Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Gangguan Kebutuhan Dasar

A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas
perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian / berhias,
makan dan BAB / BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Defisit perawatan diri mandi adalah hambatan kemapuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas mandi secara mandiri (NANDA, 2015).
Defisit perawatan diri berpakaian adalah hambatan kemapuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian secara mandiri (NANDA,
2015).
Defisit perawatan diri makan adalah hambatan kemapuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri (NANDA, 2015).
Defisit perawatan diri eliminasi adalah hambatan kemapuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi secara mandiri (NANDA,
2015).

B. Etiologi
Menurut Wilkinson dan Ahern (2012) deficit perawatan diri berhubungan
dengan:
1. Defisit perawatan diri mandi / hygiene berhubungan dengan :
Penurunan motivasi, kendala lingkungan, ketidakmampuan untuk
merasakan bagian tubuh, ketidakmampuan untuk merasakan hubungan
spasial, gangguan musculoskeletal, kerusakan neuromuscular, nyeri,
gangguan persepsi atau kognitif, ansietas hebat, kelemahan dan kelelahan
(NANDA). Faktor lain yang berhubungan (non NANDA international)
depresi, ketunadayaan perkembangan, intoleran aktivitas, pembatasan
karena pengobatan, gangguan psikologis.
2. Defisit perawatan diri berpakaian / berhias berhubungan dengan penurunan
motivasi, ketidaknyamanan, hambatan lingkungan, keletihan, gangguan
musculoskeletal, gangguan neuromuscular, nyeri, gangguan kognitif atau
persepsi, ansietas berat, kelemahan / kelelahan.
3. Defisit perawatan diri makan berhubungan dengan penurunan motivasi,
hambatan lingkungan, keletihan, hambatan mobilitas, hambatan
kemampuan berpindah, gangguan musculoskeletal, gangguan
neuromuscular, nyeri, gangguan kognitif atau persepsi, ansietas berat,
kelemahan.
4. Defisit perawatan diri eliminasi (BAB / BAK) berhubungan dengan
penurunan motivasi, ketidaknyamanan, kendala lingkungan, keletihan,
gangguan musculoskeletal, gangguan neuromuscular, nyeri, gangguan
kognitif atau persepsi, ansietas berat, kelemahan.

C. Patofisiologi dan Pathway


Nyeri yang dipersepsikan oleh seseorang dapat berlangsung mendadak,
nyeri dapat menyebabkan berbagai gangguan atara lain menyebabkan gangguan
pola tidur saat seseorang memasuki fase tidur yang terlelap rangsang nyeri dapat
mengganggu tidur, nyeri dapat juga mengakibatkan seseorang untuk membatasi
pergerakanya karena takut nyeri bertambah saat bermobilisasi, saat seseorang
membatasi pergerakanya maka akan ada activity daily living yang terganggu.

Nyeri

Nyeri akut

Gangguan pola tidur Takut bergerak


Gangguan mobilitas fisik

Defisit perawatan diri

D. Manifestasi klinik
1. Defisit perawatan diri: mandi
a. keidakmampuan membasuh tubuh
b. ketidakmampuan mengakses kamar mandi
c. ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
2. Defisit perawatan diri: berpakaian
a. Hambatan menggunakan resleting
b. Ketidak mampuan mengancingkan pakaian
c. Ketidak mampuan memadukan pakaian
3. Defisit perawatan diri: makan
a. Ketidak mampuan menelan makanan
b. Ketidak mampuan mengunyah makanan
c. Ketidak mampuan mengambil cangkir
4. Defisit perawatan diri: eliminasi
a. Ketidakmampuan mencapai toilet
b. Ketidakmampuan menyiram toilet
c. Ketidakmampuan naik ke toilet
(Nanda, 2015)

E. Komplikasi
Menurut Mandal,2008:
1. Dampak fisik yang mungkin muncul adalah :
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah :
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik
1. Rambut
Amati kondisi rambut :
Keadaan kesuburan rambut
Keadaan rambut yang mudah rontok
Keadaan rambut yang kusam
Keadaan tekstur
2. Kepala
Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.
Botak/alopesia
Ketombe
Berkutu
Adakah eritema
Kebersihan
3. MatA
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak
mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
4. HidunG
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-
tanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan
bagaimana membran mukosa.
5. MuluT
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya
lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
6. GigI
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak
lengkap atau gigi palsu.
7. TelingA
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.
8. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.
9. Kuku tangan dan kaki
10. Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
11. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium.
Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan
kondisi skrotum dan testisnya.
12. Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya
kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

G. Penatalaksanaan (medis dan keperawatan)


1. Medis
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan
perawatan medis karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih
membutuhkan terapai kejiwaan melalui komunikasi terapeutik.
2. Keperawatan
a. Tindakan Keperawatan Untuk Klien
1.) Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri meliputi mandi /
membersihkan diri, berpakaian / berhias, makan, dan BAB / BAK
secara mandiri
2.) Memberikan cara melakukan mandi / membersihkan diri,
berpakaian / berhias, makan dan BAB / BAK secara rutin
3.) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengawali
masalah kurang perawatan diri
b. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Klien
1.) Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar
kemampuan klien dalam perawatan dirinya meningkat
2.) Serangkaian intervensi ini dapat saudara lakukan dengan cara
sebagai berikut :
3.) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri
4.) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan memantu
klien dalam merawat klien (sesuai jadwal yang telah disepakati)
5.) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
klien dalam merawat diri.
H. Asuhan Keperawatan Sesuai Kasus
1. Pengkajian
a. Subjektif
1) Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin dan
tidak ada alat mandi
2) Klien mengatakan dirinya malas berdandan
3) Klien mengatakan igin disuapi makan
4) Klien mengatakan jarang membersihkan kelaminnya setelah
BAK / BAB
b. Objektif
1) Ketidakmampuan mandi / membersihkan diri ditandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, serta kuku
panjang dan kotor
2) Ketidakmampuan berpakaian / berhias ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
tidak bercukur (laki-laki) atau tidak berdandan (wanita)
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makanan
berceceran dan makan tidak pada tempatnya.
4) Ketidakmampuan BAB / BAK secara mandiri ditandai BAB /
BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB / BAK (Fitria, 2009).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi. (Domain 4,
kelas 1. 000198)
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. (Domain 4, kelas
2. 00085)
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri (Domain 4, kelas 5)
3. Perencanaan Keperawatan
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan (peningkatan tidur, 1850)
1. Monitor/catat tidur pasien
keperawatan selama 3 x 24 jam
dan jumlah jam tidur
diharapkan masalah tidur teratasi
2. Dorong penggunaan obat
dengan kriteria hasil :
tidur yang tidak
1. Jam tidur dari skala 2 mengandung (zat)
menjadi skala 4 penekan tidur REM
2. Kualitas tidur dari skala 3 3. Ajarkan untuk tidur siang
menjadi skala 4 hari, jika diindikasikan
3. Tidur rutin dari skala 2
untuk memenuhi
menjadi skala 4
kebutuhan tidur
(Tidur, 0004) 4. Diskusikan dengan pasien
dan keluarga mengenai
teknik unruk
meningkatkan tidur
2. Setelah dilakukan tindakan (Peningkatan mekanika tubuh,
keperawatan selama 3 x 24 jam 0140)
diharapkan pasien dapat bergerak 1. Monitor perbaikan postur
dengan kriteria hasil : (tubuh)/mekanika tubuh
1. Jari (kanan) dari skala 3
pasien
menjadi skala 5 2. Bantu pasien untuk
2. Pergelangan kaki (kanan)
memilih aktivitas
dari skala 2 menjadi skala
pemanasan sebelum
4
memulai latihan atau
3. Lutut (kanan) dari skala 2
memulai pekerjaan yang
menjadi skala 4
tidak dilakukan secara
(Pergerakan Sendi, 0206)
rutin sebelumnya
3. Edukasi pasien/keluarga
tentang frekuensi dan
jumlah pengulangan dari
setiap latihan
4. Kolaborasikan dengan
fisioterapis dalam
mengembangkan postur
(tubuh) yang benar
3. Setelah dilakukan perawatan (Bantuan Perawatan Diri,
selama 3 x 24 jam diharapkan 1800)
1. Monitor kebutuhan pasien
personal hygiene pasien teratasi
terkait dengan alat-alat
dengan kriteria hasil :
1. Membersihkan kebersihan kebersihan diri, alat bantu
mulut dari skala 2 menjadi untuk berpakaian,
skala 5 berdandan, eliminasi dan
2. Mempertahankan
makan
penampilan yang rapi dari 2. Berikan bantuan sampai
skala 3 menjadi skala 5 pasien mampu melakukan
3. Mempertahankan
perawatan diri mandiri
kebersihan tubuh dari 3. Ajarkan orang
skala 3 menjadi skala 5 tua/keluarga untuk
(Peraatan diri : kebersihan, 0305) mendukung kemandirian
dengan membantu hanya
ketika pasien tak mampu
melakukan (peraatan diri)
4. Ciptakan rutinitas
aktivitas perawatan diri
4. Evaluasi
a. Dx 1 menunjukkan adanya kemampuan dalam :
1.) Jam tidur terpenuhi
2.) Kualitas tidur membaik
3.) Dapat tidur rutin
b. Dx 2 menunjukkan adanya kemampuan dalam :
1.) Dapat menggerakkan jari (kanan)
2.) Dapat menggerakkan pergelangan kaki (kanan)
3.) Dapat menggerakkan lutut (kanan)
c. Dx 3 menunjukkan adanya kemampuan dalam :
1.) Dapat mempertahankan kebersihan mulut
2.) Dapat mempertahankan penampilan yang rapi
3.) Dapat mempertahankan kebersihan tubuh
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama Klien : Ny. H
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : jl. Bengawan no 32
Umur : 32 th
Agama : Katolik
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TKW
b. Identitias Penanggung Jawab
Nama Klien : Tn. K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : jl. Bengawan no 32
Umur : 40 th
Agama : Katolik
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Hubungan dengan klien : Suami

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakann tidak bisa merawat dirinya setelah operasi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RS karena tidak bisa bisa berjalan tegak setelah jatuh
dari motor dengan kondisi nyeri kaki kanan, bengkak, dan jari-jari masih
bisa di gunakan
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan dahulu pernah jatuh tapi hanya lecet sedikit
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada penyakit keturunan, tidak ada alergi obat

3. Pengkajian Pola Fungsi Gordon


a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan sehat itu penting, klien slalu makan dengan teratur
Pola Aktifitas dan Latihan
Sebelum sakit
Kemampuan
0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas ditempat
V
tidur
Berpindah V
Ambulasi/ROM v
Sesudah Sakit
Kemampuan
0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas ditempat
V
tidur
Berpindah V
Ambulasi/ROM V

b. Pola istirahat dan tidur


1. Sebelum sakit : tidur 7 jam di malam hari, tanpa terbangun
2. Sesudah sakit : tidur 6 jam di malam hari, terbangun karena
nyeri di kaki, tidur 2 jam di siang hari tanpa tebangun
c. Pola nutrisi metabolik
1. Pengkajian Nutrisi
A : 145cm/ 55kg
B:
C : konjungtiva ananemis, rambut di warna pirang mudah patah,
badan berisi
D: makan 3x sehari, nasi, lauk, sayur, air putih
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit
a) Frekuensi : 3x sehari
b) Jenis : nasi, lauk, sayur, air putih
c) Porsi : 1 porsi habis
d) Keluhan : tidak ada keluhan
Selama sakit
a) Frekuensi : 3x sehari
b) Jenis : nasi, lauk, sayur, air putih
c) Porsi : 1 porsi habis
d) Keluhan : tidak ada keluhan
d. Pola eliminasi
1. BAB
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAB : 1x/hari pagi
2) Konsistensi : lunak berbentuk
3) Warna : kuning kecoklatan
4) Keluhan : tidak ada keluhan
5) Penggunaan obat pencahar: -
Selama Sakit
1) Frekuensi BAB : 2 hari sekali pagi
2) Konsistensi : lunak berbentuk
3) Warna : kuning kecoklatan
4) Keluhan : paien BAB di pempers
5) Penggunaan obat pencahar: -
2. BAK
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAB : 1x/hari pagi
2) Jumlah Urine : lunak berbentuk
3) Warna : kuning kecoklatan
4) Keluhan : tidak ada keluhan
Selama Sakit
1) Frekuensi BAB : 1x/hari pagi
2) Jumlah Urine : lunak berbentuk
3) Warna : kuning kecoklatan
4) Keluhan : tidak ada keluhan

e. Pola kognitif dan perseptual


P : nyeri bertambah saat kaki di gerakkan
Q : dapat di tolerir
R : tibia dekstra
S:4
T : timbul 5 menit sekali
Pasien mengatakan untuk mengurangi nyeri yaitu dengan cara mengipasi
kakinya, Tidak ada gangguan panca indra, dan tidak ada gangguan
kemampuan bicara dan membaca.

f. Pola konsep diri


1) harga diri : pasien mengatakan bahwa saya dan suami saya sama
sama berkerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
2) ideal diri : pasien mengatakan sebenarnya bulan depan ia akan
berangkat ke Singapura
3) identitas diri : pasien mengatakan ia adalah seorang istri dan anak
4) gambaran diri : pasien suka mempercantik dirinya, rmabutnya di
warna, dan kukunya di cat
5) peran : saya tidak bisa bekerja selama sakit

g. Pola koping
Pasien mengatakan tidak memiliki biaya untuk membayar rumah sakit

h. Pola seksual-reproduksi
pasien memiliki siklus menstruasi yang normal, memakai kontrasepsi
spiral, memiliki sorang suami dan 2 orang anak.

i. Pola peran hubungan


pasien mengatakan memiliki teman dekat dan mempercayainya

j. Pola nilai dan kepercayaan


Pasien mengatakan beragama katolik, dan percaya adanya mukzizat dan
menganggap bahwa sakit adalah penebus dosa-dosa.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak
(Domain 4 aktivitas atau istirahat kelas 2,aktivitas atau olahraga 0005
hambatan mobilitas fisik)
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan hambatan kemampuan berpindah
(Domain 4 aktivitas atau istirahat kelas 5,perawatan diri 000110 defisit
perawatan diri eliminasi)
C. Perencanaan Keperawatan
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan (Peningkatan mekanika
keperawatan selama 3 x 24 jam tubuh, 0140)
diharapkan pasien dapat bergerak 1. Monitor perbaikan
dengan kriteria hasil : postur
1. Jari (kanan) dari skala 3
(tubuh)/mekanika
menjadi skala 5
tubuh pasien
2. Pergelangan kaki (kanan) dari
2. Bantu pasien untuk
skala 2 menjadi skala 4
memilih aktivitas
3. Lutut (kanan) dari skala 2
pemanasan
menjadi skala 4
sebelum memulai
(Pergerakan Sendi, 0206)
latihan atau
memulai pekerjaan
yang tidak
dilakukan secara
rutin sebelumnya
3. Edukasi
pasien/keluarga
tentang frekuensi
dan jumlah
pengulangan dari
setiap latihan
4. Kolaborasikan
dengan fisioterapis
dalam
mengembangkan
postur (tubuh)
yang benar
2. Setelah dilakukan perawatan (Bantuan Perawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan Diri, 1800)
personal hygiene pasien teratasi 1. Monitor kebutuhan
dengan kriteria hasil : pasien terkait
1. Membersihkan kebersihan
dengan alat-alat
mulut dari skala 2 menjadi
kebersihan diri,
skala 5
alat bantu untuk
2. Mempertahankan penampilan
berpakaian,
yang rapi dari skala 3
berdandan,
menjadi skala 5
3. Mempertahankan kebersihan eliminasi dan
tubuh dari skala 3 menjadi makan
2. Berikan bantuan
skala 5
sampai pasien
(Peraatan diri : kebersihan, 0305)
mampu melakukan
perawatan diri
mandiri
3. Ajarkan orang
tua/keluarga untuk
mendukung
kemandirian
dengan membantu
hanya ketika
pasien tak mampu
melakukan
(peraatan diri)
4. Ciptakan rutinitas
aktivitas perawatan
diri

D. Tindakan Keperawatan
Hari/
No. Dx Implementasi Respon Ttd
tanggal/jam
Ds: pasien
mengatakan
Memonitor lebih nyaman
Rabu/22
perbaikan postur saat kakinya di
November
1 (tubuh)/mekanika beri bantal
2017/ 07.00
tubuh pasien Do: terdapat
bantal di
samping kaki
pasien
Membantu Ds : pasien
pasien untuk mengatakan
memilih aktivitas belajar
pemanasan menggerakkan
Rabu/22
sebelum memulai kakinya
November
1 latihan atau Do: pergelangan
2017/ 10.00
memulai kaki skala 3
pekerjaan yang
tidak dilakukan
secara rutin
sebelumnya
Rabu/22 2 Memonitor Ds: pasien
November kebutuhan pasien mengatakan
2017/14.00 terkait dengan tidak bisa ke
alat-alat kamar mandi
kebersihan diri, untuk
alat bantu untuk membersihkan
berpakaian, tubuhnya
berdandan, Do:
eliminasi dan Membersihkan
makan kebersihan mulut
skala 2
Mempertahankan
penampilan yang
rapi skala 4
Mempertahankan
kebersihan tubuh
skala 3
2 Memberikan Ds: Pasien
bantuan sampai mengatakan
pasien mampu berterimakasih
melakukan telah di bantu
perawatan diri buang air besar
mandiri di tempat tidur
Do: pasien
tampak nyaman
Kamis/23 1 mengedukasi Ds: Pasien
November pasien/keluarga mengatakan akan
2017/07.00 tentang frekuensi berlatih
dan jumlah menggerakkan
pengulangan dari kakinya
setiap latihan Do: Pasien
tampak belajar
menggerakkan
kakinya
Kamis/23 1 berkolaborasikan Ds: Pasien
November dengan mengatakan
2017/10.00 fisioterapis kakinya terasa
dalam sakit saat dibantu
mengembangkan menggerakkan
postur (tubuh) oleh dokter
yang benar Do: Pasien
tampak menahan
sakit
Kamis/23 2 mengajarkan Ds: Keluarga
November orang mengatakan
2017/12.00 tua/keluarga bahwa bersedia
untuk mendukung
mendukung kemandirian
kemandirian pasien
dengan Do: Keluarga
membantu hanya tampak terlibat
ketika pasien tak dalam membantu
mampu kemandirian
melakukan pasien
(peraatan diri)
Kamis/23 2 menciptakan Ds: Pasien
November rutinitas aktivitas mengatakan
2017/14.00 perawatan diri tidak bisa
melakukan
mandi di kamar
mandi
Do: Pasien
tampak
mengelap
tubuhnya dengan
tissue basah
Jumat/24 1 membantu pasien Ds: Pasien
November untuk memilih mengatakan
2017/10.00 aktivitas telah berlatih
pemanasan telah
sebelum memulai menggerakkan
latihan atau pergerakan
memulai pergelangan kaki
pekerjaan yang dan jarinya
tidak dilakukan Do: Pergelangan
secara rutin kaki skala 3,jari
sebelumnya skala 4

Jumat/24 1 Edukasi Ds: Pasien


November pasien/keluarga mengatakan akan
2017/12.00 tentang frekuensi berlatih
dan jumlah menggerakkan
pengulangan dari kakinya setiap
setiap latihan pagi
Do: Pasien
kooperatif saat
menggerakkan
kaki
2 Ajarkan orang Ds: Pasien
tua/keluarga mengatakan
untuk sebagian
mendukung aktivitas
kemandirian perawatan
dengan dirinya sebagian
membantu hanya di bantu oleh
ketika pasien tak keluarga
mampu Do: Kebersihan
melakukan tubuh skala 4
(peraatan diri)
2 Ciptakan Ds: Pasien
rutinitas aktivitas mengatakan
perawatan diri menyisir
rambutnya
secara mandiri
Do:
Mempertahankan
penampilan yang
rapi skala 5

E. Evaluasi
Dx 1
S: Pasien mengatakan sudah mampu menggerakkan pergelangan kakinya
sedikit
O: Pasien nampak belajar menggerakkan prgelangan kaki
A: -Masalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program
pembatasan gerak belum teratasi
-Jari dapat digerakkan skala 4
-Pergelangan kaki dapat digerakkan skala 3
-Lutut dapat digerakkan skala 2
P: Intervensi di lanjutkan
-Monitor perbaikan postur (tubuh)/mekanika tubuh pasien
-Bantu pasien untuk memilih aktivitas pemanasan sebelum memulai
latihan atau memulai pekerjaan yang tidak dilakukan secara rutin
sebelumnya
-Edukasi pasien/keluarga tentang frekuensi dan jumlah pengulangan
dari setiap latihan
-Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam mengembangkan postur
(tubuh) yang benar

Dx 2
S: pasien mengatakan masih kesulitan untuk mellakukan aktivitas perawatan
diri secara mandiri
O: pasien nampak belum bisa mempertahankan kerapian tubuh
A: masalah Defisit perawatan diri berhubungan dengan hambatan kemampuan
Berpindah
- Membersihkan kebersihan mulut skala 3
- Mempertahankan penampilan rapi skala 4
- Mempertahankan kebersihan tubuh skala 4
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna., Akemat., Helena, Novy., Nurhaeni, Heni. (2011). Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC.

Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba
Medika.

Wilkinson, J,M., & Ahern, Nancy R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. (9th
ed.). (Penerjemah : Wahyuningsih, Esty.). Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia : Jakarta

Kozier, Barbara. (2010). Fundamental Keperawatan. (7th ed.). Vol 1. (Penerjemah:


Karyuni, Pamilih Eko.). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai