Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Periodontitis kronis adalah penyakit inflamasi jaringan pendukung gigi

yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Lee dkk., 2012). Periodontitis kronis sering

dijumpai pada usia dewasa dan dapat menyebabkan rasa sakit serta rasa tidak

nyaman pada penderita (Deshmukh dkk., 2011). Periodontitis kronis merupakan

penyakit yang serius dan jika tidak dirawat dapat menyebabkan kegoyahan hingga

terlepasnya gigi (Papakonstadinu dkk., 2008).

Etiologi utama periodontitis kronis adalah infeksi bakteri anaerob yang

terdapat dalam plak subgingiva sehingga terapi periodontitis kronis berfokus pada

eliminasi bakteri plak melalui scaling dan root planing / SRP (Kesic dkk., 2008).

Dalam perkembangannya, diketahui bahwa inisiasi dan progresi periodontitis

kronis tidak hanya disebabkan oleh bakteri plak melainkan sangat dipengaruhi

oleh faktor respon tubuh terhadap infeksi (Reddy dkk., 2004). Infeksi bakteri

merangsang respon pertahanan host berupa inflamasi (Kantarci dan Van Dyke,

2005).

Inflamasi merupakan respon pertahanan tubuh, tetapi inflamasi yang

berkelanjutan menyebabkan sekresi mediator proinflamasi yang justru dapat

menyebabkan kerusakan jaringan periodontal (Deshmukh dkk., 2011).

Keterlibatan respon inflamasi host dalam patogenesis periodontitis menyebabkan

mulai dikembangkannya medote terapetik untuk memodifikasi respon inflamasi

host sehingga dapat meningkatkan penyembuhan jaringan periodontal (Reddy

1
dkk., 2004). Metode terapetik untuk memodifikasi respon inflamasi host adalah

dengan aplikasi bahan-bahan terapetik ke dalam poket periodontal. Terapi ini

tidak dapat berdiri sendiri melainkan digunakan sebagai terapi tambahan setelah

SRP (Pinho dkk., 2008). Tujuan aplikasi lokal bahan-bahan terapetik adalah untuk

menurunkan kadar mediator proinflamasi yang berlebih sehingga respon inflamasi

host dapat diarahkan untuk mendukung penyembuhan jaringan periodontal.

Secara klinis, penyembuhan akan terlihat dengan berhentinya perdarahan gingiva

dan penurunan kedalaman poket (Newman dkk., 2012).

Menurut Reddy, dkk. (2004) bahan terapetik yang dapat digunakan untuk

memodifikasi respon inflamasi host adalah obat antiinflamasi (NSAIDs),

antiproteinase (doksisiklin), dan bone sparing agent (bifosfonat). Aplikasi bahan-

bahan terapetik tersebut sebagai bahan tambahan SRP dapat meningkatkan

penyembuhan jaringan periodontal, tetapi penggunaan obat-obat tersebut dalam

jangka waktu panjang dapat menimbulkan efek samping yaitu gangguan

pencernaan, perdarahan pada jaringan, serta kerusakan hati dan ginjal (Deshmukh

dkk., 2011; Popova dan Mlachkova, 2010).

Untuk menghindari terjadinya efek samping dalam perawatan periodontitis

kronis, maka dikembangkan bahan herbal yang dapat diaplikasikan ke dalam

poket periodontal sebagai terapi tambahan SRP. Aloe vera adalah salah satu

bahan herbal yang banyak diteliti (Banu dkk., 2012). Aloe vera adalah tanaman

herbal yang berasal dari Afrika dan telah banyak digunakan untuk pengobatan.

Kemampuan Aloe vera untuk mengobati beragam penyakit disebabkan karena

lapisan dalam daun Aloe vera mengandung berbagai bahan aktif yang memiliki

efek farmakologis yang menguntungkan (Joseph dan Raj, 2010). Efek

2
farmakologis Aloe vera yang menonjol adalah kemampuan antiinflamasi,

antimikroba, dan penyembuhan (Surjushe dkk., 2008).

Aloe vera memiliki kemampuan antiinflamasi karena mengandung

komponen asam lemak yaitu kampesterol, ß-sisosterol, dan lupeol yang dapat

menghambat enzim siklooksigenase sehingga menghambat produksi

Prostaglandin E2 (PGE2). Prostaglandin E2 merupakan mediator utama yang

berperan dalam patogenesis periodontitis kronis. Prostaglandin E2 menyebabkan

inflamasi jaringan periodontal, kehilangan perlekatan jaringan periodontal, dan

resorpsi tulang alveolar. Aloe vera juga mengandung 6 bahan antimikroba, yaitu

lupeol, asam salisilat, urea nitrogen, cinnamonic acid, fenol, dan sulfur yang

mampu membunuh bakteri periodontopatogen (Surjushe dkk., 2008; Fani dan

Kohanteb, 2012). Aloe vera dilaporkan memiliki efek penyembuhan karena

kandungan glucomannan dan gibberellin dalam Aloe vera dapat berinteraksi

dengan reseptor growth factor pada fibroblas sehingga dapat menistimulasi

aktivitas dan proliferasi fibroblas yang merangsang sintesis kolagen sehingga

dapat meningkatkan penyembuhan luka (Surjushe dkk., 2008).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah yaitu:

Apakah ada pengaruh aplikasi gel Aloe vera sebagai bahan tambahan scaling dan

root planing terhadap penyembuhan jaringan periodontal pada perawatan

periodontitis kronis dengan parameter bleeding on probing, pocket depth, dan

clinical attachment level?

3
C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi mengenai aplikasi gel Aloe vera sebagai bahan

tambahan scaling dan root planing terhadap penyembuhan jaringan

periodontal pada perawatan periodontitis kronis, dengan parameter bleeding

on probing, pocket depth, dan clinical attachment level.

2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk penggunaan gel Aloe

vera sebagai bahan tambahan scaling dan root planing pada perawatan

periodontitis kronis.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi gel Aloe

vera sebagai bahan tambahan scaling dan root planing terhadap penyembuhan

jaringan periodontal pada perawatan periodontitis kronis, dengan parameter

bleeding on probing, pocket depth¸ dan clinical attachment level.

E. Keaslian Penelitian

Telah dilakukan penelitian in vitro mengenai kemampuan antimikroba gel

Aloe vera untuk menghambat bakteri Prophyromonas gingivalis dan

Aggregatibacter actinomycetemcommitans (Fani dan Kohanteb, 2012). Penelitian

mengenai aktivitas antiinflamasi Aloe vera telah dilakukan pada studi hewan

dengan menggunakan tikus dan pada studi pada manusia (Devaraj dan Karpagam,

2011; Langmead dkk., 2004). Ekstrak Aloe vera juga telah ditambahkan dalam

pasta gigi untuk menurunkan keradangan gingiva (Oliveira dkk., 2008). Bhat dkk.

4
(2011) dan Virdi dkk. (2013) telah melakukan penelitian in vivo dengan aplikasi

gel Aloe vera ke dalam poket periodontal untuk menurunkan keradangan gingiva

dan plak. Penelitian mengenai pengaruh gel Aloe vera sebagai bahan tambahan

scaling dan root planing terhadap penyembuhan jaringan periodontal dengan

parameter bleeding on probing, pocket depth, dan clinical attachment level pada

perawatan periodontitis kronis, sepengetahuan peneliti, belum pernah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai