Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI


“METODE SUNTIKAN DAN KONTRASEPSI PADA WANITA
USIA DI ATAS 35 TAHUN”

Disusun oleh :

Kelompok 5

Rohmi Wahyuningsih (P07124215028)


Rosyda Fitria Rahmi (P07124215029)
Sekar Aji Arum P (P07124215030)
Sonya Puspita (P07124215032)
Tata Wardiyanti Putri (P07124215033)
Tesa Gurit Kartika W. (P07124215034)

D IV KEBIDANAN REGULER A
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia - Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Suntikan
dan Kontrasepsi pada Wanita Usia di Atas 35 Tahun” . Kami mengucapkan
terimasih kepada Ibu Mina Yumei Santi, SST., M.Kes sebagai dosen pengampu
mata kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
dan semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca
sebagai bahan evaluasi kami dalam pembuatan makalah berikutnya.

Hormat kami

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................... 1
Kata pengantar .................................................................................................... 2
Daftar isi .............................................................................................................. 3
BAB I
A. Latar Belakang .......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 5
BAB II ISI
A. Metode Suntikan........................................................................................ 7
B. Metode Kontrasepsi pada Wanita Usia di Atas 35 Tahun ........................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari program
kesehatan dan merupakan titik pusat sumber daya manusia mengingat
pengaruhnya terhadap setiap orang dan mencakup banyak aspek
kehidupan sejak dalam kandungan sampai pada kematian. Oleh karena
itu pelayanan kesehatan reproduksi harus mencakup empat komponen
esensial yang mampu memberikan hasil yang efektif dan efisien bila
dikemas dalam pelayanan yang terintegrasi. Salah satu dari empat
komponen esensial yaitu Keluarga Berencana.
Keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang palig dasar dan utama bagi wanita. Meskipun tidak selalu
diakui demikian, peningkatan dan perluasan KB merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak
wanita yang harus menentukan pemilihan alat kontrasepsi yang sulit,
tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga
metode – metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB. Kesehatan individual, dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.
Sebelum ibu memilih alat kontrasepsi sebaiknya mencari informasi
terlebih dahulu tentang cara – cara KB berdasarkan informasi yang
lengkap, benar dan akurat. Semua metode kontrasepsi mempunyai efek
samping yang harus diketahui akseptor sebelum memakainya. Ada
bermacam – macam jenis kontrasepsi yang ada sehingga ibu harus
menentukan pilihan kontrasepsi yang dianggap sesuai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KB suntik?
2. Apa saja jenis KB suntik?
3. Bagaimana cara penyuntikan pada KB suntik?
4. Apa saja contoh obat KB suntik?

4
5. Bagaimana mekanisme kerja KB suntik?
6. Bagaimana interaksi obat pada KB suntik?
7. Bagaimana cara pemberian KB suntik?
8. Apa saja indikasi dan kontraindikasi KB suntik?
9. Apa saja efek samping KB suntik?
10. Apa saja kelebihan dan kelemahan KB suntik?
11. Apa saja kontrasepsi pada perempuan usia lebih 35 tahun?
12. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi mantap?
13. Bagaimana cara kerja kontrasepsi mantap?
14. Apa saja keuntungan dan kerugian kontrasepsi mantap?
15. Apa saja syarat yang harus dipenuhi dalam kontrasepsi mantap?
16. Apa saja persiapan sebelum tindakan dan perawatan setelah tindakan
pada kontrasepsi mantap?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian KB suntik.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis KB suntik.
3. Untuk mengetahui cara penyuntikan pada KB suntik.
4. Untuk mengetahui contoh obat KB suntik.
5. Untuk mengetahui mekanisme kerja KB suntik.
6. Untuk mengetahui interaksi obat pada KB suntik.
7. Untuk mengetahui cara pemberian KB suntik.
8. Untuk mengetahui indikasi dan koontraindikasi KB suntik.
9. Untuk mengetahui efek samping KB suntik.
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan KB suntik.
11. Untuk mengetahui kontrasepsi pada perempuan usia lebih 35 tahun.
12. Untuk mengetahui pengertian dari kontrasepsi mantap.
13. Untuk mengetahui cara kerja kontrasepsi mantap.
14. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian kontrasepsi mantap.
15. Untuk mengetahui syarat yang harus dipenuhi dalam kontrasepsi
mantap.
16. Untuk mengetahui persiapan sebelum tindakan dan perawatan
setelah tindakan pada kontrasepsi mantap.

5
BAB II
ISI

1. Pengertian Kontrasepsi Injeksi


Kontrasepsi injeksi adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi suntikan di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang
praktis, harganya relatif murah dan aman. Sebelum disuntik, kesehatan ibu
harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan
saat ibu dalam keadaan tidak hamil.
Pada umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama
dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai
suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5
tahun. Suntikan KB merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan
yang paling banyak digunakan di Indonesia. Secara umum, suntikan KB
bekerja untuk mengentalkan lendir rahim sehingga sulit untuk ditembus oleh
sperma. Selain itu, suntikan KB juga membantu mencegah sel telur
menempel di dinding rahim sehingga kehamilan dapat dihindari.

2. Jenis Kontrasepsi Injeksi


a. Suntikan KB 1 Bulan
Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone
Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen).
Komposisi hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil
KB Kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode
menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan bila Anda tidak
menyusui. Contoh dari suntikan KB 1 bulan adalah cyclofem.
b. Suntikan KB 3 Bulan
Suntikan KB ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone
Acetate (hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan
ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya
diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah
melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3ml
atau 1ml. Contoh dari suntikan KB 3 bulan adalah Depo

6
Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) dan Depo Noretisteron Enantat
(Depo Noristerat)

3. Cara Penyuntikan Kontrasepsi Injeksi


a. Kontrasepsi suntikan Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5
mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.
b. Memberikan kontrasepsi suntikan Noristerat dalam dosis 200 mg sekali
setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama ( = 3
kali suntikan pertama ), kemudian untuk selanjutnya sekali setiap 12
minggu.
c. Kontrasepsi suntikan DMPA, setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg secara
intramuskuler dalam-dalam di daerah pantat ( bila suntikan terlalu
dangkal, maka penyerapan kontrasepsi suntikan berlangsung lambat,
tidak bekerja segera dan efektif). Suntikan diberikan setiap 90 hari.
Jangan melakukan massae pada tempat suntikan.
d. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yamg telah
dibasahi dengan isopropyl alcohol 60%-90%. Tunggu dulu sampai kulit
kering, baru disuntik.
e. Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya gelembung udara. Bila
terdapat endapan putih di dasar ampul, hilangkan dengan cara
menghangatkannya. Kontrasepsi suntikan ini tidak perlu didinginkan.
f. Semua obat harus diisap kedalam alat suntikannya.

4. Contoh Obat Injeksi Beserta Dosisnya


Beberapa contoh obat Injeksi yang biasa digunakan antara lain:
a. Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan
(12 minggu )
b. Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu )
c. Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen
Sipionat diberikan setiap bulan.

5. Mekanisme Kerja
a. Mencegah ovulasi

7
b. Mengentalkan lendir servik dan menjadi sedikit sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.
d. Menghambat transportasi gamet dan tuba.
e. Mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil
konsepsi.

6. Interaksi Obat
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari
medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi
medroxyprogesterone dalam darah dan memungkinkan pengurangan
efektivitas medroxyprogesterone. Obat disimpan pada suhu 20-25°C.

7. Cara Pemberian
a. Waktu Pemberian
• Setelah melahirkan : 6 minggu pasca salin
• Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari
setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi)
• Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
b. Lokasi Penyuntikan dengan i.m sampai daerah glutus
• Daerah bokong/pantat
• Daerah otot lengan atas
Efektivitas : Keberhasilannya praktis 99.7 %.

8. Indikasi Dan Kontraindikasi Pemakaian Kontrasepsi Suntik


Indikasi:
a. Jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien
telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap.
b. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama,
atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen.
c. Klien yang sedang menyusui.
d. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses
sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

8
Kontraindikasi:
a. Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 10000 kelahiran).
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. Terjadinya
kanker payudara diduga akibat interaksi yang rumit dari banyak faktor
genetika, lingkungan dan hormonal yaitu kadar hormon estrogen yang
berlebih dalah tubuh. Pertumbuhan jaringan payudara sangat sensitive
terhadap estrogen pada wanita yang terpapar estrogen dalam jangka
waktu yang lama akan memiliki risiko yang besar terhadap kanker
payudara.
d. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
e. Diabetes mellitus disertai komplikasi, temuan sebuah studi terbaru
penggunaan kontrasepsi hormon tipe tertentu selama 5 tahun sebelum
hamil terkait denagan risiko berkembang menjadi diabetes mellitus. Risiko
ini bervariasi tergantung pada tipe progrestin dalam kontrasepsi hormonal.

9. Efek Samping
Rusaknya pola pendarahan, terutama pada bulan-bulan pertama dan
sudah 3-12 bulan umumnya berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan
bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal,
yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi
untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk
menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah
perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya
adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan
menurunnya gairah seksual.
Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan Suntikan
KB 3 Bulan adalah:
 Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal pemakaian
 Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering dilaporkan
pada awal penggunaan
 Kemungkinan kenaikan berat badan 1 – 2 kg. Namun hal ini dapat diatasi
dengan diet dan olahraga yang tepat
 Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan – namun bisa lebih

9
cepat). Namun, tidak semua wanita yang menggunakan metode ini
terhenti haid nya
 Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena tingkat
hormon yang tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk
dapat kembali normal (biasanya sampai 4 bulan)
Sedangkan untuk suntikan KB 1 bulan, efek samping yang terjadi
mirip dengan efek samping yang ditimbulkan pada penggunaan Pil KB..
Berbeda dengan Suntikan KB 3 Bulan, pengguna Suntikan KB 1 Bulan
dilaporkan tetap mendapatkan haidnya secara teratur. Kesuburan pun
lebih cepat kembali setelah penghentian metode ini dibandingkan dengan
Suntikan KB 3 Bulan.

10. Kelebihan dan Kelemahan KB Suntik


Keuntungan atau Kelebihan:
a. Sangat efektif
b. Tidak memiliki pengaruh pada ASI (pada suntikan KB 3 bulan)
c. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
d. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause
e. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
f. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
g. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
h. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
Kelemahan:
Kelemahan dari penggunaan kontrasepsi suntikan antara lain :
a. Gangguan haid ; Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan
yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
Selain itu juga pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan
densitas tulang. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit

10
kepala, nervositas, dan jerawat.

11. Beberapa Cara Kontrasepsi Pada Perempuan Usia Lebih 35 Tahun


a. Pil kombinasi / suntik kombinasi :
o Sebaiknya tidak digunakan untuk perempuan yang lebih dari 35 tahun
yang perokok
o Perokok berat ( lebih 20 batang/hari) jangan menggunakan pil/ suntik
kombinasi
o Pil kombinasi dosis rendah dapat berfungsi sebagai terapi sulih
hormone pada masa perimenopouse
b. Kontrasepsi progrestin (implan, kontrasepsi suntik progrestin, kontasepsi
pil progrestin) :
o Dapat digunakan pada masa perimenopouse (usia 40-50 tahun)
o Dapat digunakan oleh perempuan berusia lebih 35 tahun dan perokok
o Implant dapat digunakan pada perempuan lebih 35 tahun yang
menginginkan kontrasepsi jangka panjang , tetapi belum siap untuk
kontrasepsi mantap.
c. AKDR
o Dapat digunakan oleh perempuan lebih 35 tahun yang tidak terpapar
pada infeksi saluran reproduksi dan IMS
o AKDR CU dan progrestin : sangat efektif, tidak perlu tindak lanjut, efek
jangka panjang (CuT-380 efektif sampai 10 tahun)
d. Kondom
o Satu-satunya metode kontrasepsi yang dapat mencegah infeksi saluran
reproduksi dan IMS ( HBV,HIV/AIDS)
o Perlu motivasi tinggi bagi pasangan untuk mencegah kehamilan
e. Kontrasepsi mantap :
Sangat tepat untuk pasangan yang benar-benar tidak ingin tambahan anak
lagi.

12. Pengertian Kontrasepsi mantap (kontap)


Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi
keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap
salah seorang dari pasangan suami isteri atas permintaan yang

11
bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh
wanita maupun pria. Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita
atau MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada pria
MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi.
Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita)
atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar
sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma sedangkan kontrasepsi mantap
pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi yaitu tindakan
pengikatan dan pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari
buah zakar.

13. Cara kerja kontrasepsi mantap


Pada tubektomi (MOW) perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel
telur tertutup. Sedangkan pada vasektomi (MOP) saluran benih tertutup,
sehingga tidak dapat menyalurkan sperma

14. Keuntungan dan kerugian kontrasepsi mantap


Keuntungan:
a. Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibanding dengan cara
kontrasepsi lain
b. Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja
c. Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan
cara kontrasepsi yang permanen
d. Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan
saja
e. Tidak mempengaruhi proses menyusui
f. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
g. Tidak menggangu hubungan seksual
Kerugian:
a. Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
b. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak
c. Harus ada tindakan pembedahan minor.

15. Syarat Yang Harus Dipenuhi Dalam Kontrasepsi Mantap

12
Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
a. Sukarela
b. Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan
kontap artinya secara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih
kontap sebagai cara kontrasepsi
c. Bahagia
d. Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia artinya
calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan
telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani
dan jasmani bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang
terkecil paling sedikit umur sekitar 5 tahun dan umur isteri paling muda
sekitar 25 tahun
e. Kesehatan
f. Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan artinya
tidak ditemukan adanya hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani
kontap. Selain itu juga setiap calon peserta kontap harus mengikuti
konseling (bimbingan tatap muka) dan menandatangani formulir
persetujuan tindakan medik (Informed Consent)

16. Persiapan Sebelum Tindakan dan Perawatan Setelah Tindakan pada


Kontrasepsi Mantap
Persiapan Sebelum Tindakan:
o Hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon peserta kontap wanita adalah:
a. Puasa mulai tengah malam sebelum operasi, atau sekurang-
kurangnya 6 jam sebelum operasi. Bagi calon akseptor yang
menderita Maag (kelaianan lambung agar makan obat maag sebelum
dan sesudah puasa)
b. Mandi dan membersihkan daerah kemaluan dengan sabun mandi
sampai bersih, dan juga daerah perut bagian bawah
c. Tidak memakai perhiasan, kosmetik, cat kuku, dll
d. Membawa surat persetujuan dari suami yang sudah ditandatangani
atau di cap jempol
e. Menjelang operasi harus kencing terlebih dahulu

13
f. Datang ke rumah sakit tepat pada waktunya, dengan ditemani
anggota keluarga sebaiknya suami.
o Hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon peserta kontap pria adalah:
a. Tidur dan istirahat cukup
b. Mandi dan memebersihkan daerah sekitar kemaluan
c. Makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke klinik
d. Datang ke klinik tempat operasi dengan pengantar
e. Jangan lupa membawa surat persetujuan isteri yang ditandatangani
atau cap jempol
Perawatan Setelah Tindakan:
Tubektomi (MOW)
a. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari
b. Kebersihan harus dijaga terutama daerah luka operasi jangan sampai
terkena air selama 1 minggu (sampai benar-benar kering)
c. Makan obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk
d. Senggama boleh dilakukan setelah 1 minggu, yaitu setelah luka operasi
kering. Tetapi bila tubektomi dilaksanakan setelah melahirkan atau
keguguran, senggama baru boleh dilakukan setelah 40 hari
Vasektomi (MOP)
a. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari
b. Menjaga kebersihan dengan membersihkan diri secara teratur dan jaga agar
luka bekas operasi tidak terkena air atau kotoran
c. Makan obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk
d. Pakai celana dalam yang kering dan bersih, dan jangan lupa menggantinya
setiap hari
e. Jangan bersenggama bila luka belum sembuh. Boleh berhubungan seksual
setelah tujuh hari setelah operasi. Bila isteri tidak menggunakan alat
kontrasepsi, senggama dilakukan dengan memakai kondom sampai 3 bulan
setelah operasi.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) adalah cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. KB suntik dibagi menjadi
dua jenis yaitu suntikan KB 1 bulan dan suntikan KB 3 bulan. Contoh obat
dari KB suntik yakni depo provera, noristeran, dan cyclofem. Mekanisme
kerja dari KB suntik diantaranya mencegah ovulasi, menjadikan selaput
lendir rahim tipis dan atropi, dan menghambat transportasi gamet dan
tuba.
KB suntik dapat diberikan pada saat setelah melahirkan, setelah
keguguran, dan dalam masa haid. Kontrasepsi ini diberikan pada klien
yang sedang masa menyusui dan yang mendekati masa menopause. KB
suntik tidak boleh dilakukan pada wanita hamil dan wanita yang menderita
kanker payudara. Angka kegagalan pada kontrasepsi ini yaitu 0,1%
pertahun. Kelemahan dari KB suntik yaitu wanita akan mengalami
gangguan haid.
Beberapa kontrasepsi pa prempuan usia lebih dari 35 tahun yaitu
pil kombinasi atau suntik kombinasi, kontrasepsi progestin, AKDR,
kondom, dan kontrasepsi mantap. Kontrasepsi mantap (kontap) adalah
suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak
terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami istri
atas permintaan yang bersangkutan. Menurut cara kerjanya kontrasepsi
dibagi menjadi tubektomi (MOW) dan vasektomi (MOP). Kontap
mempunyai kelebihan diantaranya lebih aman, lebih praktis dan lebih
efektif. Namun kontap juga bisa menimbulkan rasa sakit atau
ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.

B. Saran
Diharapkan untuk petugas kesehatan agar memberikan pelayanan
yang baik dan memberikan penyuluhan pada masyarhat tentang
keuntungan dan kerugian dari penggunaan suatu jenis alat kontrasepsi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Affandi,brian,dkk.2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:PT


Bina pustaka Sarwono prawirohardjo
Kirana. 2007. Obat-obat Penting ed.6, 717. Jakarta : PT. Elex Media Computa
Saifuddin, A.B. 2006. Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi Pk-54-PK58.
Jakarta :Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo
Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: TIM
Rahardja,
Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37114/4/Chapter%
20II.pdf di akses pada tanggal 21 Maret 2017 pukul 15.50 WIB
Diunduh dari http://posyandu.org/mow-dan-mop.html di akses pada tanggal 21
maret 2017 pukul 15.00 WIB

Diunduh dari http://m.detik.com/health/read/2012/02/24/142752/1850829/763/ini-


dia-alat-kontrasepsi-wanita-yang-sesuai-umur di akses pada tanggal 21
Maret 2017 pukul 16.48 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai