Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK DOSEN PENGAMPU

Program Linier Hayatun Nufus S.Pd, M.Pd

METODE STEPPING STONE

DISUSUN OLEH:

ABDURRASYID RIDHA (11615102722)


RAHMAD ARIZKY (11615100821)

PMT 4B
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmad dan karunianya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini yang berjudul
“METODE STEPPING STONE”. Walaupun dalam proses penyusunan makalah ini
mendapatkan beberapa hambatan dan masalah tetapi dengan atas seizin dzat yang
Maha Kuasa akhirnya kami berhasil menyusun makalah ini.

Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompok PROGRAM LINIER semester genap
.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan dan akan diterima oleh
kami dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

Pekanbaru, 24 April 2018

Penulis

2
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5
A. Pengantar ............................................................................................................ 5
B. Langkah-Langkah .............................................................................................. 5
C. Contoh soal dan Pembahasan .............................................................................. 6
Tabel 1. Kapasitas pabrik....................................................................................... 6
Tabel 2.kebutuhan gudang ..................................................................................... 6
Tabel 3 . biaya pengangkutan setiap ton dari pabrik ke gudang (dalam satu
ribuan) .................................................................................................................... 7
Tabel 4. Menyusun Tabel Alokasi ......................................................................... 7
Tabel 1.1 biaya pengangkutan awal. ...................................................................... 8
Tabel 1.2 perbaikan alokasi pertama ..................................................................... 9
Tabel 1.3 biaya pengangkutan untuk alokasi pertama ........................................ 11
Tabel 1.4 perbaikan alokasi ke dua ..................................................................... 11
Tabel 1.5 biaya pengangkutan alokasi ke dua ..................................................... 12
Tabel 1.6 perbaikan aloksai ke tiga ..................................................................... 13
Tabel 1.7 biaya pengangkutan alokasi ke tiga .................................................... 14
D. Soal Latihan ..................................................................................................... 15
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah transportasi merupakan pemograman linier jenis khusus.
Masalah transportasi berkaitan dengan mendistribusi sembarang komoditi dari
sembarang kelompok pusat pemasok (yang disebut sumber), ke sembarang
kelompok pusat penerima (yang disebut tujuan), sedemikian sehingga
meminimumkan biaya distribusi total (Hillier and Lieberman, 1990). Suatu
masalah transportasi dikatakan masalah transportasi seimbang jika total suplai
sama dengan total permintaan.
Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk-produk
yang sama di tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi
produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya
transportasi (alokasi) dari suatu sumber ke beberapa tujuan yang berbeda-
beda dan dari beberapa sumber ke suatu tujuan juga berbeda-beda.
Ada tiga macam metode dalam metode transportasi:
1. Metode Stepping Stone
2. Metode Modi ( Modified Distribution)
3. Metode VAM (Vogel’s Approximation Method)

Pada sesi ini hanya akan dibahas mengenai metode transportasi


dengan metode stepping stone. metode ini dalam merubah alokasi produk
untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal menggunakan cara trial
and error atau coba-coba. Walaupun merubah alokasi dengan cara coba-coba
, namun ada syarat yang harus diperhatikan yaitu dengan melihat pengurangan
biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unitnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian metode stepping stone
2. Langkah-langkah penyelesaian metode stepping stone
3. Cara penyelesaian dengan metode stepping stone

C. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat memahami tentang metode stepiing stone
2. Mengerti langkah-langkah penyelesaian metode stepping stone
3. Dapat menyelesaikan soal dengan menggunakan metode stepping stone

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGANTAR
Metode stepping stone dilakukan setelah melalui salah satu dari
metode north west corner, metode least cost, atau metode VAM.
Metode ini memiliki alur kerja sebagi berikut:
1. Menentukan variabel masuk, yaitu sel yang berkecenderungan
untuk dipertukarkan dengan isi sel yang lain
2. Tentukan sel yang berseberangan lokasinya untuk proses
pertukaran
3. Pertukaran dilakukan, jika hasil lebih optimal maka proses
dianggap berhasil. Uji lagi dengan variabel.

B. LANGKAH-LANGKAH
Langkah-langkah penyeleseian adalah sebagai berikut:
1. Apakah jumlah variabel basis sama dengan n+m+1 ? jika kurang
dari m+n+1 maka akan terjadi kemerosotan ( degeneracy ). STOP.
Tetapi jika sama maka dapat dihitung Zij – Cij untuk sesl-sel yang
bukan basis, dengan cara sebagai berikut:
a. Dibuat loop tertutup bagi setiap variabel non basis dimana loop
tersebut berawal dan berakhir pada variabel non basis, dan
setiap titik sudut loop tersebut harus merupakan titik-titk yang
ditempati oleh variabel-variabel basis dalam tabel tranportasi.
b. Dihitung Zij – Cij = jumlah para Cij pada loop dengan
koofesien (+1) dan (-1) bergantian dengan koefisien variabel
non basis (-1)
2. Menentukan variaele yang masuk menjadi basis ( enthering
variable ) dengan cara memilih nilai Zij – Cij yang terbesar atau
Max ( Zij – Cij ). ( Xst masuk menjadi basis bila dan hanya bila Zij
– Cij = Max { Zij – Cij }.
3. Menentukan variabel yang keluar dari basis , caranya :
a. Dibuat loop yang memuat Xst.
b. Diadakan pengamatan para Cij dalam loop yang mempunyai
koefisien (+1).
c. Variable Xab yang keluar basis bila dan hanya bila Xab
minimum dari langkah 3.

5
4. Menentukan harga variabel basis ( yang berada di dalam loop yang
baru / penyesuaian untuk variabel basis yang baru).
Xst = Xab = Xpq
Sedangkan untuk variabel-variabel basis yang lain yang juga
berada dalam loop.
Xab (baru) = Xab + Xpq untuk a + b = ganjil
Xab (baru) = Xab – Xpq untuk a – b = genap
5. Untuk variable-variabel basis yang lain di luar loop harganya tetap.
Hitung kembali nilai Zij dan Cij untuk variabel non basis seperti
pada langkah 1.
6. Diperoleh tabel optimal jika semua Zij – Cij > 0
7. Jika masih ada nilai Zij – Cij > 0, maka dapat ditentukan kembali
Entaering Variabel dan Leaving Variabel seperti pada langkah
yang ke-2.

C. CONTOH SOAL dan PEMBAHASAN


Suatu perusahaan memiliki 3 pabrik di W, H, P sedangkan
produk tersebut akan didistribusikan atau dialokasikan ke 3 gudang
penjualan di A, B, C. kapasitas pabrik, kebutuhan gudang dan biaya
pengangkutan dari tiap pabrik ke setiap gudang adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kapasitas pabrik


Pabrik Kapasitas produk/bulan

W 50 ton
H 60 ton
P 50 ton
Jumlah 200 ton

Tabel 2.kebutuhan gudang


Gudang Kebutuhan / bulan

A 50 ton
B 110 ton
C 40 ton
Jumlah 200 ton

6
Tabel 3 . biaya pengangkutan setiap ton dari pabrik ke gudang (dalam
satu ribuan)
Dari Biaya tiap ton
A B C
W 20 5 8
H 15 20 10
P 25 10 19

Penyeleseian:
Kita gunakan solusi awal yang diperoleh dari Metode North West
Corner. Solusi awalnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Menyusun Tabel Alokasi

Ke Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas


Dari
W X11 20
X12 5
X13 8
90

H X21 X22 X23 10


60
15 20

P X31 25 X32 10 X33 19 50

Demand 50 110 40 200

Xij = banyaknya alokasi dari sumber i ke tujuan j. misal dari W ke A (


sumber 1 ke tujuan pertama ).

Nilai Xij inilah yang akan dicari

1. Prosedur alokasi
a) Langkah pertama: penuhi kebutuhan gudang A ( 50 ) dengan kapasitas
dari pabrik 1 ( 90, sisa 40 )
b) Langkah ke dua : lanjutkan dengan memenuhi kebutuhan gudang B (
110) dengan sisa kapasitas pabrik 1 (yang sebelumnya masih ada 40)
dan kurang 70.
c) Langkah ke tiga : karena gudang B masih kurang 70, dengan
menggunakan kapasitas dari pabrik 2 (60), karena sebelumnya telah

7
diisi dengan sisa dari kapasitas pabrik 1 sebesar 40, inipun masih
kurang 10.
d) Langkah ke empat : penuhi kekurangan kebutuhan gudang B (kurang
10) dengan menggunakan kapasitas pabrik 3 (sebanyak 10) kapasitas
pabrik 3( sisa 40).
e) Langkah ke lima : karena kebutuhan gudang B sudah beres, gunakan
sisa kapasitas pabrik 3 untuk memenuhi kebutuhan gudang C, yang
kebetulan sama dengan sisa dari pabrik 3 yaitu 40.

Tabel 1.1 biaya pengangkutan awal.


Ke
Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas

50 20 40 5 90
8
W

15 60 20 10 60
H

25 10 10
40 19 50
P
110 40 200
Demand

= 50(20) + 40(5) + 60(20) + 10(10) + 40(19) = 3260

Karena biaya dalam satu ribuan, jadi 3.260 x 1.000 = 3.260.000, jadi, biaya
transportasi yang didapat dari metode NWC adalah Rp. 3.260.000.

Sudahkah biaya sebesar Rp. 3.260.000 tersebut optimal? Untuk


mengetahuinya perlu dilakukan pengujiannya terhadap alokasi distribusi
seperti pada ke 5 langkah sebelumnya, ungkinkah dengan menggeser alokasi
biaya bisa diturunkan lagi.

Langkah 1: penggunaan metode stepping stone:

Menguji sel-sel yang masih kosong , apakah masih bisa memiliki nilai (-) atau
tidak, artinya masih bisa menurunkan biaya transportasi atau tidak.
Selanjutnya lilih kotak/jalur yang tidak digunakan ( WC,HA,HC,PA) untuk
dievaluasi.

8
Tabel 1.2 perbaikan alokasi pertama
Ke
Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas

50 20 40(-) 5 (+) 90
8
W

15 60 20 10 60
H

25 10 10
40(-) 19 50
P (+)
110 40 200
Demand
Jalur 1: +WC - WB + PB – PC = +8 – 5 + 10 – 19 = -6

Ke
Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas

50 20 40(+) 5 90
8
W (-)
(+) 15 60 20 10 60
H (-)

25 10 10
40 19 50
P
110 40 200
Demand
Jalur 2; +HA – HB + WB – WA = +15 – 20 + 5 – 20 = -20

Ke
Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas

50 20 40(+) 5 8 90
W (-)

15
60 20 10
60
H
(+) 25 10(-) 10 40 19 50
P

9
50 110 40 200
Demand
Jalur 3; +PA – PB + WB – WA = +25 – 10 + 5 - 20 = 0

Ke
Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas

50 20 40 5 8 90
W

15
60(-) 20 (+) 10
60
H

25 10 10 40 19 50
P (+) (-)
50 110 40 200
Demand
Jalur 4 ; +HC – PC + PB – HB = +10 – 19 + 10 – 20 = -19

 Jalur 1 ; +WC – WB + PB – PC = +8 – 5 + 10 – 19 = -6
 Jalur 2; +HA – HB + WB – WA = +15 – 20 + 5 – 20 = -20
 Jalur 3; +PA – PB + WB – WA = +25 – 10 + 5 - 20 =0
 Jalur 4 ; +HC – PC + PB – HB = +10 – 19 + 10 – 20 = -19

Dari pengujian ke empat jalur tersebut dapat dilihat bahwa masih ada 3 sel yang
menghasilkan nilai (-) , dan sel HA adalah yang memberikan (-) paling besar, artinya
dengan menggeser pengiriman ke sel tersebut , biaya akan dapat diturunkan sebesar
Rp 20 ( karena -20) pertonnya kemudian lakukan perubahan alokasi pengiriman.

Langkah 2: menggunakan metode stepping stone

Merubah alokasi pengiriman ke sel HA, yang pengujian sebelumnya memiliki


pergerakan. Dari pergerakan dan tanda +/- yang ada , perhatikan sel yang bertanda (-)
saja yakni sel WA dan HB. Pilih sel yang alokasi pengirimannya paling kecil . dan
ternyata sel WA dengan alokai sebelumnya adalah 50 ton lebih kecil dari sel HB.

Oleh karena itu angka 50 ton di sel HA digunakan untuk mengurangi atau
menambah alokasi yang ada selama pengujian ( sesuia tanda pada pergerakan
pengujian).

10
Tabel 1.3 biaya pengangkutan untuk alokasi pertama
Ke
Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas

50 20 40(+) 5 90
8
W (-)
50-50=0 40+50= 90
(+) 15 60 20 10 60
H (-)
0+50=50 60-50=10
25
10 10
40 19
50
P
110 40 200
Demand
Sehingga biaya pengangkutan untuk Alokasi perbaikan pertama
adalah: 90(9) + 50(15) + 10(20) + 10 (10) + 40(19) = 2260

Dari tabel diatas , sel yang masih kosong adalah sel WA,WC,HC,PA. kita
lakukan lagi pengujian terhadap ke empat sel tersebut dan tentukan manakah nilai
negatif tertingginya:

Dari pengujian seperti pada langkah sebelumnya sehingga didapat:

 Jalur 1; +WA–WB + HB – HC = +20 – 5 + 20 – 15 = 20


 Jalur 2; +WC – WB + PB – PC = +15 – 20 + 5 – 20 = -6
 Jalur 3; +HC – HB + PB – PC = +10 – 20 + 10 - 19 = -19
 Jalur 4 ; +PA – PB + HB – HA = +25 – 10 + 20 – 15 = 20

Dari hasil tersebut ternyata sel HC masih dapat memberikan penurunan biaya sebesar
Rp 19/ton. Dengan demikian memang perllu dilakukan perubahan alokasi
pengiriman, dengan mencoba mengalokasikan pengiriman ke sel HC .

11
Tabel 1.4 perbaikan alokasi ke dua

Ke
Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas

20 90 5 8 90
W
50 15
10(-) 20 (+) 10 60
H

25 10 10 40 19 50
P (+) (-)

50 110 40 200
Demand
 Jalur 3; +HC – HB + PB – PC = +10 – 20 + 10 - 19 = -19

Seperti tadi , perhatikan pergerakan dari tanda +/- yang ada, perhatikan sel yang
bertada (-) saja yakni sel HB dan sel PC . pilih alokasi pengiriman yang paling rendah
, yaitu 10 ton, lebih kecil dari PC. Selanjutnya untuk angka 10 ton di sel HB tersebut
digunakan untuk mengurangi atau menambah alokasi yang ada selama pengujian
(sesuai tanda +/- nya).

Tabel 1.5 biaya pengangkutan alokasi ke dua


Ke
Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas

20 90 5 8 90
W
50 15
10(-) 20 (+) 10
60
H
10-10=0 0+10=10
25 10 10 40 19 50
P (+) (-)
10+10=20 40-10=30
50 110 40 200
Demand

12
Sehingga biaya pengangkutan untuk alokasi ke dua adalah: 50(15) + 90(5) +
20(10) +10(10) + 30(19) = 2070 dalam satu ribuan (2.070.000)

Dari tabel diatas masih terdapat sel yang kosong yaitu sel WA,WC,HB dan PA, kita
lakukan lagi seperti tadi , yaitu pengujian terhadap 4 sel yang kosong tersebut.
Sehingga didapat.

Hasil pengujiannya:

 Jalur 1; +WA–WB + PB – PC + HC – HA = +20 – 5 + 10 – 19 +10-


15= 1
 Jalur 2; +WC – PC + PB – WB = +8 – 19 + 10 – 5 = -6
 Jalur 3; +HB – PB + PC – HC = +20 – 10 + 19 - 10 = 19
 Jalur 4 ; +PA – HA + HC – PC = +25 – 15 + 10 – 19 =1

Nah dari hasil tersebut , ternyata sel WC masih dapat memberikan penut=runan biaya
sebesar Rp 6/ton. Dengan demikian lakukan lagi perubahan alokasi pengiriman ke sel
WC.

Tabel 1.6 perbaikan aloksai ke tiga


Ke
Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas

20 90(-) 5
(+ 8 90
W
50 15 20 10
60
H 10

25
20 10 30 19
50
P (+) (-)

50 110 40 200
Demand
 Jalur 2; +WC – PC + PB – WB = +8 – 19 + 10 – 5 = -6

Selanjutnya kita mengubah alokasi pengiriman ke sel WC. Dari pergerakan dan tanda
+/- yang ada perhatikan sel WB dan sel PC . dari kedua sel tersebut pilih alokasi
pengiriman terkecil, yang kecil adalah 30.

13
Selanjutnya angka 30 ton di sel PC digunakan untuk mengurangi atau menambah
alokasi yang ada selama pengujian.

Tabel 1.7 biaya pengangkutan alokasi ke tiga

Ke
Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas

20 90(-) 5
(+ 8 90
W
90-30=60 0+30=30
50 15 20 10
60
H 10

25
20 10 30 19
50
P (+) (-)
20+30=50 30-30=0
50 110 40 200
Demand
Sehingga biaya pengangkutan untuk alokasi ke tiga adalah: 50(15) + 60(5) + 50(10) +
10(10) + 30(8) = 1890. Dalam satu ribuan (1.890.000)

Karena masih terdapat sel yang kosong yaitu sel WA,HB,PA, dan PC, maka kita
lakukan lagi pengujian seperti langkah sebelumnya:

Hasil pengujian:

 Jalur 1; +WA–WC + HC – HA = +20 – 8 + 10 – 15 =7


 Jalur 2; +HB – WB + WC – HC = +20 – 5 + 8 – 10 = 13
 Jalur 3; +PA – HA + HC – WC + WB - PB = +25 – 15 + 10 – 8 + 5 -
10 =7
 Jalur 4 ; +PC – PB + WB – WC = +19 – 10 + 5 – 8 = 6

Karena tidak terdapat lagi dari hasil pengujian sel-sel yang kosong itu bernilai negatif
, maka tabel telah optimal dan tidak perlu lagi dilakukan perhitungan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa biaya minimum yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut ialah
Rp.1.890.000.

14
D. SOAL LATIHAN
1. Dounkey Corp , sedang merencanakan untuk mengalokasikan produk
yang dihasilkan ke kota A,B, dan C . berikut tabel transportasi yang
sudah disusun oleh manajer Dounkey Corp. (biaya dalam $,
permintaan dan kapasitas dalam unit).

Tabel transportasi dounkey corp.


Kota A B C Kapasitas
Pabrik
1 X11 6
X12 8
X13 10
150

2 X21 X22 X23 11


175
7 11

3 X31 4 X32 5 X33 12 275

Demand 200 100 300 600

Carilah biaya minimum nya dengan menggunakan metode stepping


stone?
Kunci jawaban: total biaya transportasi minimum yang dihasilkan
dengan menggunakan metode stepping stone adalah $ 4.525 dengan
pendistribusian dari pabrik 1 ke kota A sebesar 25 unit dank e kota C
sebanyak 175 unit, dari pabrik 3 ke kota A dan kota B masing-masing
sebesar 175 dan 100 unit.

2. Perusahaan OKE mempunyai 3 pabarik P1,P2,P3 dan 3 gudang


G1,G2,G3. Dalam satu bulan masing-masing pabrik dapat membuat
unit barang sebanyak 50,40,30 dan masing0masing gudang dapat
menampung sebanyak 60,20,40 unit barang. Ongkos angkut dari
masing-masing barang pabrik ke masing-masing gudang (dalam
ratusan ribu Rp).?
Kunci jawaban: Pengalokasian unit barang dari pabrik P1,P2P3, ke
gudang G1,G2,G3 dalam satu bulan optimal dengan biaya minimal
Rp.32.000.000.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode stepping stone yang merupakan pengembanagn aplikasi pada


penelitian sebelumnya dapat bekerja dengan baik dan menyempurnakan
perhitungan menjadi lebih optimal

Setelah melakukan analisa, pembahasan dan perhitungan dengan


menggunakan metode transportasi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam menentukan alokasi pemindahan produk-produk dari


pabrik-pabrik asal ke gudang-gudang tujuannya,perusahaan
tidak menggunakan metode khusus melainkan hanya
memperkirakan jarak terdekat dan banyaknya persediaan
dari satu gudang tanpa memepertimbangkan biaya yang
dikeluarkan pada pengiriman sebelumnya. Hal ini membuat
alokasi pengiriman yang kurang efisien dan biaya yang
dikeluarkan perusahaan relative besar. Setelah penulis
analisa dengan menggunakan metode transportasi stepping
stone, diperoleh alokasi dan biaya yang lebih efisien dan
perbandingan selisih biaya yang cukup besar.
2. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode NWC
diperoleh biaya pengangkutan sebesar Rp. 3.260.000.
perhitungan menggunakan metode NWC untuk solusi awal
dan stepping stone untuk solusi akhirnya maka total biaya
distribusi yang diperoleh sebesar Rp. 1.890.000, sehingga
terjadi penghematan sebesar Rp 1.370.000.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah mata kuliah PROGRAM LINIER yang
berjudul “ METODE STEPING STONE ” ini , semoga pembaca dapat
mengetahui bagaimana cara pengerjaan metode stepping stone tersebut.

Kami sebagai penulis makalah sadar bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, dan sesungguhnya kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT., sehingga kami meminta kepada pembaca unttuk

16
memberikan kritik dan saran untuk membangun penulisan makalah-makalah
selanjutnya agar lebih baik dari saat ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nufus,Hayatun dan Erdawati Nurdin. 2018. Program Linier. Pekanbaru: Cahaya


Firdaus.

https://googleweblight.com/i?u=https://www.dounkey.com/2017/12/stepping-
stone.html?m%3D1&hl=id-ID

https://googleweblight.com/?u=https://digensia.worpress.com/2012/12/28/metode-
transportasi-stepping0stone/&hl=id-ID

http://googleweblight.com/i?u=http://www.gatewan.com/2017/05/mengenal-metode-
stepping-stone.html?m%3D1&hl=id-ID

18

Anda mungkin juga menyukai