LK Odema Paru Akut, Gagal Napas
LK Odema Paru Akut, Gagal Napas
1. PENGKAJIAN:
1.1 Identitas
Nama : Ny.D..
Umur : 18 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia.
Agama : Islam
Alamat : Belacah Bangil Pasuruan.
Tgl.MRS : 22 – 10 - 2002 jam 14.10
Tgl. Pengkajian : 22 Oktober 2002 jam 14.30
Diagnosa Medik : Odema Paru.HPP dengan Retensio Plasenta
DS: -
DO:
Klien menggunakan tracheostomy dan CPAP, tampak sesak.
Blood Gas:
PH: 7,445 PCO2: 31,6 PO2: 58,2
HCO321,2 BE-2,9 SO2 : 91,
Foto Thoraks:
Edema Paru
Cairan masuk ke alveoli
Akumulasi protein dan cairan dalam intertitial/area alveolar
Kehilangan surfaktan
kolaps alveolar
Edema alveolaris
Pe hambatan difusi O2 - CO2
Hipoksemia
1. Gangguan pertukaran gas b.d akumulasi protein dan cairan dalam intertitial/area
alveolar, ditandai klien sesak, hasil blood gas PH: 7,445 PCO2: 31,7 PO2: 58,2
CtO2: 12,6 HCO3: 21,2 BE- 2,9 SO2 : 91,6
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d meningkatnya tahanan jalan napas dan
peningkatan jumlah sekret paru ditandai dengan dispnea, Ronchi +/+, sekret banyak
dan kental.
3. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d Tidak adekuatnya pembersihan jalan nafas oleh batuk
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
IMPLEMENTASI
Gangguan pertukaran gas b.d akumulasi protein dan cairan dalam interstitial/ area alveolar, .
Ventilasi dan oksigenasi adekuat setelah dilakukan tindakan pemasangan ventilator.
Kriteria evaluasi:
Analisa gas darah dalam rentang normal
Tidak sesak, tidak sianosis.
Siapkan/seting alat-alat untuk pemasangan ventilator.
Kaji status pernapasan tiap jam, catat peningkatan frekuensi / upaya pernapasan atau perubahan pola napas.
Kaji dan catat adanya bunyi napas dan adanya bunyi tambahan.
Lakukan observasi hasil GDA
Ventilator digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
Ventilasi mekanis yang melewati jalan napas buatan meniadakan mekanisme pertahanan tubuh untuk pelembaban dan pengahangatan.
Akibat dari tekanan positif pada rongga thorax, darah yang kembali ke jantung ternhambat, venus return menurun maka cardiac out put juga menurun.
Takipnea adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan upaya pernapasan dapat menunjukkan derajat hipoksemia.
Bunyi napas dapat menurun, tidak sama atau tidak ada pada area yang sakit. Ronchi adalah bukti peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai akibat
peningkatan permebilitas membran alveolar – kapiler. Wheezing adalah bukti konstriksi bronkus dan atau penyempitan jalan napas sehubungan dengan
mukus / edema.
Menunjukkan ventilasi/ oksigenasi dan status asam / basa. Digunakan sebagai dasar evaluasi keefektifan terapi atau indikator kebutuhan perubahan terapi.
Jam 14.00
Menyiapkan seting ventilator, mengganti CPAP dengan ventilator Mode: SIMV FiO2: 50% EEP: 5 ETCO2: 60
Jam 14 30
Melakukan observasi: pernapasan, bunyi napas tambahan, nadi, tekanan darah, observasi dilakukan setiap jam dan mencatat hasil observasi pada lembar
observasi.
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d meningkatnya tahanan jalan napas, peningkatan jumlah / viskositas sekret paru +/+, sekret banyak dan kental.
Bersihan jalan napas efektif setelah dilakukan fisio terapi napas dan penghisapan sekret.
Kriteria evaluasi:
Hilangnya dispnea
Bunyi napas bersih/ tidak ada ronkhi
Mengeluarkan sekrit tanpa kesulitan
Lakukan fisio terapi napas dan penghisapan sekret secara kontinu setiap 3 jam.
Berikan obat sesuai program dokter: Dormicum 1mg/jam dan morfin 1mg/jam
Pengumpulan sekresi mengganggu ventilasi, dengan fisioterapi napas akan melepaskan sekret dari dinding alveoli sehingga memudahkan untuk dilakukan
penghisapan.
Untuk menambah cadangan oksigen sehinga pada saat dilakukan penghisapan sekret klien tidak mengalami kekurangan oksigen karena dengan menghisap
sekret oksigen juga ikut terhisap.
Kelembaban menghilangkan dan memobilisasi sekret dan meningkatkan transpor oksigen.
Sputum bila ada mungkin banyak, kental, berdarah, dan atau purulen.
Penggunaan otot interkostal / abdominal dan pelebaran nasal menunjukkan peningkatan upaya bernapas. Bunyi napas menunjukkan aliran udara melalui
trakeobronkial dan dipengaruhi oleh adanya cairan, mukus atau obstruksi aliran udara lain.
Ekspansi dada terbatas sehubungan dengan akumulasi cairan, edema dan sekrit dalam seksi lobus. Konsolidasi paru dan pengisian cairan dapat meningkatkan
fremitus.
Untuk menenangkan pasien
Jam 14.10
Melakukan fisioterapi napas dan menghisap sekret, dilakukan setiap 3 jam. Sebelum dilakukan penghisapan dilakukan oksigenasi dengan Bag And Mask
dengan oksigen 10 l..
Jam 14 30
Melakukan observasi perubahan upaya dan pola bernapas, bunyi napas setiap 1 jam. Mencatat hasil observasi pada lembar bservasi.
Mengubah posisi tidur smi fowler dan kaki di tinggikan
Resiko terjadinya infeksi b.d Tidak adekuatnya pembersihan jalan nasa oleh batuk
Setelah 3 hari dilakukan terapi infeksi tidak terjadi
Kriteria evaluasi:
Tanda-tanda infeksi Leko < 10.
Suhu dalam batas normal. (36-37,5c)
Lakukan perawatan luka secara aseptik dan antiseptik, pertahankan tehnik cuci tangan yang baik
Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan , catat karakteristik dari drainase dan adanya inflamasi.
Pantau suhu tubuh secara teratur, catat adanya demam, menggigil.
Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan terhadap komplikasi selanjutnya.
Dapat mengindikasikan perkembangan sepsis yang selanjutnya memerlukan evaluasi atau tindakan dengan segera.
Digunakan untuk membunuh atau menekan berkembangnya kuman penyebab infeksi.
Jam 14.30
Melakukan observasi suhu tubuh adanya demam atau menggigil, setiap jam dan mencatat pada lembar observasi.
Jam 16.00
Memberikan injeksi Cefotaxim 1 gram IV.
PROGRESIVE NOTE
TGL
DP
PERKEMBANGAN
TT
22/10/02
1
S:
O: Masih memakai respirator, Mode: IPPV, FiO2: 60% SpO2: 91,6,
RR: 27 x/menit, klien tidak tampak sesak, tidak sianosis.
Nadi 150x/menit, TD: 110/60
A: Masalah belum teratasi
P: Rencana tindakan dilanjutkan
I: melakukan observasi setiap jam meliputi: frekuensi pernapasan, SpO2, perubahan
upaya bernapas, kepatenan ventilator, nadi, tekanan darah, mencatat hasil observasi
pada lembar observasi
2
S:
O: Sekret masih banyak, kental, warna kekuningan, Ronchi +/+. Wheezing : -/-
A: masalah belum teratasi
P: rencana tindakan dilanjutkan
I:
Jam 14.10
Melakukan fisioterapi napas, memberikan oksigenasi sebelum dilakukan
penghisapan sekret, kemudian melakukan penghisapan sekret, sekret kental, warna
kekuningan. Mengobservasi bunyi napas tambahan: Ronchi +/+, Wheezing : -/-,
mencatat hasil observasi pada lembar observasi.
Jam 17.00:
Melakukan fisioterapi napas, memberikan oksigenasi sebelum dilakukan
penghisapan sekret, kemudian melakukan penghisapan sekret, sekret kental, warna
kekuningan. Mengobservasi bunyi napas tambahan: Ronchi +/+, Wheezing : -/-,
Jam 19.00:
Melakukan fisioterapi napas, memberikan oksigenasi sebelum dilakukan
penghisapan sekret, kemudian melakukan penghisapan sekret, sekret kental, warna
kekuningan. Mengobservasi bunyi napas tambahan: Ronchi +/+, Wheezing : -/-,
3
S:
O : suhu 38,5, Nadi 150 x/m
A: masalah belum teratasi
P: rencana tindakan dilanjutkan
I:
Jam 14.30:
Melakukan observasi suhu: 38, 5 C, mencatat hasil observasi pada lembar observasi.
Jam 16.00:
Memberikan obat Cefotaxim 1 gr iv.
TGL
DP
PERKEMBANGAN
TT
23/10/02
1
S:
O: Masih memakai respirator, Mode: ASB 10, FiO2: 60% PEEP: 10
SpO2: 91,6. RR: 18 x/menit, klien tidak tampak sesak, tidak sianosis.
Nadi 150x/menit, TD: 110/70
A: Masalah belum teratasi
P: Rencana tindakan dilanjutkan
I: melakukan observasi setiap jam meliputi: frekuensi pernapasan, SpO2, perubahan
upaya bernapas, kepatenan ventilator, nadi, tekanan darah, mencatat hasil observasi
pada lembar observasi.
2
S:
O: Sekret masih banyak, kental, warna kekuningan, Ronchi +/+. Wheezing : -/-
A: masalah belum teratasi
P: rencana tindakan dilanjutkan
I:
Jam 14.10:
Melakukan fisioterapi napas, memberikan oksigenasi sebelum dilakukan
penghisapan sekret, kemudian melakukan penghisapan sekret, sekret kental, warna
kekuningan. Mengobservasi bunyi napas tambahan: Ronchi +/+, Wheezing : -/-,
mencatat hasil observasi pada lembar observasi.
Jam 15.00
Melakukan oral hygiene
Jam 17.10:
Melakukan fisioterapi napas, memberikan oksigenasi sebelum dilakukan
penghisapan sekret, kemudian melakukan penghisapan sekret, sekret kental, warna
kekuningan. Mengobservasi bunyi napas tambahan: Ronchi +/+, Wheezing : -/-,
Jam 19.10:
Melakukan fisioterapi napas, memberikan oksigenasi sebelum dilakukan
penghisapan sekret, kemudian melakukan penghisapan sekret, sekret kental, warna
kekuningan. Mengobservasi bunyi napas tambahan: Ronchi +/+, Wheezing : -/-,
3
S:
O: Kulit panas
Leko: 32,1 Suhu 40c Nadi 150
A: masalah belum teratasi
P: rencana tindakan dilanjutkan
I:
Jam 14.30:
Melakukan observasi suhu: 41C, mencatat hasil observasi pada lembar observasi.
Jam 16.00:
Memberikan obat Cefotaxim 1 gr iv. (stop)
Jam 18.30
Membantu mengatasi keadaan krisis nafas dan jantung dengan melakukan resusitasi
kardiopulmo, pemberian adrenalin 6 ampul diberikan 2 kali selang 5 menit
Mengobservasi VS : N72 Saturasi Oksigen 90 TD 140/30, R/R 28 x/m Suhu aksila
40,7