Anda di halaman 1dari 13

Selasa, 22 September 2015

CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Nama : BAGUS DIMAS SETIAWAN

NPM : E1C013061

Prodi : Peternakan

Kelas :A

Kelompok : 4

Hari/jam : Senin/10.00 WIB

Tanggal : 11 November 2013

Ko .Asst : 1. Robbi Ishadi

: 2. Nova Sari Sinulingga

Dosen : Drs.Syafnil,M.Si.

Penelitian : CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI


LARUTAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan campuran homogen antar
dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat
terlarut (solution), dan pelarut (solvent). Fase larutan dapat berupa fase gas, cair, atau fase padat
bergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan. Larutan gas misalnya udara.
Larutan padat misalnya perunggu,amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya
air laut,larutan gula dalam air, dan lain-lain. Apabila fase larutan dan fase zat-zat
pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut
sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya. Konsentrasi larutan dapat didefinisikan sebagai
perbandingan zat terlarut dengan larutan dan perbandingan zat terlarut dengan pelarut.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung.
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau
larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan
tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut,
maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat.
Diantaranya sifat larutan non elektrolit d an larutan elektrolit. Sifat larutan tersebut mempunyai
hubungan erat dengan konsentrsi dari tiap komponennya. Sifat-sifat larutan seprti rasa, ph,
warna, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut. Larutan dapat dibuat
dari dua macam zat, yaitu zat padat dan zat cair. Larutan dibuat untuk mendapatkan campuran
larutan dari dua atau lebih zat. Larutan memiliki dua sifat, yaitu larutan eksoterm dan larutan
larutan endoterm.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan
2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata
atau serba sama di seluruh volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih
dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut
adalah komponene yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Suatu larutan dengan jumlah
maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik
jenuh, larutan tidak jenuh. Fase larutan dapat berupa fase gas, cair atau fase padat yang
bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila fase larutan dan fase zat-zat
pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut
sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya. (Anonim,2009).

Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut.
Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan
volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen. Cara menyatakan
konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat, % W/W, persen volume % V/V, persen berat-
volume %W/V, gram zat terlarut dalam satu liter larutan, milligram zat terlarut dalam satu
milliliter larutan, parts per mllion, ppm (bagian per sejuta), parts per billion, ppb (bagian per
milliard). Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M), kenormalan
(N), keformalan (F), kemolalan (m) dan fraksi mol (Oxtoby,G.2001).
Selesainya suatu proses reaksi dapat dilihat dari perubahan warna, jika warna larutan sudah
berubah maka tercapailah suatu titrasi. Indikator merupakan asam dan basa kedua dalam larutan
yang dititrasi. Penyebab warna berubah adalah karena indikator lebih lemah dari pada asam atau
basa analit, sehingga indikator bereaksi terakhir dengan titrat (Suardhana,L. 1986).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
 Alat
1. Pipet ukur
2. Pipet gondok
3. Neraca analitik
4. Botol semprot
5. Kaca arloji
6. Labu ukur
7. Bola hisap
8. Sikat tabung reaksi
9. Corong

 Bahan
1. H2SO4
2. NaCl
3. NaOH
4. Etanol
5. KIO3
6. HCL
7. Asam oksalat
8. Urea

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Membuat larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan
aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
3.2.2 Membuat larutan etanol 5%
Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml. tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogeny.
3.2.3 Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
3.2.4 Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades
dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
 Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira 25 ml, selanjutnya baru
dipipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya ditambahkan lagi dengan aquades sampai
tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
3.2.5 Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCL 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
3.2.6 Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2SO4. 2 H2O. 126 gram/mol)
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

3.2.7 Membuat larutan 1 N NaOH (mr. 40 gram/mol)


Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml
sampai tanda batas.
3.2.8 Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. urea 60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50
ml sampai tanda batas.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1. Membuat larutan NaCl 1%


Ditimbang sebanyak (0,5) gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan
aquades didalam labu ukur (50) ml, sampai tanda batas.
2. Membuat larutan etanol 5%
Dipipet sebanyak (2,5) ml etanol absolute (=100%) dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan
kedalam labu ukur (50) ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas.
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak (0,107) gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur (50) ml, dilarutkan dengan aquades tanda batas.
4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
Dipipet sebanyak (0,5) ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades
dalam labu ukur (50) ml sampai tanda batas.
5. Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram/mol)
Dipipet sebanyak (0,415) ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades
dalam labu ukur (50) ml, sampai tanda batas.
6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2SO4. 2 H2O. 126 gram/mol)
Ditimbang (0,3151) gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur (50) ml sampai tanda batas.
7. Membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)
Ditimbang (0,2) gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml
sampai tanda batas.
8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. urea 60 gram/mol)
Ditimbang (0,1086) gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml
sampai tanda batas.

BAB V
PEMBAHASAN
Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada
dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut (solvent).
Dalam pembuatan larutan, dikenal larutan baku, dimana larutan baku adalah larutan yang
kepekaannya diketahui dengan tepat dan dapat dibuat melalui dua cara. Kedua cara tersebut
masing-masing tergantung dari penggunaan bahan baku. Bahan baku adalah bahan kimia yang
dapat dipergunakan untuk membuat larutan baku primer dan untuk menetapkan kenormalan
larutan baku sekunder. Larutan baku primer adalah suatu larutan yang telah diketahui secara
tepat konsentrasinya melalui metode gravimetri, sedangkan larutan baku sekunder adalah suatu
larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembakuan menggunakan larutan baku
primer dan biasanya melalui metode titrimetri.
Berikut pembahasan dari hasil pengamatan diatas:

1. Membuat Larutan NaCl 1%


→ % W/V = gram zat terlarut * 100 %
ml larutan
%W/V = 0,5 X 100%
50 ml
%W/V = 1 %
2. Membuat Larutan Etanol 5%
→ % V/V = ml zat terlarut * 100%
ml larutan
%V/V = 2,5 X 100%
50
%V/V = 5 %

3. Membuat larutan 0,01 M KIO3


→M= gram zat terlarut
Mr zat terlarut x liter larutan
M = 0,107
214 x 0,05 l
M = 0,01 M

4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4


→M= gram zat terlarut
Mr zat terlarut x liter larutan
M = 0,5
98 x 0,05 l
M = 0,1 M
→ N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek ) Ek = Gram zat terlarut
volume larutan BE
BE = Mr / n 37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram
= 36,5 / 1 = 36,5
Ek = 0,15355 gram = 0,0042 N = 0,0042 = 0,08 N
36,5 0,05

5. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat


→ BE = 126 / 2 = 63
EK = 0,3151 / 63 = 0,005
N = 0,005 / 0,05 = 0,1

6. Membuat Larutan 1 N NaOH


→ BE = 40 / 10 = 4
Ek = 0,2 / 4 = 0,05
N = 0,05 / 0,05 = 1

7. Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea


→ ppm = 0,1086 x 106
50 gram
ppm = 2172 / gram
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai
molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
2. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut.
Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan
volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen.
3. Berbagai Cara menyatakan konsentrasi larutan,diantaranya :
 Persen Volume
 Persen Massa
 Part per Million atau Part per Billion
 Fraksi Mol
 Molaritas
 Molalitas
 Normalitas
6.2 Saran

1. Sebaiknya ko ass memberikan hasil pretest ataupun post test yang telah diperiksa atau diberi
nilai.

BAB VII
JAWABAN PERTANYAAN

1. 80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.


Diketahui : Mr H2SO4 98 g/mol Mr Air (H2O) 18 g/mol
BJ H2SO4 1.303 g/ml BJ air 1 g/ml
Konsentrasi H2SO4 100%
Tanya: a. Persen berat
b. Molalitas
c. Molaritas
d. Fraksi Mol zat terlarut
e. Fraksi mol pelarut
2. Lengkapi tabel di bawah ini
Zat Gram Zat Mol Zat Volume Molaritas
Terlarut terlarut Terlarut Larutan
NaNO3 25 A. 0,29 mol B. 0,241 L 1,2
NaNO3 C. 31,28 gram D. 0.36 mol 16 liter 0,023
KBr 91 E. 0,76 mol 450 ml F. 1,688 mol/L
KBr G. 49,98 0,42 H. 0,756 L 1,8
Jawaban
No 1
A. Persen Berat = masa zat terlarut x 100% = 80 x 100%
Massa pelarut 120
= 8000 / 120 = 66,69 %
B. Molalitas ( m ) = mol zat terlarut = 98 gram / mol
Kg pelarut 0,12 kg = 816,67 mol / 1000 gram

C. Molaritas ( M ) = mol zat terlarut


Liter larutan
V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
M = 98 mol = 540,27 mol / l
0,18139 l

D. Fraksi Mol zat terlarut


Mol terlarut = 0,816 Mol pelarut = 6,67
‫ ٭‬X = jumlah mol terlarut = 0,816 = 0,109
jumlah mol larutan 7,48
‫٭‬X = Jumlah mol pelarut = 6,67 = 0,89
jumlah mol larutan 7,48

No 2

A. Mol zat terlarut = massa / Mr = 25 / 85 = 0,29


B. M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,2 = 0,29
liter larutan
Liter larutan = 0,29 / 1,2 = 0,241 L = 241, 167 ml
C. Mol = massa zat terlarut
Mr
0,368 = massa terlarut / 85
massa terlarut = 31,28 gram
D. M = mol zat terlarut
Liter larutan
0,023 = mol / 16
mol = 0,368

E. Mol zat terlarut = gram zat terlarut / Mr

= 91 / 119 = 0,76 mol


F. M = Mol zat terlarut
Liter larutan
= 0, 76 mol / 0,45 l = 1,688 mol / l
G. Mol zat terlarut = gram zat terlarut
Mr
0,42 = Gram terlarut / 119
gram terlarut = 49,98 gram
H. M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,8 = 0,42 / liter larutan
liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 756 L
DAFTAR PUSTAKA

Suardhana, L. 1986. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta

Oxtoby,G.2001.Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Erlangga:Jakarta

Anonim. 2009. Konsentrasi Larutan. http://www.chem-is-try.org. diakses pada tanggal 28 Oktober


2009

Anda mungkin juga menyukai