Manfaat
Diagnosis Altered Mental Satus (AMS) yang tepat pada pasien Diabetes
Mellitus akan menentukan jenis tindakan atau penatalaksanaan yang tepat pula.
Penatalaksanaan yang tepat akan meningkatkan kualitas hidup pasien dan
menurunkan tingkat mortalitas. Beberapa kondisi Altered Mental Satus (AMS)
yang bukan disebabkan karena diabetes mellitus mendapat penatalaksanaan
yang kurang tepat menyebabkan angka mortalitas pasien meningkat.
Analisa Literatur
Kondisi Altered Mental Satus (AMS) pada pasien diabetes mellitus terjadi
karena gangguan metabolisme yang menyebabkan hipoglikemi, KAD, SHH,
asidosis laktat dan uremik ensefalopati. Penilaian tingkat kesadaran secara
kualitatif yaitu compos mentis, apatis, somnolen, sopor dan koma. Sedangkan
secara kuantitatif menggunakan Glasgow Coma Scale atau GCS. Penurunan
kesadaran merupakan presentasi klinis pada pasien DM di IGD karena komplikasi
akut (Lehman & Mink, 2008).
Menurut American Diabetes Assosiation (2012), DM merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Adapun klasifikasi DM
menurut ADA adalah DM tipe 1 (destruksi sel beta, biasanya mengarah kepada
defisiensi insulin absolut) dan DM tipe 2 (berawal dari resistensi insulin yang
predominan dengan defisiensi insulin relatif menuju defek sekresi insulin
predominan dengan resistensi insulin). DM tipe spesifik lainnya disebabkan oleh
suatu penyebab seperti genetik sel beta, genetik kerja insulin dan penyakit
eksokrin pankreas, endokrinopati, dan efek karena konsumsi obat atau zat kimia
tertentu, dan DM gestational (DMG).
Hal mendasar pada patogenesis KAD dan SHH adalah defisiensi insulin
efektif dalam darah yang diikuti dengan peningkatan hormon kontra insulin, seperti
glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormon. Hiperglikemi terjadi karena
peningkatan glukoneogenesis, glikogenolisis dan hambatan glucose uptake pada
jaringan perifer. Pada KAD, kombinasi dari efisiensi insulin dan peningkatan dari
hormon kontra insulin menyebabkan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan
adiposa (lipolisis) ke aliran darah dan oksidasi asam lemak di liver menjadi bahan
keton (β-hydroxybutyrate dan acetoacetate), sehingga mengakibatkan ketonemia
dan asidosis metabolik (Soewondo, 2009).
Patogenesis SHH masih belum terlalu jelas jika dibandingkan dengan KAD,
namun tingkat dehidrasi yang lebih tinggi (karena diuresis osmotik) dan perbedaan
ketersediaan insulin membedakan kondisi SHH dengan KAD. Walaupun defisiensi
insulin relatif ditemukan pada SHH, jumlah sekresi insulin relatif lebih banyak bila
dibandingkan dengan KAD, dimana kadar insulin tidak bermakna. Kadar insulin
pada SHH tidak adekuat untuk memfasilitasi glucose uptake pada jaringan yang
sensitif terhadap insulin, tetapi adekuat untuk mencegah terjadinya lipolisis dan
ketogenesis (Lomen-Hoerth, & Messing, 2010).
Protokol
AMS bisa terjadi pada siapapun dan dalam keadaan apapun. Pasien dengan
DM memiliki resiko jatuh pada kondisi AMS atau penurunan kesadaran ketika tidak
dilakukan penanganan yang baik. Ketika kondisi pasien dengan AMS sudah
diketahui penyebabnya karena DM misalnya, maka penanganan untuk
memperbaiki kondisi pasien akan disesuaikan dengan faktor penyebab pasien
jatuh pada kondisi AMS.
Primary Survey
Intervensi A-B-C
Secondary Survey
etiologi
Diabetes Mellitus
Hiperosmolar Uremik
KAD Hiperglikemi
Hiperglikemi Ensefalopati
Muntah Parestesia
Ataksia
TATA LAKSANA