Pada pengamatan pembuatan tempe pada masing-masing kelompok dilakukan 7
perlakuan yaitu melubangi pada masing-masing kantong plastik diberi lubang dengan berbagai ukuran yaitu perlakuan pertama 0,5 cm, perlakuan kedua 1 cm, perlakuan ketiga 1,5 cm, perlakuan keempat 2 cm, perlakuan kelima 2,5 cm , perlakuan keenam 3 cm dan perlakuan ketujuh 3,5 cm. Kemudian kedelai yang sudah dibersihkan kulitnya diukur terlebih dahulu suhu kedelai sebagai data suhu awal dan ditaburkan ragi lalu dimasukkan ke masing-masing kantung plastik rata2 sebanyak 100 gram sebagai berat awal semua kelompok dan suhu rata2 awal tiap kelompok yaitu 300 C. Selanjutnya dilipat kantung plastik dan dibiarkan selama 26-30 jam. Setelah sekitar 26-30 jam diamati masing-masing perlakuan dengan melihat dari warnanya, tekstur, aroma dan rasa saat digoreng dan dimakan. Selain itu juga diukur suhu akhir dan berat akhir tempe. Data hasil pengamatan dari kompilasi semua kelompok yang dibuat rata2. Pada perlakuan pertama yaitu dengan plastik yang dilubangi 0,5 cm setelah dirata2 semua kelompok dengan rata2 1,5 dibulatkan 2 maka dibulatkan menurut skor adalah menghasilkan tempe dengan warna putih kecokelatan, nilai teksturnya setelah dirata rata 3,5 dibulatkan menjadi 4 dan dilihat dengan skor testurnya sangat padat, nilai rata2 aroma 1 jika dilihat skor berarti aroma tidak enak dan busuk dan nilai rata2 rasa 1,6 dan dibulatkan menjadi 2 maka dilihat pada skor rasanya hambar. Suhu rata2 akhir pada tempe yaitu 350 C dan berat akhir 90 gram. Pada perlakuan kedua yaitu dengan plastik yang dilubangi 1 cm setelah dirata2 semua kelompok dengan rata2 1,8 dibulatkan 2 maka dibulatkan menurut skor adalah menghasilkan tempe dengan warna putih kecokelatan, nilai teksturnya setelah dirata rata 1,6 dibulatkan menjadi 2 dan dilihat dengan skor testurnya cukup padat, nilai rata2 aroma 1,6 jika dibulatkan menjadi 2 dilihat skor berarti tidak beraroma dan nilai rata2 rasa 1,5 dan dibulatkan menjadi 2 maka dilihat pada skor rasanya hambar. Suhu rata2 akhir pada tempe yaitu 350 C dan berat akhir 103 gram. Pada perlakuan ketiga yaitu dengan plastik yang dilubangi 1,5 cm setelah dirata2 semua kelompok dengan rata2 1,8 dibulatkan 2 maka dibulatkan menurut skor adalah menghasilkan tempe dengan warna putih kecokelatan, nilai teksturnya setelah dirata rata 2,1 dibulatkan menjadi 2 dan dilihat dengan skor testurnya cukup padat, nilai rata2 aroma 1,6 jika dibulatkan menjadi 2 dilihat skor berarti beraroma dan nilai rata2 rasa 1,6 dan dibulatkan menjadi 2 maka dilihat pada skor rasanya hambar. Suhu rata2 akhir pada tempe yaitu 340 C dan berat akhir 108 gram. Pada perlakuan keempat yaitu dengan plastik yang dilubangi 2 cm setelah dirata2 semua kelompok dengan rata2 2,6 dibulatkan 3 maka menurut skor adalah menghasilkan tempe dengan warna putih kekuningan, nilai teksturnya setelah dirata rata 3,1 dibulatkan menjadi 3 dan dilihat dengan skor testurnya padat, nilai rata2 aroma 2 jika dilihat skor berarti tidak beraroma dan nilai rata2 rasa 2 maka dilihat pada skor rasanya hambar. Suhu rata2 akhir pada tempe yaitu 360 C dan berat akhir 110 gram. Pada perlakuan kelima yaitu dengan plastik yang dilubangi 2,5 cm setelah dirata2 semua kelompok dengan rata2 3,1 dibulatkan 3 maka menurut skor adalah menghasilkan tempe dengan warna putih kekuningan, nilai teksturnya setelah dirata rata 2,8 dibulatkan menjadi 3 dan dilihat dengan skor testurnya padat, nilai rata2 aroma 2,5 jika dibulatkan menjadi 3 dilihat skor berarti aroma enak tetapi masih ada aroma kedelai dan nilai rata2 rasa 2,8 dan dibulatkan menjadi 3 maka dilihat pada skor rasanya gurih tetapi masih ada rasa kedelai (langu) . Suhu rata2 akhir pada tempe yaitu 350 C dan berat akhir 110 gram. Pada perlakuan keenam yaitu dengan plastik yang dilubangi 3 cm setelah dirata2 semua kelompok dengan rata2 3,1 dibulatkan 3 maka menurut skor adalah menghasilkan tempe dengan warna putih kekuningan, nilai teksturnya setelah dirata rata 2,8 dibulatkan menjadi 3 dan dilihat dengan skor testurnya padat, nilai rata2 aroma 2,1 jika dibulatkan menjadi 2 dilihat skor berarti tidak berarora dan nilai rata2 rasa 2,5 dan dibulatkan menjadi 3 maka dilihat pada skor rasanya gurih tetapi masih ada rasa kedelai (langu) . Suhu rata2 akhir pada tempe yaitu 350 C dan berat akhir 108 gram. Pada perlakuan ketujuh yaitu dengan plastik yang dilubangi 3.5 cm setelah dirata2 semua kelompok dengan rata2 3,1 dibulatkan 3 maka menurut skor adalah menghasilkan tempe dengan warna putih kekuningan, nilai teksturnya setelah dirata rata 1.5 dibulatkan menjadi 2 dan dilihat dengan skor testurnya cukup padat, nilai rata2 aroma 2,1 jika dibulatkan menjadi 2 dilihat skor berarti tidak beraroma dan nilai rata2 rasa 2,3 dan dibulatkan menjadi 2 maka dilihat pada skor rasanya hambar. Suhu rata2 akhir pada tempe yaitu 350 C dan berat akhir 110 gram. Kesimpulan Dalam pembuatan tempe harus diperhatikan beberapa hal agar saat pembuatan tempe dihasilkan tempe dengan kualitas yang baik. Tempe sangat tergantung dari fermentasi jenis bahan/substratnya yaitu kedelai, macam mikroba yang aktif dan kondisi disekelilingnya misalnya aerasinya yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba tersebut sehingga dihasilkan tempe sesuai dengan yang dikehendaki. Dalam pembuatan tempe pengaruh aerasi juga sangat berperan karena aerasi memiliki peranan sebagai pertukaran udara atau masuknya oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang harus sesuai atau pas/tepat apabila terlalu rapat atau terlalu longgar akan mengakibakan kualitas tempe yang dihasilkan juga tidak bagus.