Anda di halaman 1dari 4

PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN

LIMBAH BERBAHAYA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

BAKHTIAR, SKM
Puskesmas Landono Nip. 19670603 198903 1 012

1.Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara lanhsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
2.Tujuan 1. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun dan
berbahaya
2. Agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah
tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali
3.Kebijakan

4. Prosedur 1. Pemilahan Limbah


Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang
terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam,
limabh farmasi, sitotoksiss, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah container bertekanan dan dengan kandungan logam berat
yang tinggi. Kategori limbah beracun dan berbahaya berdasarkan
criteria sebagai berikut:
 Mudah meledak
 Mudah terbakat
 Bersifat reaktif
 Beracun
 Menyebabkan infeksi
 Bersifat korosif
2. Pengumpulan Limbah Medis
 Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil
limbah menggunakan troli khusus yang tertutup
 Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu
pada musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau
paling lama 48 jam.
3. Persyaratan Pewadahan Limbah Medis
 Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
 Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia
tempat pewadahan yang terpisah dengan limbah non-medis
 Kantong plastic diangkat setiap hari atau kurang sehari
apabila 2/3 bagian telah terisi limbah
 Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada
tempat khusus (safety box) sperti botol atau karton yang
aman
 Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik
yang tidak langsung kontak dengan limbah harus segera
dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong plastic
yang telah dipakai dan kontak langsung dengan limbah
tersebut tidak boleh digunakan lagi
 Tempat limbah memiliki minimal 2 macam tempat limbah,
satu untuk limbah medis (warna kuning atau merah) dan
satunya lagi untuk non medis (warna hitam)
 Semua limbah dari ruang peraway=tan dan unit gawat
darurat (UGD) dianggap sebagai limbah medis
 Semua limbah dari kantor biasanya berupa alat-alat tulis
dianggap sebagai limbah non medis
 Tempat pewadahan limbah non medis sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya misalnyya fiberglass
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa
mengotori tangan
c. Terdapat minimal 1 buah untuk setiap ruangan atau
sesuai dengan ebutuhan
 Limbah tidak boeh dibiarkan dalam wadahnya melebihi
3x24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi
limbah maka harus diangkut supaya tidak menjadi
perindukan vector penyakut atau binatang pengganggu.
4. Tempat Penampungan Sementara
 Jika terdapat insenerator maka limbah harus dibakar
selambat-lambatnya 24 jam
 Jika tidak mempunyai insenerator, limbah medis harus
dimusnahkan melalui kerjasama dengan Puskesmas atau
pihak lain yang memiliki insenerator untuk dilakukan
pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan
pada suhu ruang.
5. Transportasi
 Pengangkutan limbah ke luar Puskesmas menggunakan
kendaraan khusus
 Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan
pengangkut harus diletakkan dalam container yang kuat dan
tertutup
 Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia
maupun binatang
 Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat
pelindung diri yang terdiri dari topi/helm, masker, pelindung
mata, pakaian panjang, apron untuk industry, pelindung
kaki/sepatu boot dan sarung tangan khusus (disposable
gloves atau heavy duty gloves)
6. Pengolahan
6.1 Lokasi pengolahan
Pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya dapat dilakukan di
dalam lokasi penghasil limbah atau di luar penghasil limbah. Syarat
lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:
 Daerah bebas banjir
 Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter
 Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas
umum minimum 300 meter
 Jarak dengan wilayah terlindungi seperti cagar alam, hutan
lindung minimum 300 meter.
6.2 Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan system operasi meliputi:
 System keamanan fasilitas
 System pencegahan terhadap kebakaran
 System penanggulangan keadaan darurat
 System pengujian peralatan
 Pelatihan karyawan
6.3 Pengolahan limbah
Proses insenerasi dengan cara melakukan pembakaran materi
limbah menggunakan alat khusus insenerator dengan efisiensi
pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya jika suatu
materi limbah bahan beracun dan berbahaya ingin dibakar dengan
berat 100 kg maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01
kg atau 10 gr.
Unit Terkait
Sumber http://www.diskes.baliprov.go.id/id/PENGELOLAAN-LIMBAH-
MEDIS-
http://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/prosedur-
pengelolaan-limbah-medis.html?fdx_switcher+true
http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com/2010/05/limbah-b3.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai