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman unutuk

mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.2

Secara khusus, strategi adalah penepatan misi perusahaan,

penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan

internal, perumusan kebijakan dan cara tertentu untuk mencapai sasaran

1
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Pers), 2011, Hlm.
168
2
Rambat Lupiyadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta:
Salemba Empat,2006), Hlm. 74
17
18

dan memastikan inplementasinya secara tepat sehingga, tujuan sasaran

utama organisasi akan tercapai.

Dewasa ini strategi adalah istilah yang sangat lazim untuk apa

yang biasa disebut kebijakan, tetapi tidak dapat kesempatan tentang hal

itu. Strategi induk dapat dijadikan sebagai kebijakan, biasanya digunakan

dalam artian sama untuk keputusan utama atau pada tingkat abstraksi

yang tinggi. Namun, untuk keputusan yang terinci terdapat perbedaan

dalam arti bahwa harus didefinisikan.

2. Tahapan-Tahapan Strategi

Seperti yang dikatan Joel Ross dan Micheal bahwa sebuah

organisasi tanpa adanya strategi, bergerakak, berputar, tanpa lingkaran.

Organisasi demikian seperti pengembara tanpa tujuan tertentu. Proses

strategi terdiri dari tiga tahapan, yaitu:

a. Perumusan Strategi

Didalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah

mengembangkan visi dan misi perusahaan, mengindenfikasikan

peluang atau ancaman seksternal perusahaan, menentukan kekuatan

dan kelemahan internal perusahaan, menentapkan tujuan jangka

panjan perusahaan, membuat sejumlah strategi alternatif untuk

perusahaan.3

3
Hendrawan, Supratino. Advanced Strategic Management. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2003), Hlm. 43
19

b. Pelaksanaan Strategi

Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaan untuk

menetapakan sasaran tahunan, membuat kebijakan, motivasi

karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan

strategi dapat dilaksanakan. Penciptaan struktur organisasi

perusahaan yang efektif, pengarahan kembali usaha-usaha

pemasaran, penyiapan anggaran pengembangan dan pemamfaatan

sistem imformasi, serta menghubungkan kompensasi untuk

karyawan dengan kinerja organisasi perusahaan.

c. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen

strategis. Para manajer harus benar-benar mengetahui alasan strategi-

strategi tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini,

evaluasi strategi adalah cara pertama untuk memperoleh imformasi.

Semua strategi dapat diubah sewaktu-waktu karena faktor eksternal

dan internal selalu berubah.

3. Jenis-Jenis Strategi

a. Klasifikasikan Berdasarkan Ruang Lingkup

Strategi ini merupakan strategi utama (induk). Strategi dapat

dirumuskan secara lebih sempit seperti strategi program, dan ini

dapat dirancang sebagai sub strategi.


20

b. Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Organisasi

Didalam sebuah perusahaan yang terdiri atas sejumlah devisi

sekurang-kurangnya dua tingkat, yaitu strategi kantor pusat dan

strategi devisi.

c. Klasifikasi Berdasarkan Sumber Material dan Bukan Material

Kebanyakan strategi berkenaan dengan sumber yang bersifat

fisik. Namun, strtegi dapat mengenai dapat mengenai pengunaan

tenaga kerja manajer, tenaga ilmuan, dan lain-lain. Strategi juga

dapat berkenaan dengan gaya manajemen, pola berfikir, atau

falsafah, tentang hal-hal yang merupakan sikap suatu perusahaan

terhadapa tanggung jawab sosial.

d. Klasifikasi Berdasarkan Tujuan atau Fungsi

Sebagai contoh, pertumbuhan adalah sasaran utama dari

kebanyakan perusahaan dan terdapat banyak strategi yang dapat

dipilih untuk menjamin pertumbuhan tersebut.

e. Strategi Pribadi Manajer

Semakin tinggi tingkat manajer, semakin penting artinya

strategi ini bagi kehidupan organisasi. Strategi pribadi adalah

petunjuk praktis yang meliputi nilai-nilai, motivasi, perlindungan

terhadap sikap bermusahan dari lingkungan, metode untuk

mengubah lingkungan, teknik bergaul dengan orang-orang, dan

untuk terlaksananya suatu (pekerjaan) dengan baik, dan cara untuk

memaksimalkan kepuasan pribadi serta kebutuhan dasar. Strategi ini


21

bersifat mendasar, biasanya tidak tertulis, dan merupakan kerangka

untuk mengembangkan strategi perusahaan.

4. Pengertian Strategi Pemasaran

Dalam kamus besar ilmu pengetahuan, strategi pemasaran

merupakan proses pemasaran yang mencangkup beberapa hal analisis

atas kesempatan-kesempatan, pemilikan sasaran-sasaran, pengembangan

strategi, perumusan rencana implementasi serta pengawasan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa produk ataupun jasa yang

dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli

ataupun peminatnya. 0leh karena itu, produsen dalam kegiatan

pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan konsumen mengenai

produk atau jasa yang dihasilkannya. Salah satu cara yang digunakan

produsen dalam bidang pemasaran untuk tujuan meningkatkan hasil

produk yaitu melalui kegiatan promosi.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu

faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang

diterapkan suatu perusahaan terutama pada saat ini ketika era informasi

berkembang pesat, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh

bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha.

Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen

tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat

diperoJeh dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi


22

sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas.

Maka peranan promosi berguna untuk:

a. Memperkenalkan produk atau jasa serta mutunya kepada masyarakat.

b. Memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa tersebut kepada

masyarakat serta cara penggunaanya.

c. Memperkenalkan barang atau jasa baru.4

Adapun aspek penting dalam pemasaran yaitu:

1) Pasar Sasaran

Selama ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih

pasar sasaran yang akan dituju, keadaan ini dikarenakan mereka

menyadari bahwa pada dasarnya mereka tidak dapat melayani seluruh

pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat

berpencar dan tersebar serta bervariatif dalam tuntutan kebutuhan dan

keinginannya. Jadi arti dari pasar sasaran adalah Sebuah pasar terdiri

dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan tertentu

yang mungkin mampu untuk ambil bagian dalam jual beli, guna

memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.

Karena konsumen yang terlalu heterogen itulah maka

perusahaan perlu mengkelompokkan pasar menjadi segmen-segmen

pasar, lalu memilih dan menetapkan segmen pasar tertentu sebagai

sasaran. Dengan adanya hal ini, maka perusahaan terbantu untuk

mengidentifikasi peluang pasar dengan lebih baik, dengan demikian

4
Fandi Jiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2008), Hlm 6-8
23

perusahaan dapat mengembangkan produk yang tepat, dapat

menentuan saluran distribusi dan periklanan yang sesuai dan efisien

serta mampu menyesuaikan harga bagi barang atau jasa yang

ditawarkan bagi setiap target pasar.

Pasar sasaran (Target Market) adalah Sekelompok konsumen

atau pelanggan yang secara khusus menjadi sasaran usaha pemasaran

bagi sebuah perusahaan.

Dalam menerapkan pasar sasaran, terdapat tiga langkah pokok

yang harus diperhatikan, yaitu:

a) Segmentasi Pasar

Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang

bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar

(segmen pasar) yang bersifat homogen. Berdasarkan definisi diatas

diketahui bahwa pasar suatu produk tidaklah homogen, akan tetapi

pada kenyataannya adalah heterogen. Pada dasarnya segmentasi

pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah

manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen.

Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat

dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan

dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka

memberikan kepuasan bagi konsumen.


24

b) Penetapan Pasar Sasaran ( Target market)

merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih

satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu

perusahaan. Apabila perusahaan ingin menentukan segmen pasar

mana yang akan dimasukinya, maka langkah yang pertama adalah

menghitung dan menilai porensi profit dari berbagai segmen yang

ada tadi. Maka dalam hal ini pemasar harus mengerti betul tentang

teknik-teknik dalam mengukur potensi pasar dan meramalkan

permintaan pada masa yang akan datang. Teknik-teknik yang

dipergunakan ini sangat bermanfaat dalam memilih pasar sasaran,

sehingga pemasar dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan yang

bakal terjadi, atau paling tidak menguranginya sekecil mungkin

dalam prakteknya. Maka untuk tujuan tersebut perusahaan harus

membagi-bagi pasar menjadi segmen-segmen pasar utama, setiap

segmen pasar kemudian dievaluasi, dipilih dan diterapkan segmen

tertentu sebagai sasaran.

c) Penempatan produk ( Product Positioning)

Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan

penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran

pemasaran yang terperinci. Pada hakekatnya Penempatan produk

adalah: Tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar

tercipta kesan tertentu diingatan konsumen.


25

Bagi setiap segmen yang dimasuki perusahaan, perlu

dikembangkan suatu strategi penempatan produk. Saat ini setiap

produk yang beredar dipasar menduduki posisi tertentu dalam

segmen pasamya. Apa yang sesungguhnya penting disini adalah

persepsi atau tanggapan konsumen mengenai posisi yang dipegang

oleh setiap produk dipasar.5

2) Bauran Pemasaran

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah

Bauran Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan

perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan

menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang

merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix merupakan kombinasi

variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,

variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk

mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.

Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan

dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan

kegiatan pemasarannya. Keempat unsur atau variabel bauran

pemasaran (Marketing mix) tersebut atau yang disebut four p's adalah

sebagai berikut:

5
Christopher Lovelock, Jochen Wirtz, Jacky Mussry, Pemasaran Jasa, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2010), Hlm. 205
26

a) Produk (Jasa)

Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah

barang/jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus

yang ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan barang

dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk

merupakan elemen yang paling penting. sebab dengan inilah

perusahaan berusaha untuk memenuhi "kebutuhan dan keinginan"

dari konsumen. namun keputusan itu tidak berdiri sebab

produk/jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang

dipilih.

b) Harga ( Price)

Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna

kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan

pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau

jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan

untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang

diharapkan. Oleh karena itu, penetuan harga produk dari suatu

perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat

mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.

Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan

tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan

penawaran suatu produk atau jasa. Dalam penetapan harga,

biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barang/jasa ditambah


27

dengan beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan.

Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil

keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga

konsumen menetapkan berapa jumlah barang/jasa yang harus

dibeli berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari

konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi

banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan, misalilya

kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan terhadap perusahaan

dan sebagainya.

c) Saluran Distribusi ( Place )

Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa

yang dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap

berikutnya menentukan metode penyampaian produk/jasa ke pasar

melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat,

dengan harapan produk/jasa tersebut berada ditengah-tengah

kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan produk/jasa

tersebut.

Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan

memperlancar arus barang/jasa adalah memilih saluran distribusi

(Channel Of Distribution). Masalah pemilihan saluran distribusi

adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena

kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan

usaha penyaluran produk/jasa dari produsen ke konsumen.


28

Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk

mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam

arti agar jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam

memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:

 Sifat pasar dan lokasi pembeli

 Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang

perantara

 Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan

yang ekonomis.

 Jaringan pengangkutan.

Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel

untuk menyalurkan jasanya kepada konsumen. Jadi salah satu hal

yang penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran

distribusi itu sendiri dengan memperhitungkan adanya perubahan

pada masyarakat serta pola distribusi perlu mengikuti dinamika

para konsumen tadi.

d) Promosi ( Promotion)

Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk

memberikan informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual,

tempat dan saatnya. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini,

antara lain periklanan (advertising), penjualan pribadi (Personal


29

Selling), Promosi penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas

(Publicity).

Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya

keseimbangan yang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-

komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu

untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat

keputusan pembelian.6

5. Pengertian dan Lingkungan Pemasaran Bank

a. Pengertian Pemasaran Bank

Kegiatan pemasaran bank selalu ada dalam setiap usaha, baik

usaha yang berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial.

Pentingnya pemasaran yang dilakukan dalam rangka memenuhi

kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pemasaran juga dilakukan

dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu

semakin meningkat.

Kegiatan pemasaran yang dilakukan suatu perusahaan

memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka

pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam jangka pendek

biasanya untuk merebut konsumen terutama untuk produk yang baru

di luncurkan. Sedangkan dalam jangka panjang di lakukan untuk

mempertahankan produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis.

6
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma,
Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002). Hlm 171
30

Secara umum pengertian menajemen pemasaran bank adalah

suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari

kegiatan menghipun dana, menyalurkan dana dan jasa keuangan

lainya dalam rangka memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan

nasabahnya.

Dari pengertin tersebut dapat diuraikan bahwa manajemen

pemasaran bank merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa perbankan, baik

produk simpanan (giro, tabungan, dan deposito), pinjaman (kredit)

atau jasa-jasa bank lainya.

b. Pengertian Lingkungan Pemasaran Bank

Dalam merencanakan dan menjalankan kegiatan pemasaran

di perusahaan lainnya. Salah satunya harus memerhatikan

lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran ini sangat

menentukan strategi yang akan dijalankan, karena lingkungan

pemasaran sangat memengaruhi sukses tidaknya kegiatan pemasaran

yang akan dijalankan nantinya.

Lingkungan pemasaran diartikan sebagai kekuatan yang ada

di dalam dan di luar perusahaan yang memengaruhi kemampuan

manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan

produk-produk bank yang ada. Lingkungan pemasaran juga di

artikan sebagai kemampuan manajemen pemasaran untuk


31

mengembangkan dan mempertahankan transaksi-transaksi yang

berhasil dengan pelanggan sasarannya.7

B. Pembiayaan dan Penyaluran Dana

1. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan,

yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang

lain. Dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan

pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank

syariah kepada nasabah.

Menurut ( UU Perbankan Syariah No. 10/1998), Pembiayaan

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau kesempatan antara bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan

uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil.8

Pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah adalah penyediaan

dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan

musyarakah.

7
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), Hlm 193
8
Ismail, Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2011) Hlm 105
32

2) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli

dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik.

3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan

istishna.

4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qard.

5) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk

transaksi multijasa.9

b. Analisa Pemberian Pembiayaan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisa

pemberian pembiayaan antara lain:

1) Jenis Usaha

Kebutuhan modal kerja masing-masing jenis usaha

berbeda-beda.

2) Skala Usaha

Besarnya kebutuhan modal kerja suatu usaha sangat

tergantung kepada skala usaha yang dijalankan. Semakin besar

skala usaha yang dijalankan, kebutuhan modal kerja akan

semakin besar.

3) Tingkat usaha yang dijalankan

Beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam

melakukan analisa pembiayaan antara lain:

9
Khaerul Umam, Menajemen Perbankan Syari’ah, ( Bandung: Pustaka Setia,
2013 ). Hlm. 215
33

a) Apakah proses produksi membutuhkan, tenaga ahli/

terdidik/ terlatih dengan menggunakan peralatan yang

canggih?

b) Apakah perusahaan memiliki tenaga ahli dan peralatan yang

dibutuhkan untuk menunjang proses produksi?

c) Apakah perusahaan memiliki sumber pasokan bahan baku

yang tetap yang dapat menjamin kesinambungan proses

produksi?

d) Apakah perusahaan memiliki pelanggan tetap?

4) Karakter transaksi dalam sektor usaha yang akan dibiayai.

Dalam hal ini yang harus ditelaah adalah:

a) Bagaimana sistem pembayaran pembelian bahan baku?

b) Bagaimana sistem penjualan hasil produk, tunai atau

cicilan?

c. Unsur-unsur pembiayaan

Unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pemberian

suatu fasilitas pembiayaan adalah:

1) Kepercayaan

Suatu keyakinan pemberi kredit atau pembiayaan bahwa

pembiayaan yang diberikan bank berupa uang, barang atau jasa

akan benar-benar diterima kembali dimasa mendatang.

2) Kesepakatan
34

Antara sipemberi dengan penerima pembiayaan, harus

ada kesepakatan, kesepakatan ini dituangkan dalam suatu

perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak

dan kewajiban masing-masing.

3) Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu

tertentu, jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian

kredit yang telah disepakati.

4) Resiko

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu

resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau

membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang

diakibatkan karena nasabah tidak sengaja. Semakin panjang

waktu suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih, demikian

pula sebaliknya.

5) Balas Jasa

Balas jasa atas kredit pada bank konfesional dalam

bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi

kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank

syariah atas pembiayaan diberikan balas jasanya ditentukan

dengan bagi hasil.

6) Tujuan Pembiayaan

Tujuan pembiayaan secara umum yaitu:


35

a) Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yaang diajukan

b) Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan, untuk

kebutuhan barang investasi atau kebutuhan modal kerja.

c) Jangka waktu dari dari fasilitas pembiayaan yang diajukan

d) Penjelasan atas ulasan perubahan-perubahan yang ada.

2. Penyaluran Dana

Dengan mengacu pada ketentuan (pasal 36 huruf b) peraturan

bank indonesia no: 6/2/PBI/2004 tentang akad akad penghimpunan dan

penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha yang

berdasarkan prinsip syariah, telah dinyatakan bahwa kegiatan penyaluran

dana dapat dilakukan melalui rinsip bagi hasil, sewa menyewa jual beli,

pinjam meminjam.

Dalam hal ini kami hanya menyingung tentang penyaluran dana

melalui prinsip jual beli pada bagian Murabahah.

a. Pengertian Murabahah

Pembiayaan murabahah adalah penyediaan dana atau tagihan

oleh bank syariah untuk transaksi jual beli barang sebesar harga

pokok ditambah margin atau keuntungan berdasarkan kesepakatan

dengan nasabah yang harus membbayar sesuai dengan akad.

Adapun Pengerian harga (tsaman) dalam jual beli adalah

suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama

dengan nilai (qimah) benda yang menjadi objek jual beli, lebih tinggi

maupun lebih rendah. Harga dalam jual beli Murabahah adalah


36

harga yang di beli dengan biaya yang di perlukan di tambah dengan

keuntungan sesuai dengan hasil kesepakatan10

Landasan hukum tentang murabahah yamg sesuai fengan

Firman Allah QS. An-Nissa’ : 29 yang berbunyi:

 
  
 
   
    
   
    


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.11

b. Rukun dan Syarat Murabahah

1) Rukun Murabahah yaitu :

a) Transaktor (pihak yang bertransaksi).

b) Obyek murabahah.

c) Ijab dan kabul.

2) Syarat Murabahah yaitu :

a) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.

10
Burhanudin s, Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta, 2008) Hlm. 302
11
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-qur’an, 1990). Hlm 98
37

b) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang

ditetapkan.

c) Kontrak harus bebas riba.

d) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat

atas barang sesudah pembelian.

e) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan

dengan pembelian, misalnya: jika pembelian dilakukan

secara utang. Jadi di sini terlihat adanya unsur

keterbukaan.12

Secara prinsip, jika syarat dalam (1), (4) dan (5) tidak

dipenuhi, pembeli memiliki pilihan

a) Melanjutkan pilihan seperti apa adanya.

b) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan

atas barang yang dijual.

c) Membatalkan kontrak.

Jual beli secara al-murabahah di atas hanya untuk barang

atau produk yang telah dikuasai atau dimiliki oleh penjual pada

waktu negosiasi dan berkontrak.Bila produk tersebut tidak dimiliki

penjual, system yang digunakan adalah murabahah kepada pemesan

pembelian(murabahah KPP).Hal ini dinamakan demikian karena si

12
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001). Hlm 102.
38

penjual semata-mata mengadakan baran untuk memenuhi kebutuhan

si pembeli yang memesannya.13

c. Skema Pengembangan Murabahah

Dalam hal ini, apabila pihak bank mewakilkan kepada

nasabah untukmembeli barang dari pihak ketiga (supplier), maka

kedua pihak harusmenandatangani kesepakatan agency (agency

contract), dimana pihak bankmemberi otoritas kepada nasabah untuk

menjadi agennya untuk membelikomoditas dari pihak ketiga atas

nama bank, dengan kata lain nasabah menjadiwakil bank untuk

membeli barang.

Kepemilikan barang hanya sebatas sebagai agen dari pihak

bank.Selanjutnya nasabah memberikan informasi kepada pihak bank

bahwa Ia telahmembeli barang, kemudian pihak bank menawarkan

barang tersebut kepadanasabah dan terbentuklah kontrak jual beli.

Sehingga barang pun beralih kepemilikan menjadi milik nasabah

dengan segala resikonya.14

d. Modal dan Unsur Pendukung

Suatu sistim ekonomi Islam harus bebas dari bunga. Dalam

sistem itu bunga tidak diperkenankan memainkan pengaruhnya yang

merugikan pekerja, produksi dan distribusi. Dengan alasan inilah,

modal telah menduduki tempat yang khusus dalam ilmu ekonomi

Islam. Dalam hal ini kita cenderung menganggap modal “sarana

13
Ibid., Hlm. 103
14
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2005). Hlm.
88
39

produksi yang menghasilkan” tidak sebagai faktor produksi pokok,

melainkan sebagai suatu perwujudan tanah dan tenaga kerja

sesudahnya. Modal pribadi adalah sesuatu yang diharapkan

pemiliknya akan memberikan penghasilan padanya.15

Yang dianggap paling penting dalam hal ini adalah bahwa

modal dapat juga tumbuh dalam masyarakat yang bebas bunga.

Janganlah lupa bahwa Islam memperbolehkan adanya laba yang

berlaku sebagai insentif untuk menabung. Lagi pula hanya sistem

ekonomi Islam yang dapat menggunakan modal dengan benar dan

baik, karena dalam sistem kapitalis modern kita dapati bahwa

manfaat kemajuan teknik yang dicapai oleh ilmu pengetahuan hanya

bisa dinikmati oleh masyarakat yang relatif kaya, yang

pendapatannya melebihi batas pendapatan untuk hidup sehari-hari.

Mereka yang hidup sekedar cukup untuk makan sehari-hari

terpaksa harus tetap menderita kemiskinan abadi. Tetapi Islam

melindungi kepentingan si miskin dengan memberikan tanggung

jawab moral terhadap si kaya untuk memperhatikan si miskin.

Kedua, Islam mengakui sistim hak milik pribadi secara terbatas,

setiap usaha apa saja yang mengarah ke penumpukan kekayaan yang

tidak layak dalam tangan segelintir orang. Demikianlah dalam kitab

suci Al-Qur’an dinyatakan agar si kaya mengeluarkan sebagaian dari

15
M.A. Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa, 1997), Hlm. 59
40

rezekinya untuk kesejahteraan masyaraka, karena kekayaan harus

tersebar dengan baik.

Islam mengakui modal serta perananya dalam proses

produksi. Islam juga mengakui bagian modal dalam kekayaan

nasional hanya sejauh mengenai sumbangannya yang ditentukan

sebagai persentase laba yang berubah-ubah dan diperoleh, bukan dari

persentase tertentu dari kekayaan itu sendiri.16

Dalam arti terbatas, teori Islam mengenai modal tidak saja

mengakui gagasan klasik tentang penghematan dan produktivitas,

tetapi juga gagasan Keyness tentang preferensi likuiditas, karena

dalam Islam modal itu produktif dalam arti bahwa tenaga kerja yang

dibantu oleh modal akan lebih menghasilkan dari pada yang tanpa

modal.

Laba yang diperkenankan oleh Islam adalah hasil investasi

dalam produksi yang merupakan proses memakan waktu. Motif laba,

merangsang seseorang menabung dan menginvestasi, dengan

demikian menunda konsumsi sekarang untuk waktu yang akan

datang.

Teori Islam mengenai modal lebih realistik, luas, mendalam,

dan etik daripada teori modern tentang modal. Realistik, karena

produktivitas modal yang mengalami perubahan berkaitan dengan

kenyataan produksi yang dianggap mudah berubah dalam keadaan

16
Ibid., Hlm. 124
41

pertumbuhan yang dinamis. Luas dan mendalam karena ia

memperhatikan semua variabel seperti mata uang, jumlah penduduk,

penemuan baru, kebiasaan, selera, tingkat hidup, ketinggalan waktu

dan sebagainya.

Etik karena keikutsertaannya dalam berbagai bidang di suatu

negara Islam harus bersifat adil dan wajar, juga harus bebas dari

pengisapan para pelaku produksi lainnya, sehingga menyumbang

terciptanya kekayaan nasional. Karena itu dalam kerangka sosial

Islami, bunga yang ditetapkan pada modal tidak diperbolehkan

menimbulkan dampak yang merugikan ekonomi. dengan kata lain,

Islam yakin akan perekonomian yang bebas bunga.17

C. Usaha Mikro

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecildan Menengah (UMKM), usaha mikro adalah usaha produktif

milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi

kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Adapun kriteria usaha mikro sebagai berikut:

1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 Juta,

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Usaha yang memiliki, penjualan tahunan paling banyak 1 milyar.

3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau teraliasi,baik langsung

17
Ibid., Hlm. 125
42

maupun tidak langsung, dengan usaha menengah atau skalian

besar.

4. Berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan, badan usaha

yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan

hukum dan termasuk koperasi.18

18
Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan makro (yogyakarta: Graha Ilmu,
2008) Hlm. 55

Anda mungkin juga menyukai