Anda di halaman 1dari 3

BAB III

DISKUSI

Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan adanya nyeri perut kanan atas yang tidak

menjalar, kuning pada kedua mata dan seluruh tubuh, mual, penurunan nafsu makan,

penurunan berat badan, BAK yang seperti air teh, dan BAB yang pucat. Nyeri perut kanan

atas bisa disebabkan oleh nyeri yang berasal dari hepatobilier. Deskripsi nyeri yang terjadi

bukanlah nyeri kolik bilier sehingga sumbatan saluran empedu akibat batu dapat disingkirkan

(koledokolitiasis, kolelitiasis). Pada pasien tidak ditemukan demam sehingga kemungkinan

adanya inflamasi seperti pada kolesistisis dapat disingkirkan.

Pada pasien juga ditemukan kekuningan yang awalnya di kedua mata lalu menyebar

di seluruh tubuh. Ikterus adalah perubahan warna kulit sklera atau jaringan lainnya yang

menjadi kuning akibat pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat konsentrasinya di dalam

darah. Ikterus pertama kali tampak pada sklera, yaitu ketika kadar bilirubin berkisar antara 2-

2,5 mg/dl. Jika bilirubin sudah terlihat dengan nyata maka kadarnya telah melebihi 7 mg%

Mual dan penurunan nafsu makan merupakan gejala gastrointestinal lainnya yang

ditemukan pada pasien ini namun tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Penurunan berat

badan pada pasien ini sekitar 1-2 kg sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Penurunan

berat badan 10% dari berat badan ideal mengindikasikan adanya keganasan. Penurunan berat

badan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti asupan makanan yang berkurang,

malabsorpsi lemak dan protein, dan peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi.

BAK seperti air teh disebabkan oleh kelebihan bilirubin konjugasi yang masuk ke

dalam urin. Hal ini terjadi karena adanya gangguan dari aliran empedu, sehingga terjadi

backup dari konstituen empedu ke dalam darah yang menyebabkan hiperbilirubinemia, yang

nanti akan masuk ke dalam urin. Bilirubin yang tidak masuk ke usus menyebabkan tinja
berwarna pucat. Gatal-gatal pada kulit disebabkan oleh adanya efek peningkatan garam

empedu (bile salt) dalam sirkulasi. Adanya ikterus, warna urin yang pekat dan warna tinja

yang pucat, serta pruritus merupakan gejala kolestasis. Selain itu, pada pasien juga ditemukan

adanya riwayat hipertensi, sejak 5 tahun yang lalu, rutin minum Amlodipin dan Candesartan.

Pada pemeriksaan fisik, terdapat hepatosplenomegali serta massa di regio umbilikus.

Menurut Courvoisier law, ikterus dengan adanya pembesaran kandung empedu tanpa disertai

nyeri, penyebabnya bukanlah batu empedu, sehingga dapat dicurigai ca caput pankreas

sebagai penyebab dari ikterus obstruktif tersebut. Pada pasien ini terdapat nyeri perut kuadran

kanan atas, namun tidak sesuai dengan nyeri kolik yang biasanya muncul pada batu empedu.

Pada ca pankreas dapat dijumpai hepatomegali dan splenomegali akibat kompresi atau

trombosis pada vena porta dan vena lienalis atau akibat metastasis.

Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan jumlah leukosit yang normal, hal ini

membantu untuk menyingkirkan adanya penyebab infeksi. Dari hasil laboratorium lainnya

ditemukan peningkatan bilirubin total dan bilirubin direk, SGOT, SGPT, alkali fosfatase dan

gamma GT. Peningkatan bilirubin direk yang lebih tinggi juga menunjang untuk diagnosis

kolestasis ekstrahepatal. Peningkatan alkali fosfatase dan gamma GT sering terlihat mencolok

pada kelainan empedu. Peninggian SGOT dan SGPT dapat terlihat pada penyumbatan akut

atau apabila terdapat bendungan yang sudah lama sehingga terjadi kerusakan parenkim hati.

Pada pasien ini juga ditemukan HbsAg negatif, sehingga kemungkinan hepatitis B dapat

disingkirkan dan memperkuat diagnosis kolestasis ekstrahepatal. Pada pasien ini juga

ditemukan kadar Ca-19-9 meningkat. Ca 19-9 dapat dihasilkan oleh berbagai epitel

gastrointestinal, namun jika kadarnya >40 IU/l maka mempunyai sensitivitas 75-90% dan

spesifisitas 80-95% untuk kanker pankreas.

Pada pasien ini diberikan UDCA 3x500 mg, curcuma 2x1 tab, amlodipin 1x5 mg,

candesartan 1x8 mg. UDCA dan curcuma merupakan tatalaksana simptomatik. Karena pada
kolestasis terjadi gangguan ekskresi garam empedu sehingga mengganggu peyerapan lemak,

diberikan UDCA (ursodexycholic acid) yang merupakan suplemen empedu untuk absorpsi

lemak. Curcuma diberikan untuk penambah nafsu makan, amlodipin dan candesartan

diberikan untuk tatalaksana hipertensi yang memang telah dikenal sebelumnya pada pasien.

Pengobatan ikterus sesungguhnya sangat tergantung dengan pengobatan penyakit dasarnya.

Obstruksi bilier ekstra hepatik seperti pada kasus ini membutuhkan tindakan pembedahan

untuk tatalaksana definitifnya.

Anda mungkin juga menyukai