Anda di halaman 1dari 2

Korosi merupakan degadrasi atau penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia suatu logam

dengan lingkungannya, dan dapat pula diartikan sebagai kerusakan atau keausan dari material
akibat terjadinya reaksi dengan lingkungannya (Threthwey, 1991; Supomo, 2003). Korosi
dianggap merugikan terutama dalam dunia industri besar yang menggunakan alat-alat berat,
karena korosi menyebabkan meningkatkan biaya perawatan dan perbaikan atau penggantian alat.
Korosi dapat dicegah dan dikendalikan dengan beberapa cara yaitu dengan cara proteksi katodik,
pelapisan (coating) yang dapat mengurangi kontak logam dengan lingkungannya, dan yang
paling efektif adalah dengan penambahan inhibitor korosi (Rosenfel’d, 1981).

Inhibitor adalah suatu zat kimia yang ditambahkan dengan jumlah yang sedikit ke dalam
lingkungan korosif dan dapat menurunkan atau mencegah laju korosi pada suatu logam dengan
cara peningkatan atau penurunan pada reaksi anodik dan katodik. Selain itu beberapa inhibitor
korosi menghambat laju korosi untuk membentuk suatu lapisan tipis tak terlihat yang terbentuk
dari beberapa molekul dan akan melindungi logam dari serangan korosi (Surya, 2004; Raja et al,
2007).

Pencegahan Korosi bergantung pada jenis korosi yang terjadi pada material terkorosi.Saat ini ada
beberapa cara pencegahan korosi yaitu pemilihan logam yang tahan korosi, perubahan
lingkungan, perlindungan anodik dan katodik (Callister, 1997). Salah satu metode yang terus di
kaji saat ini adalah pencegahan korosi dengan menggunakan inhibitor korosi selain harganya
murah prosesnya juga sederhana (Ilim dan Beni, 2008). Inhibitor adalah senyawa tertentu yang
apabila ditambahkan ke lingkungan tertentu mampu mengurangi laju korosi dan bisa dikatakan
inhibitor adalah katalisator yang memperlambat sehingga menghasilkan selaput tipis yang
melindungi (Djaprie, 1995).

Metode pengendalian korosi dengan inhibitor korosi merupakan salah satu metode yang umum
dan berkembang sangat pesat. Pengendalian korosi menggunakan inhibitor mampu
memperpanjang umur penggunaan logam atau alloy [5]. Senyawa dikromat, nitrat dan beberapa
polimer umum digunakan sebagai inhibitor korosi untuk berbagai jenis logam dan alloy dalam
beberapa media [6]. Penggunaan senyawa anorganik, senyawa organik dan polimer sintetik
memiliki dampak yang tidak ramah terhadap lingkungan sehingga aplikasinya menjadi sangat
terbatas [7]. Penelitian dan pengembangan inhibitor yang ramah lingkungan telah dilakukan
dengan menggunakan ekstrak tanaman, minyak nabati, sari buah dan limbah sebagai bahan baku
green inhibitor. Biopolimer menjadi salah satu green inhibitor yang lebih diminati karena
sifatnya yang baik dalam perlindungan korosi pada beberapa lokasi adsorpsi. Beberapa contoh
biopolimer yang digunakan sebagai green inhibitor diantaranya adalah kinina [8], [9], lignin dan
karboksimetil kitosan [10].

Anda mungkin juga menyukai