Anda di halaman 1dari 11

MASALAH/PERTANYAAN

PENELITIAN

TELAAH TEORITIS HIPOTESIS

PENGUJIAN FAKTA
Pemilihan Data
Pengumpulan Data HASIL
Analisa Data KESIMPULAN

4.1 Pentingnya Masalah

Penemuan masalah meliputi: identifikasi bidang masalah, penentuan atau


pemilihan pokok masalah (topic) dan perumusan atau formulasi masalah. Penemuan
masalh merupakan tahap penelitian yang paling sulit dan krusial karena masalah
penelitian mempengaruhi strategi yang diterapkan dalam pemecahan penelitian.
Seperti yang dikemukakan oelh Einstein dan Infeld, formulasi masalah penelitian
sering merupakan tahap penelitian yang jauh lebih esensial dibandingkan dengan
tahap pemecahan masalah. Bahkan, menurut Isaac dan Michael, formulasi masalah
penelitian dengan baik merupakan setengah dari tahap pemecahan masalah.

Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian terutama


bagi peneliti pemula, masalah penelitian sering dirumuskan terlalu umum sehingga
dengan pokok permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan tahap pemecahan
masalah yang meliputi penentuan konsep-konsep teoritis yang ditelaah dan pemilihan
metode pengujian data. Semakin specific perumusan masalah penelitian semakin
mudah untuk dilakukan pengujian secara empiris. Mengingat pentingnya tahap
penemuan masalah penelitian, perlu pendekatan sistematis untuk merumuskan
masalah penelitian yang baik sehingga memudahkan tahap pemecahan masalah.
4.2 Sumber-sumber Masalah Penelitian

Sumber masalah penelitian yang utama, seperti yang telah disebutkan dimuka, berasal
dari pengalaman dan literatur. Sumber masalah penelitian yang berasal dari :

1. Literatur yang dipublikasikan, antara lain dalam bentuk: buku teks, jurnal,
atau teks database.

2. Literatur yang tidak dipublikasikan, antara lain berupa: skripsi, tesis,


disertasi, paper atau makalah-makalah seminar.

Berikut ini pembahasan mengenai beberapa sumber penemuan masalah penelitian


yang berasal dari literatur yang dipublikasikan.

 Buku teks, merupakan salah satu jenis literatur yang dipublikasikan yang
berisi banyak informasi sebagai sumber penemuan masalah penelitian. Dari
buku teks, peneliti dapat menggunakan daftar referensi untuk memilih artikel
asli atau buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian.

 Jurnal, merupakan jenis literatur yang berisi artikel-artikel yang menelaah


berbagai macam konsep-konsep teoritis. Artikel yang dimuat dalam jurnal
akademik atau jurnal atau jurnal profesional dapat berupa artikel teoritis atau
hasil penelitian empiris. Jurnal yang memuat artikel akuntansi dan
manajemen, sebagian di antaranya adalah Academy of Management Journal;
Academy of Management Review; Management Science; The Accounting
Review; Accounting; Organizations and Society; Auditing; A Journal of
Theory and Practice; Contemporary Accounting Research; Journal of
Accounting and Economic; Journal of Accounting Research; Journal of
Accounting; Auditing & Finance. Di Indonesia di antaranya adalah Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia.
 Text databases, merupakan jenis literatur yang berisi kompilasi daftar buku,
jurnal, majalah atau literatur lainnya yang dipublikasikan secara periodik. Text
Databases dapat berupa cetakan dalam bentuk buku, disket, pita magnetik,
laser disk, compact disk (CD ROMs), atau dipublikasikan melalui website
dalam jaringan internet.

Berdasarkan cakupan informasinya text database dapat dikelompokkan menjadi tiga


bentuk:

1. Bibliographic database, memuat daftar referensi antara lain mengenai


judul artikel, nama penulis, sumber publikasi, periode penerbitan,
volume dan nomor halaman. Contohnya adalah:

a. Accounting Research Directory berisi daftar artikel hasil


penelitian akuntansi selama periode tertentu yang dimuat
dalam sejumlah jurnal akuntansi.

b. Business Periodikal Index memuat daftar bibliografi artikel


bisnis dan manajemen yang dipublikasikan dalam sejumlah
jurnal bisnis dan ekonomi.

c. Predicast F&S Index berisi informasi yang lebih spesifik


mengenai perusahaan termasuk informasi mengenai akuisisi,
merger, produk dan teknologi baru. Indeks ini memuat daftar
bibliografi dari sejumlah publikasi keuangan, majalah bisnis,
paper, dan laporan khusus.

2. Abstract database yang menyajikan abstrak atau ringkasan artikel.


Salah satu jenis abstrack database adalah Abstrak Disertasi yang berisi
ringkasan komponen-komponen utama dalam disertasi yang
diklasifikasi berdasrkan judul, penulis, dan institusi. Dari sejumlah
institusi akademik. Misal, Dissertasion Abstracts Internastional.
3. Full-text database memuat kumpulan materi artikel secara lengkap
(full-text). Full-text database umumnya dapat diperoleh pada institusi-
institusi yang memberikan jasa pelayanan database komputer, misal
Management Contents, Business and Industry News, Industry Data
Sources, Business On Line, DATRIX, DIALOG atau BRS System.

4.3 Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian

Penemuan masalah penelitian, sekali lagi bukan merupakan pekerjaan yang mudah.
Ada sejumlah kriteria yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penemuan
masalah penelitian, antara lain :

1. Merupakan bidang masalah dan topik yang menarik,

2. Mempunyai signifikasi secara teoritis atau praktis,

3. Dapat di uji melalui pengumpulan dan analisis data,

4. Sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia.

1) Bidang Masalah dan Topik yang Menarik

Inisiatif penelitian dapat berasal dari peneliti atau pihak sponsor yang membiayai
proyek penelitian. Jika ide penelitian berasal dari peneliti, bidang masalah yang
dipilih umumnya adalah yang menarik perhatian dan merupakan bidang keahlian
yang dikuasai oleh peneliti. Lingkungan peneliti termasuk: latar belakang pendidikan,
pemikiran dan disiplin yang ditekuni, merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan bidang masalah dan pemahaman peneliti terhadap masalah yang diteliti.
Pemilihan bidang masalah mengarahkan peneliti untuk menentukan topik atau pokok
masalah yang diteliti.
2) Signifikasi Secara Teoritis atau Praktis

Peneliti harus mempertimbangkan apakah bidang masalah dan topik penelitian


yang menarik untuk diteliti mempunyai signifikasi secara teoritis (untuk penelitian
dasar) atau secara praktis (untuk penelitian terapan). Pertimbangan yang digunakan
untuk menentukan signifikansi masalah penelitian berkaitan dengan tiga hal sebagai
berikut:

1. Adanya dukungan konsep-konsep teoritis dari penelitian-penelitian


sebelumnya yang mempunyai topik sejenis.

2. Tersedianya dan dapat diperolenya data yang relevan dengan topik penelitian.

3. Kontribusi hasil penelitian terhadap pengembangan teori atau pemecahan


masalah praktis.

3) Dapat Diuji Melalui Pengumpulan dan Analisis Data

Masalah penelitian yang baik tidak cukup sekedar memenuhi kriteria sebagai
topik yang menarik dan mempunyai signifikansi secara teoritis atau praktis. Masalah
yang diteliti harus dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data. Masalah yang
terlalu umum cenderung akan mengakibatkan banyak variabel dan jumlah data yang
harus dikumpulkan sehingga peneliti akan sulit untuk menginterprestasikan hasilnya.
Agar dapat diuji, peneliti perlu mengisolasi masalah umum menjadi masalah spesifik
yang mengidentifikasi secara jelas variabel-variabel yang diteliti dan unit analisis.
Unit analisis adalah jenis satuan data yang dianalisis, antara lain dapat berupa:
individu, kelompok,bagian dari atau keseluruhan organisasi, industri dan negara.

Contoh:
Penelitian untuk menguji pengaruh sistem penyusunan anggaran terhadap
peningkatan kinerja merupakan masalah umum yang dapat dispensifikasikan lebih
lanjut ke dalam beberapa rumusan masalah yang spesifik, antara lain :

1. “Apakah penyusunan anggaran partisipatif mempunyai pengaruh terhadap


peningkatan kinerja manajer secara individual ?”

2. “Apakah anggaran yang disusun secara partisipatif mempunyai pengaruh


terhadap peningkatan kinerja bagian organisasi ?”

Berdasarkan contoh diatas, peneliti mengisolasi masalah umum menjadi masalah


spesifik yang menunjukkan variabel penelitian: anggaran partisipatif dan kinerja, dan
unit analisis berupa: manajer secara individual atau bagian organisasi.

4) Sesuai dengan Waktu dan Biaya yang Tersedia

Spesifikasi masalah yang diteliti, disamping berdasarkan pertimbangan agar


masalahnya dapat diuji, juga karena pertimbangan waktu dan biaya. Pembatasan skop
masalah dapat dilakukan pada berbagai aspek, antara lain: periode waktu
pengamatan, unsur-unsur (variabel) yang diteliti, dan lingkungan subyek penelitian.
Sumber dana penelitian dasar biasanya berasal dari peneliti. Meskipun dari segi
waktu lebih fleksibel dibandingkan dengan penelitian terapan, peneliti perlu
mempertimbangkan biaya yang diperlukan untuk melakukan penelitian.

4.4 Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian

Setelah masalah diketahui selanjutnya dibuat suatu rumusan masalah.


Rumusan masalah dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah (Suryabrata, 2000). Lebih lanjut Notohadiprawiro (2006)
menjelaskan bahwa merumuskan masalah berarti mendeskripsikan dengan jelas
masalah yang dihadapi atau proses penyederhanaan masalah yang kompleks , menjadi
masalah yang dapat diteliti atau dapat juga diartikan sebagai merumuskan kaitan-
kaitan antara kesenjangan pengetahuan ilmiah atau teknologi yang akan diteliti
dengan kesenjangan pengetahuan ilmiah yang lebih luas.

Rumusan masalah penelitian biasanya terdiri atas beberapa kalimat


pertanyaan yang dibuat secara jelas dan tegas yang dapat mengarahkan solusi atau
alternative solusinya. Perumusan maslah persoalan adalah sangat penting dan justru
merupakan syarat untuk bisa memakai prosedur ilmiah, sebab akan memudahkan di
dalma pengarahan pengumpulan data dalam rangka untuk memperoleh relevan data.
Merumuskan persoalan berarti merinci lebih lanjut persoalan yang masih umum
sifatnya, kalau perlu mempersempit persoalan agar menjadi professional serta
membuat daftar soal-soal yang akan diselidiki (list of problem) dengan demikian
yang berhubungan dengan persoalan-persoalan tersebut (list of relevant data).

Hal ini memudahkan pembuatan questionnaire (Subiyanto, 1999). Tujuan


dilakukannya perumusan masalah adalah pada dasarnya merumuskan persoalan
bertujuan untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, serta agar peneliti maupun
pengguna hasil penelitian mempunyai persepsi yang sama dengan penelitian yang
dihasilkan. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), di dalam rangka perumusan
persoalan penelitian perlu diperhatikan beberapa syarat yang sangat berguna untuk
mendalami persoalan yang sedang dalam penyelidikan sehingga dapat dirumuskan
denga mudah. Syarat-syarat tersebut yang perlu diperhatikan ialah sebagai berikut:

1. Mendapat informasi dari tangan pertama (first-hand information). Maksudnya


ialah agar memperoleh ide-ide baru atau memperjelas persoalan yang sedang
dihadapi dengan menanyakan langsung kepada orang yang berkepentingan
atau yang paling mengetahui masalahnya.
2. Mempelajari semua informasi yang mungkin ada dengan membaca literature-
literatur (by reading). Mempelajari literatur serta pengalaman-pengalaman
orang lain sebetulnya sudah berarti mempelajari subjek penelitian itu sendiri.
Literatur-literatur yang digunakan dapat berupa buku-buku, majalah, jurnal,
atau bentuk publikasi-publikasi lainnya. Dengan bantuan yang diperoleh
melalui literatur-literatur atau pengalaman-pengalaman orang lain ditambah
dengan ketajaman daya pikir sendiri, orang yang melakukan penelitian
(researcher) mencoba untuk menganalasis hubungan faktor-faktor
(relationship among the factors) dan kekuatan-kekuatan (forces) di dalam
persoalan berdasarkan logika, konsep-konsep serta hokum-hukum ilmu
pengetahuan yang telah dipelajarinya. Di dalam usaha mengenal literatur,
pedoman-pedoman yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Pelajari hasil-hasil yang telah dikemukakan orang lain dalam bidang yang
bersangkutan atau dalam bidang yang hampir bersamaan.
2) Pelajari metode-metode penelitian yang telah dipergunakan. Kumpulkan
data dari sumber-sumber yang telah ada. Pelajari analisis-analisia yang
telah dibuat.
3. Masalah harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan padat serta tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda.
4. Hendaknya dilakukan pembatasan masalh yang bertujuan agar penelitian
dapat mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya, maka diperlukan
pembatasan penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan menjadi lebih
fokus dan tajam.
5. Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
6. Rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat nyata.
7. Memberi petunjuk dimungkinkannya pengumpulan data dan adanya metode
pemecahannya.

Rumusan masalah penelitian tidak harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.


Beberapa penelitian merumuskan masalah penelitiannya ke dalam pernyataan tujuan
penelitian. Tujuan penelitian, meskipu demikian, tidak harus sama dengan masalah
yang diteliti.

Berikut adalah contoh rumusan masalah penelitian yang tidak dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan, tetapi dinyatakan dalam tujuan penelitian:
1. Studi ini dimaksudkan untuk menguji dampak tiga variabel, yaitu gaya
kepemimpinan, ketidakpastian lingkungan dan informasi job-relevant
terhadap kegunaan yang dirasakan dari sistem penganggaran.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah informasi pemecahan
saham dapat secara murni mempengaruhi harga saham dengan melakukan
pengawasan terhadap laba perlembar saham, dividen, harga saham industry.

Kesalahan Umum dalam Penemuan Masalah

Isaac dan Michael mengemukakan beberapa keslahan yang umumnya


dilakukan penelitian dalam tahap penemuan masalah penelitian, diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Penelitian mengumpulkan data tanpa rencana atau bertujuan penelitian yang


jelas.
2. Penelitian memperoleh sejumlah data dan berusaha untuk merumuskan
masalah penelitian sesuai dengan data yang tersedia.
3. Peneliti merumuskan masalah penelitian dalam terlalu umumnya dan
ambiguitas sehingga menyulitkan interprestasi hasil dan pembuatan
kesimpulan penelitian.
4. Penelitian menemukan masalah tanpa terlebih dulu menelaah hasil-hasil
penelitian sebelumnya dengan topik sejenis, sehingga masalah penelitian tidak
didukung oleh kerangka teoritis yang baik.
5. Peneliti memilih masalah peneliti yang hasilnya kurang memberikan
kontribusi terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah.

4.6 Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Manajemen, Pertanyaan Investigatif,


dan Pertanyaan Pengukuran
Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari
pertanyaan yang lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih
khusus Cooper dan Emory (1996) membedakan hirarki pertanyaan menjadi empat
tingkatan yaitu:
Pertanyaan Penelitian (research question) yaitu Sutau pertanyaan yang
menekankan pada fakta dan pengumpulan informasi. Terkait dengan kegagalan
bank dan memperoleh keuntungan lebih tinggi, dapat diajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1) Faktor utama apa yang menyebabkan kegagalan bank dalam mencapai
pertumbuhan yang lebih tinggi dalam angka tabungannya?
2) seberapa baik bank menjalankan hal-hal berikut.
a) Mutu lingkungan kerjanya?
b) Efisiensi operasi dibandingkan dengan standar industri perbankan?
c) Keadaan keuangan dibandingkan dengan standar industri perbankan?

Pertanyaan manajemen adalah pertanyaan yang menentukan suatu keputusan


yang harus dibuat sorang manajemen merupakan masalah yang menyebabkan
penelitian dilakukan suatu pertanyaan yang menunjukkan pertanyaan manajemen
seperti misalnya bagaimana meningkatkan keuntungan ? Dalam hal ini tidak
terlihat jenis penelitian yang akan dilakukan.

Pertanyaan investigatif merupakan pertanyaan yang harus dijawab peneliti


untuk dapat menanggapi pertanyaan umum secara memuaskan. Tujuannya adalah
untuk mengambil pertanyaan penelitian yang lebih umum dan merincinya
menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci.

Pertanyaan pengukuran Dalam survey pertanyaan-pertanyaan pengukuran


adalah pertanyaan yang sebenarnya diajukan kepada responden. Pertanyaan-
pertanyaan ini muncul dalam kuesioner.
REFRENSI
Rahyuda, Ketut., 2016., Metode Penelitian Bisnis., Denpasar : Udayana University
Press

Anda mungkin juga menyukai

  • Ak Hotel Sap 10
    Ak Hotel Sap 10
    Dokumen9 halaman
    Ak Hotel Sap 10
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • Ak Hotel Sap 10
    Ak Hotel Sap 10
    Dokumen9 halaman
    Ak Hotel Sap 10
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • Sap 5
    Sap 5
    Dokumen7 halaman
    Sap 5
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • Sap 3
    Sap 3
    Dokumen6 halaman
    Sap 3
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • Metod Sap 6
    Metod Sap 6
    Dokumen8 halaman
    Metod Sap 6
    sukma kartika
    Belum ada peringkat
  • Sap 1 Dan 2
    Sap 1 Dan 2
    Dokumen18 halaman
    Sap 1 Dan 2
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • Sap 7 Metod
    Sap 7 Metod
    Dokumen3 halaman
    Sap 7 Metod
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • Sap 5
    Sap 5
    Dokumen7 halaman
    Sap 5
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • Sap 3
    Sap 3
    Dokumen6 halaman
    Sap 3
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • Sap 1
    Sap 1
    Dokumen5 halaman
    Sap 1
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 5
    CG Sap 5
    Dokumen8 halaman
    CG Sap 5
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 5
    CG Sap 5
    Dokumen8 halaman
    CG Sap 5
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • Ak Hotel Sap 5
    Ak Hotel Sap 5
    Dokumen9 halaman
    Ak Hotel Sap 5
    tellycia ruth
    100% (3)
  • CG PRINSIP 5
    CG PRINSIP 5
    Dokumen4 halaman
    CG PRINSIP 5
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 4
    CG Sap 4
    Dokumen11 halaman
    CG Sap 4
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 5
    CG Sap 5
    Dokumen8 halaman
    CG Sap 5
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • Ak Hotel 6
    Ak Hotel 6
    Dokumen12 halaman
    Ak Hotel 6
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 4
    CG Sap 4
    Dokumen11 halaman
    CG Sap 4
    Winda Trina Dewi
    Belum ada peringkat