Disusun Oleh :
Izqi Varhan Djokdja 10070114038
Muhammad Mayadi 10070114009
Rizky Syabanudin 10070114051
Fiqi Fauzi Maulana 10070114049
Yazeed Al Bastomy 100701140126
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan kepada kita beribu – ribu nikmat, diantaranya nikmat iman, sehat
wal’afiat sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula sholawat serta
salam kita curahkan atas baginda kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyyah hingga zaman islamiyyah, dari zaman
kegelapan hingga zaman yang terang – benderang penuh cahaya iman, akhlak,
dan islami seperti sekarang saat ini.
Akan tetapi takkan pula terselesaikan apabila tidak ada dukungan dari para
dosen yang telah membimbing kami sehingga terselesaikannya makalah yang
berjudul “Geothermal Sebagai Energi Baru dan Terbarukan “.
Saya sadar akan masih banyak adanya kekurangan dalam isi makalah ini
mulai itu pada format ataupun pada isi makalah yang jauh dari harapan, segala
bentuk kekurangan itu saya berharap agar dapat menjadi maklumat karena masih
dalam tahap pembelajaran. Namun saya berusaha untuk kedepannya dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut, sehingga makalah ini akan
menjadi baik dan lebih baik dari sebelumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber : geograph88.blogspot.com
Gambar 2.1
Flash Steam Power Plant
2. Binary Cycle Power Plants
Dalam reservoirs, di mana temperatur umumnya kurang dari 220 derajat
Celsius (430 Farenheit) binary cycle plants umumnya digunakan. Cairan
yang berasal dari reservoir, baik berupa air, uap, maupun campuran
keduanya, disalurkan melalui heat exchanger.
Cairan dalam binary plant kemudian didaur ulang ke dalam heat exchanger.
Cairan yang sudah dingin tersebut kemudian diinjeksikan lagi ke dalam
reservoir. Umumnya efisiensi binary cycle type plants mencapai 7 sampai
12 persen tergantung dari temperatur primer cairan yang ingin
dikondensasikan. Binary Cycle plant secara tipikal bervariasi antara 500 KW
hingga 10 MW.
Sumber : geograph88.blogspot.com
Gambar 2.2
Binary Cycle Power Plant
3. Combined Cycle (Flash and Binary) Combined Cycle Power Plants
Pembangkit semacam ini merupakan kombinasi dari teknologi turbin uap
yang konvensional dengan teknologi binary cycle. Dengan memadukan
kedua teknologi ini, efisiensi penggunaan peralatan bisa dilakukan karena
pada dasarnya turbin uap konvensional jauh lebih efisien dalam
membangkitkan listrik dari uap yang bertemperatur tinggi. Sementara itu
teknologi binary cycle berguna untuk memisahkan air dari uap yang
bertemperatur sangat rendah. Sebagai tambahan, untuk menggantikan
condenser-cooling tower, sistem pendingin yang digunakan dalam teknologi
gabungan ini bisa menghasilkan panas yang bisa digunakan lagi untuk
memproduksi listrik.
Sumber : geograph88.blogspot.com
Gambar 2.3
Combine Cycle Power Plant
Sumber : Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral, 2011
2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Energi Panas Bumi (Geothermal)
Pemanfaatan energi geothermal atau panas bumi sebagai salah satu
sumber energi alternatif diyakini mempunyai berbagai keuntungan dan kelebihan.
Di antara kelebihan dan keuntungan pemanfaatan energi geothermal tersebut
adalah :
1. Panas bumi (geothermal energy) merupakan salah satu sumber energi
paling bersih. Jauh lebih bersih dari sumber energi fosil yang menimpulkan
polusi atau emisi gas rumah kaca.
2. Geothermal merupakan jenis energi terbarukan yang relatif tidak akan
habis. Sumber energi ini terus-menerus aktif akibat peluruhan
radioaktif mineral.
3. Energi Geothermal ramah lingkungan yang tidak menyebabkan
pencemaran (baik pencemaran udara, pencemaran suara, serta tidak
menghasilkan emisi karbon dan tidak menghasilkan gas, cairan, maupun
meterial beracun lainnya).
4. Panas bumi (geothermal energy), dibandingkan dengan energi alternatif
lainnya seperti tenaga surya dan angin, bersifat konstan sepanjang musim.
Di samping itu energi listrik yang dihasilkan dari geothermal tidak
memerlukan solusi penyimpanan energi (energy storage) karena dapat
dihasilkan sepanjang waktu.
5. Untuk memproduksi energi geothermal membutuhkan lahan dan air yang
minimal, tidak seperti misalnya pada energi surya yang membutuhkan area
yang luas dan banyak air untuk pendinginan. Pembangkit panas bumi
hanya memerlukan lahan seluas 3,5 km2 per gigawatt produksi listrik. Air
yang dibutuhkan hanya sebesar 20 liter air tawar per MW / jam.
Selain memiliki kelebihan, energi geothermal pun memiliki kekurangan. Di
antara kekurangan energi geothermal adalah :
1. Biaya modal yang tinggi. Pembangunan pembangkit listrik geothermal
memerlukan biaya yang besar terutama pada eksploitasi dan pengeboran.
2. Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar
lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi
tersedia di dekat permukaan.
3. Pembangunan pembangkit listrik geothermal diduga dapat mempengaruhi
kestabilan tanah di area sekitarnya.
2.5 Pemanfaatan Geothermal di Indonesia dan Permasalahannya
Dengan pasokan yang diperkirakan bisa menghasilkan listrik sebesar
27.000 megawatt (MW). Geothermal atau panas bumi seharusnya bisa menjadi
salah satu sumber energi terbesar di Indonesia. Kesalahpahaman dan kurangnya
investasi menjadi faktor masih terpendamnya sumber daya tersebut.
Indonesia memiliki setidaknya 500 gunung berapi dan 130 diantaranya
masih aktif. Seharusnya Indonesia dapat menjalankan ekonominya melalui energi
panas bumi dari gunung berapi tersebut, tidak hanya berbicara tentang potensinya
saja sampai sekarang. Dari hal itu, terungkap betapa panas bumi di Indonesia bisa
mengalahkan potensi minyak bumi yang menjadi teramat mahal saat ini. Namun,
membuka dan memanfaatkan potensi ini terbukti masih menjadi masalah sulit
hingga saat ini, lantaran tingginya teknologi yang harus dipakai.
Terlepas dari hal itu, saat ini pemerintah Indonesia dan beberapa pihak
swasta telah menyatakan komitmennya untuk mengimplementasikan penggunaan
energi geothermal. Bahkan beberapa perusahaan besar seperti PLN, Pertamina,
Medco Energy dan Supreme Energy sejak beberapa tahun yang lalu telah
membentuk divisi khusus yang akan menangani proyek pembangunan pembangkit
listrik menggunakan energi geothermal.
Namun, hal itu tidak berarti tidak terlepas dari permasalahan yang mungkin
terjadi. Sama seperti permasalahan yang dihadapi energi terbarukan lainnya,
proyek geothermal ini membutuhkan modal yang besar dan jangka waktu yang
lama untuk menyelesaikannya. Hal itu mengakibatkan para pengembang merasa
kesulitan untuk menjamin kebutuhan keuangan pokok tersebut. Selain itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk menentukan lokasi energi
geothermal masih harus dikembangkan lagi serta akibat tingginya biaya yang
dipergunakan untuk melakukan pengeboran, seringkali terjadi kompetisi antara
industry geothermal dan industry bahan bakar fosil dalam penggunaan peralatan
– peralatan yang biasanya digunakan industri bahan bakar fosil untuk menentukan
lokasi pengeboran minyak dan gas.
Dukungan pemerintah yang konsisten juga sulit didapat oleh industri
geotermal. Penjamin pinjaman, asuransi resiko, insentif kredit juga dibutuhkan
untuk tetap berjalannya suatu proyek geotermal. Permasalahan - permasalahan
itulah yang menyebabkan energy geothermal di Indonesia masih belum
terdayagunakan hingga sekarang.
2.6 Keekonomian dari Energi Geothermal (Panas Bumi)
Dalam mempertimbangkan pengembangan energi geothermal ini dilihat
dari indicator-indikator dari segi ekonomi. Indikator-indikator tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut.
1. Ketersediaan Sumber Daya
Indonesia memiliki banyak potensi energi panas bumi, yang tersebar di 285
titik di seluruh wilayah, potensi tersebut menghasilkan lebih dari 29.000
MW. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang mempunyai potensi
energi panas bumi terbesar di dunia dengan potensi lebih dari 40 %
cadangan panas bumi dunia. Hanya saja dari total potensi tersebut,
Indonesia baru memanfaatkan kurang dari 5 % saja. Total kapasitas
terpasang energi panas bumi pada tahun 2012 adalah 1.226 MW
(Sukarna dalam Yunanetal,2013). Data potensi panas bumi yang lebih
lengkap tersaji dalam Tabel.
Tabel 2.2
Potensi Panas Bumi di Indonesia
Sumber Daya Cadangan
No Lokasi Spekulasi Hipotetik Terduga Mungkin Terbukti Total
1 Sumatra 4.059 2.543 6.254 15 380 13.521
2 Jawa 1.710 1.826 3.708 658 1.815 9.717
3 Bali-Nusa 410 359 983 - 15 1.767
4 Sulawesi 145 - - - - 145
5 Maluku 1.287 139 1.285 150 78 2.939
6 Kalimantan 545 97 409 - - 1.051
7 Papua 75 - - - - 75
Total 8.231 4.964 12.639 823 2.288 29.215
Sumber : Survey Geologi (ESDM), 2011
2. Keamanan untuk pasokan energi
Perlunya Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak
dan beralih pada sumber energi alternatif adalah untuk mengamankan
ketahanan energi nasional yang berkelanjutan di masa mendatang.
Indonesia dapat menjadi net-energi importir pada tahun 2019, apabila
energi dikelola secara business as usual artinya tidak dikelola dengan
mengedepankan prinsip-prinsip konservasi energi. Bahan Bakar Minyak
(BBM) adalah energi tak terbarukan yang suatu saat akan habis. Untuk
mengimbangi tingkat konsumsi energi di Indonesia dan memenuhi
kebutuhan energi masyarakat maka pemanfaatan energi baru terbarukan
harus dimaksimalkan (ESDM,2012).
Saat ini pemerintah sedang berusaha untuk melakukan pengembangan
energi yang berprinsip energi hijau, terutama panas bumi. Keputusan
Presiden Nomor 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN)
menargetkan bahwa pada tahun 2025 listrik yang berasal dari energi panas
bumi harus mencapai 9500 MW atau berkontribusi 5% dari total
konsumsi energi nasional.
Sumber : Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral, 2011
Gambar 2.4
Road Map Pengembangan Panas Bumi 2006-2025
Sumber : Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral, 2011
3. Efisiensi Energi
Hingga saat ini, konsumsi energi primer per kapita di Indonesia sebenarnya
masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya
khususnya negara maju dan Negara-Negara ASEAN seperti Singapura,
Malaysia dan Thailand. Meskipun demikian, pertumbuhannya menunjukkan
tren meningkat, dari 3,25 SBM/kapita pada tahun 2000 menjadi 4,73 pada
tahun 2010 (tanpa biomassa) seperti yang terlihat dalam gambar.
Sumber : Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian Energi
dan Sumber Daya Mineral, 2011
Gambar 2.5
Konsumsi Energi Primer Per Kapita dan Intensitas Energi Primer (Tanpa Biomasa)
Gambar diatas memperlihatkan bahwa intensitas energi Indonesia
menunjukkan adanya penurunan dari tahun 2000 hingga 2008 dan kembali naik
hingga tahun 2010. Hal tersebut mengindikasikan pemanfaatan energi di
Indonesia belum produktif. Elastisitas energi merupakan rasio antara laju
pertumbuhan konsumsi energi (final atau primer, tanpa biomasa) dan laju
pertumbuhan ekonomi (PDB). Semakin besar elastisitas energi menunjukkan
bahwa Negara tersebut boros dalam penggunaan energi, dan semakin kecil
elastisitas energy berarti Negara tersebut semakin efisien memanfaatkan
energinya. Elastisitas energi primer Indonesia berfluktuasi dari kurang dari satu
(kadang minus) hingga lebih dari satu seperti yang terlihat dalam Gambar di
bawah.
Sumber : Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian Energi
dan Sumber Daya Mineral, 2011
Gambar 2.6
Elastisitas Energi Primer (Tanpa Biomassa)
Tentu saja, nilai lebih dari satu berarti laju pertumbuhan energi lebih cepat
daripada laju pertumbuhan PDB. Pada tahun 2009 dan 2010, nilai elastisitas
energi Indonesia jauh diatas angka satu dengan tren meningkat. (B2TE,2012)
Salah satu sumber inefisiensi utama PLN beberapa tahun terakhir ini
pemakaian minyak yang terlalu banyak pada pemakaian fuel-mix untuk produksi
listrik. Dalam tahun 2008 komposisi produksi kWh berdasarkan bahan bakar
adalah BBM 36%, batubara 35%, gas alam 17%, panas bumi 3% dan tenaga
air 9%. Kemudian PLN dalam RUPTL 2011-2020 segera memperbaiki
perencanaan komposisi fuel-mix tersebut dengan target yang diperlihatkan
pada Gambar berikut ini :
Sumber : Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral, 2011
Gambar 2.7
Sasaran Komposisi Produksi Listrik Tahun 2020 Berdasarkan
Jenis Bahan Bakar (%)
Meskipun begitu para ahli memprediksi Pembangkit yang akan dibangun
antara lain adalah proyek percepatan 10.000 MW yang akan menurunkan
konsumsi BBM secara signifikan dan karenanya akan menurunkan biaya produksi
tenaga listrik.
Indikator efisiensi tenaga listrik juga bisa dilihat dari besarnya susut
jaringan. Efisiensi susut jaringan dilakukan dengan mengurangi energi listrik yang
hilang selama proses pendistribusian dari pembangkit sampai ke konsumen. Data
Statistik Ketenagalistrikan pada tahun 2012 menjelaskan susut jaringan transmisi
PLN pada tahun 2011 adalah sebesar 16.671 GWh yang terdiri dari susut
transmisi sebesar 3.996 GWh dan susut distribusi sebesar 12.675 GWh.
Dibandingkan dengan produksi netto sebesar 177.256 GWh maka susut jaringan
transmisi adalah 2,25 % dan susut distribusi 7,34 %. Adapun data susut tenaga
listrik PLN untuk 7 tahun terakhir mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun
2011 bisa dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.3
Prosentase Susut Tenaga Listrik PLN
Gambar 2
Struktur geologi daerah panas bumi
Ada beberapa data penting sumur uap / steam reservoir pada
system PLTP Kamojang, yaitu sebagai berikut:
DATA – DATA RESERVOIR
URAIAN KETERANGAN
Area reservoir: 300 MW
Potensi 14 – 21 Km
Luas area yang telah terbukti 2
Gambar 2.10
Pipa – pipa saluran uap
Gambar 2.11
Flow Diagram PLTP Kamojang
Salah satu energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik dalam
jumlah yang sangat besar dan ramah lingkungan adalah energi geothermal. Energi
geothermal berasal dari panas bumi yang tidak membutuhkan media penyimpanan
seperti energi alternatif lainnya sehingga bisa digunakan untuk melengkapi energi
terbarukan lainnya, seperti matahari, angin dan air. Selain memiliki dampak negatif
yang kecil terhadap lingkungan, energi geothermal juga tidak menghasilkan emisi
gas. Selain itu, keuntungan dari energi alternatif yang berasal dari geothermal
adalah sumber energi yang tidak akan habis dan bisa didaur ulang.
Teknologi yang umumnya dipakai untuk mengubah energi geothermal
menjadi energi listrik dibagi menjadi 3, yaitu Flash Steam Power Plant, Binary
Cycle Power Plants, dan Combined Cycle (Flash and Binary) Combined Cycle
Power Plants. Selain menggunakan teknologi di atas, energi geothermal juga
dapat digunakan secara langsung (direct use) tapi dengan syarat sumber energi
geothermal tersebut memiliki temperatur rendah, yaitu kurang dari 150⁰C.
Beberapa keuntungan pemakaian energi geothermal sebagai energi
alternatif antara dapat menyediakan listrik dengan dampak negatif yang kecil
terhadap lingkungan, terbaharukan, dan tanpa emisi gas. Energi geothermal tidak
membutuhkan media penyimpanan, sehingga bisa digunakan untuk melengkapi
energi terbarukan lainnya, seperti surya, angin dan air.
Kendala yang terjadi yaitu dalam membangun pembangkit listrik tenaga
panas bumi ini membutuhkan modal yang besar, teknologi yang tinggi, jangka
waktu yang relatif lama dalam mengolahnya serta hanya terdapat di daerah-
daerah tertentu yang berpotensi sebagai penghasil panas bumi.
Dalam mempertimbangkan keekonomiannya, pembangunan pembangkit
energi tenaga geothermal ini ditinjau dari beberapa indicator ekonomi, yaitu
ketersediaan sumber daya, keamanan untuk pasokan energi, serta efisiensi energi
yang dihubungkan kesegala aspek ekonomi nasional maupun internasional.
DAFTAR PUSTAKA