Disusun Oleh:
Kelompok II
Akhmadi (PO.62.20.1.15.112)
Elis Fitria (PO.62.20.1.15.121)
Inda Febriana Dewi (PO.62.20.1.15.124)
Isma Azizah (PO.62.20.1.15.127)
Romitha (PO.62.20.1.15.139)
Salvi Fajriati (PO.62.20.1.15.140)
Yuanando (PO.62.20.1.15.147)
(Depresi, Mania)
a) Pengertian
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen
somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut
nadi sedikit menurun.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan,
kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih
sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek
dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan
faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang
bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak
dapat dimengerti oleh orang lain.
b) Pohon Masalah
Akibat
Core problem
Koping maladaptif
Penyebab
c) Pengkajian
a. Data subyektif:
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan
keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada
tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
b. Data obyektif:
Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan
sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan lang-
kah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah,
tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.
Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu,
tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada
pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk
akal (irasional), waham Data Obyektifsa, depersonalisasi dan halusinasi.
Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah
tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu.
2. Koping maladaptif
a. Data Subyektif : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada
harapan.
b. Data Obyektif : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.
d) Diagnosa Keperawatan
1) Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi
2) Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
o Tujuan khusus:
a) Pengertian
Mania adalah gangguan afek yang ditandai dengan kegembiraan yang luar biasa dan
disertai dengan hiperaktivitas, agitasi serta jalan pikiran dan bicara yang cepat dan
kadang¬kadang sebagai pikiran yang meloncat loncat (flight of ideas).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan mania.
b. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mania.
c. Gangguan komunikasi: verbal berhubungan dengan mania.
d. Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur berhubungan dengan mania.
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan mania.
f. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
4) Klien terlindung dari perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tindakan:
1. Tempatkan klien di ruang yang tenang, tidak banyak rangsangan, tidak banyak
peralatan.
2. Jauhkan dan simpan alat alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk
mencederai dirinya,orang lain dan lingkungan, ditempat yang aman dan
terkunci.
3. Temani klien jika nampak tanda-tanda marah / agresif.
4. Lakukan pengekangan fisik jika klien tidak dapat mengontrol perilakunya.
A. Pengertian
Pengertian Community Mental Health Nursing (CMHN) adalah perawatan kesehatan
jiwa atau upaya memajukan pelayanan kesehatan jiwa dengan tujuan pasien yang tidak
tertangani di masyarakat akan mendapat pelayanan lebih baik.
1. Pencegahan Primer
Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalah pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan terjadinya gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya
gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa. Yaitu anggota
masyarakat yang belum mengalami gangguan jiwa sesuai dengan kelompok umur
yaitu anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia.
c. Program dukung sosial diberikan pada anak yatim piatu, individu yang
kehilangan pasangan, pekerjaan, kehilangan rumah atau tempat tinggal yang
semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana. Beberapa kegiatan yang dilakukan
adalah :
1) memberikan informasi tentang cara mengatasi kehilangan.
2) Mengggerakan dukungan masyarakat seperti menjadi orang tua asuh bagi anak
yatim piatu.
3) Melatih keterampilan sesuai dengan keahlian masing-masing untuk
mendapatkan pekerjaan.
4) Mendapatkan dukungan pemerintah dan LSM untik memperoleh tempat
tinggal.
2. Pencegahan Sekunder
Meliputi diagnosis dan pengobatan dini pada keadaan yang menyebabkan terjadinya
retardasi mental. Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah
deteksi dini dan penanganan dengan segera masalah psikososial dan gangguan
jiwa.Tujuan pelayanan adalah menurunkan angka kejadian gangguan jiwa. Target
pelayanan adalah anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda-tanda
masalah dan gangguan jiwa.