LP Jiwa
LP Jiwa
Masliani 16.IK.481
B. Etiologi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjuan life span history klien. Penyebab terjadinya harga
diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul
saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya ( Yosep,2009).
Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan
harga diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi
sebagai berikut :
1. Faktor predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial.
d. Faktor biologis, adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi
kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmiter di otak, contoh kadar serotonin yang
menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada
pasien depresi kecendrungan harga diri rendah kronis semakin besar
karena klien lebih dikuasai oleh pikiran – pikiran negatif dan tidak
berdaya,
2. Faktor presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atau
stressor dapat mempengaruhi komponen,
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya
bagian tubuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, prosedur tindakan
dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri
dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang
tua dan orang yang berarti, pola asuh yang tidak tepat misalnya selalu
dituntut, dituruti, persaingan denga saudara, kasalahan dan kegagalan
bertanggung jawab sendiri.
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga
jenis transisi peran :
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan, perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individua tau keluarga dan
norma – norma budaya, nilai- nilai, serta tekanan untuk
menyesuaikan diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat – sakit terjadi akibat pergeseran keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh
kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, betuk, penampilan,
atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi
semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri,
peran dan harga diri.
1. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
b. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.(Eko P, 2014)
2. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia
tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
a. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya
diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain.
(Eko P,2014)
E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
Pertaahanan tersebut mencakup berikut ini :
1. Jangka pendek :
a. Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas
diri (misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara
obsesif)
b. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara (misalnya,
ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau
geng)
c. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan
diri yang tidak menentu (misalnya, olahraga yang kompetitif,
prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas).
2. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :
a. Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh
orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi
diri individu.
b. Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi,
proyeksi, pengalihan (displacement, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan
amuk). (Stuart,2006)
F. Pohon Masalah
Isolasi sosial
H. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
Adapun isi pengkajian tersebut adalah :
a. Keluhan utama atau alsan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga dating, atau dirawat di
Rumah Sakit, apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang
sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
b. Faktor predisposisi
c. Faktor presipitasi
d. Konsep diri klien meliputi :
1) Gambaran diri : presepsi klien trhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak
disukai dan bagian tubuh yang disukai
2) Ideal diri : persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berprilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai
personal tertentu
3) Harga diri : penilai individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan mengalisis sebagai seberapa prilaku dirinya
dengan ideal diri
4) Identitas : prinsip pengorganisasian kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan,
konsentrasi, dan keunikan individu
5) Peran : serangkaian pola prilaku yang diharapkanoleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di
berbagai kelompok sosial.
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
a. Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri rendah
b. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah berhubungan dengan
koping individu inefektif
3. Rencana Asuhan Keperawatan
TUJUAN INTERVENSI
Tujuan umum : Pasien Bina hubungan saling percaya dengan
memiliki konsep diri yang mengungkapkan prinsip komumikasi
positif. terapeutik:
Tujuan khusus : 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal
maupun non verbal
TUK 1 : 2. Perkenalkan diri dengan sopan
Pasien dapat membina 3. Tanyakan nama lengkap pasien dan nama
hubungan saling percaya panggilan yang disukai pasien
dengan perawat kriteria 4. Jelaskan tujuan pertemuan
hasil: Pasien
menunjukkan ekspresi : 5. Jujur dan menepati janji
1. Wajah bersahabat, 6. Tunjukkan sikap empati dan menerima
menunjukkan rasa pasien apa adanya
senang, ada kontak 7. Beri perhatian kepada pasien dan
mata, mau berjabat perhatikan kebutuhan dasar pasien
tangan, mau menyebut
nama, mau menjawab
salam, pasien mau
duduk, berdampingan
dengan perawat, mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi