Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN NUTRISI POST OPERASI

DIRUANG PARIKESIT RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

Oleh :

MUTIARA HANDARU MUTI

P1337420116048

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2018
A. TOPIK
Asupan nutrisi bagi pasien post operasi
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama 1 x 30
menit, diharapkan keluarga mampu mengetahui penatalaksanaan
nutrisi pasca pembedahan.
2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti proses penyuluan diharapkan keluarga dapat


menjelaskan:
a. Pengertian Nutrisi pembedahan
b. Pentingnya penatalaksanaan nutrisi pasca pembedahan
c. Manfaat dan kerugian pembatasan nutrisi pasca pembedahan
d. Jenis makanan yang diperbolehkan pasca pembedahan
Setelah mengikuti proses penyuluan diharapkan
pengetahuan keluarga bertambah, sehingga keluarga mampu
melakukan upaya penatalaksanaan nutrisi pasca pembedahan.

C. SASARAN
Pasien dengan penyakit kandungan di ruang parikesit

D. METODA PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. MEDIA PEMBELAJARAN
Leaflet
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No. Kegiatan Respon Peserta Waktu Media
1. Pendahuluan : a. Membalas 5 menit
a. Menyampaikan salam salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dengan aktif
d. Apersepsi tentang c. Mendengarkan
kebutuhan nutrisi dengan aktif
pasca pembedahan d. Mendengarkan
dan
memberikan
respon
2. Memberikan penjelasan a. Mendengarkan 15 menit
tentang : b. Memperhatikan
a. Pengertian Kebutuhan
Nutrisi pasca
pembedahan
b. Pentingnya
penatalaksanaan
nutrisi pasca
pembedahan
c. Manfaat nutrisi pasca
pembedahan
d. Komplikasi yang
dapat ditimbulkan dari
kurangnya
penatalaksanaan
nutrisi pasca
pembedahan
e. Jenis makanan yang
diperbolehkan pasca
pembedahan

3. Evaluasi a. Menjawab 5 menit


pertanyaan.
b. Peserta
menyebutk
kembali materi
yang telah
disampaikan.
4. Penutup : a. Aktif bersama 5 menit
a. Merangkum hasil dalam
penyuluhan menyimpulkan.
b. Menyimpulkan b. Memberikan
c. Memberikan salam reinforcement
d. Dokumentasi positif.
c. Menyimpulkan
hasil evaluasi.
d. Mengucapkan
terimakasih
e. Membalas
salam
G. WAKTU PELAKSANAAN
09.00 WIB -09.30 WIB
H. MATERI
Terlampir
I. METODA EVALUASI
Re-cek materi yang telah disampaikan
J. ALAT EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. Kontrak waktu dengan pasien
b. Membuat satuan acara penyuluhan
c. Mempersiapkan sarana dan prasarana dengan rencana tindakan /
kegiatan pendidikan kesehatan tentang asupan nutrisi pasca
pembedahan atau post operasi

2. Evaluasi Proses
a. Pasien dapat hadir dalam pendidikan kesehatan
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang
ditetapkan
d. Peserta berpartisipasi aktf dalam diskusi

3. Evaluasi hasil

a. Peserta dapat menyebutkan pengertian nutrisi pembedahan


b. Peserta dapat sadar akan pentingnya penatalaksanaan nutrisi pasca
pembedahan
c. Pasien dapat menyebutkan manfaat dan kerugian pembatasan
nutrisi pasca pembedahan
d. Pasien dapat menjelaskan jenis makanan yang diperbolehkan pasca
pembedahan.
K. DAFTAR PUSTAKA

Said, S., Taslim, N.A., Bahar, B. 2014. Gizi dan Penyembuhan Luka.
Jakarta: Indonesia Academic Publishing.

Waed, N. 2013. Nutrition support to patients undergoing gastrointestinal


surgery. Nutrition journal 2013, 2:18. Available at :
http://www.nutritionj.com/comten/2/1/18.

Taslim, NA, 2012. Kecukupan Asupan Gizi Pasien Rawat Inap di RSUP.
Dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar. Pusat Kegiatan Penelitian Unhas.
L. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan
tenaga untuk perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan secara
optimal.
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah
pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit
penyerta.

2. Alasan nutrisi dibutuhkan untuk pasien pascaoperasi


Karena tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan
agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat
proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien,
dengan cara sebagai berikut :
a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
d. Mencegah dan menghentikan perdarahan

3. Tahapan diet pasca bedah


Manajemen nutrisi perioperative tradisional menerapka prinsip
penjagaan nil per os (NPO) pasien dari 6 jam sampai 12 jam sebelum
operasi dan pasca operasi dalam beberapa hari. Hanya cairan IV yang
diberikan sampai fungsi bowel telah kembali yang ditandai dengan
keluarnya kentut, pergerakan bowel/ munculnya gerakan peristaltik.
Ketika fungsi bowel telah kembali makan nutrisi enteral melalui mulut
dapat diberikan. Alasan pendekatan ini terkait dengan ketakutan akan
kerusakan anastmosis dan intoleransi makanan yang berkepanjangan
pada postoperasi ileus (POI) yang diketahui sebagai komplikasi dari
pembedahan. Dalam metode tradisional juga, mengikuti tahapan diet
dengan diet cairan, diikuti diit cairan kental yang berkembang lagi
menjadi diit halus/saring dan kemudian diet normal.
Fokus terpenting manajemen nutrisi perioperative saat ini/ yang
terbaru yaitu meningkatkan upaya perbaikan pasien setelah
pembedahan (Enhanced Recovery of Patients after surgery/ ERAS)
atau menggunakan protokol “Fast-Track”. Aspek kunci dari ERAS ini
adalah poin penilaian dari metabolis dan nutrisi ini yaitu menghindari
waktu puasa preoperative yang terlalu panjang, pemberian nutrisi
secara oral secepat dan sesuai keadaan pasien segera setelah operasi,
integrasi support nutrisi, termasuk pemberian nutrisi tertentu dalam
manajemen nutrisi pasien, mobilisasi dini dan pengurangan faktor yang
dikenal dengan stres eksaserbasi berhubungan dengan katabolisme atau
kerusakan fungsi gastrointestinal (Kotze, 2013).
Peran dukungan nutrisi sebelum operasi adalah untuk
memperbaiki kekurangan gizi sebelum pembedahan, sedangkan nutrisi
pasca operasi bertujuan mempertahankan status gizi pada periode
katabolik setelah operasi. Dukungan nutrisi enteral konvensional
dianjurkan selama 10-14 hari sebelum operasi besar pada pasien
dengan risiko gizi buruk untuk meningkatkan status gizinya
(ESPEN,2012)
Waktu lamanya puasa pra operasi telah lama diperdebatkan.
Penelitian yang dillakukan Brady et al. menunjukkan bahwa konsumsi
cairan bening paskan operasi 2-jam tidak meningkatkan komplikasi
operasi. Saat ini, puasa pra operasi selama 2 jam untuk cairan dan 6 jam
untuk makanan padat dianggap sebagai praktek terbaik dan
direkomendasikan pada kelompok pasca operasi, asupan makanan oral
atau melalui selang NGT harus dimulai dalam 24 pertama. Sebuah
penelitian meta-analisis menunjukkan perbedaan pasien yang
mengalami paska bedah digesti dan mendapat nutrisi enteral pasca
operasi (dalam waktu 24 jam) dibandingkan dengan manajemen pasien
yang dipuasakan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian susu
enteral dini setelah operasi gastrointestinal dapat mengurangi adanya
morbiditas dan mortalitas. Penelitian mengenai efek menguntungkan
dari asupan oral secara dini dilakukan oleh El Nakeeb dkk. Diperoleh
hasil bahwa pemberian asupan suplemen oral (200 ml dua kali sehari)
memiliki hasil positif dibandingkan kelompok yang tidak memperoleh
asupan suplemen oral.

4. Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka


Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral dan air yang cukup, maka yang paling
penting untuk penyembuhan luka adalah protein dan vitamin C.
Alasannya: Protein dan vitamin C sangat penting peranannya
dalam proses penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya
peranan penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan perdarahan
luka.
Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan
luka:
a. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu
tempe, tahu, kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani, hati,
telur, ayam, udang dll.
b. Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya,
bayam, tomat, daun singkong dll

5. Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan


untuk penyembuhan luka
Pemenuhan nutrisi pasca pembedahan khususnya yang
perlu diperhatikan untuk proses penyembuhan luka antara lain:
a. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
vitamin C
b. Bila mual:
- Makannlah dengan porsi sedikit tapi sering
- Sajikan ketika masih hangat
- Sebelum makan, minum air hangat
- Hindari makanan dengan berbumbu tajam
Perlu diperhatikan pada pasien yang mengalami penyakit
penyerta lainnya yang bersifat degenerative seperti DM, HT,
jantung juga memperoleh diet yang disesuaikan dengan penyakit
penyertanya selain diet yang dianjurkan pasca operasi selama
proses penyembuhan luka yaitu dengan diet tinggi protein atau
dengan disertai dengan diet tinggi kalori. Pada pasien dengan
penyakit penyerta DM yaitu dengan diet rendah gula, pada
pasien hipertensi dengan diet rendah garam dan untuk pasien
jantung dengan diet jantung. Sedangkan bagi penderita
gangguan fungsi ginjal seperti gagal ginjal kronis dan pada
pasien gangguan fungsi jantung seperti gagal jantung kongesti
(CHF), pembesaran atrium (hypertropi) hendaknya disamping
memperhatikan nutrisi juga perlu adanya pembatasan cairan
guna menurunkan beban kerja ginjal dan jantung.

6. Tips perawatan pascaoperasi


Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan
pemulihan kondisi pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips
di bawah ini:
a. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu,
buah
b. Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti:
daging, ayam, ikan, telor dan sejenisnya.
c. Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
d. Usahakan cukup istirahat.
e. Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa.
Makin cepat makin bagus.
f. Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
g. Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan
pemeriksaan kondisi tubuh.
h. Minum obat sesuai anjuran dokter.

7. Keuntungan manajemen nutrisi segera


Keuntungan dari manajemen nutrisi berdasarkan ERAS ini yaitu
termasuk dalam memperpendek lama rawat inap di Rumah Sakit (RS),
mempercepat kembalinya fungsi bowel, menurunkan lamanya waktu
untuk mobilisasi, dan menurunkan angka komplikasi post operasi, serta
kemampuan untuk toleransi terhadap diit normal lebih cepat.
Pemberian makan postoperasi dini, baik mellaui pemasukan
makanan secara normal (melalui mulut) atau enteral sangat dianjurkan,
dan juga pada kasus reseksi kolon, bahkan satu jam setelah
pembedahan diperbolehkan. Perawat harus melihat rentan adaptasi
klien terhadap makanan melalui toleransi individu disesuaikan dengan
jenis pembedahan yang dialami. Dalam kasus dimana pemberian
makan secara normal/ enteral (mulut) tidak dapat dilakukan, nutrisi
parenteral melalui selang infus harus diberikan (Kotze, 2011).

8. Kesimpulan
Pada prinsipnya dalam pemenuhan nutrisi pasca operasi
disesuaikan dengan jenis operasi berat atau ringanya operasi pada
organ tubuh yang mengalami tindakan invasife. Pemenuhan kebutuhan
protein merupakan awal atau utama sebagai upaya pemulihan pasca
operasi karena fungsi protein adalah membantu proses penyembuhan
luka, mengganti sel-sel yang rusak. Dengan tidak memantang jenis
makanan atau minuman yang mengandung tinggi protein (“amis-
amisan” dalam bahasa Jawa) guna mempercepat proses penyembuhan
luka. Selain itu juga dengan mobilisasi/perpindahan posisi pasca
operasi pada saat di ruang perawatan bertujuan untuk membantu
mempercepat peristaltic usus sehingga pemenuhan nutrisi cepat
tercapai.

Anda mungkin juga menyukai