Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BIOTEKNOLOGI FARMASI PAGI C

TENTANG PERBEDAAN BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL DAN


BIOTEKNOLOGI MODERN

DI SUSUN OLEH:
Chlary Sthasy G. (1543050060)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2017/2018
I. Teori Dasar
A. PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Sekitar 8000 tahun yang lalu, bangsa Mesir kuno menggunakan sejenis mikroba
Yeast saccharomyces atau ragi untuk pembuatan roti. Dalam adonan roti, gelembung
gas yang dihasilkan dalam proses fermentasi, membuat roti jadi empuk sehingga enak
dimakan. Ini adalah penggunaan mikroba atau mikroorganisme pada tingkat sel untuk
tujuan pangan. Sehingga ilmu tua bioteknologi (konvensional) adalah penggunaan
jasad renik atau makhluk hidup secara umum pada tingkat sel atau disebut seluler
Bioteknologi modern lahir pada tahun 1970-an dengan munculnya teknologi DNA
rekombinan. Ilmuwan dari Universitas Kalifornia di San Fransisco (UCSF) bernama
Herbert Boyer berhasil mengembangkan teknologi canggih untuk dapat memotong
rantai DNA lalu menyambungnya lagi. Tetapi karena materi DNA berukuran sangat
kecil, hal ini tidak dapat dibuktikan dengan melihat langsung karena jumlahnya juga
sangat sedikit. Seorang ilmuwan lain dari Universitas Stanford bernama Stanley Cohen
menemukan cara bagaimana memasukkan materi DNA berbentuk lingkaran atau
plasmid ke dalam sel. Walau tinggal berjarak hanya 60 km saja, keduanya tidak pernah
bisa bertemu sehingga dapat menyatukan teknologi yang dimilikinya itu. Sampai
akhirnya pada tahun 1972, keduanya bertemu di sebuah pertemuan ilmiah, ribuan
kilometer dari tempat mereka tinggal dan bekerja di Kalifornia, yaitu di Hawaii. DNA
yang sudah disambung lagi dengan teknologi Boyer dapat diperbanyak dengan
memasukkan ke dalam sel bakteri dengan teknologi Cohen . Karena bakteri
berkembang biak sangat cepat, DNA yang telah dimasukkan pun jadi banyak dalam
waktu singkat, sehingga dapat dicek keberadaannya dengan mudah. Inilah inti dari
teknologi DNA rekombinan. DNA adalah salah satu molekul biologi penyusun sel.
Penggunaan molekul biologi itu, bahkan sampai kepada kemampuan memanipulasi
atau merekayasa adalah revolusi teknologi yang menyebabkan lahirnya bioteknologi
modern . Jadi, ada perubahaan dalam bioteknologi tua menjadi bioteknologi modern
yaitu perubahan penggunaan materi hayati dari tingkat sel atau seluler ke tingkat
molekul atau molekuler.
Hingga sampai saat ini, perkembangan bioteknologi terus mengalami perkembangan
yang sangat pesat hingga ditemukan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan
bahkan teknologi kloning yang menjadi kontroversi hingga saat ini. Berbagai
bioteknologi ini masih dimungkinkan akan terus berkembang untuk memperoleh produk
baru yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.

B. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Beberapa ilmuwan mencoba memberikan definisi bioteknologi, diantaranya :
a. Sylvia A. Mender
Menurut Mender, bioteknologi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
penggunaan sistem biologi yang bertujuan menghasilkan suatu produk yang sesuai
denagn keinginan manusia. Sejak awal peradaban, terutama era Mendel, manusia
banyak melakukan persilangan, baik persilangan antar tumbuhan maupun
persilangan antar hewan untuk menghasilkan sifat unggul yang diinginkan.
b. Ricky Lewis
Ricky Lewis menyebut bioteknologi dengan istilah rekayasa genetika (genethic
engineering). Penggunaan istilah rekayasa genetika ini didasarkan atas manipulasi
deoxyribbo-nucleic-acid (DNA) suatu makhluk hidup. Di dalam bioteknologi dilakukan
rekayasa organisme atau komponen organisme untuk menghasilkan barang dan jasa
yang penting dan menguntungkan bagi kehidupan manusia.

C. PERBEDAAN BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL DENGAN BIOTEKNOLOGI


MODERN
Bioteknologi dapat dibedakan menjadi dua, yakni bioteknologi konvensional dan
bioteknologi modern. Berikut ini akan dijelaskan beberapa perbedaan antara
bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern .
1. Bioteknologi Konvensional
Dalam bioteknologi konvensional, biasanya hanya memanfaatkan mikroorganisme
seperti bakteri dan jamur dalam memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan
makanan lainnya seperti kecap, tahu, dan tempe.
Adapun ciri-ciri bioteknologi konvensional adalah sebagai berikut :
a) Dilakukan tanpa dilandasi prinsip-prinsip ilmiah
b) Dilakukan hanya berdasarkan pada pengalaman yang diwariskan masyarakat secara
turun-temurun
c) Pada umumnya, belum dapat diproduksi secara massal karena produknya hanya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saja
Penerapan bioteknologi tradisional mencakup beberapa aspek kehidupan, salah
satunya yaitu pada bidang pengolahan pangan. Bahan pangan yang mengalami proses
bioteknologi akan menjadi bahan pangan yang lebih berkualitas, lebih tahan lama, lebih
segar, dan meningkatkan nilai tambah bahan pangan, yang tentu saja berpeluang besar
untuk meningkatkan nilai jual bahan pangan tersebut.
Di bawah ini akan disebutkan beberapa contoh makanan yang merupakan hasil
produksi dari bioteknologi tradisional / konvensional.

2. Bioteknologi Modern
Kita sudah mengetahui bahwa bioteknologi terbagi menjadi bioteknologi konvensional
dan bioteknologi modern . Dan pada saat ini, bioteknolog modern semakin berkembang
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah. Prinsip-prinsip itu meliputi pemahaman
tentang proses, peralatan yang digunakan, pemrosesan hasil dengan mesin,
pengepakan, dan pemasaran. Dalam meningkatkan nilai tambah suatu bahan,
bioteknologi modern memanfaatkan mikroorganisme. Mikroorganisme itu misalnya
sebagai penghasil obat ( penicillium ), sebagai pupuk pada tanaman (rhizobium ),
sebagai bahan makanan yaitu ganggang biru ( spirulina ) dan lainnya. Bioteknologi
modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan suatu produk. Penggunaan
makhluk hidup ini karena :
1) Makhluk hidup dapat dikembangkan secara aseksual sehingga jika dipelihara
secara terus- menerus memiliki sifat yang tetap.
2) Mahkluk hidup dapat diperoleh dengan mudah.
3) Sifat makhluk hidup dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan misalnya melalui
persilangan.
4) Makhluk hidup senantiasa berkembang biak, sehingga merupakan sumber daya
alam yang dapat dipulihkan.
b) Menggunakan prinsip-prinsip ilmiah dalam menghasilkan suatu produk. Prinsip-
prinsip itu sebagai berikut :
1) Pemahaman tentang proses.
2) Peralatan yang digunakan.
3) Pemrosesan hasil dengan mesin.
4) Pengepakan.
5) Pemasaran.
c) Merupakan hasil pengkajian dari berbagai ilmu.
d) Dapat diproduksi dalam jumlah banyak.
Pemanfaatan bioteknologi modern dilakukan dalam berbagai bidang misalnya dalam
bidang perkebunan dan pertanian, bidang kesehatan, bidang peternakan, dan lainnya.

II. Langkah-langkah Teknologi dan Hasil Pemanfaatannya


1. Yoghurt
Yoghurt adalah salah satu hasil olahan susu dengan cara difermentasi sehingga
rasanya asam dan manis. Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus menguraikan laktosa atau gula susu menjadi asam laktat yang
menyebabkan menjadi asam.
Proses pembuatan susu fermentasi meliputi (1) homogenisasi yaitu untuk mencegah
timbulnya lapisan lemak pada permukaan, sehingga diperoleh produk yang teksturnya
halus, (2) pasteurisasi untuk menginaktifkan enzim dan juga membunuh mikroba
patogen dalam susu, (3) pendinginan dilakukan sampai suhu mencapai 30-45oC, yang
merupakan suhu optimal untuk Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus,
(4) Inokulasi dan (5) Inkubasi (Wahyudi dan Suwanto, 19988). Susu mempunyai warna
putih kebiru-biruan sampai kuning kecoklat-coklatan. Warna putih pada susu, serta
penampakannya adalah akibat penyebaran butiran-butiran koloid lemak, kalsium
kaseinat dan kalsium fosfat, dan bahan utama yang memberi warna kekuning-kuningan
adalah karoten dan riboflavin (Cegg, et al., (1990).
Prinsip utama pembuatan asam laktat dengan proses fermentasi adalah pemecahan
laktosa menjadi bentuk monosakaridanya dan dari monosakarida tersebut dengan
bantuan enzim yang dihasilkan oleh Lactobacillus sp. Akan diubah menjadi asam laktat.
Asam laktat murni tidak berbau, tidak berwarna, dan bersifat higroskopis pada suhu
kamar. Dalam keadaan tidak murni asam laktat berwarna kekuningan karena
mengandung pigmen karoten (Sopandi, 2014).
Proses fermentasi dilakukan sampai pH mencapai 4,4-4,5 yang diikuti dengan
terbentuknya flavor asam yang khas karena terbentuknya senyawasenyawa asam
laktat, asam asetat, asetaldehid, dan senyawa volatil lainnya. Pada pH rendah (asam),
protein susu akan mengalami koagulasi sehingga terbentuk koagulan, yang makin lama
makin banyak (Sopandi, 2014).
Menurut Sopandi (2014), bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus mengurai laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai
komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada
pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada
pembentukan citarasa.
Pada mikroba yang menjalankan fermentasi, energi yang dihasilkan sedikit sekali
karena electron yang terbentuk tidak diubah menjadi energy tetapi ditangkap oleh asam
piruvat sehingga terbentuk asam laktat, seperti terlihat pada reaksi dibawah ini:
Asam Piruvat Asam Laktat
2. Keju
Langkah pertama dalam pembuatan keju pada umumnya adalah menambahkan
asam laktat bakteri dan rennin (enzim dari perut anak sapi) atau bakterial enzim susu.
Bakteri tersebut memasamkan bakteri dan enzimnya menggumpalkan protein kasein
susu. Bagian yang padat, yaitu curd (dadih) digunakan untuk membuat keju dan bagian
yang cair, yaitu whey (air dadih)merupakan limbah dari proses ini. Biasanya asam laktat
diekstraksi dari whey. Dalam pemisahan curd dan whey ada perbedaan jumlah
kelembaban tergantung dari jenis keju yang akan dibuat. Untuk keju yang Lunak, whey
hanya dibiarkan dari dadi, untuk keju keras, panas dan tekanan yang digunakan untuk
mengekstrak atau menguragi kelembaban lebih banyak. Hampir semua keju rasnya
asin pengasinan membantu menghilangkan air, mencegah pertumbuhan
mikroorganisme yang tidak diinginkan, dan berkontribusi terhadap rasa keju (Clegg,
1990 :836).
3. Tape
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia.Tape dibuat dari bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti
singkong, ketan dan bahan-bahan lain yang mengandung tepung/ karbohidrat. Tape
mempunyai rasamanis, beraroma alkohol dan mempunyai tekstur yang lunak seperti
pasta.
Suwanto (1998:59) mengungkapkan suatu bahan disebut tape apabila bahan yang
telah diragikan berubah menjadi lebih lunak, rasa manis keasamasamandan berbau
alcohol . Hal ini disebabkan oleh kegiatan mikroba-mikroba tertentu yang dapat
menghasilkan enzim yang mampu merombak subtrat menjadi gula dan alkohol.
Proses pembuatan tape dari tinjauan Teknik Kimia merupakan proseskonversi
karbohidrat (pati) yang terkandung dalam ketan hitam menjadi gula kemudian berlanjut
menjadi alkohol melalui proses biologi dan kimia (biokimia) berikut:
Hidrolisis Fermentasi
Pati Glukosa Alkohol

Proses hidrolisis melalui reaksi sebagai berikut:


Hidrolisis

(C6H10O5)n + n H2On (C6H12O6)

Fermentasi oleh ragi, misalnya Saccharomyces cereviseae dapat menghasilkan


etil alkohol (etanol) dan CO2 melalui reaksi sebagai berikut:

Ragi

(C6H10O5) 2C2H5OH + 2 CO2


III. Daftar Pustaka
Akhyar, M. Salman. 2004. Biologi untuk SMA kelas 1 semester 2 . Bandung :
Grafindo Media Pratama.
Aryulina, Diah dkk. 2004. Biologi SMA untuk kelas X. Jakarta: ESIS
Pezzuto, John M. 1993. Biotechnology and Pharmacy. New York: Chapman and Hall
Syamsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Sopandi, Tatang. 2014. Mikrobiologi Pangan – Teori dan Praktikum. Yogyakarta:
ANDI
Suwanto. 1998. Bioteknologi molekuler: Mengoptimalkan manfaat keanekaan hayati
melalui teknologi DNA rekombinan (in Indonesian). Bogor: IPB.

Anda mungkin juga menyukai