Bab Ii
Bab Ii
LANDASAN TEORI
A. Strategi Pemasaran
1. Pengertian strategi
1
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Pers), 2011, Hlm.
168
2
Rambat Lupiyadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta:
Salemba Empat,2006), Hlm. 74
17
18
Dewasa ini strategi adalah istilah yang sangat lazim untuk apa
yang biasa disebut kebijakan, tetapi tidak dapat kesempatan tentang hal
dalam artian sama untuk keputusan utama atau pada tingkat abstraksi
2. Tahapan-Tahapan Strategi
a. Perumusan Strategi
perusahaan.3
3
Hendrawan, Supratino. Advanced Strategic Management. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2003), Hlm. 43
19
b. Pelaksanaan Strategi
c. Evaluasi Strategi
strategi tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini,
3. Jenis-Jenis Strategi
strategi devisi.
produk atau jasa yang dihasilkannya. Salah satu cara yang digunakan
diterapkan suatu perusahaan terutama pada saat ini ketika era informasi
sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas.
1) Pasar Sasaran
keinginannya. Jadi arti dari pasar sasaran adalah Sebuah pasar terdiri
yang mungkin mampu untuk ambil bagian dalam jual beli, guna
4
Fandi Jiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2008), Hlm 6-8
23
a) Segmentasi Pasar
satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu
ada tadi. Maka dalam hal ini pemasar harus mengerti betul tentang
2) Bauran Pemasaran
pemasaran (Marketing mix) tersebut atau yang disebut four p's adalah
sebagai berikut:
5
Christopher Lovelock, Jochen Wirtz, Jacky Mussry, Pemasaran Jasa, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2010), Hlm. 205
26
a) Produk (Jasa)
dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk
dipilih.
b) Harga ( Price)
dan sebagainya.
melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat,
tersebut.
perantara
yang ekonomis.
Jaringan pengangkutan.
d) Promosi ( Promotion)
(Publicity).
keputusan pembelian.6
semakin meningkat.
6
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma,
Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002). Hlm 171
30
nasabahnya.
1. Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
musyarakah.
7
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), Hlm 193
8
Ismail, Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2011) Hlm 105
32
istishna.
transaksi multijasa.9
1) Jenis Usaha
berbeda-beda.
2) Skala Usaha
semakin besar.
9
Khaerul Umam, Menajemen Perbankan Syari’ah, ( Bandung: Pustaka Setia,
2013 ). Hlm. 215
33
canggih?
produksi?
cicilan?
c. Unsur-unsur pembiayaan
1) Kepercayaan
2) Kesepakatan
34
3) Jangka waktu
4) Resiko
pula sebaliknya.
5) Balas Jasa
6) Tujuan Pembiayaan
2. Penyaluran Dana
dana dapat dilakukan melalui rinsip bagi hasil, sewa menyewa jual beli,
pinjam meminjam.
a. Pengertian Murabahah
oleh bank syariah untuk transaksi jual beli barang sebesar harga
suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama
dengan nilai (qimah) benda yang menjadi objek jual beli, lebih tinggi
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.11
b) Obyek murabahah.
10
Burhanudin s, Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta, 2008) Hlm. 302
11
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-qur’an, 1990). Hlm 98
37
ditetapkan.
keterbukaan.12
Secara prinsip, jika syarat dalam (1), (4) dan (5) tidak
c) Membatalkan kontrak.
atau produk yang telah dikuasai atau dimiliki oleh penjual pada
12
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001). Hlm 102.
38
membeli barang.
13
Ibid., Hlm. 103
14
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2005). Hlm.
88
39
15
M.A. Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa, 1997), Hlm. 59
40
dalam Islam modal itu produktif dalam arti bahwa tenaga kerja yang
dibantu oleh modal akan lebih menghasilkan dari pada yang tanpa
modal.
datang.
16
Ibid., Hlm. 124
41
dan sebagainya.
negara Islam harus bersifat adil dan wajar, juga harus bebas dari
C. Usaha Mikro
17
Ibid., Hlm. 125
42
besar.
18
Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan makro (yogyakarta: Graha Ilmu,
2008) Hlm. 55