Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KELUARGA

BERENCANA ( KB ) DI DALAM GEDUNG


Nomor : KA/B/046/2017
Terbit :
No.Revisi :0
Mulai berlaku: 4 januari 2018
Halaman : 1-3

KERANGKA ACUAN

KELUARGA BERENCANA (KB) DI DALAM GEDUNG

I. PENDAHUALAN
Program KB Nasional merupakan salah satu program social dasar yang sangat penting
artinya bagi kemajuan bangsa. Program ini memberikan kontribusi yang besar bagi
pembangunan sumber daya manusia di masa kini dan depan, yang menjadi prasyarat bagi
kemajuan dan kemandirian bangsa.
Dalam rangka mencapai visi Kemenkes yaitu mewujudkan masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan serta mencapai misi meningkatkan derajad kesehatan
masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat serta
untuk mencapai visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal yaitu mewujudkan masyarakat
Kabupaten Kendal yang mandiri untuk hidup sehat serta misi mendorong terwujudnya
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat maka perlu dilakukan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi yang berkualitas yang telah menjadi tuntutan masyarakat.
Untuk mendukung program pemerintah tersebut, kami sebagai tenaga kesehatan terus
berupaya menggalakkan program keluarga berencana (KB) dengan pemberian pelayanan
sesuai dengan misi dan visi UPTD Puskesmas Plantungan dan Tata Nilai yang sudah di
sepakati yaitu “SEMILIR” Senyum, selalu melandasi sikap dalam memberikan
pelayanan, Efektif dan efisien waktu dalam memberikan pelayanan, Mudah dalam
memberikan pelayanan, Inovatif dalam melaksanakan tugas dan pelayanan, Loyal dalam
melaksanakan tugas, Ikhlas dalam melayani masyarakat, Ramah dalam memberikan
pelayanan dan melaksanakan tugas dalam mensukseskan program BKKBN dengan
memberikan penyuluhan disaat moment tertentu kepada masyarakat untuk ikut aktif
dalam menggunakan alat kontrasepsi. Untuk mencegah terjadinya kehamilan dan
mengatur jarak kelahiran dan membatasi jumlah anak hanya 2 saja.

II. LATAR BELAKANG


Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) pada era reformasi dipengaruhi oleh
berbagai perubahan lingkungan strategis. Paradigma baru dalam system pemerintahan
Indonesia yang tertuang pada UU Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diubah menjadi
UU Nomor 32 Tahun 2004 dan terakhir diubah dengan UU Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pemerintahan Daerah telah mengubah posisi Program KB. Sebelumnya menjadi
kewenangan pemerintah pusat, kini eksistensinya sepenuhnya menjadi keputusan
pemerintah kabupaten/kota termasuk perubahan pengelolaan program ini di lapangan.
Perubahan paradigma ini otomatis berimplikasi pada perubahan system dan manajemen
program pelayanan KB, yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah. Kondisi ini mengharuskan daerah memiliki kesiapan yang matang dalam
melayani masyarakat termasuk dalam program pelayanan KB.Dengan diterbitkannya
1
Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota, dan Peraturan 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
khususnya yang berkaitan dengan program KB Nasional/BKKBN, maka Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera merupakan salah satu urusan wajib pemerintah.
Dengan demikian Peraturan Pemerintah RI tersebut menegaskan bahwa Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera merupakan salah satu kebutuhan masyarakat sehingga
pemerintah daerah baik Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyelenggarakan program KB
dan program KS tersebut di daerahnya masing-masing.
Tantangan yang dihadapi yaitu adanya desentralisasi membuat kebijakan nasional tidak
sertamerta dapat diterima di masing-masing daerah, anggaran yang terbatas membuat
sosialisasi KB harus dapat dicari strategi dengan memanfaatkan elemen masyarakat lain
dan anggaran yang efektif, dan image masyarakat harus diubah tidak lagi membatasi
kelahiran namun meningkatkan kualitas manusia, dan mensinergikan program KB dengan
pandangan agama yang masih bertentangan.
Mengacu lima hal pokok yang menjadi tolak ukur keberhasilan pelimpahan wewenang
kepada pemerintah daerah oleh pemerintah pusat melalui asas desentralisasi maka sudah
seharusnya bahwa pembentukan wadah pelaksanaan Program KB sebagaimana telah
dipaparkan di atas merupakan cerminan dari menyangkut komitmen pemerintah daerah
terhadap program KB, yang ditunjukkan dengan pendayagunaan pelaksana program
secara optimal, peningkatan system manajemen program KB Nasional yang tetap
dilanjutkan di daerah dengan penyesuaian seperlunya, dan pemberian dukungan sumber
pembiayaan yang dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanaan program yang dicanangkan
oleh pemerintah daerah.
Dengan didapati kondisi seperti tersebut di atas maka di pandang perlu oleh UPTD
Puskesmas Plantungan untuk memberikan edukasi atau promosi kesehatan mengenai
keluarga berencana (KB) bagi kader kesehatan agar bisa disampaikan kepada wanita usia
subur (WUS) atau Pria usia subur (PUS) dan memperluas informasi ini.

III. TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Terwujudnya keluarga yang berkualitas mencakup keluarga harmonis sejahtera,
sehat maju , mandiri memiliki jumlah anak yang ideal.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengatur jarak persalinan.
b. Pemilihan alat kontrasepsi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
c. Mengoptimalkan akses pelayanan kontrasepsi yang bermutu.

IV. RINCIAN KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1 KIE - Melakukan konseling pada calon akseptor


baru dan akseptor lama ganti cara metode KB
MKJP dan non MKJP

- Melakukan konseling pada calon akseptor

2
MOW MOP

2 Pelayanan kontrasepsi MKJP Melakukan Pelayanan kontrasepsi MKJP IUD,


IMPLANT

3 Pelayanan kontrasepsi non MKJP Melakukan pelayanan kontrasepsi suntik, pil,


kondom

4 Pelayanan pelepasan ALKON Melakukan pelayanan pelepasan IMPLANT


dan pelepasan IUD

V. METODE ATAU CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Semua calon akseptor yang datang didata dan dilakukan pelayanan KB di dalam ruang
pelayanan KB di Puskesmas Plantungan.

PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR

NO LINPROG/LINSEK PERAN

1 Bidan Desa  Mencari dan mengirim calon akseptor

2 PLKB  Penyedia Alkon


 Mencari calon akseptor

3 KADER KES  Ikut berperan serta dalam pencarian calon akseptor

4 PKK  Ikut berperan aktif dlm mencari dan pengiriman


calon akseptor baru dan akseptor lama untuk ganti
cara ke MKJP

VI. SASARAN

Wanita usia subur (WUS) dan Pria usia subur (PUS)

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN HARI TEMPAT

1 Pelayanan KB Rabu induk

3
VIII. PEMBIAYAAN
NO KEGIATAN PEMBIAYAAN

Pelayanan KB Sesuai Perda


1
Pelayanan KB safari BKKBN
2

IX. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan setelah melakukan


asuhan keluarga berencana (KB) yang sudah diberikan, serta melakukan pencatatan dan
pelaporan atas pelayanan yang telah diberikan

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai
pelayanan yang telah dilakukan dan dalam memberikan asuhan keluarga berencana (KB).
Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan :
a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang
tersedia (Rekam medis/kartu KB)
b. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
c. S adalah data subjektif, mencatat hasilanamnesa
d. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
e. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
f. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan.

Plantungan, 03 Januari 2017

Penanggungjawab UKM Pelaksana Survailens KB

Nurhadi, Amd.Kep Suni, Amd. Keb

NIP.19820607 201001 1 013 NIP.19730323 199203 2 004

Mengetahui

Kepala Puskesmas Plantungan

dr. KARYADI

NIP. 19701001 200904 1 001

4
KERANGKA ACUAN

KELUARGA BERENCANA (KB) DI DALAM GEDUNG

Nomor : KA/B/046/2017

Revisi Ke : 0

Berlaku Tgl: 04 JANUARI 2018

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PLANTUNGAN
Jalan Suratman No 21 Tirtomulyo Plantungan
Email: puskesmasplantungan001@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai