Berbagi teori singkat, tinjauan pustaka dan landasan teori. Semoga bermanfaat!
Peramalan Permintaan
Perencanaan dan keputusan pada tataran strategic diambil oleh mereka yang berada pada
tingkatan tertinggi dalam organisasi, yang kemudian perencanaan dan keputusan pada tingkat
strategic tersebut perlu diterjemahkan dan dijadikan pedoman atau batasan dalam perencanaan
dan keputusan taktiS. Selanjutnya perencanaan dan keputusan taktical, yang dibuat berdasarkan
perecanaan dan keputusan stratejik, dijadikan pedoman bagi perencanaan dan keputusan
operational.
Rencana produksi adalah bagian dari rencana bisnis jangka menengah Anda yang
merupakan tanggung jawab bagian manufaktur / operasional Anda untuk dikembangkan.
Rencana tersebut menyatakan dalam istilah umum jumlah hasil produksi yang menjadi tanggung
jawab bagian manufaktur untuk dibuat pada setiap periode sesuai perencanaan.
Hasil produksi biasanya dinyatakan dalam istilah peso atau unit ukuran lain (misalnya
ton, liter, kg.) atau unit produk agregat (ini mengacu pada rata-rata tertimbang semua produk
dalam perusahaan Anda). Rencana produksi adalah otorisasi dari bagian manufaktur Anda untuk
memproduksi barang-barang dengan laju yang konsisten dengan rencana korporasi perusahaan
Anda secara menyeluruh.
Rencana produksi ini perlu diterjemahkan kedalam jadwal produksi induk agar dapat
menjadwal semua barang untuk penyelesaian pada waktunya, menurut berbagai tanggal
pengiriman yang dijanjikan; untuk menghindari kelebihan muatan atau kekurangan muatan dari
fasilitas produksi; sehingga kapasitas produksi dimanfaatkan secara efisien dan berdampak pada
biaya produksi yang rendah.
Mengapa penting untuk memiliki rencana produksi yang dikembangkan dengan cermat?
Perencanaan produksi merupakan salah satu fungsi perencanaan yang dibutuhkan oleh
perusahaan dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Adalah kegiatan
perencanaan jangka menengah yang mengikuti perencanaan jangka panjang seperti perencanaan
proses dan perencanaan kapasitas strategis. Perusahaan perlu mempunyai perencanaan agregat
atau strategi perencanaan produksi untuk memastikan bahwa kapasitas yang cukup telah tersedia
untuk memenuhi perkiraan permintaan dan menetapkan rencana terbaik untuk memenuhi
permintaan ini.
Rencana produksi yang telah dikembangkan dengan cermat akan memungkinkan perusahaan
Anda memenuhi tujuan sebagai berikut:
• Meminimalkan biaya / memaksimalkan laba
• Memaksimalkan layanan nasabah
• Meminimalkan investasi inventaris
• Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi
• Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja
• Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan perlengkapan
Kegiatan 1 dalam Perencanaan Produksi adalah penentuan kebutuhan untuk perencanaan masa
depan. Perkiraan permintaan memainkan peranan yang penting dalam pelaksanaan ketiga
tugas ini. Oleh karena itu para manajer perlu sadar akan berbagai faktor yang akan
mempengaruhi ketepatan dari ramalan permintaan dan penjualan.
Terdapat sejumlah faktor perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkat permintaan untuk
produk perusahaan. Segala faktor intern ini mencakup usaha pemasaran perusahaan; rancangan
produk itu sendiri; segala strategi untuk meningkatkan layanan nasabah; dan kualitas serta harga
produk.
Ada juga sejumlah faktor ekstern atau faktor lokasi pasar yang secara signifikan mempengaruhi
permintaan seperti tingkat persaingan atau kemungkinan reaksi pesaing terhadap strategi bisnis
perusahaan; persepsi nasabah tentang produk dan tingkah laku nasabah yang dipengaruhi oleh
profil sosio-demografis. Akhirnya, ada sembarang faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan
permintaan ramalan seperti kondisi ekonomi secara menyeluruh dan munculnya siklus bisnis.
Kegiatan utama berikutnya meliputi pengenalan berbagai alternatif yang dapat digunakan oleh
perusahaan dalam memenuhi perkiraan produksi serta segala kendala dan biaya yang terlibat.
Khususnya, kegiatan ini meliputi tugas-tugas sebagai berikut:
Begitu rencana paling tepat telah terpilih, maka perusahaan akan menegevaluasi rencana tersebut
dan nantinya menyelesaikan pelaksanaannya. Untuk maksud proses perencanaan yang efisien
dan efektif, maka direkomendasikan pembentukan tim perencanaan produksi yang terdiri dari
para manajer dari bagian manufaktur, pemasaran, pembelian dan keuangan.
Agar dapat melaksanakan proses perencanaan agregat, informasi berikut perlu tersedia bagi tim
perencanaan produksi ini. Data ini mencakup hal-hal sebagai berikut:
Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan salah satu fungsi yang terpenting
dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan perencanaan dan
pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah
direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk
menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus
selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang
menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan
produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya adalah
memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada persediaan,
perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian produksi, persediaan
dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses planning, dan
sebagainya.
Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi adalah sebagai berikut:
Tipe Produksi
Bertrand, Wortman & Wijngaard (1990) mengklasifikasikan sistem manufaktur berdasarkan tipe
produksi menjadi 4 kategori, yaitu :
Make To Stock (MTS)
Pada strategi MTS, persediaan dibuat dalam bentuk produk akhir yang siap dipak. Siklus dimulai
ketika perusahaan menentukan produk, kemudian menentukan kebutuhan bahan baku, dan
membuatnya untuk disimpan, Konsumen akan memesan produk jika harga dan spesifikasi
produk sesuai dengan kebutuhannya. Operasi difokuskan pada kebutuhan pemenuhan tingkat
persediaan dan order yang tidak diidentifikasi pada proses produksi. Sistem produksi
mengembangkan tingkat persediaan yang didasarkan pada order yang akan datang, bukan pada
order sekarang. Pada strategi ini, resiko persediaan lebih besar. Contoh produk: makanan,
minuman, mainan, dan lain-lain
Volume produksi
Bedworth & Bailey, 1987 mengklasifikasikan sistem manufaktur menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Produksi massa
Laju serta tingkat produksi pada produksi massa umumnya tinggi, permintaan terhadap produk
yang dihasilkan tinggi, dan peralatan umumnya mempunyai fungsi khusus. Keahlian tenaga kerja
tidak terlalu tinggi sebagai akibat dari fungsi peralatan yang khusus.
b. Produksi batch
Ukuran lot produksi adalah medium. Tujuan dilakukannya produksi batch adalah untuk
memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk-produk yang diperlukan secara kontinu.
Peralatan umumnya mempunyai fungsi umum tetapi dirancang untuk tingkat produksi yang
tinggi.
Tingkat produksi rendah, peralatan mempunyai fungsi umum, keahlian yang diperlukan tenaga
kerja cukup tinggi, biasanya membuat berdasarkan pesanan.
Aliran produksi
Fogarty et al. (1991) mengklasifikasikan sistem manufaktur berdasarkan aliran proses menjadi 3
tipe disain manufaktur tradisional, yaitu:
Pada tipe project, material, tools, dan personel dialokasikan pada produk yang dibuat. Secara
ekstrim dikatakan bahwa tidak ada aliran produk pada tipe ini, tetapi masih terdapat urutan
operasi. Bentuk operasi pada project digunakan ketika terdapat kebutuhan khusus/spesial yang
memerlukan kreativitas dan keunikan. Hal ini sulit diotomasikan pada proses manufaktur, karena
hanya dilakukan satu kali. Project memerlukan biaya tinggi dengan perencanaan dan
pengendalian yang sulit, sebab berat pada tahap definisi initial dengan tingkat perubahan-
perubahan dan inovasi yang tinggi.
Pada proses job shop, man dan machine dikelompokkan menjadi stasiun kerja (semua bor pada
satu stasiun kerja, gerinda, dan sebagainya). Aliran produk dan job hanya pada stasiun kerja yang
dibutuhkan. Keuntungannya, dengan mesin yang berfungsi umum (general-purpose equipment)
dan operator berketerampilan tinggi membuat proses manufaktur job shop fleksibel dalam
merespon perubahan disain dan volume pesanan konsumen. Kerugiannya, tidak efisien.
c. Flow Shop, meliputi: small batch line flow, large batch (repetitive) line flow, dan continuous
line flow.
Flow Shop disusun dari stasiun kerja dalam urutan operasi untuk membuat produk. Semua
produk mengikuti standar produk yang ditentukan. Lintas rakitan automobile merupakan contoh
bagus untuk proses flow shop.
1) Small-Batch Line Flow, mempunyai semua karakter flow shop, tetapi tidak semua memproses
produk yang sama secara terus menerus. Memproses beberapa produk dengan ukuran batch
kecil, dengan kebutuhan setup per batch. Digunakan ketika biaya proses bisa dipertimbangkan,
permintaan part rendah, dan non-diskrit. Contohnya adalah farmasi.
2) Large-Batch (Repetitive) Line Flow, memproduksi produk diskrit dalam volume besar tetapi
tidak kontinu.
3) Continuous Line Flow merefer pada proses kontinu dari fluida, bedak, logam, dan lain-lain.
Biasa digunakan pada industri gula, minyak, dan logam lainnya.
Fixed position layout disebut juga layout dengan posisi tetap. Artinya pengaturan fasilitas
produksi dalam membuat produk, dengan meletakkan produk yang dibuat tetap atau tidak
dipindah-pindah. Mesin, karyawan, dan fasilitas produksi lain yang berpindah mengelilingi
produk yang dikerjakan sesuai dengan kebutuhan. Contoh: pembuatan produk pesawat terbang,
kapal laut, dan lain-lain.
b. Process layout
Process layout disebut juga layout fungsional. Artinya pengaturan letak fasilitas produksi di
dalam pabrik didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada.
Mesin atau fasilitas yang memiliki fungsi yang sama dikelompokkan dan diletakkan pada tempat
yang sama. Layout ini biasanya digunakan untuk membuat barang yang beragam. Dalam layout
ini arus barang selalu berubah, tergantung pada kebutuhan mesin yang digunakan untuk
membuat suatu produk. Contoh: berbagai produk dan besi.
Product flow layout disebut juga layout garis. Artinya pengaturan letak mesin-mesin atau
fasilitas produksi dalam suatu pabrik didasarkan atas urut-urutan proses produksi dalam
membuat suatu produk. Produk yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus produk yang
dikerjakan juga selalu sama, seolah-olah menyerupai garis, meskipun tidak selalu berupa garis
lurus.
Perencanaan (planning) merupakan tahap awal dalam manajemen, yaitu menentukan tujuan
terukur dan memutuskan cara pencapaiannya. Sehingga planning merupakan awal dari
pelaksanaan dan pengendalian. Tanpa perencanaan, maka tidak akan ada dasar pelaksanaan dan
evaluasi pencapaian hasil. Pelaksanaan (execution) adalah pelaksanaan dari rencana dan
pengendalian merupakan proses membandingkan antara hasil aktual dengan hasil yang
diharapkan dan memutuskan langkah berikutnya. Planning, execution, dancontrol merupakan
proses iteratif yang seharusnya dilakukan secara terus menerus.
Flexible Manufacturing System (FMS) adalah disain proses manufaktur yang bersifat fleksibel
dan dikontrol dengan menggunakan komputer. Minimal ada 3 komputer yang harus ada
dalamFlexible Manufacturing System (FMS).
a. Adanya rangkaian proses produksi yang terdiri atas beberapa macam pusat kerja dan diatur
dengan menggunakan komputer. Biasanya dengan CNC Machines.
b. Pengangkutan barang dilakukan secara otomatis, biasanya dengan AGV atau Automated
Guided Vehicles.
c. Bongkar muat dan pengambilan barang dilakukan secara otomatis, biasanya dengan AS/AR
atau Automated Storage and Retreival System.
1. EDI (Electronic Data Interchane) adalah sistem informasi dengan menggunakan komputer
yang dihubungkan dengan telepon atau alat komunikasi yang lain.
2. CAD (Computer Aided Design) adalah pembuatan disain produk dengan menggunakan
bantuan komputer. Dengan bantuan komputer dapat dibuat gambar disain dengan mudah serta
perhitungan penggunaan bahan, daya tahan produk, dan informasi lain yang berhubungan dengan
desain produk yang dibuat.
4. CAPP (Computer Aided Process Planning) adalah penggunaan komputer untuk proses
perencanaan yang berhubungan dengan pembuatan suatu produk.
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi
kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis peramalan adalah peramalan
permintaan. Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan produk – produk yang
diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang
Untuk menjamin efektivitas dan efisiensi dari sistem peramalan permintaan, terdapat Sembilan
langkah yang harus diperhatikan yaitu :
1. Menentukan tujuan dari peramalan
2. Memilih item independent demand yang diramalkan
3. Menentukan horizon waktu dari peramalan
4. Memilih model – model peramalan
5. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan
6. Validasi model peramalan
7. Membuat peramalan
8. Implementasi hasil – hasil peramalan
9. Memantau keandalan hasil peramalan
Fungsi Peramalan
Dalam fungsi peramalan tidak hanya termasuk di dalamnya teknik khusus dan model, tetapi juga
termasuk input dan output dari subyek peramalan .
Pengembangan fungsi peramalan dibutuhkan untuk mengidentifikasi output, karena
spesifikasi output dapat menyederhanakan pemilihan model peramalan, tetapi fungsi permalan
tidaklah lengkap tanpa mempertimbangkan input.
Peramalan biasanya meliputi beberapa pertimbangan berikut ini :
1. Item yang diramalkan
2. Peramalan dari atas (top-down) atau dari bawah (buttom-up)
3. Teknik peramalan (model kuantitatif atau kualitatif)
4. Satuan yang digunakan
5. Interval/horison waktu
6. Komponen peramalan
7. Ketepatan peramalan
8. Pengecualian dan situasi khusus
9. Perbaikan parameter model peramalan.
Peramalan dan Horison Waktu
Dalam hubunganya dengan horizon waktu peramalan, kita dapat mengklasifikasikan peramalan
tersebut ke dalam 3 kelompok, yaitu :
1. Peramalan Jangka Pajang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramaln ini digunakan untuk
perencanaan produk dan perencanaan sumber daya.
2. Peramalan Jangka Menengah, umumnya 3 sampai 24 bulan. Peramalan ini lebih
mengkhusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk
menentukan aliran kas, perencanaan produksi, dan penentuan anggaran.
3. Peramalan Jangka Pendek, umumnya 1 sampai 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk
mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain – lain.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Peramalan
Permintaan suatu produk pada suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan yang saling berinteraksi dalam pasar yang berada di luar kendali perusahaan. Dimana
faktor – faktor lingkungan tersebut juga akan mempengaruhi peramalan. Berikut ini merupakan
beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi peramalan :
1. Kondisi umum bisnis dan ekonomi
2. Reaksi dan tindakan pesaing
3. Tindakan pemerintah
4. Kecenderungan pasar
5. Siklus hidup produk
6. Gaya dan mode
7. Perubahan permintaan konsumen
8. Inovasi teknologi
Karakteristik Peramalan yang Baik
Peramalan yang baik mempunyai beberapa criteria yang penting, antara lain akurasi, biaya, dan
kemudahan. Penjelasan dari criteria – criteria tersebut adalah sebagai berikut:
Akurasi. Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasan dan kekonsistensian
peramalan. Hasil peramalan dikarakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu
rendah dibanidng dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan
konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil.
Buffa menjelaskan bahwa metode yang lebih canggih tidak menjamin dihasilkannya hasil yang
lebih akurat ketimbang metode yang lebih sederhana, lebih mudah diterapkan, dan lebih murah.
Berikut ini merupakan temuan – temuan yang berhubungan dengan pemilihan metode peramalan
dan akurasi hasil peramalan :
1. Akurasi peramalan meningkat jika ramalan dari lebih banyak metode dikombinasikan untuk
menghasilkan ramalan akhir; tetapi dampak marjinal dari penambahan satu metode
berkurang dengan semakin banyaknya jumlah metode yang digunakan.
2. Resiko kesalahan yang lebih besar dalam peramalan yang mungkin disebabkan oleh
pemilihan metode yang keliru, resiko kesalahan akan berkurang jika hasil dari dua atau lebih
metode dikombinasikan.
3. Variabilitas dalam akurasi ramalan diantara berbagai kombinasi metode peramalan
berkurang dengan makin banyaknya metode yang digunakan.
Biaya. Biaya yang diperlukan untuk pembuatan suatu peramalan tergantung dari jumlah item
yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang dipakai.
Kemudahan. Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Beberapa Sifat Hasil Peramalan
Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil peramalan, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu :
1. Peramalan pasti mengandunga kesalahan, artinya peramal hanya bias mengurangi
ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.
2. Peramalan seharusnya memberikan informasi mengenai berapa ukuran kesalahan.
3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan peramalan jangka panjang.
Peraturan Peramalan
Terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan sebelum melakukan peramalan, yaitu :
Tidak boleh meramalkan produk – produk yang tergolong ke dalam dependent demand.
Produk – produk yang tergolong dalam dependent demand harus direncanakan atau dihitung.
Peramalan hanya boleh dilakukan pada produ – produk yang tergolong ke dalam independent
demand.
Penentuan horizon peramalan berdasarkan kondisi aktual sistem manufaktur dan tujuan
dari peramalan.
Semakin jauh periode di masa mendatang yang diramalkan-dengan asumsi faktor – faktor lain
tetap-hasil ramalan akan semakin kurang akurat
Disamping berdasarkan waktu, peramalan juga dapat dilakukan berdasarkan lokasi
geografis, kelompok produk, yang dikenal sebagai peramlan berdasarkan dimensi agregasi
dan disagregasi.
Peramalan pada tingkat agregasi yang lebih tinggi akan lebih akurat dibandingkan peramalan
pada tingkat agregasi yang lebih rendah atau pada tingkat disagregasi.
METODE PERAMALAN PERMINTAAN
Banyak jenis metode peramalan yang tersedia untuk manajemen. Namun yang lebih
penting bagi para praktisi adalah bagaimana memahami karakteristik suatu metode peramalan
agar cocok bagi situasi pengambilan keputusan tertentu. Secara umum metode peramalan dapat
dibagi dalam dua ketegori utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode
kuantitatif dapat dibagi ke dalam deret berkala atau kurun waktu (time series) dan metode kausal,
sedangkan metode kualitatif dapat dibagi menjadi metode eksploratoris dan normative.
Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat, ketepatan dan biaya
tertentu yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode tertentu. Untuk menggunakan
metode kuantitatif terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi, yaitu:
Horizon Peramalan
Ada dua aspek dari horison waktu yang berhubungan dengan masing-masing metode
peramalan yaitu:
Ada teknik dan metode peramalan yang hanya dapat meramal untuk peramalan satu atau dua
periode di muka, teknik dan metode lain dapat meramalkan beberapa waktu di depan.
Tingkat ketelitian
Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian
yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. Dalam suatu pengambilan keputusan diharapkan
variasi atau penyimpangan atas ramalan antara 10% -15% sedangkan pengambilan keputusan
yang lain variasi 5% sudah berbahaya.
Ketersediaan data
Metode yang digunakan sangat besar manfaatnya. Apabila dari data yang lalu diketahui
adanya pola musiman, maka untuk untuk peramalan satu tahun ke depan sebaiknya digunakan
metode variasi musiman. Sedangkan apabila diketahui hubungan antar variabel saling
mempengaruhi, maka perlu digunakan metode sebab akibat atau korelasi.
Bentuk pola data
Dasar utama metode peramalan adalah anggapan bahwa pola data yang diramalkan akan
berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret yang menunjukan pola musiman, atau trend.
Metode peramalan yang lain mungkin lebih sederhana, terdiri dari satu nilai rata-rata, dengan
fluktuasi yang acakan atau random yang terkandung. Karena perbedaan kemampuan metode
peramalan untuk mengidentifikasi pola-pola data, maka perlu adanya usaha penyesuaian pola
data.
Biaya
Umumnya ada empat jenis biaya dalam proses peramalan yaitu: biaya pengembangan, biaya
penyimpanan, biaya operasi, dan biaya kesempatan penggunaan teknik peramalan. Adanya
perbedaan nyata berpengaruh atas menarik tidaknya penggunaan metode tertentu untuk suatu
keadaan yang dihadapi.
Metode runtun waktu atau sering disebut metode deret waktu atau deret berkala
menggambarkan berbagai gerakan yang terjadi pada sederetan data pada waktu tertentu. Langkah
penting dalam memiliki metode runtunwaktu adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data.
Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis siklus dan trend (makriadis & wheelright, 1983),
yaitu:
1. Pola horizontal, terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang
konstan.
2. Pola musiman, terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh factor musiman.
3. Pola siklus, terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang
seperti siklus bisnis.
4. Pola trend, terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam
data.
Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah sebagai ramalan
adalah dengan menentukan sejak awal berapa jumlah nilai observasi masa lalu yang akan
dimasukkan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan prosedur ini digunakan
istilah rata-rata bergerak (moving average) karena setiap muncul nilai observasi baru, nilai rata-
rata baru dapat dihitung denagn membuang nilai observasi yang paling tua dan memasukkan
nilai observasi yang terbaru. Rata-rata bergerak ini kemudian akan menjadi ramalan untik
periode mendatang.
Data time series seringkali mengandung ketidakteraturan yang akan menyebabkan prediksi yang
beragam. Untuk menghilangkan efek yang tidak diinginkan dari ketidak-teraturan ini,
metode single moving average mengambil beberapa nilai yang sedang diamati, memberikan
rataan, dan menggunakannya untuk memprediksi nilai untuk periode waktu yang akan datang.
Semakin tinggi jumlah pengamatan yang dilakukan, maka pengaruh metode moving average
akan lebih baik. Meningkatkan jumlah observasi akan menghasilkan nilai peramalan yang lebih
baik karena ia cenderung meminimalkan efek-efek pergerakan yang tidak biasa yang muncul
pada data.
Moving Average juga mempunyai dua kelemahan yaitu memerlukan data masa lalu dalam
jumlah besar untuk ketepatan prediksi, dan masing-masing observasi diberikan bobot yang sama,
ini melanggar bukti empiris bahwa semakin observasi terbaru seharusnya lebih dekat dengan
nilai masa depan maka kepentingan bobotnya akan meningkat pula
Metode ini digunakan ketika data menunjukkan adanya trend. Exponential smoothing dengan
adanya trend seperti pemulusan sederhana kecuali bahwa dua komponen harus diupdate setiap
periode – level dan trendnya. Level adalah estimasi yang dimuluskan dari nilai data pada akhir
masing-masing periode. Trend adalah estimasi yang dihaluskan dari pertumbuhan rata-rata pada
akhir masing-masing periode. Rumus double exponential smoothing adalah:
St = α * Yt + (1 – α) * (St-1 + bt-1)
bt = Υ * (St – St-1) + (1 – Υ) * bt-1
Dekomposisi dalam peramalan merupakan metode yang menggunakan empat komponen utama
dalam meramalkan nilai masa depan, komponen tersebut antara
lain trend (Tt), musiman (St), Siklik/siklus (Ct) dan Error atau komponen ketidakteraturan (Et).
Dekomposisi mengisolasi komponen-komponen tersebut untuk kemudian menyusun kembali
komponen-komponen tersebut menjadi efek musiman, efek siklus, efek trend, dan error. Metode
dekomposisi klasik biasa kita kenal dengan metode Census I.
Dekomposisi Aditif
X’t = Tt + St + Ct + εt
dimana T adalah trend, S adalah komponen musiman, C adalah komponen siklik/siklis dan ε
adalah error.
Dekomposisi Multiplikatif
X’t = Tt * St * Ct * εt