Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”

“pengertian tentang intellegensi serta cara pengukuran intellegensi”

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Makalah dan Presentasi Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen pengampu : Fitriah Khoirunnisa, S,Pd., M.Ed

Kelompok 3

Putri Yuni Yanti 170384204029

Mar’atus Sholeha 170384204030

Febiana Isabela 170384204036

Ulil Amri 170384204048

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini dibuat
guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi pendidikan.

Kami pun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih banyak kesalahan disana
sini baik dari segi isi penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu segala kritik
dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut akan penulis terima
dengan senang hati.

Tanjungpinang, 22 April 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi intellegensi ……………………………………...


2.2 ciri-ciri intellegensi
2.3 faktor-faktor yang mempengaruhi intellegensi
2.4 teori intellegensi
2.5 cara pengukuran intellegensi
2.6 hubungan antara intellegensi dengan kehidupan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………..............
3.2 Saran………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………..……………………………..
Bab I

Pendahuluan

1.1 latar belakang


intelegensi merupakan salah satu konsep yang dipelajari dalam psikologi. Pada hakekatnya,
semua orang sudah merasa memahami makna intellegensi. Sebagian orang berpendapat
bahwa intellegensi merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Intellegensi erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Banyak problem-problem manusia
yang berhubungan dengan intellegensi. Dalam dunia pendidikan pun intellegensi merupakan
hal yang sangat berkaitan. Seolah-olah intellegensi merupakan penentu keberhasilan untuk
mencapai segala sesuatu yang diinginkan, dan merupakan suatu penentu keberhasilan dalam
semua bidang kehidupan,

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan intellegensi ?
2. Apa saja ciri-ciri intellegensi ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi intellegensi ?
4. Apa saja teori intellegensi ?
5. Bagaimana cara pengukuran intellegensi ?
6. Apa hubungannya antara intellegensi dengan kehidupan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian intellegensi beserta ciri-cirinya
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya serta teori-teori nya
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengukuran intellegensi
Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian intellegensi


Secara etimologis intelegensi berasal dari Bahasa inggris yaitu “intelligence”
yang juga berasal dari Bahasa latin “intellectus dan intellegentia atau intellegere”. Teori
intellegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun
1951. Spearman mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan yang
dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut
dalam Bahasa yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya
disebut “Noeseis”, intellegensi dalam Bahasa latin, berarti “memahami”. Jadi,
intellegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau
potensi untuk memahami sesuatu.
Ada beberapa para ahli yang mengemukakan pengertian intellegensi :
a. Alfred Binet & Theodore Simon (1857-1911)
Intellegensi terdiri dari 3 komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau
tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah
dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri (autocriticism)
b. Lewis Madison Terman (1916)
Mengatakan bahwa intellegensi merupakan kemampuan seseorang untuk berfikir abstrak.
c. Baldwin (1901)
Mendefinisikan intellegensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.
d. Edward Lee Thorndike (1913)
Mendefinisikan intellegensi sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik
dari pandangan kebenaran atau fakta.
e. Walters dan Gardber (1986)
Mendefinisikan bahwa intellegensi merupakan suatu kemampuan atau serangkaian
kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah, atau
produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.
f. V. A. C Henmon
Mengatakan bahwa intellegensi terdiri dari 2 faktor, yaitu kemampuan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh.
g. H. H Goddard (1946)
Intellegensi merupakan tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan
datang.

h. David Weehster (1986)


Definisinyaaa mengenai intellegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti
ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di
lain kesempatan ia mengatakan bahwa intellegensi adalah kemampuan untuk bertindak
secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

h. William Stern
mengemukakan batasan sebagai berikut: intellegensi ialah kesanggupan untuk
menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan mengemukakan alat-alat berfikir yang
sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intellegensi sebagian besar
tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak berpengaruh
kepada intellegensi seseorang.

2.2 CIRI-CIRI INTELEGENSI

Menurut Edward Lee Thorndike ( 1874-1949) intelegensi itu terdiri atas berbagai
kemampuan spesifik yang ditampilkan dalam perilaku intelegen.
Ciri-ciri perilaku intelegen;
1. Kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan persoalan dengan cepat dan
mendalam.
2. Keamampuan mengingat yang tinggi
3. Daya imajinasi berkembang dengan baik

Ciri-ciri tingkah laku yang intelegensi menurut Effendi dan Praja (1993: 7)
1. Purposeful behavior, artinya selalu terarah pada tujuan atau mempunyai tujuan yang
jelas,
2. Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkoordinasi, semua tenaga dan alat-alat
yang digunakan dalam suatu pemecahan masalah terkoordinasi dengan baik.
3. Physical well toned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga,
ketangkasan, dan kepatuhan.
4. Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis, dan kaku, tetapi
selalu siap untuk mengadakan penyesuaian/perubahan tehadap situasi yang baru.
5. Success oriented behavior, artinya tingkah laku yang didasari rasa aman, tenang, gairah,
penuh kepercayaan, akan sukses/optimal.
6. Clearly motivated behavior, artinya tingkah laku yang memenuhi kebutuhannya dan
bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat.
7. Rapid behavior, artinya tingkah laku yang efisien, efektif dan cepat atau menggunakan
waktu yang singkat.
8. Broad behavior, artinya tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan luas
yang meliputi disikap dasar dan jiwa yang terbuka.

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELENGENSI

Adapun faktor yang mempengaruhi intellegensi Menurut sanjaya (2010), yaitu:


A. Faktor pembawaan
Faktor pembawaan adalah faktor pertama bawaan yang berperan didalam intelegensi.
Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau
kecakapana seseorang dalam memecahkan masalah , dalam anatara lain ditentukan
oleh faktor bawaan .oleh karna itu , di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang
bodoh, agak pintar, pintar sekali,meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan
yang sama.
B. Faktor minat dan bawaan yang khas
Faktor minat ini mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luas, sehingga apa yang
diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih
baik.
C. Faktor pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intellegensi. Disini dapat dibedakan antara pembentukan sengaja,
seperti yang dilakukan disekolah dan dilakukan pembentukkan yang tidak disengaja,
misalnya pengaruh alam disekitarnya.
D. Faktor kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah
matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila
anak-anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal-soal matematika di
kelas 4 SD, karena soal-soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya
dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan
kematangan berhubungan erat dengan umur.
E. Faktor kebebasan
Factor kebebasan artinya manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecakan
masalah yang dihadapi. Disamping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam
memilih masalah yang sesuai dengan kebutuannya.

Sedangkan Menurut van alstrains faktor-faktor mempengaruhi perkembangan


intellegensi adalah:
 Adanya kesempatan untuk berbicara dengan orang dewasa
 Adanya kawan lain yang ada di rumah
 Lingkungan yang tentram
 Terselenggarakan tanggung jawab yang pasti dari masig-masing individu yang
ada di rumah
 Penggunaan Bahasa yang baik
 Adanya situasi yang mendorong saling menghargai .
Semua faktor tersebut bersangkutan satu sama lain untuk menetukan intelegensi
seorang anak ,kita tidak dapat hanya berpedoman pada salah satu faktor tersebut karena
intellegensi adalah faktor total. Keseluruhan faktor turut serta menentukan dalam
intelegensi seseorang.

2.4 Macam-macam teori intelegensi

2.4.1 Teori multiplle Intelligence ( kemajemukan Intelegensi)

Teori tentang multiple intelligence ini berdasarkan pangkar psikologi Harvard Howard
Gardner.Gardner mengemukakan bahwa pandangan klasik percaya bahwa intelegensi
merupakan kapasitas kesatuan dari penalaran yang logis di mana kemampuan sangat
bernilai.

Namun demikian psikologi Harvard tersebut tidak terlalu peduli dengan bagaimana
menjelaskan dan menuangkannya dalam skor tes psikometri yang bersifat lintas budaya.

Ada 8 kecerdasan multiple intelligence menurut gardner:

1. Kecerdasan linguistik

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik


secara lisan maupun tulisan, untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang
dimilikinya

2. Kecerdasan matematik
Kecerdasan matematik kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan penggunaan
bilangan dan logika secara efektif termasuk dalam kecerdasan ini dalah kepekaan pada
pola logika,abtraksi,kategorisasi dan perhitungan,
3. Kecerdasan ruang atau visual
Kecerdasan ruang atau visual adalah melihat dan mengamati dunia visual secara tepat,
seperti dimiliki oleh seseorang arsitek
4. Kecerdasan musik
Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati,membedakan ,mengamati
,mengarang,membentuk mengekspresikan bentuk-betuk musik.kecerdasan ini meliputi
kepekaan terhadap ritme , melodi dan timre dari musik yang didengar.
5. Kecerdasaan interpersonal
Kecerdasaan interpersonal adalah kemampuan sesorang untuk mengerti dan menjadi
peka terhadap perasaan , motivasi, watak dan isyarat dari oranglain.
6. Kecerdasan intarpersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan
pengetahuan tentang diri sendiri . dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
Mampu memotivasikan dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri.
7. Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam mengunakan tubuh kita secara terampil
untuk menggungkapkan ide pemikiran dan perasaan
8. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan,
mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di alam maupun di
lingkungan.

2.5 Macam-macam pengukuran intellegensi dan manfaatnya

Dapatkah intellegensi itu di ukur ? bagaimana kita dapat menentukan cerdas tidaknya
seseorang ? salah satu caranya ialah dengan menggunakan tes yang disebut “Tes
intellegensi”. Untuk klasifikasi umum, saat kita tidak mengetahui metode apa yang
digunakan kita bisa menggunakan klasifikasi dibawah ini.

 70-79 : tingkat IQ rendah ( keterbelakangan mental)


 80-90 : tingkat IQ rendah yang masih kategori normal(Dull Normal)
 91-110 : tingkat IQ normal rata –rata
 111-120 : tingkat IQ tinggi dalam kategori normal (Bright normal)
 120-130 : tingkat IQ superhior
 131 atau lebih tingkat IQ sangat superhior atau jenius
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan theordor Simon 2 orang psikolog asal prancis
merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa
yang memerlukan kelas- kelas khusus ( anak –anak yang kurang pandai). Alat tes itu
dinamakan tes Binet-Simon. Seri tes dari Binet simon ini, pertama kali diberi nama:
’’chellematrique de I’inteligence’’ atau skala pengukur kecerdasan. Tes Binet-Simon terdiri
dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompokkan menurut umur sekitar 3-
15 tahun. Pertanyaan-pertanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak
berhubungan dengan pelajaran di sekolahan seperti mengulang kalimat-kalimat yang
pendek atau panjang , menceritakan isi gambar-gambar dan menyebutkan nama bermacam
–macam warna.

 Tes Binet Simon


Tes Binet Simon adalah tes intelegensi yang pertama kali diciptakan,oleh Alfred Binet
dan Theodore tahun 1908 di prancis. Tes ini mulanya sangat sederhana dan hanya untuk
anak-anak saja. Akhirnya dapat sambutan baik dari para ahli sehingga banyak yang
menyempurnakannya. Dengan mengunakan tes intelegensi orang dapat menentukan
tingkat kecerdasan atau intelegensi seseorang.
 Tes Wechsler
Tes Wechsler adalah tes intelegensi yang di buat oleh Wechsler Bellevue tahun 1939,
tes ini ada 2 macam. Pertama, untuk umur 16 ke atas yaitu Wecshler adult Intelligence
Scale (WAIS) dan kedua tes untuk anak- anak yaitu Wecshler Intelligence Schel For
Children (WISC).

Rumus kecerdasan umum atau IQ yang ditetapkan ilmuan


adalah :
IQ = usia mental anak x 100
Usia sesungguhnya

Contoh; misalnya anak usia 3 tahun telah mampu berbicara seperti anak yang telah
mempunyai kecerdasan berbicara pada usia 4 tahun . inilah yang dinamakan kecerdasan
mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100= 133
Tes Wechsler meliputi 2 sub , yaitu verbal dan performance (tes lisan dan
keterampilan ). Sistem scoring tes Wechsler berbeda dengan Binet Simon. Jika Binet
Simon menggunakan skala umur maka Wechsler dengan skala angka . pada wechsler
jawaban diberi skor tertentu .jumlah skor mentah itu di konversi sehingga diperoleh
angka IQ . persamaan tes wecshler dengan Binet Simon yaitu dengan dilaksanakan
secara individu atau perorangan

 Tes army alfa dan beta


Tes ini hanya digunakan untuk mentes calon-calon tentara di amrika serikat. Tes army
alfa khusus untuk calon tentara yang pandai membaca ,sedangkan army beta calon
tentara waktu perang dunia II. Salah satu kelebihannya dibandingkan dengan tes Binet
Simon dan Wechsler adalah tes ini dilaksanakan secara rombongan sehingga
menghemat penggunaan waktu ( sholiluman (1998:58-60).
 Tes progresif metrices
Tes intelegensi ini diciptakan L.S Penrose dan J.C Laven di inggris tahun 1998. Tes ini
rombongan dan perorangan berbeda dengan Binet Wechsler, tes ini tidaklah
menggunakan percentile

2.6 HUBUNGAN INTELEGENSI DENGAN KEHIDUPAN


Intellegensi sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang akan tetapi intellegensi
bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya seseorang, banyak lagi faktor lain.
Faktor kesehatan dan ada tidaknya kesempatan, tidak dapat kita abaikan. Orang yang
sakit-sakitan saja meskipun intelegensinya tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan
dirinya dalam kehidupan. Demikian pula meskipun cerdas jika tidak ada kesempatan
mengembangkan dirinya dapat pula gagal. Juga watak (pribadi) seseorang amat berpengaruh dan
turut menentukan. Banyak diantara orang yang memiliki intellegensi yang tinggi tetapi tidak
dapat memajukan dalam kehidupannya. Ini disebabkan misalnya, kurang kemampuan bergaul
dengan orang-orang lain dalam masyarakat. Sebaliknya ada pula orang yang sebenarnya
memiliki intellegensi yang sedang saja, dapat lebih maju dan mendapat kehidupan yang lebih
layak berkat ketekunan dan keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang menganggu atau
yang merintanginya. Akan tetapi intellegensi yang rendah menghambat pula usaha seseorang
untuk maju dan berkembang, meskipun orang itu ulet dan bertekun dalam usahanya. Jadi,
intellegensi seseorang memberikan kemungkinan untuk bergerak dan berkembang dalam bidang
tertentu dalam kehidupannya. Sampai dimana kemungkinan tadi dapat di realisasikan, tergantung
pula pada kehendak dan pribadi serta kesempatan yang ada.
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan intellegensi memang benar-benar harus dipahami secara teliti
biar kita semua harus tau apa intelegensi itu sendiri. Yang lebih penting lagi yang harus
dipahami secara detail dalam pembagian kecerdasan/tingkat kecerdasan, dengan
memahami tingkat kecerdasan itu kita bisa tahu bahwa dalam diri kita ini ada
kecerdasan yang tidak pernah kita sadari meski dalam sekolah-sekolah kita tidak pernah
mendapatkan rangking, orang selalu menganggap bahwa orang yang cerdas adalah
orang yang dapat rangking kelas dan yang bisa jawab soal ujian, namun orang yang
mampu dalam menghias, main musik tidak dianggap kecerdasan,
Intellegensi juga mempunyai hubungan dan perbedaan dengan bakat maupun
kreativitas, tapi yang perlu kita ketahui, bakat dan kreativitas adalah hasil yang didapat
dari intellegensi itu sendiri.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu saran dan kritik dari teman-teman sngat kami perlukan. Demi kedepannya kami
akan lebih fokus dan detail lagi dalam menjelaskan tentang makalah yang kami buat
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan
DAFTAR PUSTAKA

Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Https://mipersis07.blogspot.co.id/2012/12/8-kecerdasan-menurut-howard-garner.html

Https://kmjppb.wordpress.com/2011/10/15/intellegensi/

http://jimmyndrio.blogspot,com/2013/09/makalah-psikologi-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai

  • 2 PB
    2 PB
    Dokumen12 halaman
    2 PB
    Roby Gusty Virgo
    Belum ada peringkat
  • Gammu
    Gammu
    Dokumen9 halaman
    Gammu
    Agusta Agusta
    Belum ada peringkat
  • Judul Skripsi
    Judul Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Judul Skripsi
    Roby Gusty Virgo
    Belum ada peringkat
  • Sistem Peredaran Darah Pada Kura-Kura
    Sistem Peredaran Darah Pada Kura-Kura
    Dokumen1 halaman
    Sistem Peredaran Darah Pada Kura-Kura
    Muhammad Ghifari
    Belum ada peringkat
  • Fisbol
    Fisbol
    Dokumen19 halaman
    Fisbol
    Roby Gusty Virgo
    Belum ada peringkat
  • Fisbol
    Fisbol
    Dokumen19 halaman
    Fisbol
    Roby Gusty Virgo
    Belum ada peringkat