Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Nama : Kas Andika Putri


NPM : E1J012133
Prodi : Agroekoteknologi
Kelompok : VI
Hari / Jam : Rabu/08.00-09.40
Tanggal : 01 Desember 2012
Dosen : Drs. Syafnil, M.Si.
Ko-Ass : - Meddi Rahmanto
- Nova Hendriansyah
Objek Praktikum : ANALISA KUALITAS AIR

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, khususnya bagi manusia yang
selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri
dari air.Pada tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, anak-
anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Menurut WHO, tiap orang di negara-
negara maju memerlukan air antara 60-120 liter per hari, sedangkan di negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per
hari.
Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan.
Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai
tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi.
Jika melihat uraian diatas , air sangatlah penting bagi kehidupan manusia , baik
untuk dirinya maupun di luar dari dirinya seperti penelitian , kelangsungan hidup di
muka bumi , dan lain-lain. Namun air di muka bumi ini sangatlah beragam , tetapi air
yang paling umu ialah air yang dapat dipakai dan air yang tidak dapat dipakai.
Mengapa bisa begitu ? karena di muka bumi ini ada pencemaran air. Air yang sering
kita minum , itu adalah air yang tidak murni , karena dalam air itu ada zat – zat yang
terkandung.
Maka dari itu dengan adanya praktikum analisa kualitas air , kita mengetahui air
mana yang dapat kita gunakan dan air mana yang tidak dapat kita gunakan dan juga
kita dapat menganalisis kualitas serta kandungan apa saja yang terkandung dari
macam-macam air.

1.2 Tujuan
Praktikum kimia yang membahas “Analisa Kualitas Air” ini bertujuan;

- Mahasiswa mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisis dan sifat
kimia air secar kualitatif dan kuantitatif.
Bab II
Tinjauan Pustaka

2.1 Air
Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh
makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Ilmu
yang mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses penyebaran, dan kebiasaan
alami air dikenal dengan hidrologi.
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum . Tetapi
ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi
daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-
limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat
untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum.Walaupun air dari sumber alam
dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini telah tercemar oleh
bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat
dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama
logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air.
Air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di
rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan
jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi
syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air
tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi
syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke
laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak
menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek juga, apakah lab yang akan anda gunakan
sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika
lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian tentunya lebih
terpercaya.Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
907/MENKES/SK/VII/2002.
Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan
fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan bakteri patogen
seperti E. Coli.

2.2 Sifat-sifat air


Air yang penuh dengan seribu rahasia dan memiliki nilai takjub bagi manusia
merupakan zat yang aneh. Air mampu beradaptasi pada tiga wujud, yaitu cair, padat
dan gas. Pemanfaatan akan sifat air telah digunakan baik dari teknologi sederhana
maupun dunia modern. Sifat – sifat air yang umum itu ada dua , yaitu sifat fisika serta
sifat kimia , penjabarannya yaitu ;
1. Sifat fisika Air

- Suhu adalah derajat panas air yang dinyatakan dalam satuan derajat Celcius.

- Bau dan Rasa adalah rasa dan bau yang ada dalam air. Ini dapat disebabkan
oleh kehadiran organisme seperti alga. Bahan kimia organik dan anorganik
juga dapat menimbulkan rasa dan bau dalam air

- Warna adalah warna nyata dari air yang dapat disebabkan oleh adanya ion
metal (besi dan mangan) humus, plankton, tumbuhan air dan limbah industri,
yang dimaksud dengan warna adalah warna nyata yang kekeruhannya telah
dihilangkan, sedangkan yang dimaksud dengan warna tampak adalah warna
yang tidak hanya disebabkan zat-zat terlarut dalam air akan tetapi juga zat
tersuspensi, yang dinyatakan dalam satuan warna skala PtCo.

- Kekeruhan adalah sifat optik dari suatu larutan yang menyebabkan cahaya
yang melaluinya terabsorbsi dan terbias dan dihitung dalam satuan mg/L
SiO2 atau Unit Kekeruhan Nephelometri (UKN). Kekeruhan di dalam air
disebabkan oleh adanya zat tersuspensi seperti lempung, lumpur, zat organik,
plankton dan zat-zat halus lainnya.

- Kejernihan adalah dalamnya lapisan air yang dapat ditembus oleh sinar
matahari yang dinyatakan dalam satuan cm.

- Residu Total adalah residu yang tersisa setelah penguapan contoh dan
dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu tertentu secara merata dan
dinyatakan dalam satuan mg/L , Residu Tersuspensi adalah berat zat padat
dalam air yang tertahan pada penyaring dengan kertas saring yang berpori
sebesar 0,45 mm dan dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan
dinyatakan dalam satuan mg/L , Residu Terlarut adalah berat zat padat dalam
air yang lolos pada penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45
mm dan dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakan dalam
satuan mg/L , Residu Total terurai adalah bagian berat dari residu total yang
terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan
dalam satuan mg/L , Residu Tersuspensi Terurai adalah bagian berat dari
residu tersuspensi yang terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu
tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L , Residu Terikat adalah bagian
berat residu total atau residu tersuspensi yang tidak terurai menjadi gas pada
pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L , dan
Residu Mengendap adalah zat padat yang dapat mengendap selama waktu
tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L atau mL/L.

- Daya Hantar Listrik (DHL) adalah kemampuan dari larutan untuk


menghantarkan arus listerik yang dinyatakan dalam mmhos/cm, kemampuan
tersebut antara lain tergantung pada kadar zat terlarut yang mengion di dalam
air, pergerakan ion, valensi dan suhu.

- Salinitas/Kegaraman adalah merupakan residu terlarut dalam air, apabila


semua bromida dan iodida dianggap sebagai klorida. Klorositi adalah kadar
klor dalam satuan g/L yang digunakan pada perhitungan salinitas.
2. Sifat kimia Air

- pH , digunakan untuk mengukur keasaman air . keasaman air mencirikan


asam dan basa dalam air . untuk air ukuran pH air yang sangat dianjurkan
kisaran 5-9.

- Zat besi , adalah salah satu elemen kimiawi yang mudah ditemukan dimuka
bumi ini . pada umunya jika air yang terkontaminasi besi , warnanya akan
bergerak kearah kecoklatan.

- DO , adalah jumlah okseigen yang terkandung dalam air. Oksigen terlarut


merupakan sumber oksigen mahluk hidup yang ada dalam air , minimal
konsentrasi oksigen untuk kehidupan dii] dalam air 5 ppm/

- Chemical Oxygen Demand (COD) adalah banyaknya oksigen yang


dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimiawi, dengan
reduktornya KMnO4 atau K7Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen
(Oxidixing Agent). Selain itu, penetapannya di dasarkan atas reaksi oksidasi
bahan organik dengan oksigen dan proses tersebut berlangsung secara kimia
dalam kondisi asam dan mendidih, dalam melakukan percobaan COD ini
dapat menggunakan metode permanganat dan bikromat (Soeseno, 1970).
Menurut (lee at al., 1978), semakin banyak bahan organik yang menumpuk
dalam suatu perairan, nilai COD akan semakin tinggi dan kemudian akan
menurun dengan adanya dekomposer lebih lanjut dari bahan organik.

- Daya Menggabung Asam (DMA) adalah suatu cara menyatakan alkalinitas


suatu perairan. Jika DMA rendah, perairan itu kurang baik daya
penyangganya, sebaliknya jika DMA tinggi, maka perairan tersebut daya
produksinya secara hayati bisa menjadi lebih besar dalam batas tertentu
(Soeseno, 1970). Menurut Wardoyo (1981), alkalinitas atau DMA suatu
perairan dapat digunakan sebagai indikator subur atau tidaknya suatu
perairan. Alkalinitas juga menggambarkan kandungan basa dalam kation
NH4, Ca, Mg, K, Na, dan Fe yang pada umumnya bersenyawa dengan anion
karbonat dan bikarbonat, asam lemah dan hidroksida. Soeseno (1974)
menyatakan apabila DMA suatu perairan tinggi maka daya produksinya
secara hayati bisa besar, dan apabila DMA perairan rendah maka perairan itu
kurang baik daya penyangganya (soft water).

- Amoniak , merupakan senyawa nitrogen , amoniak dalam air permukaan


dapat berasal dari air seni , tinja , juga oksida-oksida zat organic secara
mikrobiologis. Kadar amoniak yang tinggi membuktikan adanya
pencemaran , dalam air minum kadar amoniak harus nihil.
Bab III
Metodelogi
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat - alat yang digunakan dalam praktikum yang membahas “Analisa Kualitas
Air” ini ialah ;

 Batang pengaduk  Lampu spritus

 Botol semprot  Neraca analitik

 Buret  Penjepit tabung reaksi

 Corong  Pipet tetes

 Corong kaca  Pipet volume 5 ml

 Erlemeyer  Pipet volume 10 ml

 Gelas ukur 50 ml  Rak tabung reaksi

 Gelas ukur 100 ml  Statif dan Klem

 Gelas ukur 250 ml  Tabung reaksi

 Kompor listrik/gas  Termometer

3.1.2 Bahan yang digunakan dalam praktikum yang membahas “Analisa Kualitas
Air” ini ialah ;

 Aquades (H2O)  Kalium permanganat (KMnO4)


 Asam oksalat (H2C2O4)  Kertas lakmus merah
 Asam sulfat (H2SO4)

3.2 Cara Kerja


Cara kerja dalam praktikum yang membahas “Analisa Kualitas Air” ini ialah ;
1. Suhu

- Menyiapakan sampel.

- Menyelupkan alat pengukur suhu (termometer) ke dalam sampel.

- Membaca angka yang tertera pada alat tersebut.

- Mencatat hasil yang ada.

2. Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi

- Mengambil sampel sebanyak 100 ml dengan gelas ukur dan


menuangkannya ke dalam gelas piala.

- Memanaskannya dalam air panas (ingat jangan dicelupkan dalam air).

- Memperhatikan apakah sampel menjadi keruh , mengendap , atau tidak


sama sekali.

- Mencatat hasil yang ada.

3. Warna

- Mengambil sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,75 dari volume


tabung reaksi.

- Membandingkan warna dengan larutan standar (aquades) yang telah


disediakan.

- Mencatat hasil yang ada.

4. Amoniak

- Memasukkan 10-15 ml sampel ke dalam tabung reaksi.

- Melipat kertas lakmus merah (menempel) di mulut tabung reaksi.

- Memanaskannya di atas lampu spiritus

- Mengamati sampel , apakah bau tengik atau tidak , kertas lakmus merah
berubah menjadi biru atau tidak , atau tidak sama sekali.

- Mencatat hasil yang ada.

5. COD secara kuantitatif

- Mempipet 10 ml sampel dengan pipet volume dan Memasukkannya ke


dalam gelas ukur 100 ml

- Mengencerkan sampel dengan aquades hingga volume 100 ml


- Menambahkan 5 ml Asam sulfat (H2SO4) 4 N.

- Memanaskannya dalam air panas (ingat jangan dicelupkan dalam air).

- Menambahkan 10 ml Kalium permanganat (KMnO4) 0,01 N dan


didihkan lagi selama 10 menit.

- Jika selama dididihkan warna merah muda hilang , menambahkan 10 ml


10 ml Kalium permanganat (KMnO4) 0,01 N lagi , sampai warna merah
muda tidak hilang lagi.

- Setelah itu , menambahkan 10 ml Asam oksalat (H2C2O4) 0,01 N , hingga


warna merah muda hilang.

- Selagi panas , menambahkan Kalium permanganat (KMnO4) sampai


terbentuk warna merah muda yang stabil.

- Mencatat hasil yang ada

Bab IV
Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum kimia yang membahas materi “Analisa Kualitas
Air” ini ialah ;

No Parameter Air Comberan Air Galon Air Kolam Air Rawa Air Sungai
1 Suhu 30OC 31OC 30OC 28OC 31OC
Zat padat Menjadi Menjadi I
2 Tidak keruh Tidak Keruh Tidak keruh
terlarut keruh Keruh
Zat padat Timbul Tidak timbul Tidak timbul Tidak timbul Tidak timbul
3
tersuspensi Endapan endapan endapan endapan endapan
Sama jernih
Sangat keruh Lebih jernih Keruh dari Sangat keruh
4 Warna dengan
dari aquades dari aquades aquades dari aquades
aquades
Lakmus Lakmus Lakmus
Lakmus tidak Lakmus tidak
tidak tidak tidak
berubah dan berubah dan
5 Amoniak berubah dan berubah dan berubah dan
tidak bau tidak bau
tidak bau tidak bau tidak bau
tengik tengik
tengik tengik tengik
COD 1. - 1. 10 ml 1. 10 ml 1. - 1. -
6
2. 26 ml 2. 19.7 ml 2. 25 ml 2. 20 ml 2. -

Nb : Pada COD , 1 adalah volume KMnO4 selama pemanasan , 2 adalah volume KMnO4
pada titrasi pertama.
Bab V
Pembahasan
Pembahasan dalam praktikum yang membahas “Analisa Kualitas Air” ini ialah;
1. Air Comberan
Pada uji yang pertama yaitu uji suhu , ternyata suhu air comberan ketika di teliti
adalah kisaran 30OC , ini berarti bahwa suhu air ini normal , karena berada ± 3 OC dari
suhu lingkungan (Suhu lingkungan 32OC).
Pada uji yang kedua yaitu uji zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi , air
comberan ketika di teliti ternyata airnya menjadi keruh dan ketika dilihat dibawahnya
ada endapan. Ini berarti bahwa pada air comberan terdapat zat padat terlarut dan zat
padat tersuspensi.
Pada uji yang ketiga yaitu uji warna , air comberan ketika dibandingkan dengan
larutan standar yaitu aquades ternyata warna airnya lebih keruh daripada larutan
standar. Ini berarti bahwa pada air comberan telah tercampur dengan zat – zat lain .
Warna air ini mungkin disebabkan oleh adanya ion metal (besi dan mangan) humus,
plankton, tumbuhan air , dan limbah industri.
Pada uji yang keempat yaitu uji amoniak , air comberan ketika diuji dengan
lakmus merah ternyata lakmus tersebut tetap berwarna merah , dan ketika dicium tidak
berbau tengik. Ini berarti bahwa pada air comberan yang kami teliti tidak
mengandung amoniak atau kadar amoniaknya sedikit sekali.
Pada uji yang kelima yaitu uji COD , air comberan ketika diuji dengan uji COD
ternyata volume titrasi pertamanya ialah 26 ml , volume selama pemanasan kami tidak
tahu karena kami tidak mendapat datanya . Untuk uji ini kami tidak mengetahui
apakah dalam air ini memiliki konsentrasi COD yang tinggi atau tidak , yang dapat
menandakan sedikit atau banyaknya mengandung senyawa organik yang
membutuhkan oksigen dalam penguraiannya, karena data yang kurang.
Kesimpulannya ialah air comberan telah mengalami pencemaran.
2. Air Galon
Pada uji yang pertama yaitu uji suhu , ternyata suhu air galon ketika di teliti
adalah kisaran 31OC , ini berarti bahwa suhu air ini normal , karena berada ± 3 OC dari
suhu lingkungan (Suhu lingkungan 32OC).
Pada uji yang kedua yaitu uji zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi , air
galonn ketika di teliti ternyata airnya tetap , tidak sama sekali menjadi keruh dan tidak
ada endapan. Ini berarti bahwa pada air galon yang kami teliti tidak terdapat zat padat
terlarut dan zat padat tersuspensi.
Pada uji yang ketiga yaitu uji warna , air galon ketika dibandingkan dengan
larutan standar yaitu aquades ternyata warna airnya lebih jernih daripada larutan
standar. Ini berarti bahwa pada air galon tidak tercampur dengan zat – zat lain atau
bisa dikatakan jernih .
Pada uji yang keempat yaitu uji amoniak , air galon ketika diuji dengan lakmus
merah ternyata lakmus tersebut tetap berwarna merah , dan ketika dicium tidak berbau
tengik. Ini berarti bahwa pada air galon yang kami teliti tidak mengandung amoniak
sama sekali.
Pada uji yang kelima yaitu uji COD , air galon ketika diuji dengan uji COD
ternyata volume titrasi pertamanya ialah 19,7 ml , volume selama pemanasan ialah 10
ml . Untuk uji ini kami tidak mengetahui apakah dalam air ini memiliki konsentrasi
COD yang tinggi atau tidak , yang dapat menandakan sedikit atau banyaknya
mengandung senyawa organik yang membutuhkan oksigen dalam pengurainnya,
karena data yang kurang.
Kesimpulannya ialah air galon tidak mengalami pencemaran
3. Air Kolam
Pada uji yang ketiga yaitu uji suhu , ternyata suhu air kolam ketika di teliti adalah
kisaran 30OC , ini berarti bahwa suhu air ini normal , karena berada ± 3 OC dari suhu
lingkungan (Suhu lingkungan 32OC).
Pada uji yang kedua yaitu uji zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi , air
kolam ketika di teliti ternyata airnya tetap , tidak sama sekali menjadi keruh dan tidak
ada endapan. Ini berarti bahwa pada air kolam yang kami teliti tidak terdapat zat padat
terlarut dan zat padat tersuspensi.
Pada uji yang ketiga yaitu uji warna , air kolam ketika dibandingkan dengan
larutan standar yaitu aquades ternyata warna airnya sama jernih daripada larutan
standar. Ini berarti bahwa pada air kolam tidak tercampur dengan zat – zat lain atau
bisa dikatakan jernih .
Pada uji yang keempat yaitu uji amoniak , air kolam ketika diuji dengan lakmus
merah ternyata lakmus tersebut tetap berwarna merah , dan ketika dicium tidak berbau
tengik. Ini berarti bahwa pada air kolam yang kami teliti tidak mengandung amoniak
sama sekali.
Pada uji yang kelima yaitu uji COD , air kolam ketika diuji dengan uji COD
ternyata volume titrasi pertamanya ialah 25 ml , volume selama pemanasan ialah 10
ml . Untuk uji ini kami tidak mengetahui apakah dalam air ini memiliki konsentrasi
COD yang tinggi atau tidak , yang dapat menandakan sedikit atau banyaknya
mengandung senyawa organik yang membutuhkan oksigen dalam pengurainnya,
karena data yang kurang.
Kesimpulannya ialah air kolam belum mengalami pencemaran
4. Air Rawa
Pada uji yang ketiga yaitu uji suhu , ternyata suhu air rawa ketika di teliti adalah
kisaran 28OC , ini berarti bahwa suhu air ini tidak normal , karena tidak berada ± 3 OC
dari suhu lingkungan (Suhu lingkungan 32OC).
Pada uji yang kedua dan ketiga yaitu uji zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
, air rawa ketika di teliti ternyata tidak menjadi keruh dan ketika dilihat dibawahnya
tidak ada endapan. Ini berarti bahwa pada air rawa tidak terdapat zat padat terlarut dan
zat padat tersuspensi.
Pada uji yang ketiga yaitu uji warna , air rawa ketika dibandingkan dengan larutan
standar yaitu aquades ternyata warna airnya keruh daripada warna larutan standar. Ini
berarti bahwa pada air rawa telah tercampur dengan zat – zat lain . Warna air ini
mungkin disebabkan oleh adanya ion metal (besi dan mangan) humus, plankton,
tumbuhan air , dan limbah industri.
Pada uji yang keempat yaitu uji amoniak , air rawa ketika diuji dengan lakmus
merah ternyata lakmus tersebut tetap berwarna merah , dan ketika dicium tidak berbau
tengik. Ini berarti bahwa pada air rawa yang kami teliti tidak mengandung amoniak
sama sekali.
Pada uji yang kelima yaitu uji COD , air rawa ketika diuji dengan uji COD
ternyata volume titrasi pertamanya ialah 20 ml , volume selama pemanasan kami tidak
tahu karena kami tidak mendapat datanya . Untuk uji ini kami tidak mengetahui
apakah dalam air ini memiliki konsentrasi COD yang tinggi atau tidak , yang dapat
menandakan sedikit atau banyaknya mengandung senyawa organik yang
membutuhkan oksigen dalam pengurainnya, karena data yang kurang.
Kesimpulannya ialah air rawa telah mengalami pencemaran
5. Air Sungai
Pada uji yang ketiga yaitu uji suhu , ternyata suhu air sungai ketika di teliti adalah
kisaran 29OC , ini berarti bahwa suhu air ini normal , karena berada ± 3 OC dari suhu
lingkungan (Suhu lingkungan 32OC).
Pada uji yang kedua yaitu uji zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi , air
sungai ketika di teliti ternyata menjadi keruh dan ketika dilihat dibawahnya ada
endapan. Ini berarti bahwa pada air sungai terdapat zat padat terlarut dan zat padat
tersuspensi.
Pada uji yang ketiga yaitu uji warna , air sungai ketika dibandingkan dengan
larutan standar yaitu aquades ternyata warna airnya lebih keruh daripada larutan
standar. Ini berarti bahwa pada air sundai telah tercampur dengan zat – zat lain .
Warna air ini mungkin disebabkan oleh adanya ion metal (besi dan mangan) humus,
plankton, dan tumbuhan air .
Pada uji yang keempat yaitu uji amoniak , air sungai ketika diuji dengan lakmus
merah ternyata lakmus tersebut tetap berwarna merah , dan ketika dicium tidak berbau
tengik. Ini berarti bahwa pada air sungai yang kami teliti tidak mengandung amoniak
atau kadar amoniak sedikit sama sekali.
Pada uji yang kelima yaitu uji COD , air sungai ketika diuji dengan uji COD
ternyata volume titrasi pertamanya dan volume selama pemanasan kami tidak tahu
karena kami tidak mendapat datanya . Untuk uji ini kami tidak mengetahui apakah
dalam air ini memiliki konsentrasi COD yang tinggi atau tidak , yang dapat
menandakan sedikit atau banyaknya mengandung senyawa organik yang
membutuhkan oksigen dalam pengurainnya, karena data yang kurang.
Kesimpulannya ialah air sungai telah mengalami pencemaran

Bab VI
Penutup
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam praktikum yang membahas “Analisa Kualitas Air” ini ialah;

- Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh
makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup .

- Air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air.

- Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan


fisik.

- Sifat fisika Air ialah bau , daya hantar listrik (DHL) , kejernihan , kekeruhan , rasa
, residu , salinitas/kegaraman , dan warna.

- Sifat kimia Air ialah Amoniak , COD , DOD, pH ,dan Zat besi .

6.2 Saran
Saran dalam praktikum kali ini yang membahas “Analisa Kualitas Air” ini ialah
- Seharusnya praktikan mencoba semua langkah praktikum agar praktikum lebih
memahami.

Daftar Pustaka

Anonim . 2011 . Air . http://id.wikipedia.org/wiki/Air , dikunjungi pada 01 Desember 2011

Anonim . 2011 . Sifat-Sifat Kimia Air. http://waterforgeo.blogspot.com/2011/01/sifat-sifat-


kimia-air.html , dikunjungi pada 01 Desember 2011

Aulia . 2009. Beberapa Sifat Kimia Airhttp://auliazhouz.blogspot.com/2009/11/beberapa-


sifat-fisika-air.html , dikunjungi pada 01 Desember 2011

Dedy , Anwar . 2009 . Analisa Air . http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/2009/10/


bab-i-pendahuluan-1.html , dikunjungi pada 01 Desember 2011

Junaidi , Wawan . 2010. Sifat Fisik Air . http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/06/sifat-


fisik-air.html, dikunjungi pada 01 Desember 2011

Mershaly . 2010 . Laporan Praktikum Kimia Air . http://mershaly.wordpress.com/2010/01/


05/laporan-praktikum-kimia-air/, dikunjungi pada 01 Desember 2011

Penuntun Praktikum Kimia , Fakultas Pertanian , Universitas Bengkulu.


Syukri S., 1999, Kimia Dasar 2, Penerbit ITB Bandung

Lampiran
LAPORAN SEMENTARA
Objek Praktikum : ANALISA KUALITAS AIR

Tanggal Praktikum :
Hari / Jam :
Prodi :
Kelompok :
Nama / NPM :
Nama Anggota Kelompok :
1. NPM
2. NPM
3. NPM
4. NPM
5. NPM

HASIL PENGAMATAN

Hasil Pengamatan
No Parameter
Air Comberan Air Galon Air Kolam Air Rawa Air Sungai
1 Suhu 30OC 31OC 30OC 28OC 31OC
Zat padat Menjadi Menjadi I
2 Tidak keruh Tidak Keruh Tidak keruh
terlarut keruh Keruh
Zat padat Timbul Tidak timbul Tidak timbul Tidak timbul Tidak timbul
3
tersuspensi Endapan endapan endapan endapan endapan
Sama jernih
Sangat keruh Lebih jernih Keruh dari Sangat keruh
4 Warna dengan
dari aquades dari aquades aquades dari aquades
aquades
Lakmus Lakmus Lakmus
Lakmus tidak Lakmus tidak
tidak tidak tidak
berubah dan berubah dan
5 Amoniak berubah dan berubah dan berubah dan
tidak bau tidak bau
tidak bau tidak bau tidak bau
tengik tengik
tengik tengik tengik
COD 1. - 1. 10 ml 1. 10 ml 1. - 1. -
6
2. 26 ml 2. 19.7 ml 2. 25 ml 2. 20 ml 2. -

Bengkulu ,

Telah diperiksa dan di-Acc

Koass/Dosen

…………………………..

Anda mungkin juga menyukai