PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mendeskripsikan pengertian persepsi sosial
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi sosial
3. Menjelaskan bagaimana proses terjadinya persepsi
4. Mendeskripsikan jenis-jenis persepsi sosial
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
.
Proses terjadinya persepsi dapat dimulai dari objek yang menimbulkan stimulus
mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan
proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan
oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut proses fisiologis. Kemudian
terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu meyadari apa yang
dilihat, atau apa yang didengar atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau
dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagi pusat psikologis. Dengan demikian
dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu meyadari
tentang misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu
stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari
persepi dan merupakan persepsi sebenarnya. Respon sebagai akibat dan persepsi dapat
diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk ( Walgito, 2004 : 90 ).
Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam
persepsi itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukan bahwa individu tidak hanya
dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang
ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Tidak semua stimulus mendapatkan respon
individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapatkan respon
dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan.
Proses persepsi sosial dimulai dari pengenalan terhadap tanda-tanda nonverbal
atau tingkah laku nonverbal yang ditampilkan orang lain. Tanda-tanda nonverbal ini
merupakan informasi yang dijadikan bahan untuk mengenali dan mengerti orang lain
secara lebih jauh. Dari informasi-informasi nonverbal, kita membuat penyimpulan-
penyimpulan tentang apa kira-kira yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang lain.
Kemudian, ungkapan-ungkapan verbal melengkapi penyimpulan-penyimpulan dari
tanda-tanda nonverbal
Dengan menggunakan informasi-informasi dari tingkah laku nonverbal dan
verbal, kita membentuk kesan-kesan tentang orang lain. Kita bisa mendapatkan kesan
apakah orang lain yang kita temui ramah, baik hati, judes, pelit, pemarah, pintar, dan
sebagainya. Kesan-kesan itu tidak bisa kita kenali secara sendiri-sendiri, melainkan kita
perbandingkan satu sama lain untuk mendapatkan kesan yang lebih menyeluruh tentang
orang lain. Asch (1946) menunjukkan bahwa orang melakukan persepsi terhadap sifat-
sifat dalam hubungannya satu sama lain sehingga sifat-sifat itu dipahami sebagai bagian
yang terintegrasi dengan kepribadian orang-orang yang memilikinya. Sekali kita
membentuk kesan tentang orang lain, kita cenderung tidak suka mengubahnya bahkan
jika kita menenukan fakta yang bertentangan dengan kesan kita
3
Persepsi sosial merupakan proses yang berlangsung pada diri kita untuk
mengetahui dan mengevaluasi orang lain. Dengan proses ini, kita membentuk kesan
tentang orang lain. Kesan yang kita bentuk didasarkan pada informasi yang tersedia di
lingkungan, sikap kita terdahulu tentang rangsang-rangsang yang relevan dan mood kita
saat ini. Manusia cenderung beroperasi di bawah bias-bias tertentu keitka membentuk
kesan tentang orang lain. Contohnya, ketika cenderung berpersepsi bahwa orang yang
berpakaian rapi sebagai orang baik (baik hati, dermawan atau menyenangkan) daripada
orang yang pakaiannya berantakan.
Dalam psikologi sosial, kecenderungan menilai baik orang lain dari
penampilannya terdahulu yang dianggap baik disebut dengan efek halo. Di sisi lain, kita
juga bisa menilai orang yang berpakaian tidak rapi, mempunyai rambut gondrong dan
acak-acakan, serta cara bicara yang apa adanya sebagai orang yang tidak baik,
sembarangan, atau tidak berpendidikan. Apa yang ditampilkan orang lain secara fisik
mempengaruhi cara kita menilai aspek psikologisnya. Meskipun kecenderungan ini tidak
serta merta memberikan pengetahuan dan pemahaman yang tepat tentang orang lain,
orang-orang cenderung mempertahankannya sebab setiap orang membutuhkan pegangan
dan petunjuk tentang siapa yang lain yang sedang dihadapinya.
4
organisasi perseptual. Dalam proses persepsi social, individu cenderung untuk
memahami orang lain sebagai obyek persepsi ke dalam system yang bersifat logis,
teratur dan runtut. Pemahaman sistematik semacam itu biasa disebut dengan
organisasi perseptual. Apabila sesorang menerima informasi maka ia mencoba untuk
menyesuaikan informasi itu ke dalam pola-pola yang telah ada.
Pada suatu situasi (tempat suatu stimulus yang muncul), memiliki konsekuensi
bagi terjadinya interpretasi-interpretasi yang berbeda. Interpretasi itu menunjukkan
hubungan diantara manusia dengan dunia stimulus. Cara individu mendefinisikan
suatu situasi memiliki konsekuensi terhadap dirinya sendiri maupun terhadap perilaku
orang lain. Misalnya sebuah universitas sebagai sebuah institusi akan dapat
diinterpretasi secara berbeda oleh mahasiswa, dosen, sopir angkot, pegawai dan
penjaja makanan.
5
1. Persepsi Jarak Contoh awan semakin kita memandang jauh semakin
nampak rendah seolah-olah kita dapat menggapainya
2. Persepsi Gerak Contoh saat kita berada di dalam kereta dan bersebelahan
dengan rumah penduduk atau pohon terkadang kita bingung, kita yang
bergerak atau rumah penduduk itu yang bergerak
3. Persepsi Total Pada persepsi total baru akan tampak jelas kalau dilihat
secara keseluruhan.
6
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami.
Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan,
pendengaran, peraba dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah
kesadaran atau kognisi. Banyak para ahli yang mengemukakan tentang arti persepsi
sosial, antara lain Robbins, Moskowitz dan Ogel, Leavit, dan Sarwono. Proses persepsi
sosial dimulai dari pengenalan terhadap tanda-tanda nonverbal atau tingkah laku
nonverbal yang ditampilkan orang lain. Tanda-tanda nonverbal ini merupakan informasi
yang dijadikan bahan untuk mengenali dan mengerti orang lain secara lebih jauh. Dari
informasi-informasi nonverbal, kita membuat penyimpulan-penyimpulan tentang apa
kira-kira yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Kemudian, ungkapan-
ungkapan verbal melengkapi penyimpulan-penyimpulan dari tanda-tanda nonverbal.
Dengan menggunakan informasi-informasi dari tingkah laku nonverbal dan verbal, kita
membentuk kesan-kesan tentang orang lain. Kita bisa mendapatkan kesan apakah orang
lain yang kita temui ramah, baik hati, judes, pelit, pemarah, pintar, dan sebagainya. (1989
dalam Hanurawan, 2010) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor utama yang
memberi pengaruh terhadap pembentukan persepsi sosial. Faktor-faktor itu adalah Faktor
penerima ( the perceiver), Faktor situasi (the situation), dan Faktor obyek sasaran (the
target). Secara garis besar persepsi manusi dibagi menjadi dua bagian, yaitu persepsi
terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia (interpersonal).
7
DAFTAR PUSTAKA
Psikologi, Blog. 2015. Pengertian Persepsi Sosial, Proses, dan Faktor Persepsi Sosial.
Diambil dari : http://blogpsikologi.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-persepsi-sosial-proses-
dan.html