Nim : 160254241031
Prodi : Ilmu Kelautan
Mk : Fisiologi Biota Laut
yang dimilikinya. Bersifat banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan dan
invertebrata tertentu. Biasanya spesies yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki
bentuk branching berupa ikan karang yang memiliki ukuran tubuh yang kecil. Misalnya
Chaetodon kleinii.
yang kasar dan keras serta berlubang-lubang kecil. Biasanya spesies yang bersimbiosis
dengan karang yang memiliki bentuk encrusting merupakan keluarga dari bivalvia.
kecila dan membentuk lipatan atau melingkar. Biasanya spesies yang bersimbiosis
dengan karang yang memiliki bentuk foliose merupakan keluarga dari Chaetodontidae
seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut. Biasanya spesies yang
bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk mushroom merupakan keluarga dari
ujung koloni serta rasa panas seperti terbakar jika tersentuh. Biasanya spesies yang
bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk millepora merupakan keluarga dari
tangan. Biasanya spesies yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk digitate
aAcropora yang belum sempurna. Biasanya spesies yang bersimbiosis dengan karang
spesies yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk submasive acropora
Karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau betumbpu pada sisi membentuk
sudut atau datar. Biasanya spesies yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki
Bentuk tubuh
Pewarnaan
Warna-warna yang mencolok dan bentuk serta pola yang aneh
dari kebanyakan ikan karang merupakan hal yang menjadi ciri khas
yang dimiliki oleh ikan karang. Menurut menurut pola yang aneh dari
ikan karang merupakan salah satu bentuk adaptasi morfologi ikan
karang untuk mengelabui pemangsanya (kamuflase). Terumbu
merupakan latar belakang yang warna-warni sehingga ikan karang
menyesuaikan diri denganwarnaterumbu karang,celah-celah karang
merupakan tempat persembunyian. warna yang mencolok bentuk serta
bagi ikan karang jika pemangsa datang sehingga bentuk yang aneh
tersebut dapat membantunya untuk menghindarkan diri dari
pemangsanya.
Kebiasaan makan
Faktor yang paling mempengaruhi diversifikasi dan modifikasi ikan
karang dalam perkembangannya adalah kebiasaan makannya. Atas dasar ini
ikan dapat dibagi secara luas menjadi pemakan plankton, pemakan nekton, dan
pemakan bentos. Kebanyakan kebiasaan makan ikan karang berubah secara
radikal dalam masa pertumbuhannya mulai dari juvenil yang masih muda
hingga menjadi ikan dewasa (McConnaughery, 1983).
Tingkah Laku
Beberapa jenis ikan karang selalu dijumpai dalam keadaan
berkelompok, dan beberapa jenis yang lain selalu dalam pasangan atau
menyendiri. Namun sebahagian besar jenis ikan karang adalah teritorial.
Jenis teritorial umumnya melindungi wilayahnya sebagai daerah tertutup bagi
jenis lain untuk kepentingan pasokan makanan, tempat tinggal atau untuk
daerah pemijahan dan pembesaran anak. Jenis teritorial akan bertingkah laku
agresif terjadap jenis lain yang memasuki wilayahnya. Beberapa jenis
memiliki wilayah yang sangat luas atau memisahkan daerah pencarian makan
dan daerah untuk tidur (Lieske & Myers 1997).
1. Acanthuridae
Dikenal sebagai surgeonfish, memakan alga dasar dan memiliki
saluran pencernaan yang panjang; makanan utamanya adalah zooplankton atau
detritus. Surgeonfishes mampu memotong ikan-ikan lain dengan duri tajam
yang berada pada sirip ekornya.
Acanthurus achilles
2. Balistidae
Golongan triggerfish, karnivora yang hidup soliter pada siang hari,
memakan berbagai jenis invertebrata termasuk moluska yang bercangkang
keras dan echinodermata; beberapa jenis juga memakan alga atau
zooplankton.
Rhinecanthus aculeatus
3. Blennidae
Biasanya hidup pada lubang-lubang kecil di terumbu, sebagian
besar spesies penggali dasar yang memakan campuran alga dan invertebrata;
sebagian pemakan plankton, dan sebagian spesialis makan pada kulit atau sirip
dari ikan-ikan besar, dengan meniru sebagai pembersih.
Parablennius gattorugine
4. Caesonidae
Dikenal sebagai ekor kuning, pada siang hari sering ditemukan
pada gerombolan yang sedang makan zooplankton pada pertengahan perairan
diatas terumbu, sepanjang hamparan tubir dan puncak dalam gobah. Meskipun
merupakan perenang aktif, mereka sering diam untuk menangkap zooplankton
dan biasanya berlindung di terumbu pada malam hari.
Caesio teres
5. Centriscidae
Berenang dalam posisi tegak lurus dengan moncong kebawah;
memakan zooplankton yang kecil.
Aeoliscus strigatus
6. Chaetodontidae
Disebut juga ikan butterfly, umumnya memiliki warna yang
cemerlang, memakan tentakel atau polip karang, invertebrata kecil, telur-telur
ikan lainnya, dan alga berfilamen, beberapa spesies juga pemakan plankton.
Heniochus acuminatus
7. Ephippidae
Bentuk tubuh yang pipih, gepeng, mulutnya kecil, umumnya
omnivora, memakan alga dan invertebrata kecil.
Platax teira
8. Gobiidae
Umumnya terdapat di perairan dangkal dan disekitar terumbu
karang. Kebanyakan karnivora penggali dasar yang memakan invertebrata
dasar yang kecil, sebagian juga merupakan pemakan plankton. Beberapa
spesies memiliki hubungan simbiosis dengan invertebrata lain (misalnya :
udang) dan sebagian dikenal memindahkan ectoparasit dari ikan-ikan lain.
Rhinogobiops nicholsii
9. Labridae
Dikenal dengan wrasses, merupakan ikan ekonomis penting,
memiliki bentuk, ukuran dan warna yang sangat berbeda. Kebanyakan spesies
penggali pasir, karnivora bagi invertebrata dasar; sebagian juga merupakan
pemakan plankton dan beberapa spesies kecil memindahkan ectoparasit dari
ikan-ikan lain yang lebih besar.
Cheilinus undulatus
10. Mullidae
Dikenal dengan goatfish, memiliki sepasang sungut di dagunya,
yang mengandung organ sensor kimia dan digunakan untuk memeriksa
keberadaan invertebrata dasar atau ikan-ikan kecil pada pasir atau lubang di
terumbu, banyak yang memiliki warna yang cemerlang.
Mulloidichthys vanicolensis
11. Nemipteridae
Dikenal sebagai threadfin breams atau whiptail breams, ikan
karnivora yang umumnya memakan ikan dasar kecil, sotong-sotongan,
udangudangan
atau cacing; beberapa spesies adalah pemakan plankton.
Pentapodus emeryii
12. Pomacentridae
Dikenal dengan damselfishes, memiliki bermacam warna yang
berbeda secara individu dan lokal bagi spesies yang sama. Beberapa spesies
merupakan ikan herbivora, omnivora atau pemakan plankton. Damselfish
meletakkan telur-telurnya di dasar yang dijaga oleh ikan jantan. Termasuk
didalam kelompok ini ikan-ikan anemon (Amphiprioninae) yang hidup
berasosiasi dengan anemon laut.
Stegastes variabilis
13. Scaridae
Dikenal sebagai parrotfish, herbivora, biasanya mendapatkan alga
dari substrat karang yang mati. Mengunyah batu karang beserta alga serta
membentuk pasir karang, hal ini membuat parrotfish menjadi salah satu
produsen pasir penting dalam ekosistem terumbu karang. Scaridae merupakan
ikan ekonomis penting.
Scarus frenatus
14. Serranidae
Dikenal dengan sea bass, kerapu, predator penggali dasar, ikan
komersial, memakan udang-udangan dan ikan. Subfamilinya adalah Anthiinae,
Epinephelinae dan Serranidae.
Cromileptes altivelis
15. Sygnathida
Dikenal sebagai kuda laut atau pipefish. Beberapa memiliki
warna yang indah. Umumnya terbatas di perairan dangkal. Memakan
invertebrata dengan menghisap pada moncong pipanya. Jantannya memiliki
kantong eram sebagai tempat penyimpanan telur dan diinkubasikan.
Phycodurus eques
16. Zanclidae
Memiliki bentuk seperti Acanthuridae dengan mulut yang tabular
tanpa duri di bagian ekor. Memakan spons juga invertebrata dasar.
Menurut Sale (1991), kelompok ikan karang yang berasosiasi paling erat
dengan lingkungan terumbu karang menjadi tiga golongan utama yaitu :
a. Labroid: Labridae (wrasses), Scaridae (parrot fish), dan Pomacentridae
(damselfishes)
b. Acanthuroid: Achanturidae (surgeonfishes), siganidae (rabbitfishes), dan
Zanclidae (Moorish idols)
c. Chaetodontoid: Chaetodontidae (butterflyfishes) dan Pomachantidae
(angelfishes).
Zanclus cornutus
2. Faring
Faring merupakan saluran pendek setelah mulut. Faring dilapisi oleh
sel – sel epitelium sama seperti rongga mulut. Faring dapat memiliki gigi
pada permukaan atas atau bawah pada beberapa ikan. Gigi – gigi faring
berfungsi untuk memecah makanan yang masuk sama seperti fungsi gigi
geraham pada mamalia. Selain itu, faring terletak antara rongga mulut dan
insang yang juga berfungsi sebagai filter makanan. Faring akan memfilter
jika bukan partikel makanan yang masuk maka akan dialihkan ke insang
untuk di buang.
3. Esofagus
Esofagus atau kerongkongan merupakan saluran pencernaan setelah
faring yang tersusu atas jaringan otot dan epitel. Sel- sel epitel squamosa
(pipih) menyusun dinding – ding esofagus yang menghasilkan lendir atau
mukus untuk mendorong makanan ke lambung dengan gerakan yang
dihasilkan oleh jaringan otot polos. Esofagus juga berperan sebagai kontrol
konsentrasi garam dalam makanan. Esofagus akan menyerap kelebihan garam
secara difusi sehingga akan menurunkan konsentrasi garam dalam makanan.
Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan penyerapan air di usus.
4. Lambung
Lambung merupakan saluran pencernaan yang membesar. Lambung
ikan dilapisi oleh lapisan mukosa yang dihasilkan oleh sel – sel mukus pada
dinding lambung. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel – sel lambung
dari keasaaman asam klorida yang disekresikan ke lumen lambung. Sama
seperti pada vertebrata daratan, asam lambung berfungsi untuk
menghancurkan ikatan protein dan mengaktifkan enzim pepsin. Pada ikan
yang tidak bergigi (ikan herbivora) memiliki lambung gizzard sebelum saluran
lambung ini. Gizzard berfungsi untuk menggerus makanan untuk sebelumnya
masuk ke lambung.
5. Usus
Usus merupakan saluran pencernaan yang panjang berkelok – kelok.
Usus tersusun atas lapisan sel – sel epitel dan otot. Pada umumnya, anatomi
usus sama seperti pada vertebrata daratan. Di dalam usus akan disekresikan
enzim – enzim pencernaan dari pankreas (amilase, lipase, dan tripsin). Selain
itu, hati akan mensekresikan getah empedu untuk pemecahan senyawa lemak
dalam makanan. Seluruh penyerapan nutrisi makanan terjadi di sepanjang
dinding usus halus, sementara zat makanan yang tidak tercerna akan
diteruskan ke rektum untuk dibuang melalui anus.
6. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan antara usus dengan
anus. Rektum menjadi muara senyawa yang tidak dapat dicerna untuk dibuang
melalui anus menjadi feses. Selain itu, di dalam rektum terjadi penyerapan air
dan ion – ion yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada larva ikan, penyerapan protein
juga terjadi di dalam rektum. Ikan – ikan tertentu (beberapa ikan purba, ikan
hiu, ikan pari), rektum bermuara di kloaka yang merupakan saluran dari urine,
pencernaan, dan genitalia. Namun pada sebagian besar ikan, rektum bermuara
di anus. 80 -90% limbah pencernaan ikan berupa limbah metabolisme protein
(ammoniak) dan bakteri yang telah mati.
7. Anus
Anus merupakan akhir dari saluran pencernaan. Sisa – sisa makanan
yang tidak tercerna akan (feses) dibuang melalui anus. Umumnya anus terletak
di depan lubang genitalia.