Anda di halaman 1dari 32

13.

DAERAH TINGKAT I JAWA


TIMUR
13. DAERAH TINGKAT I JAWA

TIMUR

1. Keadaan Daerah dan Penyebaran Penduduk

Daerah Tingkat I Jawa Timur meliputi pulau Jawa bagian Timur, pulau
Madura, kepulauan Bawean dan beberapa pulau kecil lainnya. Luas
daratan adalah 47.922 km², atau kurang lebih 36 % dari luas pulau
Jawa secara keseluruhan.
Secara garis besar wilayah daratan Jawa Timur dapat dibagi ke
dalam 3 daerah yang mempunyai ciri-ciri fisik tertentu. Pertama,
Jawa Timur bagian Selatan yang tanahnya kurang subur yang terdiri
atas sambungan tanah pegunungan kapur yang bermula dari Gunung
Kidul di D.I. Yogyakarta sampai dengan Malang bagian selatan.
Kedua, Jawa Timur bagian Tengah yang tanahnya subur, yaitu
mulai dari Kabupaten Ngawi, Nganjuk, Jombang sampai pantai bagian
timur, di mana daerah ini banyak dialiri oleh sungai atau kali
seperti Kali Madiun, Kali Brantas, Kali Konto dan lain-lain. Dan
ketiga, Jawa Timur bagian Utara yang keadaan tanahnya relatif
tandus, yaitu mulai dari pegunungan Kapur Utara sampai pulau
Madura.
Dilihat dari topografinya, kurang lebih 40 % dari wilayah daratan
Jawa Timur merupakan daerah dengan kemiringan lebih dari 25 %,
yang berarti kurang cocok untuk kegiatan-kegiatan pertanian tetapi
berfungsi penting untuk keseimbangan tanah dan air (hydroorologis).
Sisanya merupakan daerah-daerah yang baik untuk usaha-usaha
pertanian. Sebagian besar (65 %) dari wilayah Jawa Timur men-
dapat curah hujan kurang dari 2.000 mm per tahun sehingga daerah
ini sering mengalami musim kering yang relatif panjang yaitu
4 sampai 7 bulan dalam setahun.

Dewasa ini seluas kurang lebih 2,3 juta Ha tanah atau 48 % dari
luas daerah digunakan untuk usaha pertanian sawah dan tegalan.

197
Areal perkebunan meliputi kurang lebih 5 % dari luas daerah,
sedangkan areal-areal kehutanan, pemukiman, dan perikanan (darat)
masing-masing meliputi kurang lebih 25 %, 13 % dan
2 % dari luas daerah seluruhnya. Sementara itu
diperkirakan sebanyak kurang lebih 6 % dari luas
daerah tergolong ke dalam daerah yang kritis.
Daerah Tingkat I Jawa Timur secara administratip
terbagi ke dalam 37 Daerah Tingkat II, yang
terdiri atas 8 Kotamadya dan 29 Kabupaten.
Secara keseluruhan terdapat sebanyak 546 buah
Kecamatan dan 8.339 Desa.
Menurut registrasi penduduk yang dilakukan pada
tahun 1976, jumlah penduduk seluruh Jawa
Timur tercatat sebanyak 27.190.524 jiwa, yang
berarti tingkat kepadatan rata-ratanya adalah
sebanyak kurang lebih 567 orang/km 2. Jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun
1971 yang tercatat sebanyak 25.526.714 jiwa,
berarti bahwa selama jangka waktu tersebut (1971 —
1976), Daerah Tingkat I Jawa Timur mengalami
pertumbuhan penduduk rata-rata sebanyak 1,27 %
per tahun.
Kabupaten dengan rata-rata tingkat pertumbuhan
penduduk yang tertinggi adalah Kabupaten Sidoarjo,
yaitu sebesar 2,18 % per tahun, sedangkan kabupaten
dengan rata-rata tingkat pertumbuhan yang terendah
adalah Kabupaten Sumenep, yaitu hanya sebesar 0,26
% per tahun, sementara ada juga 1 kabupaten
yang mengalami penu- runan dalam jumlah
penduduk selama jangka waktu tersebut, yaitu
Kabupaten Pacitan dengan rata-rata penurunan
sebesar —0 , 0 4 % per tahun.
Di antara 8 Kotamadya, Kotamadya dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata yang tertinggi adalah
Kotamadya Surabaya, yaitu sebesar 2,51 % per
tahun, sedang Kotamadya yang mengalami tingkat
pertumbuhan rata-rata yang terendah adalah
Kotamadya Madiun, yaitu hanya sebesar 0,18 % saja
per tahun.
Ditinjau dari segi kepadatan, daerah Jawa Timur
bagian Tengah adalah daerah yang berpenduduk
paling padat. Kabupaten-kabupaten yang paling padat
penduduknya adalah Kabupaten Sidoarjo (1.257
jiwa/km2) dan Kabupaten Kediri (1.186 jiwa/km2),
sedang Kabupatenkabupaten yang relatif paling
jarang penduduknya adalah Kabupaten Banyuwangi
(232,3 jiwa/km2) dan Kabupaten Lamongan (339,0
jiwa/ km2). Kotamadya yang paling padat penduduknya
adalah Kotamadya

198
Mojokerto dengan 8.886 jiwa/km2, disusul oleh
Surabaya (6.428 jiwa/krn2), dan Kotamadya Malang
(6.366,1 jiwa/km2).

Sampai pada waktu ini sektor pertanian masih


merupakan sektor utama di Jawa Timur. Kurang lebih
47 % pendapatan masyarakat berasal dari
sektor ini. Hal ini tidaklah mengherankan karena
kurang lebih 80 % penduduk Jawa Timur hidup dan
bekerja di sektor per- tanian, termasuk
perikanan. Hasil-hasil utama dari sektor ini antara
lain yang terpenting adalah padi, jagung, kedelai,
kacang tanah, ubi kayu,/ubi jalar, sayuran, buah-
buahan, hasil-hasil perkebunan seperti tebu, tembakau,
kopi, coklat, karet, cengkeh, kapuk, kapas, dan
panili, hasil-hasil peternakan seperti sapi, kerbau,
kambing/domba, dan unggas, hasil-hasil
perikanan (laut dan darat), dan hasil-hasil hutan,
antara lain kayu jati.
Sektor lainnya yang cukup berkembang di Jawa
Timur adalah sektor industri. Pada tahun 1976
tercatat sebanyak 272.463 unit industri di
wilayah ini, termasuk di dalamnya industri-industri
semen, petrokimia, kimia, tekstil, logam dan mesin,
peralutan kenda- raan bermotor, e1ektronika,
makanan dan minuman, tepung terigu, obat-
obatan, kayu dan perabotan rumah tangga, kulit dan
bermacammacam industri rakyat.

2. Kegiatan-kegiatan Pembangunan Selama


Repelita III

Dalam bidang pertanian pangan, peningkatan


produksi akan terus diusahakan, baik dengan cara
intensifikasi maupun ekstensifikasi. Intensifikasi
meliputi tanaman-tanaman padi, jagung, kacang-
19
9
kacang- an, ubi-ubian, sorgum, dan berbagai
macam sayuran, sedang eksten- sifikasi
dilakukan dengan cara pencetakan sawah baru. Sebagai
penun- jang akan dibangun/dibina Kebun-kebun
Benih Sentral, Balai-balai Benih, Brigade Proteksi, Unit
Pengamatan Hama dan Penyakit, dan balai-balai
Penyuluhan Pertanian. Selain itu, akan dilaksanakan
pula diversifikasi tanaman dan pemanfaatan
pekarangan untuk tanaman bernilai gizi tinggi serta
penyelenggaraan pilot proyek perbaikan menu
makanan rakyat dikurang lebih 40 desa
.
TABEL 13 -- 1
LUAS WILAYAH DAN KEADAAN PENDUDUK DI DAERAH TINGKAT I
JAWA TIMUR, 1971 DAN 1976

Luas Jumlah Jumlah Penduduk


No. Daerah Tingkat II Wilayah Kecamatan Desa Pertumbuh- Kepadatan
( Km2 ) 1971 1976 an rata-rata per Km2
per tahun th. 1976
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kodya Surabaya 16 163.. 1.556. 1.761.7 2,51 6.428,5
2 Kodya Mojokerto 1 12 255
60.013 94
64.427 1,43 8.886,5
3 Kodya Madiun 1 20 136.147 137.354 0,18 4.578,5
4 Kodya Kediri 3 46 278.365 191.439 1,42 3.019,5
5 Kodya Blitar 1 12 67.856 68.816 0,28 4.221,8
6 Kodya Malang 3 30 422.428 439.453 0,80 6.366,1
7 Kodya Pasuruan 1 19 75.266 84.612 2,37 6.230,6
8 Kodya Probolinggo 1 13 82.008 85.939 0,94 3.404,9
9 Kab. Gresik 18 357 610.944 666.474 1,76 586,1
10 Kab. Sidoarjo 18 353 667.63 743.569 2,18. 1.256,9
11 Kab. Mojokerto 17 310 9.
596.185 653.997 1,87 782,4
12 Kab. Jombang 17 306 812.485 870.122 1,38 750,4
13 Kab. Bojonegoro 20 430 862.428 928.062 1,48 389,3
14 Kab. Tuban 19 328 748.65 803.282 1,42 421,7
15 Kab. Madiun 22 213 7.
909.018 987.679 1,67 955,4
16 Kab. Lamongan 13 475 583.934 614.625 1,03 339,0
17 Kab. Ngawi 13 214 694.079 742.05 1,35 595,7
4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
18 Kab. Magetan 672,70 13 235 557.081 590.334 1,17 877,6
19 Kab. Ponorogo 1.311,0 19 303 738.756 770.857 0,85 587,9
20 Kab. Pacitan 9
1.310,50 12 164. 476.562 475.713 -0,04 363,0
21 Kab. Kediri 963,21 19 344 1.080.695 1.142.356 1,12 1.186,0
22 Kab. Nganjuk 1.182,64 20 277 774.590 830.814 1,41 702,5
23 Kab: Blitar 1.667,93 19 256 950.802 999.886 1,01 599,5
24 Kab. Tulungagung 1.055,00 19 271 759.858 798.605 1,00 757,0
25 Kab. Trenggalek 1.205,22 12 157 521.279 545.091 0,90 452,3
26 Kab. Malang 4.778,37 29 411 1.767.053 1.877.571 1,22 392,9
27 Kab. Pasuruan 1.315,20 23 377 872.792 943.827 1,58 717,6
28 Kab. Probolinggo 1.428,93 24 346 756.375 805.721 1,27 563,9
29 Kab. Lumajang 1.790,90 15 191 786.628 828.385 1,04 462.6
30 Kab. Bondowoso 1.560,10 16 195 554.229 577.635 0,83 370,3
31 Kab. Situbondo 1.457,67 14 135 470.107 495.419 1,11 339,9
32 Kab. Jember 2.948,87 27 215 1.706.271 1.811.291 1,20 614,2
33 Kab. Banyuwangi 5.782,50 18 175 1.304.367 1.343.250 0,59 232,3
34 Kab. Pamekasan 732,65 11 189 455.362 494.696 1,67 675,0
35 Kab. Bangkalan 1.144,70 18 281 535.615 569.428 1,23 497,4
36 Kab. Sampang 1.152,04 22 185 762.616 806.327 1,12 699,9
37 Kab. Sumenep 1.857,59 22 331 631.455 639.620 0,26 344,3

DAERAH TINGKAT I 47.922,00 546 8.339 25.526.714 27.190.524 1,27 567,4


Dalam bidang peternakan, akan terus dikembangkan
usaha-usaha intensifikasi ternak sapi dan kambing
dengan cara Panca Usaha Ter- nak melalui
sistem kredit yang akan didukung dengan kegiatan-
kegi- atan pengamanan ternak, pembinaan
makanan ternak, penyuluhan, dan inseminasi
buatan. Selain itu akan di bangun pusat-pusat pembi-
bitan kambing dan domba dan pengembangan
peternakan ayam petelur dan broiler melalui sistem
kredit, perbaikan sistem pemasaran dan bimbingan
serta penyuluhan-penyuluhan yang lebih intensif.
Dalam usaha meningkatkan produksi perikanan laut,
penambahan prasarana di pelabuhan-pelabuhan
perikanan seperti di Prigi dan Mun- car dan di
tempat-tempat lain akan dilaksanakan. Demikian pula
akan terus disempurnakan dan ditingkatkan
pangkalan-pangkalan pendarat- an Mikan (PPI)
di baberapa daerah. Di bidang perikanan darat
kegiatankegiatan pengusahaan tambak akan terus
ditingkatkan, antara lain melalui demonstrasi-
demonstrasi atau unit-unit pengembangan tambak,
normalisasi saluran tambak yang sudah ada dan
kegiatan-kegiatan pembinaan, penyuluhan, dan latihan-
latihan ketrampilan. Dalam pengembangan usaha
perikanan air tawar akan terus dibina Balai-balai Benih
Ikan (BBI), antara lain dalam menunjang pelaksanaan
pengadaan ikan murah, dan Balai Benih Udang Galah
di beberapa tempat dalam rangka penyediaan benih
udang galah bagi rakyat.
Di bidang perkebunan rakyat produksi akan
ditingkatkan melalui usaha-usaha intensifikasi antara
lain untuk tebu rakyat, kopi dan tembakau. Untuk
menunjang usaha ini kegiatan-kegiatan pembinaan
dan pengadaan bibit akan terus ditingkatkan.
Pembinaan. perkebunan swasta akan dilaksanakan
melalui bimbingan manajemen dan peningkatan
teknologi.
202
Di bidang kehutanan, akan terus dilakukan kegiatan-
kegiatan reboi- sasi dan penghijauan di Daerah-
daerah Aliran Sungai (DAS), antara lain di DAS
Solo Bawah, DAS Brantas, DAS Sampean, dan Pulau
Madura, tanah-tanah kritis, dan tanah-tanah
perkebunan yang terlantar Pembinaan dan
pengembangan Taman Blauran dan cagar-cagar alam
lain akan terus dilanjutkan.
Untuk menunjang usaha peningkatan produksi,
terutama produksi pangan, akan dilakukan
pembangunan atau rehabilitasi jaringan irigasi
antara lain meliputi irigasi Pekalen-Sampean, irigasi
Madiun, irigasi Delta Brantas di Sidoarjo, irigasi
Warujayeng Kertosono dan Turi
Tunggorono di Kediri/Jombang, irigasi Lodoyo di
Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulung Agung,
pengembangan air tanah di Kediri -- Nganjuk, daerah
Madura dan daerah-daerah lainnya, pengembangan air
Madiun — Solo di Lembah K. Madiun -- Solo, di
samping irigasi sedang kecil, sederhana dan ltersier
yang tersebar. Juga akan dilaksana- kan
perbaikan dan pengamanan sungai dalam rangka
mencegah ben- cana banjir dan penanggulangan
akibat bencana alam Gunung Semeru di
sampling proyek Induk Serbaguna Kali Brantas di
Malang, Kediri, dan Surabaya.
Dalam rangka mengusahakan agar harga pangan
tetap terjangkau oleh daya beli rakyat, pada musim
panen di mana harga berkecenderungan turun di
bawah harga dasar, akan dilaksanakan pembelian
bahan pangan, sedang di musim paceklik di mana
harga berkecenderungan meningkat melebihi harga
batas tertinggi, akan dilakukan penjualan bahan
pangan di pasaran umum.
Untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama yang
tinggal di pedesaan akan ditingkatkan usaha-usaha
penyuluhan mengenai makanan yang murah
tetapi bernilai gizi tinggi, antara lain melalui kegiatan-
kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga).
Demikian pula akan ditingkatkan usaha-usaha
pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin
A terutama pada anak umur 0 — 6 tahun, pencegahan
dan penanggulangan penyakit gondok endemik, dan
Pengembangan sistem kewaspadaan (surveillance)
pangan dan gizi.
Di bidang perindustrian, akan ditingkatkan usaha-
usaha pengembangan industri kecil dan industri
pedesaan. Untuk itu antara lain akan dibangun Pusat
20
3
Pengembangan Industri Kecil di Surabaya. Di samping
itu akan ditingkatkan pula Pusat Pelayanan dan
Promosi Pemasaran Industri Tekstil di Lamongan,
peningkatan Unit Percontohan Pega- raman
Rakyat di Gresik, peningkatan penanganan industri
penem- paan, logam di Madiun, pengecoran
logam, dan pengembangan industriindustri lain di
beberapa daerah.
Bimbingan dan penyuluhan industri sedang dan besar
akan diarah- kan kepada peningkatan
kemampuan berproduksi dan pemasaran
serta pencegahan pencemaran lingkungan. Dalam
rangka pengembang-an standardisasi dan
pengendaliannya, akan ditingkatkan Balai Pene-
litian untuk industri di Surabaya.
Dalam pada itu, akan dikembangkan pusat pengecoran
logam, Indus- tri perkapalan, industri diesel,
perakitan alat-alat berat, di samping perluasan kawasan
industri di Surabaya dalam rangka penampungan
penanaman modal yang semakin meningkat.
Usaha peningkatan industri garam di Pula Madura akan
terus dilaksanakan, termasuk peningkatan pusat
pelayanan dan promosi pemasaran garam rakyat
di Kalianget.
Dalam rangka meningkatkan produksi kertas, pabrik
kertas Leces akan diperluas hingga mencapai kapasitas
250 ton/hari.
Di bidang pertambangan, secara bertahap akan
dilaksanakan usaha- usaha pemanfaatan dan
pengelolaan hasil-hasil tambang yang terdapat
di daerah Jawa Timur bagian Selatan, khususnya daerah
Tulungagung dan sekitarnya dan di sub wilayah
pembangunan Barat (dengan pusat Madiun). Juga akan
dilakukan penelitian terhadap kemungkinan pe-
nyaluran gas bumi dari lapangan Cepu dan Poleng untuk
Surabaya dan sekitarnya, serta melanjutkan
usaha penanggulangan akibat le- tusan
gunung api.
Di bidang kelistrikan, akan diusahakan penyelesaian
pembangunan pusat listrik tenaga air (PLTA) di
Wlingi II (27 MW), Sengguruh (2 X 14,5
MW), Lodoyo (4,5 MW), serta pusat listrik tenaga uap
(PLTU) di Gresik I, 1I, III (2 X 100 MW, 1 X 200 MW), di
sam- ping penyelesaian dan pembangunan baru
jaringan transmisi sepanjang kurang lebih 2,334 kms dan
gardu induk yang tersebar sebanyak 40 buah
204
dengan kapasitas 1.120 MVA. Berkaitan dengan kegiatan-
kegi- atan yang telah dimulai pada masa Repelita
II, usaha-usaha pemba- ngunan dan
perluasan jaringan distribusi sepanjang 10.757 kms
beserta gardu distribusmya dengan kapasitas 712,8 MVA
akan dilanjutkan, antara lain untuk menunjang
program listrik masuk desa. Untuk menghadapi kenaikan
permintaan Listrik di masa-masa mendatang, akan
dilakukan penelitian kelayakan PLTU Tuban (2 X 500
MW) dan PLTA Kesamben (2 X 16,4 MW).
Pembangunan di bidang jalan, akan ditekankan
pelaksanaannya pada peningkatan jalan,
penunjangan jalan, pembangunan jalan dan
penggantian jembatan. Peningkatan jalan sekitar 400
km antara lain antara Gempol — Banyuwangi dan
Ponorogo — Blitar. Penunjangan jalan sekitar 900 km
antara lain antara Kepanjen -- Blitar, dan Pa-
mekasan — Sumenep. Pembangunan jalan sekitar 90
km akan dilaksanakan antara Surabaya -- Malang,
termasuk penggantian jembatan sekitar 1.000 m.
Perluasan fasilitas pelabuhan Tanjung Perak akan
dilakukan dengan pembangunan dermaga peti kemas
(container) dan melanjutkan penyelesaian pelabuhan
Gresik beserta rehabilitasi 1pelabuhan Pasuruan dan
Probolinggo. Di samping itu akan dilakukan usaha-
usaha perlu- asan fasilitas feri untuk
penyeberangan dari Surabaya — Bangkalan
dan perintisan penyeberangan antara Kalianget —
Panarukan.
Pelabuhan udara Juanda di Surabaya akan
ditingkatkan untuk mam- pu menampung
pesawat sejenis DC-10 penuh beserta peningkatan
keselamatan penerbangan.
Di bidang angkutan kereta-api akan terus
ditingkatkan kondisi prasarana dan sarana, seperti
rehabilitasi jalan kereta api, penambahan gerbong dan
kereta penumpang, diantaranya dilintas Surabaya —
Banyuwangi, Surabaya — Malang dan Surabaya —
Solo.
Untuk menampung permintaan masyarakat akan jasa
pos dan giro, akan dibangun 2 buah gedung kantor pos
besar di Gresik dan Wonokromo serta 120 buah kantor
pos pembantu di 120 lokasi. Juga akan didirikan 160
buah bis surat dan penambahan fasilitas pos lainnya.
Di bidang pariwisata, usaha-usaha pembinaan dan
pengembangan akan terus dilanjutkan.
20
5
Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan
akan diseleng-garakan pameran perdagangan tetap di
Surabaya di samping pekan-pekan komiditi, antara
lain dalam bentuk Pekan Makanan Olahan ke
--- III dan Pekan Perabot di Surabaya, dan Pekan-pekan
Tanaman Obat-obatan Tradisional dan Hasil
Kerajinan Rakyat di, Surabaya.
Peningkatan kegiatan-kegiatan penyuluhan kepada
perrusahaanperusahaan yang antara lain mengekspor
kapuk randu rakyat, minyak
atsiri, rempah-rempah, tepung ikan, barang-barang
kulit, barang- barang karet, barang-barang
makanan olahan, pakaian jadi, barangbarang kayu dan
hasil-hasil kerajinan rakyat lainnya akan terus dilan-
jutkan. Demikian pula usaha-usaha pengembangan
produk dan berba- gai aspek produksi lainnya,
antara lain untuk tembakau rakyat, minyak kacang,
minyak kedele, cassia fistula, leaf meal, tapioka,
kapulaga, makanan kaleng/olahan, kulit dan barang-
barang kulit, barang-barang pakaian jadi, barang-
barang karet, barang-barang kayu dan ukiran-
ukiran, anyaman, perabot rotan dan bambu, keramik,
kerajinan batubatuan, dan kerajinan perak.
Dalam rangka penyempurnaan standardisasi dan
pengawasan mutu dan barang ekspor akan
dilaksanakan berbagai usaha yang bersifat pembinaan
dan penyuluhan mutu, seperti untuk tembakau di
Surabaya dan Jember, antara lain di bidang
fermentasi, sortasi dan pengawasan, pemeriksaan
kapal yang memuat tembakau, dan pengujian
tembakau di pelabuhan ekspor.
Di bidang perkoperasian, pembangunan koperasi di
daerah ini akan ditingkatkan sehingga pada akhir
Repelita III diharapkan di semua kecamatan (546
kecamatan) telah dibentuk KUD yang kegiatannya
antara lain meliputi bidang-bidang pertanian pangan,
perkebunan, perikanan, peternakan, kerajinan rakyat,
garam rakyat, industri kecil, penyaluran pupuk dan
obat-obatan, jasa alat-alat pertanian dan alat- -
alat pengolah hasil pertanian, jasa angkutan, jasa
listrik pedesaan serta perkreditan. Diharapkan
bahwa sebagian besar KUD-KUD tersebut nanti telah
memiliki manajer dan badan pemeriksa yang ber-
kemampuan, organisasi yang mantap serta
keanggotaan yang aktif.
Untuk mengembangkan pengusaha golangan
ekonomi lemah, akan terus dikembangkan program
206.
Pengembangan Pengusaha Kecil dengan bantuan Bank
Indonesia, antara lain dengan melalui Proyek Mana-
jemen Unit dan program-program KIK dan KMKP.
Dalarn rangka meningkatkan sarana kehidupan
beragama akan diberikan bantuan kepada masyarakat
untuk pembangunan dan reha bilitasi 4.110 tempat
ibadah berbagai agama, pembangunan sekitar
248 Balai Nikah dan sejumlah Badan Peradilan Agama
serta pembangunan/perluasan 37 Kantor Agama
Kabupaten/Kotamadya.
Pendidikan agama akan terus dikembangkan, antara
lain dengan pembangunan 75 Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN) serta perbaikan kembali sejumlah
Madrasah Ibtidaiyah Swasta, di samping pemba-
ngunan dan rehabilitasi sekitar 29 Madrasah
Tsanawiyah, 35 Madra- sah Aliyah dan 13 PGA.
Usaha peningkatan IAIN Sunan Ampel akan terus
dilanjutkan se- suai dengan Tridharma
Perguruan Tinggi. Demikian juga penerangan
dan bimbingan hidup beragama bagi masyarakat suku
terasing dan berbagai masyarakat khusus lainnya akan
terus ditingkatkan.
Di bidang pendidikan, akan dibangun sekitar 1.900
gedung SD baru di samping perbaikan kembali
gedung SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah
Ibtidaiyah Swasta yang memerlukannya. Bersamaan
dengan itu, daya tampung SMP akan terus diperluas
antara lain dengan pembangunan sekitar 125
gedung SMP baru di samping penambahan lebih dari
1.630 ruang kelas baru pada SMP-SMP yang ada.
Demikian pula akan dibangun 27 gedung SMA baru di
samping penambahan lebih dari 410 ruang kelas baru.
Untuk pendidikan teknologi dan kejuruan akan
dikembangkan dan dibangun 26 buah gedung STM, 28
buah gedung SMEA, dan sejum- lah sekolah
kejuruan lainnya, di samping 15 buah SPG.
Universitas daerah seperti Universitas Airlangga,
Universitas Bra- wijaya, Universitas Jember
dan Institut Teknologi Surabaya (ITS) akan
terus dikembangkan. Pada Universitas Airlangga
terutama dalam bidang-bidang Kedokteran dan Ilmu-
ilmu Sosial; pada Universitas Brawijaya dan Jember
dalam bidang Pertanian, sedang pada ITS pada
bidang-bidang Teknologi dan Manajemen. Selain itu
produkti- vitas IKIP Surabaya akan
ditingkatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan
207
tenaga guru bagi sekolah-sekolah lanjutan umum,
khusus- nya di Jawa Timur. Dalam rangka
mengembangkan program Diplo- ma, akan
didirikan 1 buah Politeknik pada Universitas Brawijaya.
Dalam usaha memelihara dan mengembangkan
kebudayaan daerah dalam rangka pengembangan
kebudayaan nasional, antara lain akan digali dan
dikembangkan berbagai bentuk pedalangan dalam
spesiali- sasi wayang beber, wayang golek,
wayang krucil, dan wayang
gedog. Demikian pula akan dibina tari topeng dan tari
panji seperti gandrung Banyuwangi dan lain-lain.
Selain itu akan dilanjutkan pula penelitian antara lain
mengenai struktur bahasa Madura dialek Teng- -
ger, mengenai pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-
sekolah umum, mengenai ragam dan dialek bahasa
Madura, dan pemetaan bahasa Madura.
Berkaitan dengan usaha-usaha di atas, akan disusun
kebijaksanaan dan pola pengembangan museum
di Surabaya, perintisan pemugaran kompleks
kepurbakalaan di Trowulan, Candi Jawi, dan bekas
kraton Wengku di Ponorogo, penyelenggaraan pekan
lomba seni dan melanjutkan bantuan kepada kegiatan
dan sarana kesenian daerah yang dibina oleh
swasta seperti Srimulat dan wayang wong di Surabaya
dan Fatimah di Madiun.
Di bidang kesehatan, akan dibangun sekitar 159 buah
Puskesmas dan 354 buah Puskesmas
Pembantu, di samping peningkatan BP dan
BKIA yang diintegrasikan ke dalam Puskesmas
Pembantu. Selain itu akan terus dikembangkan
PKMD-PKMD, peningkatan per- baikan gizi
masyarakat melalui UPGK, usaha pencegahan dan pe-
nanggulangan kekurangan Vitamin A pada anak 0 -- 6
tahun, dan pencegahan serta penanggulangan gondok
endemik.
Selanjutnya, akan ditempatkan 68 orang dokter ahli
di RSU-RSU Kabupaten, peningkatan 34 Rumah Sakit
dengan jalan peningkatan peralatan medis dan non
medis, laboratorium serta sarana penunjang lainnya.
Usaha-usaha peningkatan dan penyelesaian
pembangunan Rumah Sakit Dr. Sutomo sehingga dapat
berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan dan
rumah sakit regional akan terus dilanjutkan.
Untuk melindungi masyarakat, akan dilakukan

208
peningkatan pengawasan obat, makanan dan
minuman, alat-alat kesehatan, kosmetika, obat
tradisional, narkotika dan bahan-bahan obat berbahaya
lainnya. Dalam pada itu, peningkatan usaha-usaha
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
akan terus diusahakan dan Rumah Sakit Jiwa di
Lawang akan ditingkatkan.
Dalam hal kesejahteraan social, antara lain akan
dilanjutkan pembangunan Panti Karya Taruna di
Kabupaten Jombang, pembangunan
Panti Rehabilitasi Penderita Cacat Netra di Kodya
Malang, dan pembangunan Panti Werdha di Kabupaten
Pasuruan.
Penyantunan terhadap para gelandangan/pengemis
melalui bimbingan, pembinaan mental dan latihan
ketrampilan akan terus dilanjutkan antara lain pada
Panti Rehabilitasi Sosial di Sidoarjo.
Di bidang perumahan rakyat, antara lain akan
dibangun rumah susun (flat) murah di Surabaya,
rumah-rumah sederhana/rumah inti di wilayah
Gerbang Kertasusila, perintisan pemugaran
perumahan desa di beberapa kabupaten, dan
rnelanjutkan program KIP (per- baikan
kampung) di kota Surabaya.
Kegiatan dalam program air bersih akan ditekankan
kepada penyelesaian kegiatan yang telah dimulai
dalam Repelita II seperti di kota- kota.
Surabaya, Bangkalan, Lamongan, Lumajang, Nganjuk
dan Malang, di samping akan diusahakan
pelaksanaan program air bersih di 4 kota
lainnya.
Di bidang keluarga berencana, selama Repelita III
diharapkan akan dapat dicapai sasaran keluarga
berencana sejumlah hampir 2.500.000 peserta baru
dan sejumlah kurang lebih dari 3.856.000 peserta les-
tari. Untuk mencapai sasaran tersebut antara lain
dilaksanakan ke- giatan-kegiatan :
a. Meningkatkan/mengintensifkan kegiatan
penerangan dan motivasi baik di daerah perkotaan
maupun di daerah pedesaan sehingga dapat
mencapai sasaran merata.
b. Meningkatkan sarana dan pelayanan kontrasepsi
sehingga dapat menjangkau daerah sasaran secara
luas dan merata dengan memperluas jangkauan
klinik melalui pelayanan Team Medis Keliling.
20
9
c. Meningkatkan kegiatan pembinaan terhadap
peserta keluarga berencana agar menjadi peserta
lestari.
d. Mendorong .peserta untuk memakai alat kontrasepsi
yang lebih mantap.
e. Meningkatkan keikut-sertaan dokter praktek swasta
serta meman- faatkan sarana apotik dalam
usaha pencapaian dan pembinaan peserta keluarga
berencana.
f. Meningkatkan ketrampilan petugas-petugas
Kependudukan dan Keluarga Berencana.
g. Meningkatkan keserasian antara usaha-usaha di
bidang Kependudukan, Keluarga Berencana dan
kebijaksanaan pembangunan lain- nya dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga,
antara lain dalam tahun pertama Repelita III
dan dilaksanakan program terpadu antara program
Keluarga Berencana dengan Perbaikan Gizi
di 500 desa.

h. Untuk meningkatkan peran serta organisasi


masyarakat dalam usaha pelembagaan akan
dikembangkan peranan kelompok peserta
(Paguyuban) dan Pembantu Pembina Keluarga
Berencana Desa (PPKBD).
Dalam rangka kegiatan transmigrasi, selama Repelita
III direnca- nakan untuk memindahkan sekitar
175.000 KK ke daerah-daerah transmigrasi di luar
Jawa. Daerah-daerah yang diprioritaskan untuk
dipindahkan penduduknya adalah daerah-daerah yang
relatif padat penduduknya, daerah-daerah yang
terancam bahaya banjir, daerah- daerah aliran
sungai, dan daerah-daerah kritis yang perlu dihijaukan
seperti Madura dan lain-lain daerah di Jawa Timur
bagian Selatan.
Di bidang hukum, akan dilakukan pembangunan,
rehabilitasi dan perluasan Pengadilan Negeri dan
Pengadilan Tinggi sebanyak 33 buah dan pembangunan
9 buah tempat sidang di berbagai kota kecil. Se-
lain itu, akan dibangun 24 kantor Kejaksaan Negeri dan
pembangunan serta rehabilitasi 14 buah gedung
Lembaga Pemasyarakatan, penye- lesaian
pembangunan sebuah gedung Lembaga
Pemasyarakatan yang telah dimulai pembangunannya
210
dalam Repelita II, pembangunan 1 buah kantor
Bimbingan Pemasyarakatan dan Pengentasan Anak
(BISPA), dan 1 buah gedung kantor Imigrasi di samping
perluasan gedung kantor Imigrasi yang telah ada di
Surabaya. Selanjutnya akan diselenggarakan penataran
bagi Panitera sebanyak 165 orang.
Kerjasama dengan Universitas Airlangga akan terus
ditingkatkan antara lain dalam pengembangan
yurisprudensi, termasuk kasus-kasus hukum adat.
Dalam usaha memperluas penerangan kepada
masyarakat, antara lain akan ditingkatkan
kemampuan siaran stasiun-stasiun RRI Sura- -
baya, Madiun dan Sumenep, pembangunan 2 buah
stasiun pemancar TVRI baru (Ponorogo dan Pacitan),
dan peningkatan peralatan Studio TVRI di Surabaya.
Peningkatan operasi penerangan untuk lebih
menunjang kegiatankegiatan penyuluhan di pelbagai
bidang akan terus dilakukan. Ini antara lain
akan dilakukan dengan membangun Puspenmas-
Puspenmas di Kabupaten-kabupaten yang belum
memilikinya dan penyebaran televisi umum ke desa-
desa secara bertahap sesuai dengan jangkauan
pemancar TVRI.
Penyelenggaraan Koran Masuk Desa (KMD) dengan
mengikut sertakan secara aktif pers daerah setempat
akan terus diusahakan.
Dalam rangka pembangunan daerah, desa dan kota,
Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan
untuk :
1. Penunjangan jalan Propinsi sepanjang kurang lebih
5.300 km.
2. Eksploitasi dan pemeliharaan pengairan ± 922.000
Ha, yang antara lain meliputi pemeliharaan
bangunan, saluran pembawa, saluran pembuang,
tanggul banjir dan jalan -inspeksi.
3. Perbaikan jaringan irigasi lama.
4. Menunjang proyek sektoral, meningkatkan
kesejahteraan pendu- duk daerah miskin,
pembangunan/perbaikan prasarana perhu-bungan
untuk membuka daerah terisolir, proyek yang
menunjang pembangunan desa dan kota (ibukota
Propinsi), serta proyek-pro- yek yang dapat

21
1
meningkatkan ketrampilan penduduk dan aparatur
Pemerintah.
Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan
untuk pemeliharaan, penunjangan, peningkatan dan
pembangunan baru, jalan- jalan kabupaten. Di
samping itu, bantuan ini juga diarahkan peng-
gunaannya untuk pembuatan/perbaikan irigasi sedang
kecil, pengga- lian saluran tersier, dan lain-lain
proyek yang dianggap sangat ber- guna bagi
kepentingan umum seperti pembuatan saluran-saluran
air (riool), pasar, terminal bus, dan lain-lain.
Bantuan Pembangunan Desa diarahkan untuk
melengkapi dan meningkatkan prasarana desa yang
dibutuhkan, dalam rangka meningkatkan kegiatan
kehidupan ekonomi, sosial budaya serta daya tahan
masyarakat desa. Proyek-proyek bantuan
pembangunan desa disesuaikan dengan prioritas di
desanya masing-masing, dan direncanakan oleh
Lembaga Sosial Desa (LSD) dengan memperhatikan
kemampuan warga desa untuk berpartisipasi.
Dalam rangka pengembangan kota, akan dilakukan
usaha penyu- sunan rencana kota, antara lain
untuk kota-kota Gresik, Mojokerto, Sidoarjo, dan
Bangkalan.
Dalam rangka pengembangan wilayah, akan
dilaksanakan program PDP II di 4 Kabupaten di
Madura yang meliputi 25 Kecamatan UDKP.
Dalam hal pengelolaan sumber alam dan lingkungan
hidup, akan dilanjutkan program penghijauan dan
reboisasi guna mempertahan- kan
keseimbangan ekologi, terutama dalam rangka
rehabilitasi tanah kritis. Pelaksanaannya akan
diutamakan pada daerah-daerah aliran sungai
(DAS). Di samping itu, akan diusahakan peningkatan
penga- manan daerah aliran sungai dalam
rangka pencegahan banjir serta memelihara debit air
untuk pengairan, penanggulangan pencemaran
di daerah perkotaan dan daerah padat industri, dan
pembinaan suaka alam dan hutan-hutan bakau untuk
pelestarian plasmanuftah dan perlindungan daerah
pesisir.
Di samping kegiatan-kgiatan pembangunan di atas,
dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembangunan
di daerah, akan secara terus menerus diusahakan
penyempurnaan aparatur Pemerintah di daerah,

212
termasuk penertiban dan penyederhanaan prosedur-
prosedur dan sis-t e m perizinan daerah.

Anda mungkin juga menyukai