Anda di halaman 1dari 15

X

K T SP

s
Kela
bahasa indonesia
NARATIF, DESKRIPTIF, DAN EKSPOSITIF

Semester 1, Kelas X SMA/MA – KTSP 2006

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Menulis 3.1 Menulis gagasan dengan
3. Mengungkapkan informasi dalam berbagai menggunakan pola waktu dan
bentuk paragraf (naratif, deskriptif, dan tempat dalam bentuk paragraf
ekspositif ). naratif.
3.2 Menulis hasil observasi dalam
bentuk paragraf deskriptif.
3.3 Menulis gagasan secara logis dan
sistematis dalam bentuk ragam
paragraf ekspositif.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami konsep dasar paragraf naratif, deskriptif, dan ekspositif serta gagasan dan
observasi.
2. Menulis gagasan dengan pola waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.
3. Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.
4. Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif.

1
A. PARAGRAF NARATIF
a. Pengertian Paragraf Naratif
Paragraf naratif atau paragraf yang bersifat narasi, yaitu karangan berupa cerita yang
rangkaian peristiwanya disusun secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu, baik
fakta maupun cerita rekaan (fiksi).

b. Tujuan dan Ciri-Ciri Paragraf Naratif


1. Tujuan paragraf naratif adalah agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian
yang terdapat dalam cerita dan memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
2. Ciri paragraf naratif mudah dikenali, yakni di dalamnya terdapat alur, tokoh, latar/
setting (suasana, tempat, dan waktu), dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki
kalimat utama. Menurut Keraf (2000:16) ciri karangan naratif, yakni menonjolkan
unsur perbuatan atau tindakan, dirangkai dalam urutan waktu, dan berusaha
menjawab pertanyaan, apa yang terjadi, dan ada konflik. Menurut Semi (2003:31)
naratif berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata
imajinasi, atau gabungan keduanya dan memiliki nilai estetika.

c. Jenis-Jenis Paragraf Naratif Menurut Ceritanya


1. Naratif sugestif adalah cerita yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan atau
khayalan pengarang, seperti pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel.
Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal karena sasaran yang ingin dicapai
adalah kesan terhadap peristiwa.
Contoh:
Apa ada sesuatu yang kulupakan? Kenapa dulu aku ingin jadi guru? Apa sih
spesialnya jadi guru? Argh… karena itulah aku bingung. Kenapa harus menulis satu
saja sementara aku punya banyak cita-cita. Karena waktunya juga terbatas, akhirnya
aku menulis cita-citaku adalah menjadi seorang guru. Aku menulisnya tanpa alasan.
Ada ruang kosong di hati saat menulisnya. Kenapa? Kenapa di lembaran kertas putih
itu aku ingin menjadi seorang guru? Apa sudah kulupakan? Kenapa tujuan hidupku
seolah berubah dan bercabang? Yang awalnya hanya ingin menjadi seorang guru
lalu bercabang dan menjadi banyak cita-cita. Apa yang salah dari diriku?
(Sumber: Cerpenmu.com, “Aku dan Cita-Citaku” karya Hiakri Inka)

2. Naratif ekspositoris (faktual) adalah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan
yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu
secara tepat. Karangan naratif ini diwarnai oleh eksposisi, jadi ketentuan eksposisi

2
juga berlaku, yaitu bahasa logis, sesuai fakta, tidak sugestif, dan bersifat objektif. Jenis
narasi ini terdapat pada biografi, autobiografi, kisah faktual, dan riwayat perjalanan.
Contoh:
Kondisi ekonomi keluarganya yang sulit membuat orang tuanya tidak sanggup
membayar uang kuliah Chairul yang waktu itu hanya sebesar Rp75.000,00. Tahun
1981 Chairul diterima di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia setelah lulus
dari SMA Boedi Oetomo. Untuk membayar uang kuliah secara diam-diam tanpa
sepengetahuan Chairul, ibunya menggadaikan kain halusnya di Pegadaian.
(Sumber: Biografi Chairul Tanjung si Anak Singkong)

Contoh lain dari kisah faktual:


Saat ini Ali sedang menghadapi ulangan matematika. Ia merasa sangat kesulitan.
Dalam hati ia menyesal karena semalam tidak belajar. Tak satu pun soal dapat
terjawab. Ia lalu berpikir untuk bertanya pada teman yang duduk di sampingnya.
Namun, ia ragu. Ia takut perbuatannya diketahui oleh pengawas.
(Sumber: kelasmayaku.wordpress.com)

d. Menulis Gagasan dengan Pola Waktu dan Tempat dalam Paragraf Naratif
1. Pengertian gagasan
Gagasan adalah hasil pemikiran atau ide. Setiap ingin menulis paragraf jenis apa pun,
hal pertama yang harus dicari adalah gagasan. Gagasan bisa diambil berdasarkan
pengalaman diri-sendiri atau pengalaman orang lain. Gagasan yang dituangkan ke
dalam paragraf naratif dapat berpola waktu dan tempat.
• Pola waktu, yaitu peristiwa-peristiwa dapat dirangkaikan secara kronologis,
baik naratif ekspositoris (faktual) seperti biografi, maupun naratif sugestif
seperti novel. Pola waktu untuk novel atau roman bisa juga regresif atau bersifat
mundur.
• Pola tempat, yaitu tempat kejadian peristiwa disebutkan dengan jelas yang
merupakan latar peristiwa, dapat di dalam atau luar ruangan.

2. Langkah-langkah menulis paragraf naratif


• Carilah gagasan pokok permasalahan atau tema yang akan dijadikan inti
cerita.
• Tentukan tokoh atau pelaku cerita, alur, latar, dan konflik dari masalah yang
diangkat dalam cerita tersebut.

3
• Buatlah kerangka paragraf dengan alur atau bagian-bagian cerita secara
kronologis.
• Kembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dengan cara
merangkai suatu cerita yang padu berdasarkan urutan tempat, ruang, dan waktu.

3. Standardisasi penulisan paragraf naratif


• Kalimat pertama dalam paragraf harus menarik minat pembaca.
• Kejadian disusun secara kronologis.
• Berfokus pada tujuan akhir yang jelas.

4. Contoh menulis paragraf naratif ekspositoris


• Gagasan/tema: kondisi Argha
• Tokoh: Argha, Syafna, dan ayahnya.
• Tempat: Tanah Abang, Depok, Pasar Baru.
• Alur: maju.
• Kerangka paragraf:
- Argha mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UI tahun ke-5
- Sedang menyusun skripsi
- Diterima bekerja di pasar swalayan
- Gaji cukup dan fasilitas menarik
- Ayahnya sudah pensiun tahun lalu
- Adiknya, Syafna, masuk perguruan tinggi
- Argha menyusun skripsi sambil bekerja
• Pengembangan kerangka paragraf:
Argha adalah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Argha dan keluarganya tinggal di Tanah Abang, Jakarta. Saat ini ia sedang
menyusun skripsi. Karena biaya untuk menyusun skripsi tidak ada, ia melamar
pekerjaan di pasar swalayan di bilangan Pasar Baru. Sungguh sangat beruntung,
ia diterima bekerja di pasar swalayan tersebut. Gajinya cukup besar. Di samping
itu, ia mendapat fasilitas yang cukup menarik. Ayahnya sudah pensiun tahun
lalu sehingga kesulitan untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Adiknya,
Syafna, yang mau masuk perguruan tinggi adalah tanggung jawab Argha. Ia
menyusun skripsinya sambil bekerja. Memang Argha adalah anak yang cerdas
dan murah hati.
(Sumber: e-learningman1mdn.blogspot.com dengan pengubahan seperlunya)

4
B. PARAGRAF DESKRIPTIF
a. Pengertian Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif atau paragraf yang bersifat deskripsi, yaitu menggambarkan suatu
objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman pancaindra penulisnya.
Sebuah objek dalam deskriptif tidak hanya terbatas pada sesuatu yang dapat dilihat,
dicium, diraba, dan dirasa saja, tetapi juga dapat berupa perasaan hati seperti rasa cemas,
takut, kasih, cinta, haru, dan sebagainya.

b. Tujuan dan Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif


1. Tujuan paragraf deskriptif, yaitu agar pembaca memeroleh citraan atau kesan
sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-
olah pembaca melihat, mendengar, dan merasakan serta mengalami sendiri objek
yang digambarkan penulis.
2. Ciri-ciri paragraf deskriptif, yaitu menggambarkan sesuatu. Penggambaran
dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan indra, dan membuat pembaca
merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

c. Jenis-Jenis Paragraf Deskriptif


1. Berdasarkan objek faktual
• Paragraf deskriptif imajinatif/impresionis
Paragraf deskriptif imajinatif adalah paragraf yang menggambarkan ruang
atau tempat berlangsungnya peristiwa. Penggambarannya haruslah dilihat
dari berbagai segi agar ruangan tersebut terlukis dengan jelas dalam pikiran
dan perasaan pembaca. Paragraf ini terdapat pada jenis karya naratif sugestif,
seperti novel, cerpen, roman.
Contoh:
Malam gelap gulita di hulu Sungai Brantas. Ketahuan. Sebentar-sebentar hiruk
pikuk yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang
mendahsyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimba akan jatuh
ke tanah untuk selama-lamanya.
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada kasihan-
mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak ada nada yang mengangkatnya.

5
• Paragraf deskriptif ekspositoris (faktual)
Paragraf deskriptif ekspositoris adalah paragraf yang menggambarkan
suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya sesuai hal yang
ada sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya. Semakin rinci
penggambarannya, makin jelas tergambar dalam bayangan pembaca. Apabila
yang digambarkan adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap
aspek fisik maupun rohani.
Contoh:
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai
celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan
kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang
bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat
pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung
menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan
duri.

2. Berdasarkan sifat dalam menggambarkan objek


• Paragraf deskriptif spasial adalah paragraf yang menggambarkan objek
khusus ruangan, benda, atau tempat.
• Paragraf deskriptif subjektif adalah paragraf yang menggambarkan objek,
seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
• Paragraf deskriptif objektif adalah paragraf yang menggambarkan objek
dengan sebenarnya.

d. Menulis Hasil Observasi dalam Bentuk Paragraf Deskriptif


1. Pengertian observasi
Observasi adalah peninjauan dengan cermat. Menurut KBBI, mengobservasi artinya
mengawasi dengan teliti atau mengamati. Penulis paragraf deskriptif hasil observasi
berarti menulis paragraf deskriptif hasil peninjauan dengan cermat, pengamatan,
dan pengawasan dengan teliti suatu objek, misalnya peristiwa alam atau kondisi
pasar.

2. Langkah-langkah menulis paragraf deskriptif


• Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan.

6
• Tentukan tujuan penulisan.
• Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan.
• Menyusun kerangka paragraf dengan mengurutkan data tersebut ke dalam
urutan yang baik.
• Menguraikan kerangka paragraf menjadi paragraf deskriptif dengan runtut.

3. Cara menulis paragraf deskriptif


• Keruntutan, keselarasan, dan kesesuaian antara bagian satu dengan bagian
yang lain sehingga enak dibaca.
• Keterperincian mulai dari penguraian objek sampai pada hal yang sekecil-
kecilnya.
- Deskripsi orang, sebaiknya menggambarkan penampilan, moral atau
etika, perilaku, sifat, suara, dan sikap terhadap orang lain.
- Deskripsi tempat, menggambarkan penerapan seluruh pancaindra,
penggambaran dilakukan saat tertentu, perincian ditata dengan urutan
yang logis, kata sifat harus jelas dan tepat, kata kerja memberi gambaran
tepat, dan kata benda benar-benar khusus.
- Deskripsi waktu, mencakup keterangan waktu yang tepat, urutan harus
logis, dan mengandung gabungan unsur perian orang dan tempat.
• Kelogisan bahasa terutama kalimat harus masuk akal dan efektif.

4. Contoh paragraf deskriptif hasil observasi


• Tema: pertandingan sepak bola.
Objek: suasana pertandingan, kondisi lapangan bola, kondisi pemain, dan
penonton.
• Tujuan penulisan: melukiskan pertandingan sepak bola seolah-olah pembaca
berada di tempat duduk sebagai penonton.
• Mengumpulkan data hasil observasi dengan mengamati lapangan bola.
• Menyusun kerangka paragraf deskriptif:
- Suasana pertandingan yang diguyur hujan
- Kondisi lapangan yang terguyur hujan
- Kondisi pemain sepak bola
- Skor pertandingan
- Keputusan wasit

7
5. Contoh pengembangankan kerangka paragraf dengan runtut
Pertandingan sepak bola antarkedua kesebelasan itu berlangsung sangat seru,
meskipun hujan telah mengguyur lapangan. Guyuran hujan yang deras itu
membentuk genangan air bewarna kecoklatan di lapangan yang tidak rata. Akan
tetapi, para pemain tetap bersemangat dalam bermain. Bahkan, beberapa di
antaranya sempat jatuh bangun karena terpeleset.

Kekuatan kedua kesebelasan itu seimbang sehingga masing-masing belum ada


yang mencetak gol. Berkali-kali kesebelasan tuan rumah diserang, tetapi gawang
tuan rumah belum juga bergetar. Karena kondisi lapangan yang sangat becek,
wasit menghentikan pertandingan. Penonton sedikit kecewa, tapi alamlah yang
berbicara.
(Sumber: Pelajaran Menulis Bahasa Indonesia dengan pengubahan seperlunya)

C. PARAGRAF EKSPOSITIF
a. Pengertian Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif atau paragraf yang bersifat eksposisi, yaitu paragraf yang memaparkan
pengetahuan, keadaan, proses, masalah, atau informasi.

b. Tujuan dan Ciri-Ciri Paragraf Ekspositif


1. Tujuan paragraf ekspositif, yakni agar pembaca mendapatkan informasi sejelas-
jelasnya sehingga dapat memperluas pengetahuan pembaca. Oleh karena itu, topik-
topik yang dikembangkan berkaitan dengan penyampaian informasi.
2. Ciri-ciri paragraf ekspositif
• Dari awal sampai akhir berupa pemaparan.
• Bersifat tidak memengaruhi pembaca.
• Menggunakan bahasa lugas (denotasi)
• Bagian pendahuluan memperkenalkan topik yang akan dipaparkan.
• Bagian isi menganalisis agar informasi jelas bagi pembaca.
• Disertai bukti berupa fakta, angka, gambar, dan contoh untuk memperjelas
informasi.
• Bagian penutup berisikan penegasan yang ditandai dengan ungkapan pada
awal kalimat, seperti jadi atau bahkan.

8
c. Jenis-Jenis Paragraf Ekspositif
1. Paragraf ekspositif definisi adalah paragraf yang memberikan batasan atau
pengertian dari topik dengan menfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh:
Fungsi sistem pencernaan makanan (usus) adalah mengubah makanan menjadi
energi untuk menjaga, merawat, dan membantu perkembangan dan kesehatan
tubuh manusia. Pencernaan itu sendiri adalah proses pemecahan molekul-molekul
kompleks menjadi molekul-molekul sederhana, atau sebaliknya yakni penyusunan
molekul-molekul sederhana menjadi kompleks dengan tujuan zat-zat yang dihasilkan
dari proses itu dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam arti menghasilkan energi.
(Sumber: www.melilea.com)

2. Paragraf ekspositif klasifikasi adalah paragraf yang mengklasifikasikan sesuatu


dengan cara membagi dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh:
Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada
korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan
dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat
bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan
sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta.
Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan
pengawasan dari pihak LSM.
(Sumber: www.kafeilmu.com)

3. Paragraf ekspositif proses adalah paragraf yang menyebutkan langkah-langkah


atau tahapan-tahapan tentang terjadinya sesuatu. Jenis paragraf ini sering ditemukan
pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Contoh:
Ada enam tahap dalam melaksanakan metode ilmiah. Pertama, merumuskan
masalah. Kedua, mengumpulkan keterangan. Tahap ini sering disebut mengkaji
teori. Ketiga, menyusun hipotesis. Keempat, menguji hipotesis dengan melakukan
penelitian. Kelima, mengolah hasil penelitian dengan menggunakan metode statistik
untuk menghasilkan kesimpulan. Keenam, menguji kesimpulan.
(Sumber: pradiptavian.wordpress.com)

9
4. Paragraf ekspositif ilustrasi adalah paragraf dengan menggunakan gambaran
sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Penulis menggambarkan sesuatu
dengan lainnya yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Paragraf ini biasanya
menggunakan kata seperti, bagaikan, contoh, dan misalnya.
Contoh:
Kebijakan pemerintah seringkali menyusahkan rakyat kecil. Misalnya, kenaikan harga
BBM membuat sangat meresahkan rakyat menengah ke bawah. Naiknya harga BBM
membuat harga barang dan jasa naik. Kondisi seperti ini menuntut rakyat harus
berputar otak untuk memenuhi kebutuhannya.
(Sumber: belajarbahasaindonesia.com)

5. Paragraf ekspositif komparatif adalah paragraf yang pada kalimat utama


diterangkan ide lalu membandingkannya dengan hal lain berupa dimensi-dimensi
kesamaannya. Kesamaan itu bisa berciri karakter, tujuan, dan bentuk.
Contoh:
Kartun berasal dari bahasa Inggris Cartoon, sedangkan anime diserap dari kata
animation. Karena anime dan manga Jepang sangat hit dan populer di dunia. Sebutan
kartun lama-kelamaan berkurang dan orang-orang mulai memakai sebutan anime.
Begitu pula dengan kata komik dan manga. Karena komik Jepang mendunia, orang-
orang mulai menggunakan kata manga untuk komik yang berasal dari Jepang.
Sebenarnya kata cartoon, comic, animation tidak ada perbedaan dengan kata anime
dan manga, sebutannya saja yang berubah. Jadi, lebih detailnya komik merupakan
buku manga, sedangkan animation/anime adalah gambar yang bergerak. Anime dan
manga telah menjadi bahasa dunia bukan hanya digunakan oleh orang Jepang saja,
melainkan juga oleh seluruh masyarakat dunia.
(Sumber: m.chiebukuro.yahoo.co.jp)

6. Paragraf ekspositif kontrastif adalah paragraf yang berisi pertentangan antara


sesuatu dengan yang lain. Frasa penghubung yang digunakan adalah akan tetapi,
meskipun begitu, sebaliknya.
Contoh:
Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya adalah orang-orang yang suka pada
alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke
mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui
jalan sempit di desa-desa.
(Sumber: wikibooks.org)

10
7. Paragraf ekspositif berita adalah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu
kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar dan mengandung unsur 5 W
1 H (what, where, when, who, why, how).
Contoh:
China mengecam rencana pertemuan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan
pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, yang kini tinggal di pengasingan di India Utara.
Pertemuan Obama dan Dalai Lama dijadwalkan berlangsung di Gedung Putih, Jumat
(21/2) waktu setempat. Pertemuan tersebut dilakukan karena muncul keprihatinan
AS terkait dengan meningkatnya ketegangan dan dugaan pelanggaran hak asasi
manusia di kawasan Tibet.
(Sumber: Kompas, 22 Februari 2014)

8. Paragraf ekspositif analisis adalah paragraf yang berisi proses memisah-misahkan


suatu masalah dari satu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian
masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh:
Banyak teori dirumuskan untuk menyibak misteri Segitiga Bermuda. Secara ilmiah ada
pendapat yang mengungkapkan bahwa di Segitiga Bermuda terdapat gelombang
magnet yang sangat kuat sehingga dapat menenggelamkan apapun yang melintasi
kawasan tersebut. Dari sisi non-ilmiah dikemukakan bahwa di Segitiga Bermuda
terdapat kawasan kerajaan jin.

d. Menulis Gagasan Secara Logis dan Sistematis dalam Paragraf Ekspositif


1. Pengertian gagasan, logis, dan sistematis
Gagasan adalah hasil pemikiran atau ide. Logis adalah sesuai dengan logika; benar
menurut penalaran. Sistematis adalah teratur menurut sistem; memakai sistem;
dengan cara yang diatur baik-baik. Dalam menulis paragraf ekspositif, penulis
seharusnya menulis gagasan secara logis dan sistematis agar pembaca dapat
menyerap informasi dengan baik.

2. Langkah-langkah menulis paragraf ekspositif


• Menentukan tema dan tujuan paragraf.
• Mengumpulkan data yang sesuai dengan tema.
• Membuat kerangka paragraf.
• Mengembangkan kerangka paragraf secara logis dan sistematis.

11
3. Contoh paragraf ekpositif
• Gagasan/tema : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tergolong Anomali
• Tujuan: menginformasikan kondisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia kepada
pembaca.
• Mengumpulkan data yang berhubungan dengan tema, misalnya pendapat
tokoh ekonomi.
• Membuat kerangka paragraf:
- Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan posisitif.
- Pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong anomali.
- Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tergolong anomali.
- Nilai pertumbuhan naik, kesejahteraan masyarakat menurun, dan utang
luar negeri meningkat.

• Mengembangkan kerangka paragraf ekspositif secara logis dan sistematis.


Contoh:
Kondisi dunia memang sedang krisis, tetapi ternyata pertumbuhan ekonomi
Indonesia mengalami pertumbuhan positif. Dalam sebuah data disebutkan
bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan 6,4 persen. Hal itu dibandingkan
dengan nilai pertumbuhan tahun lalu. Salamuddin Daeng, seorang pengamat
ekonomi Indonesia for Global Justice, menyebutkan bahwa pertumbuhan
ekonomi Indonesia tergolong anomali. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan
ekonomi yang tidak diikuti oleh peningkatan kesejahteraan rakyat.
Ada beberapa faktor yang membuat simpulan tersebut. Pertama, utang luar
negeri Indonesia yang terus naik sebagai penggerak pertumbuhan. Lalu, daya
dorong konsumtif dari masyarakat yang berasal dari kenaikan harga sandang
dan pangan. Terakhir adalah perilaku ekspor bahan mentah yang tidak
menciptakan lapangan pekerjaan.
Jadi, lazimlah jika dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah
anomali. Kita dapat melihat fakta bahwa nilai pertumbuhan ekonomi naik, tetapi
kesejahteraan masyarakat menurun dan utang luar negeri terus menanjak.

12
LATIHAN SOAL

1. Berikut ini merupakan topik yang tepat untuk menulis paragraf naratif, yaitu ....
A. Sistem Pembelajaran e-learning
B. Keindahan Pantai Pangandaran
C. Pengalamanku di Masa Kecil
D. Menabung untuk Masa Depan
E. Dampak Kebiasaan Merokok

2. Di antara judul berikut, yang tepat untuk dijadikan karangan tentang proses terjadinya
sesuatu adalah ....
A. Produk Ukiran Jepara Mampu Menembus Pasaran Luar Negeri
B. Masa Depan Produk Tempe
C. Sejarah Berdirinya Pabrik Makanan Ringan
D. Teknik Pembuatan Tempe
E. Kenakalan Remaja

3. Setelah dituang di tabung bambu, cairan manis (nira) tersebut kemudian disaring,
ditampung dalam tempayan, kemudian direbus sampai mendidih. Dalam waktu lebih
kurang 2 jam cairan tersebut akan mengental dan berwarna coklat, selanjutnya diturunkan
dan diaduk dengan posisi miring agar menjadi dingin. Lebih kurang 20 menit, cairan gula
merah tersebut siap dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Paragraf di atas menggunakan pola pengembangan ekspositif ....
A. klasifikasi
B. proses
C. definisi
D. analisis
E. ilustrasi

4. Pendidikan jarak jauh merupakan paradigma baru dalam sistem belajar mengajar. Sistem
ini mulai dikenal dari 1980-an. Di Indonesia, sistem pendidikan jarak jauh langsung
dikaitkan dengan Universitas Terbuka, satu-satunya perguruan tinggi negeri yang
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh.
Jenis paragraf di atas adalah . . . .
A. naratif
B. ekspositif
C. deskriptif

13
D. argumentatif
E. persuasif

5. Di dalam mengarang deskriptif, dikenal beberapa langkah berikut.


1) Mengadakan pengamatan.
2) Menentukan tema dan merumuskan tujuan.
3) Membuat kerangka karangan.
4) Mengembangkan kerangka karangan.
5) Mengklasifikasikan hasil pengamatan.

Urutan langkah-langkah yang tepat dalam menulis karangan deskripsi adalah ....
A. 2-3-4-1-5
B. 2-1-5-3-4
C. 1-2-3-4-5
D. 1-5-3-4-2
E. 3-1-5-4-2

6. Perhatikan paragraf deskriptif berikut.


Kedua telapak tangan dukun itu dirapatkan lalu dikedepankan dagunya. Pelan-pelan
kepalanya menunduk. Mata dipejamkan .... Tiba-tiba disemburkan air putih dimulutnya
itu.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf deskripsi di atas adalah . . . .
A. Ia tertidur pulas sekali dan mendekur keras.
B. Ia bermimpi bertemu seorang putri cantik.
C. Mulutnya komat-kamit miring ke kiri dan ke kanan.
D. Lalu ia mendesas kemudian tertidur pulas.
E. Tangannya lalu menarik selimut dan menutup kepalanya.

7. Ternyata badai ekonomi membuat beberapa wilayah negeri ini bergolak. Efek domino
lepasnya Timor Timur tampak semakin menggejala. Di sana sini muncul wacana tentang
kemerdekaan wilayah. Dengan demikian, negeri ini menghadapi bahaya mahahebat,
yakni disintegrasi.
Kutipan karangan di atas termasuk jenis karangan.…
A. naratif
B. ekspositif
C. persuasif
D. argumentatif
E. deskriptif

14
8. Servis dalam bermain tenis lapangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
Pertama, ambillah posisi di luar garis belakang dan agak ke tengah. Kedua, lakukan
konsentrasi untuk beberapa detik dan aturlah posisi kaki. Ketiga, bungkukkan badan ke
depan sedikit sambil melempar bola ke atas, raket diayunkan ke belakang dan dengan
cepat pukullah bola dengan kekuatan maksimal. Bola akan melayang dengan cepat.
Jenis paragraf tersebut adalah ….
A. deskriptif
B. ekspositif
C. naratif
D. argumentatif
E. persuasif

9. Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging
di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan
tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian
besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang
persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail
sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat
melalui perspektif agama.
Teks di atas merupakan jenis karangan….
A. deskriptif
B. ekspositif
C. naratif
D. argumentatif
E. persuasif

10. Ruang berukuran 8 × 12 meter itu sudah berubah menjadi perpustakaan mini. Ketiga sisi
dinding diisi rak buku dengan jajaran buku yang rapi dan warna-warni. Meja-meja ramping
dan kursi-kursi lipat ditempatkan di tengah ruangan. Di samping kiri pintu terdapat meja
petugas tempat mengisi buku tamu atau meminjam buku. Di sudut kiri ruangan terdapat
pot besar yang ditanami tanaman hijau yang segar.
Paragraf deskriptif di atas menggunakan penggambaran ....
A. naratif
B. objektif
C. subjektif
D. spasial
E. observatif

15

Anda mungkin juga menyukai