Anda di halaman 1dari 19

Nama : Robi Gusti

Nim : 160254241031
Prodi : Ilmu Kelautan
Mk : Fisiologi Biota Laut

SPESIES IKAN TERUMBU KARANG

A. BENTUK PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG SERTA SPESIES YANG


BERSIMBIOSIS DENGAN KARANG TERSEBUT.
Pertumbuhan karang mrupakan proses pertambahan panjang, volume atau
perubahan tutupan kerangka karang persatuan waktu. Proses tersebut terjadi karena
adanya pengapuran atau kalsifikasi yang tersususn dari kalsium karbonat dalam
bentuk arogonit kristal (kristal serat CaCO3) dan kalsit. Proses pengapuran tersebut
tidak lepas dari proses kalsifikasi yang terjadi di luar kalikoblas epidermis yang
terjadi secara kompleks. Bahan utama yang digunakan untuk proses kalsifikasi
sebenarnya merupakan suatu hasil metabolisme yang disekresikan. Semua bahan yang
didepositkan bergerak melalui beberapa tingkat kontrol metabolik yang saling
berkaitan, sehingga terjadi kesesuaian antara pengambilan dan pengendapan
(Suharsono, 1984).
Karang keras pada dasarnya hewan yang hidup berkoloni, sedangkan karang
keras di tinjau dari segi koralit karang dibagi atas dua yaitu, karang yang hidupnya
berkoloni dan karang yang soliter. Karang yan hidunya berkoloni memiliki variasi
bentuk pertumbuha. Menurut English et.all., (1994) bentuk pertumbuhan karang di
bagi atas karang Acropora dan karang non Acropra. Karang Acropora memiliki ciri
berupa axial coralit dan radial coralit, sedangkan karang non Acropora hanya
memiliki radial coralit, seperti gambar 1 di bawah.
Gambar 1. Perbedaan Skeleton Karang Acropora dengan Karang Non
Acropora

Bentuk Pertumbuhan Karang Non Acropora

1. Coral Branching (CB)


Bentuknya bercabang seperti Ranting dimana cabang lebih panjang dari diameter

yang dimilikinya. Bersifat banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan dan

invertebrata tertentu. Biasanya spesies yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki

bentuk branching berupa ikan karang yang memiliki ukuran tubuh yang kecil. Misalnya

Chaetodon kleinii.

Gambar 1. Coral Branching (CB)

2. Coral massive (CM)


Bentuknya padat seperti bola atau bongkahan batu dengan ukuran yang
bervariasi, permukaaan karang halus dan padat. Ukuran dapat mencapai tinggi dan
lebar beberapa meter. Biasanya spesies yang bersimbiosis dengan karang yang
memiliki bentuk massive misalnya Chaetodon octofasciatus.
Gambar 2. Coral massive (CM)

3. Coral encrusting (CE)


Bentuknya kerak dimana tubuhnya menyerupai dasar terumbu dengan permukaan

yang kasar dan keras serta berlubang-lubang kecil. Biasanya spesies yang bersimbiosis

dengan karang yang memiliki bentuk encrusting merupakan keluarga dari bivalvia.

Gambar 3. Coral encrusting (CE)

4. Coral Submassive (CS)


Bentuk kokoh dengan tonjolan-tonjolan atau kolom-kolom kecil. Biasanya
spesies yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk submasive
merupakan keluarga dari Chaetodontidae misalnya Chaetodon mesoleucus.
Gambar 5. Coral submassive (CS)

5. Coral foliose (CF)


Tubuh bentuk lembaran-lembaran yang menonjol pada dasar terumbu, berukuran

kecila dan membentuk lipatan atau melingkar. Biasanya spesies yang bersimbiosis

dengan karang yang memiliki bentuk foliose merupakan keluarga dari Chaetodontidae

misalnya Chaetodon baronessa.

Gambar 6. Coral foliose (CF)

6. Coral mushroom (CMR)


Bentuknya seperti jamur dimana benrbentuk oval memiliki banyak tonjolan

seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut. Biasanya spesies yang

bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk mushroom merupakan keluarga dari

Chaetodontidae misalnya Chaetodon trifascialis.


Gambar 7. Coral mushroom (CMR)

7. Coral millepora (CML)


Semua jenis karang apa dimana dapat dikenali dengan adanya warna kuning di

ujung koloni serta rasa panas seperti terbakar jika tersentuh. Biasanya spesies yang

bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk millepora merupakan keluarga dari

Chaetodontidae misalnya Chaetodon vagabundus.

Gambar 8. Coral millepora (CML)

8. Coral heliopora (CHL)


Semua karang biru yang dapat ditandai dengan warna biru pada rangka kapur
karang. Biasanya spesies yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk
heliopora merupakan keluarga dari Chaetodontidae misalnya Chaetodon speculum.
Gambar 9. Coral heliopora (CHL)

Bentuk Pertumbuhan Karang Acropora

1. Acropora branching (ACB)


Acropora yang bentuknya bercabang seperti ranting pohon. Biasanya spesies
yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk banching acropora
merupakan keluarga dari Pomacentridae misalnya Amblyglyphidodon curacao.

Gambar 10. Acropora brancing (ACB)

2. Acropora digitate (ACD)


Acropora berjari dimana bentuk percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari

tangan. Biasanya spesies yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk digitate

acropora merupakan keluarga dari Acanthuridae misalnya Trigerfish.


Gambar 11. Acropora digitate (ACD)

3. Acropora ecrusting (ACE)


Acropora yang bentuknya merayap seperti mengerak, biasanya itu terjadi pada

aAcropora yang belum sempurna. Biasanya spesies yang bersimbiosis dengan karang

yang memiliki bentuk encrusting acropora merupakan keluarga dari Chaetodontidae

misalnya Chaetodon octofasciatus.

Gambar 12. Acropora encrusting (ACE)

4. Acropora submassive (ACS)


Acropora yang percabangan nya berbentuk gada/lempeng dan kokoh. Biasanya

spesies yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki bentuk submasive acropora

merupakan keluarga dari Chaetodontidae misalnya Coradion chrysozonus.


Gambar 13. Acropora submassive (ACS)

5. Acropora tabulate (ACT)


Acropora dengan bentuk bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti meja.

Karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau betumbpu pada sisi membentuk

sudut atau datar. Biasanya spesies yang bersimbiosis dengan karang yang memiliki

bentuk table merupakan keluarga dari Pomacentridae misalnya Amphiprion percula.

Gambar 14. Acropora tabulate (ACT)

B. BENTUK ADAPTASI 16 FAMILY IKAN KARANG BESERTA


GAMBARNYA.
Ikan karang adalah ikan yang berasosiasi dengan karang (sebagai
tempat perlindungan, mencari makan, dan asuhan). Bentuk adaptasi
yang dilakukan ikan karang berupa bentuk tubuh, dan pewarnaan.

Bentuk tubuh

Sebagian besar ikan-ikan karang memiliki bentuk tubuh yang


berbeda dari ikan air terbuka. bentuk tubuh Ikan air terbuka biasanya
digunakan untuk kecepatan di laut terbuka, efisien seperti torpedo untuk
meminimalkan gesekan ketika mereka bergerak melalui air. Ikan karang
yang beroperasi di ruang yang relatif terbatas dan lanskap bawah laut
yang kompleks dari terumbu karang. Untuk manuver ini lebih penting
daripada kecepatan garis lurus, ikan karang sehingga karang telah
mengembangkan badan yang mengoptimalkan kemampuan mereka
untuk arah panah dan perubahan.
Mereka mengecoh predator dengan menghindari ke celah di
karang atau bersembunyi dan mencari persembunyian di sekitar karang.

Pewarnaan
Warna-warna yang mencolok dan bentuk serta pola yang aneh
dari kebanyakan ikan karang merupakan hal yang menjadi ciri khas
yang dimiliki oleh ikan karang. Menurut menurut pola yang aneh dari
ikan karang merupakan salah satu bentuk adaptasi morfologi ikan
karang untuk mengelabui pemangsanya (kamuflase). Terumbu
merupakan latar belakang yang warna-warni sehingga ikan karang
menyesuaikan diri denganwarnaterumbu karang,celah-celah karang
merupakan tempat persembunyian. warna yang mencolok bentuk serta
bagi ikan karang jika pemangsa datang sehingga bentuk yang aneh
tersebut dapat membantunya untuk menghindarkan diri dari
pemangsanya.

Kebiasaan makan
Faktor yang paling mempengaruhi diversifikasi dan modifikasi ikan
karang dalam perkembangannya adalah kebiasaan makannya. Atas dasar ini
ikan dapat dibagi secara luas menjadi pemakan plankton, pemakan nekton, dan
pemakan bentos. Kebanyakan kebiasaan makan ikan karang berubah secara
radikal dalam masa pertumbuhannya mulai dari juvenil yang masih muda
hingga menjadi ikan dewasa (McConnaughery, 1983).

Tingkah Laku
Beberapa jenis ikan karang selalu dijumpai dalam keadaan
berkelompok, dan beberapa jenis yang lain selalu dalam pasangan atau
menyendiri. Namun sebahagian besar jenis ikan karang adalah teritorial.
Jenis teritorial umumnya melindungi wilayahnya sebagai daerah tertutup bagi
jenis lain untuk kepentingan pasokan makanan, tempat tinggal atau untuk
daerah pemijahan dan pembesaran anak. Jenis teritorial akan bertingkah laku
agresif terjadap jenis lain yang memasuki wilayahnya. Beberapa jenis
memiliki wilayah yang sangat luas atau memisahkan daerah pencarian makan
dan daerah untuk tidur (Lieske & Myers 1997).
1. Acanthuridae
Dikenal sebagai surgeonfish, memakan alga dasar dan memiliki
saluran pencernaan yang panjang; makanan utamanya adalah zooplankton atau
detritus. Surgeonfishes mampu memotong ikan-ikan lain dengan duri tajam
yang berada pada sirip ekornya.

Acanthurus achilles
2. Balistidae
Golongan triggerfish, karnivora yang hidup soliter pada siang hari,
memakan berbagai jenis invertebrata termasuk moluska yang bercangkang
keras dan echinodermata; beberapa jenis juga memakan alga atau
zooplankton.

Rhinecanthus aculeatus
3. Blennidae
Biasanya hidup pada lubang-lubang kecil di terumbu, sebagian
besar spesies penggali dasar yang memakan campuran alga dan invertebrata;
sebagian pemakan plankton, dan sebagian spesialis makan pada kulit atau sirip
dari ikan-ikan besar, dengan meniru sebagai pembersih.

Parablennius gattorugine

4. Caesonidae
Dikenal sebagai ekor kuning, pada siang hari sering ditemukan
pada gerombolan yang sedang makan zooplankton pada pertengahan perairan
diatas terumbu, sepanjang hamparan tubir dan puncak dalam gobah. Meskipun
merupakan perenang aktif, mereka sering diam untuk menangkap zooplankton
dan biasanya berlindung di terumbu pada malam hari.

Caesio teres

5. Centriscidae
Berenang dalam posisi tegak lurus dengan moncong kebawah;
memakan zooplankton yang kecil.
Aeoliscus strigatus

6. Chaetodontidae
Disebut juga ikan butterfly, umumnya memiliki warna yang
cemerlang, memakan tentakel atau polip karang, invertebrata kecil, telur-telur
ikan lainnya, dan alga berfilamen, beberapa spesies juga pemakan plankton.

Heniochus acuminatus

7. Ephippidae
Bentuk tubuh yang pipih, gepeng, mulutnya kecil, umumnya
omnivora, memakan alga dan invertebrata kecil.

Platax teira

8. Gobiidae
Umumnya terdapat di perairan dangkal dan disekitar terumbu
karang. Kebanyakan karnivora penggali dasar yang memakan invertebrata
dasar yang kecil, sebagian juga merupakan pemakan plankton. Beberapa
spesies memiliki hubungan simbiosis dengan invertebrata lain (misalnya :
udang) dan sebagian dikenal memindahkan ectoparasit dari ikan-ikan lain.

Rhinogobiops nicholsii

9. Labridae
Dikenal dengan wrasses, merupakan ikan ekonomis penting,
memiliki bentuk, ukuran dan warna yang sangat berbeda. Kebanyakan spesies
penggali pasir, karnivora bagi invertebrata dasar; sebagian juga merupakan
pemakan plankton dan beberapa spesies kecil memindahkan ectoparasit dari
ikan-ikan lain yang lebih besar.

Cheilinus undulatus

10. Mullidae
Dikenal dengan goatfish, memiliki sepasang sungut di dagunya,
yang mengandung organ sensor kimia dan digunakan untuk memeriksa
keberadaan invertebrata dasar atau ikan-ikan kecil pada pasir atau lubang di
terumbu, banyak yang memiliki warna yang cemerlang.
Mulloidichthys vanicolensis

11. Nemipteridae
Dikenal sebagai threadfin breams atau whiptail breams, ikan
karnivora yang umumnya memakan ikan dasar kecil, sotong-sotongan,
udangudangan
atau cacing; beberapa spesies adalah pemakan plankton.

Pentapodus emeryii

12. Pomacentridae
Dikenal dengan damselfishes, memiliki bermacam warna yang
berbeda secara individu dan lokal bagi spesies yang sama. Beberapa spesies
merupakan ikan herbivora, omnivora atau pemakan plankton. Damselfish
meletakkan telur-telurnya di dasar yang dijaga oleh ikan jantan. Termasuk
didalam kelompok ini ikan-ikan anemon (Amphiprioninae) yang hidup
berasosiasi dengan anemon laut.
Stegastes variabilis

13. Scaridae
Dikenal sebagai parrotfish, herbivora, biasanya mendapatkan alga
dari substrat karang yang mati. Mengunyah batu karang beserta alga serta
membentuk pasir karang, hal ini membuat parrotfish menjadi salah satu
produsen pasir penting dalam ekosistem terumbu karang. Scaridae merupakan
ikan ekonomis penting.

Scarus frenatus

14. Serranidae
Dikenal dengan sea bass, kerapu, predator penggali dasar, ikan
komersial, memakan udang-udangan dan ikan. Subfamilinya adalah Anthiinae,
Epinephelinae dan Serranidae.

Cromileptes altivelis

15. Sygnathida
Dikenal sebagai kuda laut atau pipefish. Beberapa memiliki
warna yang indah. Umumnya terbatas di perairan dangkal. Memakan
invertebrata dengan menghisap pada moncong pipanya. Jantannya memiliki
kantong eram sebagai tempat penyimpanan telur dan diinkubasikan.

Phycodurus eques

16. Zanclidae
Memiliki bentuk seperti Acanthuridae dengan mulut yang tabular
tanpa duri di bagian ekor. Memakan spons juga invertebrata dasar.
Menurut Sale (1991), kelompok ikan karang yang berasosiasi paling erat
dengan lingkungan terumbu karang menjadi tiga golongan utama yaitu :
a. Labroid: Labridae (wrasses), Scaridae (parrot fish), dan Pomacentridae
(damselfishes)
b. Acanthuroid: Achanturidae (surgeonfishes), siganidae (rabbitfishes), dan
Zanclidae (Moorish idols)
c. Chaetodontoid: Chaetodontidae (butterflyfishes) dan Pomachantidae
(angelfishes).

Zanclus cornutus

C. SISTEM PENCERNAAN IKAN TERUMBU KARANG


Ikan merupakan kelompok hewan vertebrata yang hidup di air, baik air
tawar, asin atau payau. Terdapat ikat herbivora yakni yan memakan alga atau
autotrof lainnya; dan ikan karnivora yang merupakan predator perairan. Ikan
memiliki sistem pencernaan untuk menghancurkan senyawa kompleks dalam
makanan menjadi senyawa yang sederhana agar dapat diserap oleh tubuh dan
kemudian diedarkan ke seluruh sel untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan. Sistem pencernaan yang dimiliki ikan pada umumnya
memiliki kesamaan dengan sistem yang dimiliki oleh vertebrata daratan,
hanya saja akan ada beberapa variasi organ yang dimiliki oleh ikan. sistem
pencernaan ikan terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan. Berikut ini
uraian pencernaan pada ikan.
1. Mulut
Rongga mulut merupakan saluran pembuka pada sistem pencernaan
maupun sistem pernafasan. Tidak seperti pada vertebrata daratan, mulut ikan
tidak difungsikan untuk mencerna makanan baik secara mekanik ataupun
enzimatis. Ikan tidak memiliki kelejar ludah oleh karena itu, tidak ada enzim
yang disekesikan ke dalam rongga mulut. Artinya tidak terjadi pemecahan
makanan di dalam mulut. Rongga mulut ikat tersusun atas sel – sel epitel
yang menghasilkan lendir atau mukus yang berfungsi untuk melumatkan
makanan ketika makanan ditelan di esofagus.

2. Faring
Faring merupakan saluran pendek setelah mulut. Faring dilapisi oleh
sel – sel epitelium sama seperti rongga mulut. Faring dapat memiliki gigi
pada permukaan atas atau bawah pada beberapa ikan. Gigi – gigi faring
berfungsi untuk memecah makanan yang masuk sama seperti fungsi gigi
geraham pada mamalia. Selain itu, faring terletak antara rongga mulut dan
insang yang juga berfungsi sebagai filter makanan. Faring akan memfilter
jika bukan partikel makanan yang masuk maka akan dialihkan ke insang
untuk di buang.
3. Esofagus
Esofagus atau kerongkongan merupakan saluran pencernaan setelah
faring yang tersusu atas jaringan otot dan epitel. Sel- sel epitel squamosa
(pipih) menyusun dinding – ding esofagus yang menghasilkan lendir atau
mukus untuk mendorong makanan ke lambung dengan gerakan yang
dihasilkan oleh jaringan otot polos. Esofagus juga berperan sebagai kontrol
konsentrasi garam dalam makanan. Esofagus akan menyerap kelebihan garam
secara difusi sehingga akan menurunkan konsentrasi garam dalam makanan.
Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan penyerapan air di usus.
4. Lambung
Lambung merupakan saluran pencernaan yang membesar. Lambung
ikan dilapisi oleh lapisan mukosa yang dihasilkan oleh sel – sel mukus pada
dinding lambung. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel – sel lambung
dari keasaaman asam klorida yang disekresikan ke lumen lambung. Sama
seperti pada vertebrata daratan, asam lambung berfungsi untuk
menghancurkan ikatan protein dan mengaktifkan enzim pepsin. Pada ikan
yang tidak bergigi (ikan herbivora) memiliki lambung gizzard sebelum saluran
lambung ini. Gizzard berfungsi untuk menggerus makanan untuk sebelumnya
masuk ke lambung.

5. Usus
Usus merupakan saluran pencernaan yang panjang berkelok – kelok.
Usus tersusun atas lapisan sel – sel epitel dan otot. Pada umumnya, anatomi
usus sama seperti pada vertebrata daratan. Di dalam usus akan disekresikan
enzim – enzim pencernaan dari pankreas (amilase, lipase, dan tripsin). Selain
itu, hati akan mensekresikan getah empedu untuk pemecahan senyawa lemak
dalam makanan. Seluruh penyerapan nutrisi makanan terjadi di sepanjang
dinding usus halus, sementara zat makanan yang tidak tercerna akan
diteruskan ke rektum untuk dibuang melalui anus.

6. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan antara usus dengan
anus. Rektum menjadi muara senyawa yang tidak dapat dicerna untuk dibuang
melalui anus menjadi feses. Selain itu, di dalam rektum terjadi penyerapan air
dan ion – ion yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada larva ikan, penyerapan protein
juga terjadi di dalam rektum. Ikan – ikan tertentu (beberapa ikan purba, ikan
hiu, ikan pari), rektum bermuara di kloaka yang merupakan saluran dari urine,
pencernaan, dan genitalia. Namun pada sebagian besar ikan, rektum bermuara
di anus. 80 -90% limbah pencernaan ikan berupa limbah metabolisme protein
(ammoniak) dan bakteri yang telah mati.

7. Anus
Anus merupakan akhir dari saluran pencernaan. Sisa – sisa makanan
yang tidak tercerna akan (feses) dibuang melalui anus. Umumnya anus terletak
di depan lubang genitalia.

Anda mungkin juga menyukai