PENDAHULUAN
Puskesmas Kota Tais sebagai salah satu ujung tombak dalam upaya
pembangunan kesehatan tersebut khususnya di wilayah Puskesmas Kota Tais,
dalam mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan melalui beberapa program
yang dilaksanakan akan menggunakan beberapa indikator mengacu kepada
1 1
penggabungan Indikator Indonesia Sehat 2015 dan indikator kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Untuk mengukur keberhasilan dari program tersebut
akan menggunakan indikator sebagai berikut :
Profil Kesehatan Puskesmas Kota Tais ini merupakan salah satu sarana untuk
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan Seluma
dan merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di wilayah tersebut berdasarkan indikator-indikator yang
tercantum di atas.
2
1.3 Visi dan Misi
1.3.1 VISI
“Mewujudkan Masyarakat Sehat dan berdaya Guna Melalui Pelayanan Prima”
1.3.2 MISI
Kebijakan Mutu :
3
b) Mengoptimalkan peran SDM sesuai tupoksi pelayanan yang ada
c) Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap sesuai
perkembangan jaman
d) Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar
e) Melaksanakan rujukan horizontal dalam rangka meningkatkan peran klinik
sehat, dengan tetap memberikan pelayanan rujukan vertikal sesuai
standar.
f) Meningkatkan koordinasi antar unit pelayanan
4
d) Merencanakan kebutuhan obat dan alkes secara rutin
1.5 Tujuan
5
Metode yang digunakan adalah pengumpulan data secara rutin melalui
pencatatan kegiatan pelayanan kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung
Puskesmas yang dilakukan setiap hari dan berkala baik di kelurahan/desa maupun
di Puskesmas.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM
Puskesmas Kota Tais berdiri pada tahun 1982 dengan luas wilayah :83,3 km2
dan wilayah kerja 7 Kelurahan yaitu Kelurahan Talang dantuk, Kelurahan Dusun
baru, kelurahan Talang saling, Kelurahan lubuk Lintang, Kelurahan Pasar Tais,
Kelurahan lubuk Kebur, dan Kelurahan Napal.
7 7
TABEL 1
No Kelurahan TK/PAUD
SD SLTP SLTA
1 Talang Dantuk 0 1 0 0
2 Dusun Baru 0 1 1 0
3 Talang Saling 0 1 1 0
4 Lubuk Lintang 1 0 0 0
5 Pasar Tais 2 2 1 1
8
6 Lubuk Kebur 0 1 0 1
7 Napal 0 1 0 0
Jumlah 3 7 3 2
2.3.2 Agama
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari
besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Menurut data statistic
tahun 2015 penduduk Kecamatan Seluma , sebagian besar menganut Agama
Islam.
9
BAB III
10 10
3.2.2 Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani
Jumlah penderita pneumonia yang berobat ke Puskesmas Kota Tais
sebanyak 1 orang yang diobati dan penderita yang dirujuk ke Rumah Sakit
pada tahun 2015 tidak ada.
3.2.3 Angka Kesakitan Diare
Diare merupakan penyakit endemis khususnya di negara-negara berkembang
seperti Indonesia. Penyakit ini senantiasa ada dan sering terjadi peningkatan
jumlah penderita khususnya pada musim-musim hujan. Di Kecamatan
Seluma berdasarkan hasil rekapan tahunan STP (Surveilans Terpadu
Penyakit) Puskesmas Kota Tais tahun 2015, penyakit diare sebanyak 23
penderita yang kesemuanya mendapatkan penanganan pengobatan dan
pemberian oralit dan tablet zinc bagi penderita bayi dan balita dibandingkan
tahun 2015 jumlah penderita diare tahun ini mengalami penurunan.
Kasus Baru
Pausi Basiler (PB) Multi Basiler (MB)/
No Kelurahan PB+MB
/Kusta Kering Kusta Basah
1 Talang dantuk - - - - - - - - -
2 Dusun Baru - - - - - - - - -
3 Talang Saling - - - - - - - - -
4 Lubuk Lintang - - - - - - - - -
5 Pasar Tais - - - - - - - - -
6 Lubuk Kebur - - - - - - - - -
7 Napal - - - - - - - - -
11
Jumlah - - - - - - - - -
12
3.3.1 Persentase Kunjungan Neonatus dan Bayi
Kunjungan neonatus di wilayah kerja Puskesmas Kota Tais Tahun 2015 yaitu
196 dengan KN3 sebanyak 177 (90,30 %) sesuai standard pelayanan
minimal. Kunjungan bayi baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas
(posyandu) sebanyak 196 dengan kunjungan 204 (104,08 %). Hal ini dapat
menggambarkan bahwa masyarakat sudah mulai memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.
1 TL. dantuk 118 118 112 110 2 100 94,9 93,2 1,7
13
Pada tahun 2015, pemantauan status gizi di Puskesmas Kota Tais
dilaksanakan setiap bulannya di Posyandu melalui penimbangan bayi dan balita,
yang dilaporkan pada setiap akhir bulan setelah semua kegiatan posyandu selesai
dilaksanakan dalam bulan berjalan.
Jumlah sasaran bayi dan balita yang tersebar di 7 Kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Kota Tais pada tahun 2015 menurut data dari program gizi adalah 397
bayi dan balita. Dari jumlah tersebut yang aktif mengikuti penimbangan setiap bulan
di posyandu 722 bayi dan balita (93,0 %) Sedangkan Bayi dan balita dengan berat
badan naik sebanyak 705 bayi dan balita (45,6 %) dari seluruh bayi dan balita yang
rutin mengikuti penimbangan setiap bulannya, hal itu disebabkan masih kurangnya
kesadaran dan pengertian masyarakat akan pentingnya posyandu.
Masih terdapatnya balita BGM di Kecamatan Seluma yaitu 6 balita (0,8 %),
sedangkan gizi buruk sebanyak tidak ditemukan. Balita BGM ini semuanya telah
mendapat makanan pendamping ASI. Sepanjang tahun 2015 Gizi buruk tidak
ditemukan dan 6 orang mengalami anemia itupun sudah ditangani oleh dokter ahli
anak.
14
BAB IV
Nakes
1 Seluma Kota Tais 215 268 124,7 219 101,8 179 179 90,8
Dari 215 ibu hamil, cakupan K-1 268 (124,7 %) dan K-4 sebanyak 219
(101,8%). Dari persentase cakupan K1 dan K-4 menggambarkan bahwa kesadaran
ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya sedini mungkin ke Puskesmas, Pustu
dan Poskesdes sudah mulai meningkat, Namun demikian masih ada sebagian ibu
hamil memeriksakan kehamilannya setelah usia di atas triwulan pertama, sehingga
kunjungannya tetap tercatat sebagai K1 padahal jika berdasarkan usia
kehamilannya mestinya sudah tercatat sebagai K2, K3 ataupun K4.
Jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan adalah 179 (90,8 % ) persalinan dari 179 (90,8 %)
persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kota Tais pada tahun 2015.
4.1.2 Persentase Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita (Pra Sekolah)
Anak balita ( Anak prasekolah ) yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya
sesuai standar paling sedikit 4 kali per tahun di wilayah kerja Puskesmas Kota Tais
15 15
tahun 2015 adalah 230 balita (90,86%). Hal ini terjadi peningkatan dari tahun
sebelumnya yang tidak lepas dari proaktif pengelolah program
4.1.3 Persentase Siswa SD, SMP dan SMA sederajat yang Diperiksa
Kesehatannya
Cakupan pemeriksaan kesehatan pada anak SD/MI kelas 1 oleh tenaga kesehatan
atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di SD/MI
di wilayah kerja Puskesmas Kota Tais Tahun 2015 sebanyak 8 sekolah.
16
4.1.5 Persentase Desa yang mencapai UCI
Tabel 9 pemantauan desa menuju UCI
Puskesmas Kota Tais Tahun 2015
17
Pada tahun 2015 cakupan imunisasi Puskesmas Kota Tais dari 196 sasaran bayi
sebagai berikut :
18
6 Lubuk Kebur 21 17 80,95
7 Napal 18 15 83,33
4 Lubuk Lintang 25 24 96
5 Pasar Tais 50 35 70
7 Napal 58 31 53,45
Dari 215 sasaran Bumil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tais Tahun 2015
yang mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya sebanyak 150 Bumil atau
69,77 %. Angka cakupan ini sangat dipengaruhi oleh kunjungan Ibu hamil ke sarana
pelayanan kesehatan.
19
4.1.8 Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT
Tabel 12 Kumulatif Hasil Imunisasi TT Ibu Hamil
Puskesmas Kota Tais Tahun 2015
20
7 Napal 16 7 43,75
Jumlah 117 59 50,42
Data Gizi Puskesmas Kota Tais 2015
Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan
di wilayah Puskesmas Kota Tais pada Tahun 2015 adalah 59 Bayi (50,42 %) angka
tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesibukan Ibu yang ikut mencari nafkah untuk
kebutuhan hidup sehari-hari sehingga pada usia sekitar 4 bulan bayi mereka sudah
diberi makanan pendamping ASI seperti bubur saring atau makanan tambahan
lainnya seperti biskuit.
Di Puskesmas Kota Tais pada Tahun 2015 Pelayanan dalam gedung yang
dilaksanakan adalah pencabutan gigi tetap sebanyak 36 orang, Sedangkan
tumpatan gigi tetap tidak ada dikarenakan alat mengalami kerusakan dan bahan
tumpatan tersebut kosong. Selain kegiatan pelayanan di Puskesmas juga
dilaksanakan kegiatan di luar gedung seperti UKGS (Promotif dan Preventif).
Kegiatan UKGS di Puskesmas Kota Tais adalah pemeriksaan gigi dan mulut
khususnya pada anak SD/MI, pada Tahun 2015 sebanyak 8 sekolah.
21
4.1.13 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
Di Kecamatan Seluma, pada Tahun 2015 jumlah masyarakat yang memiliki kartu
Jamkesmas sebanyak 506 jiwa dan yang menggunakan kartu Jamkesmasnya untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 380 jiwa. Namun demikian, masih
banyak pula masyarakat yang tidak menggunakan kartunya disebabkan karena
seluruh pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Seluma digratiskan, baik terhadap
pasien dengan status umum terlebih yang memiliki Jaminan Kesehatan Masyarakat.
22
Tabel 16 Cakupan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Di Wilayah Puskesmas Kota Tais Tahun 2015
Puskesmas
Jml bayi GAKIN
Jml bayi GAKIN BGM yang dapat MP- %
ASI
23
kenyataannya hal tersebut masih jauh dari yang diharapkan karena persepsi
masyarakat bahwa Puskesmas adalah tempat bagi orang-orang yang sedang sakit,
sehingga masyarakat yang datang dengan tujuan konsultasi masalah kesehatan
sangat minim.
No DIAGNOSA JUMLAH
2. ISPA 218
3. Dyspepsia 66
4. Chronic Periodontitis 24
5. Unspecified Malaria 23
8. Diabetes Mellitus 42
9. Dermatitis 30
10. Hypercholesterolaemia 10
24
4.2.2 Ketersediaan Obat Esensial dan Generik Kebutuhan
Pada Tahun 2015, dari 2287 rumah tangga yang dipantau 2287 rumah
tangga yang dinyatakan berperilaku hidup bersih dan sehat 2042 rumah tangga.
Dalam pemantauan rumah tangga yang ber-PHBS digunakan sepuluh indikator
perilaku, di tahun 2015 ini jumlah rumah tangga yang ber-PHBS mengalami
peningkatan yang mana setiap rumah tangga mayoritas hanya memenuhi beberapa
kriteria saja. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan, kesadaran dan
kepedulian masyarakat masih sangat kurang, seperti masih adanya masyarakat
yang lebih suka mengkonsumsi air yang tidak dimasak dengan alasan lebih nikmat
sebagai pelepas dahaga, masih banyaknya bapak-bapak yang merokok tidak pada
tempatnya sehingga anak-anak sekolah pun sudah ada yang mulai belajar merokok,
masih ada masyarakat yang tidak mencuci tangan atau sekedar membilas dengan
air tanpa memakai sabun sebelum makan sehingga kebiasaan-kebiasaan seperti itu
dapat mempermudah masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Dan masih banyak
lagi kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang dianggap sepele namun mereka kurang
menyadari bahwa perilaku tersebutlah yang menyebabkan mereka sakit. Terlebih
dengan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan, yang mana penyebabkan juga
karena kondisi lingkungan yang tidak sehat/bersih oleh kekurang pedulian
masyarakat atau perilaku mereka yang kurang bersih.
25
Anak, KB dan Promosi Kesehatan. Sehingga dalam pengklasifikasiannya juga
didasarkan pada kriteria hasil pencapaian cakupan program tersebut disamping
berdasarkan frekuensi penimbangan setiap tahun dan jumlah kader 14 aktif.
a) Posyandu Pratama : 0
b) Posyandu Madya :7
c) Posyandu Purnama : 0
d) Posyandu Mandiri : 0
1 Talang Dantuk 1 1 2 2
2 Dusun Baru 1 1 2 2
3 Talang Saling 1 1 2 2
4 Lubuk Lintang 1 1 2 2
5 Pasar Tais 1 1 2 2
26
6 Lubuk Kebur 1 1 2 2
7 Napal 1 1 2 2
Jumlah 7 7 14 14
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Dari
jaman dulu hingga sekarang manusia mendesain rumahnya (tempat tinggal)
sedemikian rupa agar penghuninya merasa aman dan nyaman. Namun kadang
dalam membangun sebuah rumah kurang memperhatikan unsur kesehatan/ sanitasi
lingkungan. seperti ventilasi, pencahayaan, sarana pembuangan air limbah,
pembuangan sampah, jamban keluarga dan sarana air bersih.
Dapat dilihat dari cakupan pemanfaatan jamban keluarga yang sangat rendah
utamanya di daerah pinggir sungai yang kebanyakan masyarakatnya membuang
hajat di sungai, di kebun, atau di sawah. Di samping itu rumah yang memiliki SPAL
juga masih sedikit, umumnya mereka membuang limbahnya/comberan dikolong
rumah jika rumah panggung atau di samping rumah jika rumah permanen/semi
permanen, sehingga air limbah tersebut menjadi genangan air yang menimbulkan
bau dan menjadi sarang vektor penyakit.
Dari kondisi lingkungan fisik yang kurang memadai seperti di atas akan
memberikan kontribusi jelek terhadap lingkungan biologis. Kepemilikan sarana
27
sanitasi yang kurang seperti saluran pembuangan air limbah dan jamban keluarga
mengakibatkan masyarakat membuang limbah rumah tangga dan tinja di sembarang
tempat, hal ini jelas akan menunjang terjadinya penularan penyakit. Di samping itu
tingkat pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi perilaku dan pola pikir
masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan air
sangatlah kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan
sebagainya. Di antara kegunaan-kegunaan tersebut yang paling penting adalah
kebutuhan untuk minum. Untuk itu air harus mempunyai persyaratan khusus agar
tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Di antaranya tidak berbau, tidak berasa,
tidak berwarna, tidak terkontaminasi oleh bakteri patogen serta tidak mengandung
zat-zat kimia tertentu dalam jumlah yang terbatas.
Tabel 19 Jumlah Dan Akses Sarana Air Bersih (SAB) Menurut Jenisnya
28
7. Napal 500 495 1148
Dikatakan rumah sehat jika memiliki sarana sanitasi dasar yang memenuhi
syarat kesehatan seperti jamban kelurga, tempat sampah dan pengelolaan air
limbah rumah tangga.
Pada Tahun 2015, dari 2.587 rumah yang ada di wilayah Puskesmas Kota
Tais, yang memiliki jamban keluarga (jaga) hanya 2.449 rumah (106 %), dan 2.134
jaga yang dinyatakan/memenuhi syarat, hal ini disebabkan karena sebagian besar
masyarakat menganggap jamban belum merupakan suatu kebutuhan sehingga
kesadaran untuk membangun jamban masih sangat kurang.
Jumlah
No Kecamatan
Rumah memiliki Yg sehat % Sehat
29
Data diatas menunjukkan masih rendahnya rumah tangga yang membuang
limbahnya sesuai dengan syarat kesehatan sehingga dapat menimbulkan bau dan
tempat berkembang biaknya vektor penyebab penyakit.
30
BAB V
Puskesmas Kota Tais diresmikan pada Bulan Mei Tahun 2008 sesuai SK Bupati Mei
2008,Yang terletak di Jl. Merdeka Raya No.109 Kel. Pasar Tais, Kec. Seluma Kota,
Kab. Seluma. Puskesmas Kota Tais dilengkapi dengan 1 buah bangunan untuk
perumahan dokter umum, 1 bangunan untuk perumahan perawat/paramedis.
Di wilayah kerja Puskesmas Kota Tais Tahun 2015 memiliki upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang terdiri dari 1 Pustu, 0 Poskesdes dan 7
Posyandu.
1 Gedung Puskesmas 1 Bh
2 Pustu 1 Bh
3 Poskesdes 0 Bh
4 Posyandu 7 Bh
31
31
5.2 Tenaga Kesehatan
1) Persentase Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja
Jumlah/Jenis Kepegawaian
No Jenis Tenaga Pendidikan Jumlah
PNS Honor PTT
S1 Kep 2 2 0 0
3 Sarjana Kes
S1.Kes-Mas 5 5 0 0
D3 Keperawatan, 3 3 0 0
4 Perawat
SPK 3 3 0 0
DIV Kebidanan 2 2 0 0
6 Bidan
D3 Kebidanan 9 7 0 2
32
DI Bidan 1 1 0 0
Apoteker 1 1 0 0
7 Farmasi
SMF 1 1 0 0
8 Analis D3 Analis 1 1 0 0
9 Sanitarian D3 Kesling 1 1 0 0
10 Ka.TU SPK 1 1 0 0
Supir/Penjaga
11 S1 Pendidikan 1 0 1 0
Malam
Cleaning
12 SMP 1 0 1 0
Servis
JUMLAH 38 34 2 2
1) BOK
2) APBD Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma Tahun Anggaran 2015
3) JKN
33
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data kegiatan program kesehatan yang dicapai Puskesmas Kota Tais,
maka dapat disimpulkan, sebagai berikut :
6.1.1 Dari Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 (124,7 %) dan K-4 (101,8 %) di
wilayah Puskesmas Kota Tais menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilannya ke sarana kesehatan pada trimester I
cukup tinggi namun pada akhir kehamilan menurun.
6.1.2 Jumlah persalinan oleh Nakes di wilayah Puskesmas Kota Tais sebanyak 38
(88 %) persalinan, hal ini menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap dan
prilaku masyarakat beranjak makin naik dibandingkan tahun sebelumnya.
6.1.3 Pencapaian cakupan imunisasi diwilayah Puskesmas Kota Tais pada tahun
2015 sudah lebih baik dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun ini semua
desa mencapai UCI ( Desa yang cakupan imunisasi dasarnya 100 % )
6.1.4 Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif hanya (50,42 %), hal ini
dipengaruhi oleh tingkat kesibukan ibu yang ikut mencari nafkah untuk
kebutuhan sehari-hari sehingga pada usia 6 bulan bayi mereka sudah diberi
makanan pendamping ASI, disamping itu Faktor pengetahuan ibu yang
kurang sehingga sebagian bayi kadang diberi susu formula, air tajin, teh
manis jika ASI ibunya terasa kurang.
6.1.5 Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu, hal ini
terlihat dari masih rendahnya cakupan penimbangan balita, sehingga
pemantauan status gizi balita yang dilakukan setiap bulannya melalui
posyandu tidak dapat digunakan dalam menentukan status gizi masyarakat.
Khususnya N/D, dan masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
pemberian makanan tambahan masih rendah.
6.1.6 Masih terdapatnya balita BGM di wilayah Puskesmas Kota Tais yaitu 5 balita
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sosial budaya dan ekonomi
keluarga, tingkat pengetahuan dan kekurang pedulian masyarakat terhadap
tumbuh kembang Balitanya.
34 34
6.1.7 Masih rendahnya cakupan kepemilikan sarana sanitasi yang memenuhi
syarat kesehatan seperti Jamban keluarga, pengelolaan limbah, dan tempat
sampah disebabkan karena sebagian besar masyarakat menganggap hal
tersebut tidak begitu penting dan bukan merupakan suatu kebutuhan
sehingga hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab masih banyaknya
penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang ditemukan di masyarakat seperti
ISPA, diare dan Penyakit kulit allergi maupun infeksi.
6.1.8 Persentase Cakupan rumah tangga ber PHBS di wilayah Puskesmas Kota
Tais masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena masih kurangnya tingkat
pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk ber-Perilaku
Hidup bersih dan Sehat.
6.2 Saran
6.2.1 Perlunya sosialisasi kepada masyarakat tentang Pelayanan Kesehatan ibu
dan anak, sehingga diharapkan pada masa yang akan datang cakupan
kunjungan ibu hamil K – 1 dan K – 4, cakupan pemberian ASI Eksklusif, serta
angka persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat dan menurunnya angka
kesakitan khususnya penyakit menular berbasis lingkungan.
6.2.2 Perlunya kerjasama dengan semua sektor terkait dalam upaya meningkatkan
cakupan penimbangan bayi di posyandu, utamanya kerjasama dengan tim
penggerak PKK desa.
6.2.3 Perlunya kerjasama lintas sektor utamanya dalam memicu masyarakat dalam
upaya meningkatkan kepemilikan sarana sanitasi
6.2.4 Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan diperlukan kerja keras oleh petugas kesehatan untuk melakukan
penyuluhan tentang pentingnya sanitasi dan PHBS.
6.2.5 Mengingat Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan yang
banyak bersentuhan langsung ke masyarakat terutama Puskesmas Kota Tais
masih memerlukan peningkatan sumber daya manusia dan fasilitas – fasilitas
kesehatan lainya yang dapat mendukung terlaksananya program kegiatan
yang dilaksanakan di Puskesmas.
35