Anda di halaman 1dari 11

CASE REPORT

CONGESTIVE HEART FAILURE caused by HYPERTENSION


HEART DISEASE, CORONARY ARTERY DISEASE with
CONGESTY HEPATOPATY
Ilham Yasin Siregar1, Mukhyarjon2
1
Penulis untuk korespondensi: Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Alamat:
Jl. Diponegoro 1, Pekanbaru, E-mail: ilh4m.y4sin.iy@gmail.com
2
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Abstrak
Pendahuluan: Gagal jantung/heart failure adalah suatu sindroma dengan
gejala dan tanda yang khas yang disebabkan oleh ketidak normalan struktur dan
fungsi jantung. Etiologi gagal jantung terbanyak adalah penyakit arteri koroner.
Gagal jantung yang disebabkan oleh penyakit arteri koroner mencapai angka
kejadian sebesar 60 – 70%. Hipertensi juga merupakan faktor resiko yang cukup
signifikan dalam menyebabkan gagal jantung yaitu dengan angka kejadian sebesar
1.4 – 1.6%. Laporan kasus: Kami melaporkan pasien laki-laki berusia 45 tahun
datang ke IGD RSUD Arifin Achmad dengan keluhan sesak nafas yang semakin
memberat sejak 1 hari SMRS, Sesak nafas dirasakan memberat jika pasien
melakukan aktifitas ringan dan berbaring lama. Sesak nafas diikuti batuk pada
malam hari yang membuat pasien sering terbangun. Sesak berkurang dengan posisi
duduk dan tidur dengan bantal yang ditinggikan.. Pasien juga mengeluhkan kedua
kakinya sembab serta BAK yang sedikit. 5 bulan SMRS, pasien pernah mengeluhkan
nyeri dada seperti ditimpa beban berat dan menjalar ke bahu. Riwayat hipertensi
tidak terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik TD 140/90 mmHg,
RR: 26x/i, JVP 5+4 cmH2O, ronkhi basal simteris pada kedua paru, kardiomegali,
refluk hepatojugular, asites, edem tungkai, pitting edem. Pada pemeriksaan lab
Ureum 75mg/dL, Creatinin 2,84 mg/dL, AST 529 U/L dan ALTI 615 U/L. Pada EKG
didapatkan Old infark anteroseptal + LVH. Rontgen toraks, kardiomegali, LVH,
peningkatan corakan vaskularisasi paru. Pemeriksaan Echocardiografi, hipokinetik
daerah anteroseptal, LVH eksentrik serta Ejection Fraction 37%. Pasien diterapi
gagal jantung yaitu dengan diuretik loop dikombinasikan dengan diuretik antagonis
aldosteron, antihipertensi golongan ARB, venodilator golongan Nitrat, dan
antiplatelet golongan aspirin. Pasien dipulangkan pada hari ke empat perjalanan
penyakit dengan pertimbangan sesak napas dan edema berkurang.

Kata kunci :Congestive Heart Failure, Hypertension Heart Disease, Coronary


Artery Desease, Congesty Hepatopati

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018


CASE REPORT

PENDAHULUAN Gagal jantung dapat disebabkan oleh


Gagal Jantung Kongestif / beberapa hal, salah satunya adalah
Congestive Heart Failure (CHF) hipertensi yang tidak terkontrol.
adalah suatu sindroma klinis yang Hypertension Heart Disease
disebabkan oleh abnormalitas pada merupakan salah satu penyebab utama
jantung baik secara struktural maupun meningkatnya mortalitas dan
fungsional, yang berakibat pada morbiditas pada kasus kardiovaskuler.
ketidakmampuan jantung untuk Angka kejadian gagal jantung akibat
mengimbangi sehingga terjadi hipertensi dapat menurun sebesar 50%
penurunan curah jantung dan atau apabila tekanan darah terkontrol.3
peningkatan tekanan intrakardial pada Prognosis penderita gagal jantung
saat istirahat atau stress. sangat dipengaruhi oleh perbaikan
Berdasarkan data prevalensi kasus
penyakit yang mendasarinya, seperti
gagal jantung kongestif American
penyakit arteri koroner, penyakit katup
Heart Association tahun 2006, terdapat
jantung, hipertensi dan diabetes.
5,3 juta kasus gagal jantung kongestif,
Apabila penyakit dasar tidak terkoreksi
660.000 kasus baru yang didiagnosis
maka penderita memiliki prognosis
setiap tahun dan 287.000 kasus
yang buruk.4
kematian akibat gagal jantung.1
ILUSTRASI KASUS
Berdasarkan data Riskesdas tahun
Laki-laki berusia 45 tahun datang
2013 tercatat sebesar 0,3% prevalensi
ke IGD RSUD Arifin Achmad pada
gagal jantung di Indonesia. Prevalensi
tanggal 19 Februari 2018 dengan
gagal jantung yang terdiagnosis oleh
keluhan sesak nafas yang semakin
dokter tertinggi terdapat pada DI
memberat sejak 1 hari SMRS.
Yogyakarta (0,25 %), lalu Jawa Timur
Pemeriksaan terhadap pasien
(0,19 %) dan Jawa Tengah (0,18 %).2
dilakukan pada tanggal 20 Februari
Prognosis penderita gagal jantung
2018 di bangsal Flamboyan. 5 bulan
sangat dipengaruhi oleh perbaikan
SMRS, pasien pernah mengeluhkan
penyakit yang mendasarinya.
nyeri dada, nyeri dirasakan timbul
mendadak dan hilang timbul. Nyeri

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018 2


CASE REPORT

dirasakan seperti ditimpa beban berat pada malam hari (+). Pasien juga
dan menjalar ke bahu. Nyeri dada mengeluhkan kedua kakinya sembab.
disertai sesak (+), mual (+), muntah Demam (-), nyeri dada (-), nyeri ulu
(+), keringat dingin (+) hati (-), pasien mengeluhkan BAK
1 bulan SMRS, pasien sedikit perhari hanya sebanyak 2 aqua
mengeluhkan sesak nafas, Sesak nafas gelas dan berwa kuning pekat dan
tidak dipengaruhi oleh makanan, debu BAB tidak ada keluhan.
maupun perubahan cuaca. Sesak nafas Riwayat hipertensi sejak 2 tahun
juga tidak disertai dengan suara yang lalu tidak rutin kontrol dan
“ngik”. sesak nafas dirasakan ketika minum obat, riwayat stroke disangkal,
beraktifitas ringan, seperti ke kamar riwayat diabetes mellitus disangkal,
mandi, sesak nafas mulai berkurang riwayat asma disangkal, riwayat
dengan istirahat. Demam (-), batuk (-), penyakit ginjal disangkal, riwayat
nyeri dada (-), Nyeri ulu hati (-), batuk lama dan minum obat paru 6
pasien mengeluhkan BAK yang sedikit bulan disangkal. Tidak ada keluhan
sekitar 3 gelas aqua 1 hari berwarna yang sama di keluarga, riwayat
kuning pekat dan BAB tidak ada hipertensi di keluarga disangkal,
keluhan. riwayat diabetes melitus disangkal.
1 hari SMRS, pasien mengeluhkan Riwayat penyakit jantung rematik
sesak nafas yang semakin memberat. disangkal. Pasien seorang petani suka
Sesak nafas yang dirasakan pasien makan makanan yang asin dan
sama dengan sebelumnya namun berlemak. Kebiasaan merokok 1
semakin memberat. Sesak dirasakan bungkus per hari selama 20 tahun
ketika tidak sedang beraktifitas. Sesak dengan IB: 400 (perokok sedang)
dirasakan memberat jika pasien Kebiasaan minum alkohol disangkal.
berbaring lama ditempat tidur, Berdasarkan pemeriksaan fisik
berkurang dengan posisi duduk dan yang dilakukan di IGD tanggal 19
tidur dengan bantal yang ditinggikan, Februari 2018 didapatkan, kesadaran
sesak nafas sering membuat pasien Composmentis, tampak sakit sedang,
terbangun pada malam hari. Batuk TD 160/100 mmHg, HR 84 x/menit,

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018 3


CASE REPORT

regular, isi dan tegangan cukup, pinggang jantung SIK II. Bunyi
pernapasan 26 x/menit, Suhu 36,7oC, jantung S1 dan S2 normal , murmur
TB 160 cm, BB 58 kg, BMI 22,3 (-). gallop S3 (-).
Pada pemeriksaan abdomen
(Normoweight).
didapatkan tampak cembung, tidak ada
Pemeriksaan fisik yang
venektasi, bising usus 10 x/menit.
dilakukan di bangsal
Palpasi supel, teraba hepatomegali,
Flamboyan tanggal 20 Februari
lunak, ujung tumpul, tidak ada nyeri
2018 didapatkan kesadaran
tekan. Pada pemeriksaan lien tidak
Composmentis, tampak sakit
teraba, hepatojugular reflux positif,
sedang, TD 140/80 mmHg, HR
adanya undulasi. Pada perkusi
72 x/menit, regular, isi dan
ditemukan shifting dullness.
tegangan cukup, pernapasan
Pemeriksaan Ektremitas
24 x/menit, Suhu : 36,5oC, TB
didapatkan edem tungkai bawah,
160 cm, BB 58 kg, BMI 22,3
pitting edem tungkai bawah.
(normoweight). Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang saat di
mata dalam batas normal, bibir
IGD tanggal 19 februari 2018
tidak pucat, JVP 5+4 cmH2O
didapatkan (Darah rutin) Hb 9,3 g/dl,
(meningkat), tidak ada
MCV 77,3 fl, MCH 25,7 pg, MCHC
pembesaran KGB dan tiroid.
Pada pemeriksaan paru didapatkan 33,5 g/dL. (Kimia Darah) Glukosa :
suara nafas bronkovesikuler dikedua 115 mg/dL, Ureum : 75 g/dL,
lapangan paru dengan suara tambahan Creatinin : 2,84 mg/dL, AST : 529
ronkhi basal simetris pada kedua paru. U/L, ALT : 615 U/L (Elektrolit)
Pada pemeriksaan Jantung, iktus Na 136 mmol/L, K 4,6 mmol/L, Cl
kordis tidak terlihat, iktus kordis teraba 106 mmol/L.
di SIK VI linea axilaris anterior Pemeriksaan EKG (19
sinistra lebar seukuran jempol, kuat Februari 2018) kesan: LVH + old
angkat. Batas jantung kanan linea infark anteroseptal. Foto Toraks (19
sternalis dextra. Batas jantung kiri Februari 2018) Tampak kardiomegali
linea axilaris anterior sinistra, Batas serta peningkatan corakan

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018 4


CASE REPORT

vaskularisasi paru. Pada tanggal 22 CHF ec MS, MR bisa disingkirkan.


Februari dilakukan Echocardiografi Pasien juga mengeluhkan sesak
didapatkan hipokinetik daerah napas, Sesak napas pada pasien
anteroseptal, LVH eksentrik serta dirasakan terus menerus tanpa adanya
Ejection Fraction 37%. suara nafas mengi, pada pemeriksaan
Berdasarkan data yang didapat, fisik torak tidak ada nya otot bantu
diagnosis kasus ini yaitu CHF fc napas dan pelebaran sela iga yang,
NYHA IV, LVH ec HHD, CAD. pada pemeriksaan foto thoraks tidak
dengan Congestive hepatopaty dan ada gambaran hiperlusen yang khas
Acute-on-chronic renal failure ec pada PPOK, sehingga PPOK bisa
cardio-renal syndrom. Diagnosis disingkirkan, Tatalaksana non
banding pada pasien adalah CHF ec farmakologis pada pasien ialah Bed
Mitral stenosis (MS), CHF ec Mitral rest,, IV Plug, Posisi semi fowler,
Regurgitasi (MR), PPOK. Oksigen nasal kanul 4L/menit, Diet
CHF ec MS, MR dapat
rendah garam II dan diet DASH.
disingkirkan dari pasien, pada
Terapi farmakologis berupa terapi
anamnesis tidak ada riwayat penyakit
gagal jantung yaitu diuretik loop
jantung rematik yang merupakan
Furosemide inj 3 x 40 mg i.v
komplikasi terjadinya kelainan katup
dikombinasikan dengan diuretik
seperti MS. pada pemeriksaan fisik
antagonis aldosteron Spironolakton
tidak ada suara tambahan seperti
1x25 mg, antihipertensi golongan ARB
murmur sistol/diastolik pada katup
Valsartan 1x 80 mg mg p.o,
mitral yang merupakan suara yang
venodilator golongan Nitrat ISDN 3x
dihasilkan penutupan / pembukaan
5 mg p.o dan antiplatelet golongan
katup jantung ketika aliran darah
aspirin 1x100 mg.
didalam jantung tidak lancar dan Pada pemeriksaan hari kedua
turbulensi terjadi, Pada pemeriksaan tanggal 21 Februari 2018, sesak sudah
Echocardiography tidak terdapat berkurang dan sembab pada kaki dan
gambaran yang menunjukkan kelainan perut sudah berkurang, permapasan
pada katup jantung pasien sehingga pasien 20 kali permenit, terapi yang

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018 5


CASE REPORT

diberikan inj Furosemid 2x40 mg IV, dispneu, orthopnea, dispnea d’effort,


Spironolakton tab 1x25mg ISDN tab dan kedua kaki sembab. Berdasarkan
2x5 mg, Valsartan 1x80 mg, Aspirin dari pemeriksaan fisik didapatkan
1x100mg. dan di rencanakan dilakukan peningkatan JVP, ronkhi,
echocardiography pada hari ketiga. kardiomegali, dan refluk
Pasien dipulangkan pada hari ke
hepatojugular. Pada pasien ini
empat perjalanan penyakit dengan
didapatkan 6 kriteria mayor dan 2
pertimbangan sesak napas sudah
kriteria minor sehingga diagnosis pada
berkurang, edema tungkai berkurang,
pasien ini adalah gagal jantung
tekanan darah pasien didapatkan
kongestif (CHF). Berdasarkan
130/80, pernapasan 20 x permenit,
klasifikasi yang disusun oleh NYHA,
pada auskultasi suara pernapasan
maka gagal jantung pada kasus ini
vesikuler dan tidak ada suara ronkhi.
tergolong kedalam stage IV, yakni
Edukasi yang diberikan sebelum
gejala dapat timbul pada saat pasien
pulang yaitu agar menjaga diet DASH
sedang istirahat.
dan diet rendah garam serta rutin
Penyebab gagal jantung pada
kontrol ke poli untuk memeriksakan
pasien ini dipikirkan adalah hipertensi
kesehatannya. Terapi pulang yang
yang tidak terkontrol. Tekanan darah
diberikan Furosemid tab 2 x 20 mg,
yang terus menerus meningkat dapat
Spironolakton tab 1x25mg, ISDN tab
mengakibatkan kerja jantung semakin
2x5 mg, Valsartan 1x40 mg, Aspirin
berat. Hal ini membuat jantung sulit
1x100mg.
untuk memompakan darah ke seluruh
PEMBAHASAN tubuh secara adekuat, terutama saat
Diagnosis gagal jantung kongestif beraktivitas, lama kelamaan akan
dapat ditegakkan berdasarkan kriteria menyebabkan ventrikel kiri tidak
Framingham dimana didapatkan mampu berkontraksi sehingga
minimal ada 2 kriteria major dan 1 menurunkan jumlah darah yang
kriteria minor atau sebaliknya. dipompa oleh jantung (stroke volume).
Berdasarkan anamnesis pasien Agar stroke volume tetap stabil,
didapatkan paroksismal nokturnal peningkatan beban tekan akan

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018 6


CASE REPORT

meningkatkan tegangan dinding. echocardiografi ditemukan hipokinetik


Sehingga untuk mengurangi tegangan, pada daerah anteroseptal. Hal tersebut
terjadi penebalan dinding jantung menunjukkan adanya disfungsi
sebagai mekanisme kompensasi yang miokard akibat riwayat sindroma
dikenal dengan hipertrofi konsentris. koroner akut sebelumnya.
Berdasarkan anamnesis Penyakit arteri koroner dapat
didapatkan bahwa pasien memiliki menyebabkan gagal jantung melalui
riwayat hipertensi yang tidak berbagai mekanisme. Mekanisme-
terkontrol sejak 2 tahun yang lalu. mekanisme tersebut yaitu dikarenakan
Pasien juga jarang olahraga, pasien adanya segmen jantung yang telah
merokok dengan IB perokok sedang, infark mengakibatkan terganggunya
suka makan makanan yang asin. Hal relaksasi diastol dan kontraksi sistol,
tersebut merupakan faktor-faktor risiko adanya kerusakan miokardium
dari terjadinya hipertensi. Konfirmasi mengakibatkan terjadinya remodeling
pemeriksaan fisik berupa perkusi ventrikel berupa dilatasi dan disfungsi
jantung dan pemeriksaan penunjang kronis miokardium yang diakibatkan
berupa elektrokardiografi dan rontgen oleh hipoperfusi dan/atau hibernasi.
toraks menunjukkan bahwa pasien Terapi yang diberikan adalah
mengalami kardiomegali. Untuk berdasarkan terapi gagal jantung
memastikan kardiomegali disebabkan seperti Spironolakton 1x25 mg tab
oleh Hypertension Heart Disease sebagai obat diuretik hemat kalium
perlu dilakukan Ekokardiografi yang berfungsi mengurangi beban
didapatkan LVH eksentrik. awal pada gagal jantung. Furosemid
Salah satu penyebab CHF pada merupakan terapi yang diindikasikan
pasien ini diperkirakan akibat penyakit pada pasien hipertensi dengan gagal
jantung koroner, pada pasien ini dapat jantung. valsartan merupakan salah
ditunjukkan dengan ditemukan adanya satu obat golongan hipertensi yaitu
riwayat keluhan nyeri dada yang khas golongan ARB yang berguna untuk
serta dari EKG ditemukan adanya menurunkan tekanan darah pada
gelombang Q patologis dan pada pasien agar kerja jantung tidak

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018 7


CASE REPORT

semakin meningkat dan menurunkan Pada pasien juga didapatkan


tekanan glomerulus ginjal. kongestif hepatopati yang didapatkan
Penatalasanaan nonfarmakologis dari pemeriksaan fisik berupa
pada pasien ini salah satunya adalah hepatomegali dan peningkatan fungsi
diet DASH. Diet DASH merupakan hati. Menurut kepustakaan, congestive
pola diet yang menekankan pada hepatopathy merupakan kelainan hati
konsumsi bahan makanan rendah yang sering dijumpai pada pasien
natrium (<2300 mg/hari), tinggi gagal jantung, ditandai dengan adanya
kalium (4700 mg/hari), magnesium gejala klinis gagal jantung, tes fungsi
(>420 mg/hari), kalsium (>1000 hati yang abnormal dan tidak
mg/hari), dan serat (25 -30 g/hari) serta ditemukannya penyebab lain dari
rendah asam lemak jenuh dan disfungsi hati. Tanda dan gejala dapat
kolesterol (<200 mg/hari) yang banyak muncul berupa ikterus. Timbul ketidak
terdapat pada buah -buahan, kacang- nyamanan pada kuadran kanan atas
kacangan, sayuran, ikan, daging tanpa abdomen akibat peregangan kapsul
lemak, susu rendah lemak, dan bahan hati. Pada pemeriksaan fisik
makanan dengan total lemak dan ditemukan hepatomegali lunak,
lemak jenuh yang rendah. Diet lain kadang masif, batas tepi hati tegas, dan
yang direkomendasikan pada pasien halus. Splenomegali jarang terjadi.
adalah diet rendah garam II. Diet Asites dan edema dapat tampak, tetapi
rendah garam II maksudnya adalah tidak disebabkan oleh kerusakan hati,
pasien mengonsumsi garam 600-800 melainkan akibat gagal jantung kanan
gr Na atau pasien boleh menambahkan Congestive hepatopathy
garam dapur 1/sdt. Pada penelitian disebabkan oleh dekompensasi
menunjukan bahwa kombinasi dari ventrikel kanan jantung. Dimana
diet DASH dan diet rendah garam terjadi peningkatan tekanan atrium
dapat menurunkan tekanan darah kanan ke hati melalui vena kava
sistolik dan diastolik masing- masing inferior dan vena hepatik. Tatalasana
5 mmHg dan 1,75 mmHg. kongesti hepatopati pada kasus ini
disesuaikan dengan tatalaksana gagal

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018 8


CASE REPORT

jantung dengan mengatasi overload dan sifat alami dari keterkaitan


cairan. Bila overload cairan teratasi jantung dan ginjal. CRS tipe 1
maka kongesti hepatopati akan terjadi ketika gagal jantung
teratasi. dekompensata akut (ADHF)
Pada pasien juga didapatkan menyebabkan AKI (Acute
masalah berupa cardio-renal syndrom.. Kidney Injury). CRS tipe 2
Dari anamnesis didapatkan BAK mengacu pada progresivitas
pasien mulai sedikit sekitar 2 gelas memburuknya fungsi ginjal
aqua perhari, dan memiliki riwayat (WRF/worsening Renal
hipertensi yang tidak terkontrol, Function) dalam terjadinya
penurunan Hb, peningkatan ureum dan gagal jantung kongestif (CHF).
kreatinin serta didapatkan hasil GFR Pada CHF terjadi
pasien adalah 26,9. Pada pasien penurunan cardiac output,
sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan darah dapat turun
urinalisis rutin untuk menilai fungsi dibawah rentang yang dapat
filtrasi ginjal. Pemeriksaan urinalisis dikompensasi oleh mekanisme
dilakukan untuk menilai adanya autoregulasi tersebut. Kondisi
glukosa, protein, leokosit, eritrosit ini akan diikuti oleh
pada urin. Pemeriksaan lain untuk hipoperfusi, hipofiltrasi dan
menunjang penegakan diagnosis CKD kemudian iskemia ginjal.
pada pasien ini adalah USG abdomen Hipertensi yang tidak
untuk menilai ketebalan dari korteks terkontrol juga menyebabkan
dan medula. rangsangan barotrauma pada kapiler
Menurut kepustakaan Cardio- glomerolus dan meningkatkan tekanan
Renal Syndrom (CSR) didefinisikan kapiler glomerolus terebut, yang lama
penurunan fungsi ginjal yang kelamaan akan menyebabkan
disebabkan oleh penurunan glomrolusclerosis. Glomerulusclerosis
fungsi jantung. CRS dapat merangsang terjadinya hipoksia
diklasifikasikan ke dalam dua kronis yang menyebabkan kerusakan
kategori, menurut etiologinya ginjal.

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018 9


CASE REPORT

Tatalaksana yang diperikan dosis optimal sebelum mulai


pada pasien yaitu identifikasi memberikan ACE-I/ARB karena
dan antisipasi gangguan dan retensi cairan dapat melemahkan efek
perburukan fungsi ginjal ACE-I/ARB. Dan ketika memulai
dengan optimalisasi terapi terapi ACE-I/ARB dosis diuretic dapat
penyebabnya, pada pasien diturunkan untuk mencegah hipotensi
yaitu hipertensi. Pada pasien simtomatis. Setelah kongesti hilang,
diberikan terapi antihipertensi berupa terapi diuretic harus tetap dilanjutkan
obat golongan ARB dikarenakan untuk mencegah rekurensi retensi
pasien di curigai penurunan fungsi garam dan air.
ginjal yaitu dari skor penilaian GFR
DAFTAR PUSTAKA
yaitu 26,9 ( CKD stage IV). Pilihan
1. American Heart Assosiation. Heart
terapi hipertensi pada pasien dengan
Disease anda stroke statistic-update
penurunan fungsi ginjal yang
2006. Dallas AHA. 2006.
direkomendasikan adalah ACE atau 2. Laporan Nasional 2013. Riset
ARB. Pemberian ACE kesehatan Dasar (RISKESDAS)
direkomendasikan pada pasien dengan 2013. Badan Penelitian
penurunan fungsi ginjal karena Pengembangan Kesehatan.
memiliki efek pada aferen glomerulus Departemen Kesehatan, Republik
dan memberi efek vasodilatasi pada Indonesia. Jakarta. 2013
glomeruslus, dan memiliki efek 3. Drazner, M. The Progression of

antiproteinuria, namun pemberian Hypertensive Heart Disease.

ACE-I dapat memberikan efek Division of Cardiology,

samping berupa batuk. Salah satu Department of Internal Medicine,

gejala klinis minor dari CHF adalah University of Texas Southwestern

batuk pada malam hari maka pilihan Medical Center: AHA Journal.

terapi antihipertensi yang diberikan Dallas; 2011


4. Lilly, L. Pathophysiology of Heart
adalah golongan ARB. Namun karena
Disease : a collaborative project of
pasien ini telah mengalami retensi
medical students and faculty 6th
cairan maka diberikan diuretik dengan

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018 10


CASE REPORT

Ed. Wolters Kluwer.


Massachusetts: 2016.
5. Sudoyo A, et al. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. FK UI Jilid 2. 5th
ed. Jakarta, 2010.
6. Siswanto B, Hersunati N,
Erwinanto, Praktikto R, et al.
Pedoman tatalaksana gagal jantung
1st Ed. PERKI. Jakarta: 2015.
7. Bayraktar, Seren S, Hepatic venous
outflow obstruction: three similar
syndromes. PubMed.gov 2007
8. Myers P,.Congestive hepatopathy
and hypoxic hepatitis in heart
failure: A cardiologist's point of
view. AASLD 2003
9. Shah BN, Greaves K. The
Cardiorenal Syndrome: A
Review. International
Journal of Nephrology.
2011; 920195: 1-11.
10. Rosner MH, Rastogi A,
Ronco C. The Cardiorenal
Syndrome. International
Journal of Nephrology.2011;
982092:1-2.

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UR - RSUD AA, Maret 2018 11

Anda mungkin juga menyukai