SURABAYA 2017/2018 I. IDENTITAS Bibliografi : Darmo Handoyo dan Ari Rudiretna. 2001. Prinsip Umum dan Pelaksanaan Polymerase Chain Reaction (PCR). Pusat Studi Bioteknologi (Universitas Surabaya). Vol. 9 No. 1
II. TUJUAN Untuk mengetahui manfaat Teknik PCR pada analisis gen serta dampaknya terhadap kemajuan sains dan teknologi.
III. FAKTA – FAKTA UNIK
Teknik PCR dapat digunakan untuk mengamplifikasi segmen DNA dalam jumlah jutaan kali hanya dalam beberap jam Teknik PCR banyak dikembangkan melalui aplikasi praktis berupa : a) Kloning hasil PCR b) Sekuensing hasil PCR c) Kajian evolusi molekuler d) Deteksi mutasi (penyakit genetik, determinasi seks pada sel prenatal, kajian forensik) Dalam proses PCR effisiensi amplifikasi tidak terjadi 100 %, hal ini disebabkan oleh target templat terlampau banyak, jumlah polimerase DNA terbatas dan kemungkinan terjadi reannealing untai target. Polimerase DNA dapat digunakan untuk memperpanjang primer dengan adanya dNTPs (dATP, dCTP, dGTP dan dTTP) dan buffer yang sesuai.
IV. PERTANYAAN YANG DIMUNCULKAN
Sebutkan tahapan siklus PCR ? a) Pra-denaturasi b) Denaturasi DNA templat c) Penempelan primer pada templat (annealing) d) Pemanjangan primer (extension) e) Pemantapan (post-extension) Apa dampak suhu terhadap proses PCR ? Pemilihan suhu pada proses PCR sangat penting karena suhu merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu PCR. Suhu denaturasi templat berkisar 93-95̊C. Bila suhu denaturasi terlalu tinggi akan menurunkan aktifitas polimerase DNA yang akan berdampak pada efisiensi PCR, sedangkan suhu terlalu rendah dapat menyebabkan proses denaturasi DNA templat tidak sempurna. V. KONSEP UTAMA Definisi dari PCR adalah suatu teknik sintesis dan amplifikasi DNA secara invitro. Prinsip umum PCR PCR melibatkan beberapa tahap yang berulang (siklus) dan pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah target DNA untai ganda. Untai ganda DNA templat dipisahkan dengan denaturasi termal dan kemudian didinginkan hingga mencapai suatu suhu tertentu untuk memberi waktu pada primer menempel pada daerah tertentu dari target DNA. Target DNA yang diinginkan akan meningkat secara eksponensial setelah siklus keempat dan DNA non target akan meningkat secara linier. Melakukan proses PCR diperlukan komponen- komponen sbb: a) Templat DNA yang berfungsi sebagai cetakan untuk pembentukan molekul DNA baru yang sama. Templat DNA dapat berupa DNA kromosom, DNA plasmid ataupun fragmen DNA. Pembuatan DNA templat dengan menggunakan metode lisis yang cepat dan sederhana untuk pendedahan DNA kromosom ataupun DNA plasmid. Prinsip metode lisis adalah perusakan dinding sel tanpa harus merusak DNA yang diinginkan. Oleh karena itu perusakan dinding sel umumnya dilakukan dengan cara memecahkan dinding sel menggunakan buffer lisis. Komposisi buffer lisis digunakan tergantung dari jenis sampel. b) Keberhasilan proses PCR sangat tergantung dari primer yang digunakan. Di dalam proses PCR, primer berfungsi sebagai pembatas fragmen DNA target yang akan diamplifikasi dan sekaligus menyediakan gugus hidroksi (-OH) pada ujung 3᾽ yang diperlukan untuk proses eksistensi DNA. Data urutan DNA atau protein bisa didapatkan dari database GenBank. Apabila urutan DNA maupun urutan protein yang dituju belum diketahui maka perancangan primer dapat didasarkan pada hasil analisis homologi dari urutan DNA atau protein yang telah diketahui mempunyai hubungan kekerabatan yang terdekat. Melakukan perancangan primer harus terpenuhi kriteria – kriteria yaitu panjang primer (berkisar 18-30 basa), komposisi primer (nukleotida yang sama dihindari), melting temperature (TM primer antara 50-65̊C), interaksi primer – primer (self-homology dan cross-homology dihindari). c) dNTPS merupakan suatu campuran yang terdiri dari atas dATP, dTTP, dCTP dan dGTP. Proses PCR dNTPS bertindak sebagai building block DNA yang diperlukan dalam proses ekstensi DNA. d) Buffer PCR dab MgCl2 Reaksi PCR berlangsung pada kondisi pH tertentu sehingga diperlikan buffer PCR yang berfungsi untuk menjamin pH medium. Diperlukan juga MgCl2 bertindak sebagai kofaktor yang berfungsi menstimulasi aktivitas DNA polimerase. e) Enzim Polimerase DNA berfungsi sebagai katalisis untuk reaksi polimerisasi DNA. Pada proses PCR enzim diperlukan untuk tahap ekstensi DNA. Enzim polimerase DNA yang digunakan untuk proses PCR diisolasi dari bakteri termofilik atau hipertermofilik oleh karena itu enzim ini bersifat termostabilsampai temperatur 95̊C Untuk hasil PCR yang optimal perlu dilakukan optimasi proses PCR yaitu : a) Jenis polimerase DNA terjadi pada tahap ekstensi untuk DNA rantai panjang akan berbeda dengan untuk DNA rantai pendek. Untuk panjang fragmen DNA lebih besar dari tiga kilobasa akan memerlukan jenis polimerase dengan aktivitas tinggi b) Konsentrasi dNTPS, MgCl2 ; polimerase DNA panjang target DNA kurang dari satu kilobasa biasanya digunakan konsentrasi dNTPs sebanyak 100uM, sedangkan untuk panjang target DNA lebih besar sari satu kilobasa diperlukan konsentrasi dNTPS sebanyak 200 uM. Untuk panjang fragmen DNA kurang dari dua kilobasa diperlukan 1,25 – 2 unit per uL campuran reaksi, sedangkan untuk panjang fragmen DNA lebih besar dari dua kilobasa diperlukan 3 – unit per 50 uL campuran reaksi c) Suhu Suhu denaturasi DNA templat berkisar anatra 93 - 95̊C. Bila suhu denaturasi terlalu tinggi akan menurunkan aktifitas polimerase DNA yang akan berdampak pada efisiensi PCR, sedangkan suhu terlalu rendah dapat menyebabkan proses denaturasi DNA templat tidak sempurna. d) Buffer PCR Jenis buffer PCR low-salt buffer dan high-salt buffer. Untuk panjang DNA target antara 0-5 kilobasa biasanya diperlukan low-salt buffer sedangkan untuk panjang DNA target lebih besar dari lima kilobasa digunakan high-salt buffer e) Waktu Pemilihan waktu yang digunakan berkaitan dengan proses denaturasi DNA templat, annealing dan ekstensi primer (selama 30 – 90 detik). Waktu denaturasi yang terlalu lama akan merusak templat DNA dan sekaligus dapat menurunkan aktivitas polimerase DNA sedangkan waktu denaturasi yang terlalu pendek akan menyebabkan proses denaturasi tidak sempurna VI. REFLEKSI DIRI Teknik PCR dapat didayagunakan (kadang dengan modifikasi) guna fasilitasi analisis gen. PCR dapat digunakan untuk amplifikasi urutan nukleotida, menentukan kondisi urutan nukleotida suatu DNA yang mengalami mutasi, bidang kedokteran forensik, melacak asal usul seseorang dengan membandingkan “finger print” Untuk mendapatkan hasil PCR yang optimal harus sesuai dengan jenis, suhu, konsentrasi, buffer PCR dan waktu. Penemuan dan manfaat teknik PCR ini berdampak sangat luas terhadap kemajuan sains dan teknologi secara umum