1553 2885 1 SM PDF
1553 2885 1 SM PDF
ABSTRACT
The basil plant (Ocimum sanctum L.) contains alkaloids, triterpenoids, flavonoids are able to
provide an antibacterial effect.The aims of this research were to study ointment base effect
against physical properties and antibacterial effect of basil leaf extract ointment on Rabbits
(Oryctolagus cuniculus) back skin infected with staphylococcus aureus.Extraction was done
by soxhlet extraction using ethanol 95% as solvent.Observation of healing time was done by
observing infectionhealingtime on rabbits back skin after anointment treatment, which based
onthe disappearance oferythema and pus. The result shows differences ointment base effected
on the physical properties of an ointment which include shape, color, pH, and dispersive
power, but had no effect on the smell and homogeneity of the preparation. Basil leaves
extract ointment with base type hydrocarbons provide healing infections more quickly,
followed by the type of water-soluble base, absorption, and washable base.
Keywords: Base ointment, basil (Ocimum sanctum L.), Staphylococcus aureus, rabbit
ABSTRAK
27
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
28
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
c. Salep ekstrak daun kemangi dengan basis ekor dengan berat badan 1,5-2 kg,
tercuci air diaklimatisasi selama 5 hari agar terbiasa
R/ Ekstrak daun kemangi 2,5 g dengan lingkungan yang baru dan
Basis salep 22,5 g ditempatkan pada kandang serta diberi
m.f. salep 25 g makanan yang cukup. Bulu kelinci dicukur
d. Salep ekstrak daun kemangi dengan basis
larut air
pada 3 lokasi di punggung kelinci dengan
R/ Ekstrak daun kemangi 2,5 g jarak ±1 cm kemudian. suspensi bakteri S.
Basis salep 22,5 g aureusdisuntikkan sebanyak 0,1 ml pada
m.f. salep 25 g masing-masing lokasi. Waktu
penyembuhan infeksi diamati berdasarkan
EVALUASI SEDIAAN SALEP hilangnya eritema dan nanah setelah
EKSTRAK DAUN KEMANGI pemberian ± 0,5 g sediaan salep ekstrak
a. Uji organoleptik daunKemangi. Pengolesan salep dilakukan
Pengujian organoleptik dilakukan 3 kali sehari.
dengan mengamati sediaan salep dari
bentuk, bau, dan warna sediaan (Anief, HASIL DAN PEMBAHASAN
1997). Pengujian organoleptik yang
b. Uji pH salep dilakukan dengan mengamati sediaan
Sebanyak 0,5 g salep ektrak daun salep berdasarkan bentuk, warna, dan bau
Kemangi diencerkan dengan 5 ml dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.Uji
aquades, kemudian pH stik dicelupkan organoleptik sediaan salep ekstrak daun
selama 1 menit. Perubahan warna yang Kemangi menunjukkan bahwa tipe basis
terjadi pada pH stik menunjukkan nilai mempengaruhi bentuk dan warna dari
pH dari salep. sediaan. Salep ekstrak daun Kemangi
c. Uji homogenitas dengan basis hidrokarbon menghasilkan
Sediaan salep pada bagian atas, tengah, massa salep yang lebih lembek karena
dan bawah diambil kemudian mengandung parafin cair yang dapat
diletakkan pada plat kaca lalu digosok menurunkan viskositas sehingga
dan diraba. dihasilkan konsistensi yang lebih lembek.
d. Uji daya sebar sedangkan untuk formulasi salep basis
Sebanyak 0,5 gr salep diletakkan diatas larut air tidak mengandung bahan
kaca bulat yang berdiameter 15 cm, berlemak yang menyebabkan konsinstensi
kaca lainnya diletakkan diatasnya dan dari salep yang dihasilkan relatif lebih
dibiarkan selama 1 menit. Diameter kaku dibandingkan dengan salep ekstrak
sebar salep diukur. Setelahnya, daun kemangi yang menggunkan 3 tipe
ditambahkan 100 gr beban tambahan basis lainnya. Salep ekstrak daun kemangi
dan didiamkan selama 1 menit lalu juga memilki warna yang berbeda-beda
diukur diameter yang konstan (Astuti et tergantung dari jenis basis yang
al., 2010) digunakan.
PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI Uji pH yang dilakukan pada tiap
Bakteri S.aureus dari biakan media sediaan salep ekstrak daun Kemangi
NA diambil sebanyak 1 ose dan diperoleh nilai pH yang berbeda-beda
dimasukkan dalam tabung reaksi yang untuk tiap sediaan.Hasil pengujian pH
berisi NaCl 0,9% secara aseptis, dikocok dapat dilihat pada tabel 2.Pengukuran pH
hingga homogen kemudian disetarakan dilakukan dengan menggunakan pH stik
kekeruhannya dengan larutan Mc. Farland. universal yang dilakukan dengan
PENGUJIAN EFEKTIVITAS PADA mencocokkan warna yang diperoleh
KULIT PUNGGUNG KELINCI dengan tabel warna yang ada. Salep ektrak
Hewan uji yang digunakan dalam daun Kemangi dengan variasi tipe basis
penelitian ini adalah kelinci sebanyak 4 memiliki pH yang sesuai dengan kriteria
29
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
pH kulit yaitu 4,5 – 6,5 sehingga aman makin besar yang mengakibatkan difusi
untuk digunakan, karena pH yang terlalu obat pun semakin meningkat, sehingga
asam dapat mengiritasi kulit sedangkan pH semakin besar daya sebar suatu sediaan
yang terlalu basa dapat membuat kulit maka makin baik (Hasyim et al.,
bersisik. 2012).Hasil pengukuran daya sebar dapat
diligat pada tabel 4.Perbedaan daya sebar
Tabel 1. Hasil Uji pH antara tiap jenis basis yang digunakan
Jenis salep Nilai terjadi karena konsistensi dari tiap basis
pH salep yang digunakan.Basis salep
Hidrokarbon 5-6 hidrokarbon yang mengandung minyak
Absorpsi 4–5 memiliki konsistensi lebih lembek
Tercuci Air 5 sehingga daya sebar yang dihasilkan lebih
Larut Air 4-5 besar dibandingkan dengan jenis basis
Uji homogenitas yang dilakukan lainnya.
memberikan hasil yang homogen untuk
tiap sediaan, dilihat berdasarkan tidak Tabel 5. Hasil Uji Daya Sebar
adanya gumpalan maupun butiran kasar Jenis Salep Daya Sebar (cm)
pada sediaan salep ektrak daun Hidrokarbon 4,2
Kemangi.Sediaan salep yang homogen
mengindikasikan bahwa ketercampuran Absorpsi 4,0
dari bahan-bahan salep serta ekstrak daun Tercuci Air 3,6
kemangi yang digunakan baik sehingga
tidak didapati gumpalan ataupun butiran Larut Air 3,0
kasar pada sediaan.Suatu sediaan salep Kepekaan bakteri terhadap salep
harus homogen dan rata agar tidak ekstak daun Kemangi dapat diamati dari
menimbulkan iritasi dan terdistribusi hilangnya eritema maupun nanah yang
merata ketika digunakan. timbul.Hasil pengamatan penyembuhan
eritema dan nanah pada kulit kelinci yang
Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas dilakukan selama 9 hari dapat dilihat pada
Jenis Salep Homogenitas lampiran 2.
Tidak menggumpal, Daun kemangi memiliki sifat
Hidrokarbon antibakteri disebabkan karena adanya
Homogen
kandungan alkaloid, flavonoid, terpenoid,
Tidak menggumpal,
Absorpsi dan saponin yang memiliki efek
Homogen
antibakteri.Pada umumnya absorpsi obat
Tidak menggumpal,
Tercuci Air pada sediaan salep (absorpsi perkutan)
Homogen
tidak hanya tergantung pada sifat fisika
Tidak menggumpal,
Larut Air kimia dari bahan obat saja tetapi juga
Homogen
tergantung pada sifat pembawa dan juga
Pengujian daya sebar untuk tiap
kondisi kulit.Absorpsi perkutan suatu obat
sediaan dengan variasi tipe basis dilakukan
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
untuk melihat kemampuan sediaan
konsentrasi obat, luas membran tempat
menyebar pada kulit, dimana suatu basis
sediaan menyebar, derajat kelarutan bahan
salep sebaiknya memiliki daya sebar yang
obat baik dalam minyak maupun air, efek
baik untuk menjamin pemberian bahan
hidrasi kulit, waktu obat menempel pada
obat yang memuaskan.Perbedaan daya
kulit (Ansel, 1989).
sebar sangat berpengaruh pada kecepatan
Berdasarkan hasil pengujian
difusi zat aktif dalam melewati
efektivitas salep ektrak daun Kemangi
membran.Semakin luas membran tempat
pada kulit kelinci yang diinfeksi
sediaan menyebar maka koefisien difusi
Staphylococcus aureus diperoleh hasil
30
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
bahwa sediaan salep dengan basis derajat penutupan seperti yang diberikan
hidrokarbon lebih cepat dalam proses oleh basis hidrokarbon dan absorpsi
penyembuhan infeksi yang ditandai sehingga absorpsi obat tidak begitu cepat.
dengan hilangnya nanah dan eritema pada Waktu kontak sediaan dengan
punggung kelinci dibandingkan dengan permukaan kulit juga berpengaruh pada
ketiga jenis basis lainnya. Salep ekstrak absorpsi obat melalui kulit.Semakin besar
daun Kemangi dengan basis hidrokarbon waktu kontak obat pada kulit maka
memiliki pengukuran daya sebar yang konsentrasi obat yang diabsorpsi oleh kulit
lebih besar dibandingkan dengan basis juga meningkat.Basis hidrokarbon dan
lainnya.Daya sebar suatu sediaan absorpsi memiliki waktu kontak yang lebih
menunjukkan kemampuan sediaan tersebut lama dibandingkan dengan lainnya karena
untuk menyebar pada kulit. Semakin luas sifat dari basis hidrokarbon dan absorpsi
permukaan kulit tempat sediaan menyebar sebagai penutup yang baik pada kulit,
maka absorpsi dari bahan obat yang sedangkan basis tercuci air dan larut air
terkandung akan meningkat. merupakan basis yang mudah dicuci
Efek hidrasi kulit juga mempunyai maupun larut dalam air sehingga waktu
pengaruh terhadap absorpsi obat pada kontak dengan permukaan kuli relatif lebih
kulit.Efek hidrasi pada stratum korneum cepat.
akan membuka struktur lapisan tanduk
yang kompak dan juga benang-benang KESIMPULAN
keratin dari stratum korneum akan 1. Perbedaan tipe basis salep yang
mengembang sehingga kulit menjadi lebih digunakan pada formulasi salep ekstrak
permeabel (Khielhorn, 2006). Salep daun Kemangi berpengaruh pada sifat
ekstrak daun Kemangi dengan basis fisik sediaan yang dihasilkan. Bentuk,
hidrokarbon dapat meningkatkan efek warna, pH, dan daya sebar dari sediaan
hidrasi pada kulit.Pembawa yang bersifat salep berbeda-beda untuk tiap jenis
lemak merupakan penutup yang oklusif basis yang digunakan, tetapi bau dan
sehingga dapat menghidrasi kulit homogenitas sediaan yang dihasilkan
(Lachman, 1994).Dengan kemampuan sama.
basis salep hidrokarbon dalam efek hidrasi 2. Tipe basis berpengaruh terhadap daya
kulit maka dapat meningkatkan absorpsi antibakteri salep ekstrak daun Kemangi.
bahan obat pada sediaan salep ekstrak Basis hidrokarbon menunjukkan daya
daun Kemangi.Salep ekstrak daun antibakteri lebih besar dibandingkan
Kemangi yang menggunakan basis larut basis lainnya, ditandai dengan
air yang terdiri dari fase air dan tidak penyembuhan infeksi pada kulit kelinci
mengandung bahan berlemak dapat yang lebih cepat.
meningkatkan hidrasi dari stratum
korneum dan meningkatkan penetrasi dari SARAN
ekstrak daun Kemangi. Basis absorpsi 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
merupakan salep berlemak yang memiliki untuk mengetahui konsentrasi terbaik
sifat menyerupai basis hidrokarbon, akan yang memberikan efek antibakteri
tetapi tidak memiliki derajat penutupan maksimal dari ekstrak daun Kemangi.
pada kulit sebaik basis hidrokarbon 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
sehingga absorpsi obat tidak begitu cepat. untuk mengetahui jenis sediaan farmasi
Basis tercuci air mengandung fase air dan yang paling tepat untuk ekstrak daun
fase minyak sehingga proses hidrasi yang Kemangi sebagai agen antibakteri.
ditimbulkan tidak sebaik basis larut air
yang tidak mengandung bahan berlemak
DAFTAR PUSTAKA
dan meskipun mengandung bahan
Agoes, G. 2008. Pengembangan Sediaan
berlemak, basis ini tidak mempunyai
Farmasi. ITB-Press, Bandung.
31
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat. Gajah Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak
Mada University Press, Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
Yogyakarta. pinnata L.) pada Kelinci
Anief, M. 2007. Farmasetika. Gadjah (Oryctolagus cuniculus). Majalah
Mada University Press, Farmasi dan Farmakologi. 16(2):
Yogyakarta. 89-94.
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Khalil, A. 2013. Antimicrobial Activity of
Sediaan Farmasi. Edisi ke-4. Ethanolic Extracts of Ocimum
Terjemahan Farida Ibrahim. UI- basilicum leaf from Saudi Arabia.
Press, Jakarta. Biotechnology.
Astuti I. Y., D. Hartanti, dan A. Aminiati. Kielhorn, J., S. M. Kollmub, I.
2010. Peningkatan Aktivitas Mangelsdorf. 2006. Dermal
Antijamur Candida albicans Salep Absorption. Environmental Health
Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper Criteria. 235.
bettle LINN.) melalui Lachman, L., A. H. Lieberman, dan J. L.
Pembentukan Kompleks Inklusi Kanig. 1994. Teori dan Praktek
dengan β-siklodekstrin.Majalah Farmasi Industri. Terjemahan Siti
Obat Tradisional. 15: 94-99 Suyatmi. UI-Press, Jakarta.
Hasyim, N., K. L. Pare, I. Junaid, A.
Kurniati. 2012. Formulasi dan Uji
LAMPIRAN
32
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
33
Filename: 5
Directory: C:\Documents and Settings\User\My Documents
Template: C:\Documents and Settings\User\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dotm
Title:
Subject:
Author: Toshiba
Keywords:
Comments:
Creation Date: 4/28/2013 10:01:00 PM
Change Number: 44
Last Saved On: 5/3/2013 11:27:00 AM
Last Saved By: User
Total Editing Time: 233 Minutes
Last Printed On: 5/3/2013 11:27:00 AM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 7
Number of Words: 2,638 (approx.)
Number of Characters: 15,039 (approx.)