A. Kegiatan Mandiri
A. Salis Nur Farida
1. Bidang Kegiatan yang Dipilih
Pembuatan Media Tanam Hidrogel
Media Tanam Hidrogel merupakan salah satu alternatif media tanam pengganti
tanah. Penggunaan hidrogel sebagai media tanam ini memiliki beberapa keuntungan
yaitu tidak perlu banyak disiram, tidak perlu sinar matahari, perawatan mudah dan tidak
kotor. Tanaman yang menggunakan media tanam hidrogel tak perlu disiram sesering
mungkin, karena bahan gel yang ada dalam media tanam tersebut sudah mengandung
air yang dibutuhkan tanaman. Butir-butir hidrogel memiliki beberapa jenis warna yang
menarik, namun jenis media tanam ini bisa dikatakan bebas dari bahan pewarna karena
warna tersebut dihasilkan dari bahan organik. Penempatan gel pada botol yang
transparan akan memberikan kesan bersih dan terawat. Berbeda dengan media tanah
apabila media hidrogel jatuh ke lantai maka tidak akan mengotori lingkungan dengan
menyisakan noda. Kegiatan pembuatan media tanam hidrogel ini kita ajarkan pada
anak-anak di rumah belajar. Anak-anak ini dimulai dari jenjang belum sekolah
(Seharusnya PAUD) hingga kelas 6 SD.
2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran yang Ingin Dicapai
Tujuan dari pelatihan ini adalah anak-anak mengetahui media tanam alternatif
pengganti tanah. Dengan warna gel yang warna-warni diharapkan dapat menarik minat
anak-anak sehingga dengan ini anak-anak diajarkan merawat lingkungan dengan
menanam tanaman.
C. C.
1. Bidang Kegiatan yang Dipilih
Pengolahan Biji Kopi Menjadi Bubuk Kopi dan Peracikan Bubuk Kopi Untuk
Menjadi Minuman
Pembuatan kopi bubuk oleh petani biasanya hanya dilakukan secara tradisional
dengan alat-alat sederhana. Hasilnya pun biasanya hanya dikonsumsi sendiri atau dijual
bila ada pesanan. Pengolahan biji kopi dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu cara basah (wet process) dan cara kering (dry process). Pengolahan cara basah
memerlukan proses yang cukup memakan waktu dan tenaga, antara lain dengan
melakukan proses fermentasi biji, sehingga hanya dilakukan di perkebunan besar.
Sedangkan cara kering untuk perkebunan dan untuk rakyat, umumnya dilakukan oleh
petani karena prosesnya yang lebih sederhana dari pada proses basah.
Pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi dan peracikan bubuk kopi untuk
menjadi minuman merupakan kegiatan yang ditujukan untuk kelompok tani di Desa
Sidoasri. Program ini dilaksanakan dalam dua kali tahapan yang pertama pembuatan biji
kopi menjadi kopi bubuk dan yang kedua pembuatan racikan minuman dari kopi bubuk.
Setelah pelaksanaan pembuatan kopi bubuk dan pembuatan racikan minuman kopi
bubuk dilakukan satu kali pertemuan untuk memaparkan hasil terbaik yang didapatkan.
Dalam kegiatan ini kami berperan sebagai pemberi ide, tentor atau pelatih pengolahan
biji kopi , dan penumbuh semangat para peserta pelatihan untuk mengolah biji kopi
menjadi kopi bubuk dan meracik kopi bubuk menjadi produk minuman yang memiliki
cita rasa yang nikmat dan khas serta memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Dan produk
yang dibuat tersebut diharapkan dapat menjadi produk oleh-oleh khas Desa Sidoasri.
Faktor penghambat dalam kegiatan identifikasi potensi desa ini antara lain karena
- luas desa sidoasri yang sangat luas dan memiliki jalanan yang susah dilewati
- alat transportasi yang kurang mendukung untuk melakukan pemetaan
Sarah Stefani
1. Bidang Kegiatan yang Dipilih
Rumah Belajar
Rumah belajar adalah suatu tempat di mana anak-anak usia 5-10 tahun atau anak
kelas. TK sampai dengan kelas 6 SD dikumpulkan untuk mendapatkan bimbingan
belajar. Rumah belajar hadir dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif.
Anak diajak untuk belajar namun disertai dengan bermain. Dengan menggunakan
prinsip belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar. Di dalam rumah belajar
anak akan di bimbing sesuai dengan pengelompokan usianya atau kelasnya.
Bimbingan ini hadiri dengan latar belakang sebagai berikut :
1. Adanya keterlambatan kemampuan membaca anak, karena pada umumnya (sesuai
dengan tahapan perkembangan bahasa anak) di usia 6-7 tahun atau kelas 1 sd anak
sudah bisa membaca atau merangkai susunan kata
2. Anak-anak banyak mengalami kesulitan di mata pelajaran matematika
3. Anak-anak belum mengenal bahasa inggris. (Bahasa Inggris dikenalkan di kelas 3
sd dan belum ada guru khusus pelajaran bahasa Inggris)
Secara umum masih belum ada pembatasan waktu belajar dan bermain yang jelas pada
anak-anak.
D. Kegiatan Mandiri
A
5. Bidang Kegiatan yang Dipilih
Pemberian Mata Pelajaran Tambahan Matematika dan Bahasa Inggris
Media Pemberian Mata Pelajaran Tambahan Matematika dan Bahasa Inggris ini
merupakan salah satu alternatif kami Berikan pada anak-anak SD kelas 4, karena kami
mendapat informasi dari pihak sekolah yang kami masuki yaitu SDN 04, SDN 05 dan
SDN 08. Banyak siswa dan siswi yang masih kesulitan pelajaran Matematika dan
Bahasa Inggris yang membuat mereka menjadi bingung, sehingga kami berinisiatif
untuk memberikan kegiatan tambahan pelajaran ke anak-anak SD tersebut.
6. Maksud, Tujuan, dan Sasaran yang Ingin Dicapai
Tujuan diberikannya Mata Pelajaran Tambahan Matematika dan Bahasa Inggris
ini adalah agar anak di SDN 04, SDN 05 dan SDN 08 bisa mengerti tentang materi
materi yang disampaikan oleh guru guru mereka. Dengan adanya kelas tambahan
Matematika dan Bahasa Inggris ini diharapkan anak anak di SD SDN 04, SDN 05 dan
SDN 08 tersebut dapat. Mengetahui pola belajar yang lebih efektif, efisien dan menarik,
sehingga mereka mampu belajar dengan baik dan tidak lagi kebingungan untuk belajar
dirumah
Hafid Tamimi
1. Bidang Kegiatan yang Dipilih
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
Saat ini kesehatan reproduksi mendapat perhatian khusus secara global sejak
dibahas dalam Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan
(International Conference on Population and Development, ICPD), di Kairo,
Mesir, pada tahun 1994. Hal penting dalam konferensi tersebut adalah
disepakatinya perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan
dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas
menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta upaya
pemenuhan hak -hak reproduksi.
1. Maksud, Tujuan, dan Sasaran yang Ingin Dicapai
Tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut yakni memberikan pengetahuan
mengenai alat reproduksi wanita dan pria, pengetahuan mengenai bagaimana cara
menjaga kebersihan alat reproduksi, dn memberikan pengetahuan mengenai penyakit
menular seksual. Sasaran kegiatan ini adalah remaja dan pemuda desa Sidoasri
2. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah remaja dan pemuda Desa Sidoasri
menjadi paham terhadap kesehatan reproduksi.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung kegiatan ini adalah mudahnya remaja dan pemuda Sidoasri
untuk berkumpul dan antusias mereka yang cukup tinggi sehingga mempermudah
mahasiswa dalam penyampaian materi. Hambatan yang paling kami rasakan yaitu saat
pelaksanaan yang teerpecah-pecah dalam kelompok-kelompok yang berbeda sehingga
frekuensi pengadaan kegiatan cukup banyak dan menguras cukup banyak waktu dan
tenaga.
1. Bidang Kegiatan yang Dipilih
Penyuluhan Kegawatdaruratan anak
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-
tiba, seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya.
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan
segera guna menyelamatkan jiwa/ nyawa.
Kegawatdaruratan banyak sekali macamnya, seperti kejang demam, diare, lua
bakar,mimisan. Hal tersebut membutuhkan pertolongan pertama, terutama dari ibu
yang umumnya ada didekat anak. Diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan
angka kesehatan anak.
Pertolongan pertama yang dilakukan haruslah merupakan pertolongan yang
tepat, agar anak tidak jatuh kedalam kondisi yang lebih parah, atau mengakibatkan
kondisi kedaruratan yang lebih buruk.
2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran yang Ingin Dicapai
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengatasi
kegawatdaruratan paa anak, memberikan pengetahuan mengenai cara penanganan
yang tepat, dan menurunkan angka komplikasi akibat kedaruratan. Sasaran kegiatan
ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak usia balita yang mengikuti posyandu anak.
3. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Ibu-ibu yang hadir mendapatkan pengetahuan tentang pertolongan pertama pada
anaknya dan diberikan sebuah poster kecil yang ditempelkan didalam tiap-tiap
rumahnya sehingga ketika terjadi kejadian darurat dapat melihat langsung poster kecil
yang ada untuk penanganannya.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung dari kegiatan ini adalah kerjasama yang baik dengan pihak
puskesmas sehingga dengan mudah diterima dalam posyandu anak yang ada di Desa
Sidoasri. Namun karena terbagi menjadi 5 posyandu, faktor penghambat yang terjadi
adalah frekuensi kegiatan yang cukup banyak, yang cukup menguras waktu dan tenaga
bagi penyuluh, dalam hal ini mahasiswa KKN.
1. Bidang Kegiatan yang Dipilih
Penyuluhan Sikat Gigi dan Cuci Tangan
Seiring dengan kemajuan Negara, otonomi daerah telah diterapkan pada banyak
daerah otonom agar daerah dapat berkembang tepat sasaran sesuai potensi daerah masing-
masing. Desa diberikan kewenangan yang lebih luas untuk mengatur dan mengurus
masyarakatnya serta mengelola sumber daya setempat. Dalam hal ini maka sejumlah
peraturan desa perlu dibuat untuk mengefektifkan implementasi kewenangan tersebut. Desa
Sidoasri yang notabene baru saja berdiri delapan tahun lalu ternyata belum mampu
menghasilkan peraturan desa yang sesuai dengan kebutuhan desa ini. Sehingga pengelolaan
pemerintahan desa dan kehidupan sosial desa ini belum efektif secara struktural maupun
secara teknis pelaksanaan. Standar kesejahteraan di desa inipun tidak jelas. Belum ada
batasan-batasan yang tegas mengenai larangan-larangan serta kewajiban-kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh warga desa. Di desa ini banyak sekali pelanggaran-pelanggaran
yang dianggap wajar, seperti misalnya kehamilan di luar nikah, banyak motor yang tidak
memiliki nomor kendaraan apalagi pajak kendaraan yang jelas, perhatian terhadap
kesehatan yang sangat minim, hingga pendidikan yang masih belum menjadi perhatian
utama bagi warga desa setempat. Banyak sekali kami temukan anak usia sekolah yang
belum lancar membaca dan menulis. Di beberapa sekolah dasar anak-anak tidak akrab
dengan Bahasa Inggris standar sekolah dasar. Bahkan kami juga menemukan anak yang
sama sekali tidak berkeinginan untuk sekolah dan tidak menjadi perhatian utama bagi
orangtua. Padahal saat ini globalisasi telah menuntut kita untuk berperan sebagai
masyarakat internasional, di mana persaingan semakin ketat dan kualitas diri semakin
dipertanyakan. Untuk itu, kami berniat membantu desa ini untuk membentuk rancangan
peraturan desa yang sesuai dengan kebutuhan namun tidak bertentangan dengan peraturan
yang lebih tinggi.