0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut berisi informasi tentang nama, NPM, dan mata kuliah mahasiswa bernama Chlary Sthasy G. dengan NPM 1543050060 yang mengambil mata kuliah Kimia Medisinal (A).
Dokumen tersebut berisi informasi tentang nama, NPM, dan mata kuliah mahasiswa bernama Chlary Sthasy G. dengan NPM 1543050060 yang mengambil mata kuliah Kimia Medisinal (A).
Dokumen tersebut berisi informasi tentang nama, NPM, dan mata kuliah mahasiswa bernama Chlary Sthasy G. dengan NPM 1543050060 yang mengambil mata kuliah Kimia Medisinal (A).
NPM : 1543050060 Mata Kuliah : Kimia Medisinal (A)
1. Jelaskan tentang agonis dan jenis-jenisnya juga dengan antagonis?
Jawaban: Agonis: senyawa yang dapat menghasilakn respons biologis tertentu serupa dengan senyawa agonis endogen. Jenis-jenis: Agonis Parsial: agonis lemah, yang mempunyai aktivitas intrinsik atau efektivitas yang rendah sehingga efek maksimalnya lemah namun mengurangi efek maksimal yang ditimbulkan oleh agonis penuh. Antagonis: senyawa yang dapat menetralisir atau menghilangkan respons biologis senyawa agonis. Jenis-jenis: Antagonisme Fisiologis: Terjadi pada organ yang sama, tetapi pada sistem reseptor yang berlainan. Antagonisme Pada Reseptor:Terjadi melalui sistem reseptor yang sama. 1. Jelaskan tentang bakteriostatik,bakterisid,berikan contohnya? Jawaban: Bakteriostatik: bekerja sebagai antibakteri dengan menghambat sintesis protein, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri dan tidak mematikan bakteri. Contoh: tetrasiklin, kloramfenikol, sulfonamide, eritromisin, dan linkomisin. Bakterisid: bekerja sebagai antibakteri dengan menghambat sintesis mukopeptida yang dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel bakteri, akibatnya dinding sel mudah lisis dan bakteri mengalami kematian. Contoh: penisilin, sefalosporin, D-sikloserin, vankomisin, polimiksin, basitrasin, kolistin, streptomisin. 2. Jelaskan persamaan dan perbedaan dari teori-teori obat reseptor? Jawaban: A.Teori Klasik Crum, Brown dan Fraser (1869), mengatakan bahwa aktivitas biologis suatu senyawa merupakan fungsi dari struktur kimianya dan tempat obat berinteraksi pada sistem biologis mempunyai sifat yang karakteristik. Langley (1878), dari studi efek antagonis dari atropin dan pilokarpin, memperkenalkan konsep reseptor yang pertama kali dan kemudian dikembangkan oleh Ehrlich. Ehrlich (1907), memperkenalkan istilah reseptor dan membuat konsep sederhana tentang interaksi obat-reseptor yaitu corpora non agunt nisi fixata atau obat tidak dapat menimbulkan efek tanpa mengikat reseptor. B. Teori Pendudukan Clark (1926), memperkirakan bahwa satu molekul obat akan menempati satu sisi reseptor dan obat harus diberikan dalam jumlah yang berlebih agar tetap efektif selama proses pembentukan kompleks. C. Teori Kecepatan Croxatto dan Huidobro (1956), memberikan postulat bahwa obat hanya efisien pada saat berinteraksi dengan reseptor. Paton (1961), mengatakan bahwa efek biologis dari obat setara dengan kecepatan ikatan obat-reseptor dan bukan dari jumlah reseptor yang didudukinya. D. Teori Kesesuaian Terimbas Menurut Koshland (1958), ikatan enzim (E) dengan substrat (S) dapat menginduksi terjadinya perubahan konformasi struktur enzim sehingga menyebabkan orientasi gugus- gugus aktif enzim. E. Teori Ganguan Makromolekul Belleau (1964), memperkenalkan teori model kerja obat yang disebut teori gangguan makromolekul. Menurut Belleau, interaksi mikromolekul obat dengan makromolekul protein (reseptor) dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk konformasi reseptor. F. Teori Pendudukan-Aktivasi Ariens dan Rodrigues de Miranda (1979), mengemukakan teori pendudukan-aktivasi dari model dua keadaan yaitu bahwa sebelum berinteraksi dengan obat, reseptor berada dalam kesetimbangan dinamik antara dua keadaan yang berbeda fungsinya, yaitu: 1. Bentuk teraktifkan (R*) : dapat menunjang efek biologis 2. Bentuk istirahat (R) : tidak dapat menunjang efek biologis
G. Konsep Kurir Kedua
Reseptor dari banyak hormon berhubungan erat dengan sistem adenil siklase. Sebagai contoh katekolamin, glukagon, hormon paratiroid, serotonin dan histamin telah menunjukkan pengaruhnya terhadap kadar siklik-AMP dalam intrasel, tergantung pada hambatan atau rangsangan adenil siklase. Bila rangsangan tersebut meningkatkan kadar siklik-AMP, hormon dianggap sebagai kurir pertama (first messenger), sedang siklik-AMP sebagai kurir kedua (second messenger). H. Teori Mekanisme dan Farmakofor sebagai dasar Rancangan Obat Teori mekanisme dan farmakofor sebagai dasar rancangan obat dapat diilustrasikan oleh obat antihipertensi penghambat kompetitif enzim pengubah angiotensin (Angiotensin- converting enzyme = ACE). Persamaan: suatu makromolekul jaringan sel hidup, mengandung gugus fungsional atau atom-atom terorganisasi, reaktif secara kimia dan bersifat spesifik, dapat berinteraksi secara reversible dengan molekul obat yang mengandung gugus fungsional spesifik, menghasilkan respons biologis yang spesifik pula. 3. Jelaskan tentang keuntungan dan kerugian obat atau senyawa multi poten? Jawaban: Senyawa multipoten adalah senyawa yang mempunyai kemampuan untuk menyebabkan dua atau lebih tipe aktivitas yang berbeda, melalui mekanisme yang berbeda dan berbeda pula tipe reseptornya. Contoh ; aktivitas α-dan β-adrenergik turunan katekolamin, subsitusi gugus yang terikat pada atom N rantai samping mempunyai hubungan yang bermakna dengan aktivitas α- adrenergik, sedang inti katekol berhubungan dengan aktivitas β- adrenergik. Hubungan antara komponen yang bervariasi dalam spektrum aktivitas senyawa multipoten mempunyai kemungkinan bervariasi, yaitu: a. Komponen yang bervariasi dalam aktivitas biologis disebabkan oleh interaksi obat dengan tipe reseptor yang berbeda b. Komponen yang bervariasi dalam spektrum aktivitas kemungkinan disebabkan oleh tipe molekul yang berbeda. Molekul obat sendiri dapat menimbulkan satu efek sedang metabolitnya menimbulkan efek yang lain c. Komponen yang bervariasi dalam spektrum aktivitas kemungkinan merupakan aspek yang mendasar dari satu tipe unit aksi farmakologis d. Hilangnya satu komponen aktivitas dalam spektrum aktivitas dari turunan obat tertentu kemungkinan disebabkan oleh perbedaan distribusi, tidak oleh pemisahan yang mendasar dari aktivitas komponen. 4. Mengapa rancangan obat hanya dilakukan pada fasa I-IV bukan fasa V? Jawaban: Karena rancangan obat pada fase 1-4 merupakan fase dimana untuk mengetahui keamanan dan efektivitas dari obat, sedangkan fase 5 hanya untuk mengevaluasi hasil rancangan obat yang telah beredar di pasaran dari segi apapun. 5. Jelaskan fungsi dari zimogen? Jawaban: Ada beberapa enzim yang dapat berfungsi sebagai aktivator zimogen, antara lain (a)pepsin dapat mengubah pepsinogen menjadi pepsin (b)enterokinase dan tripsin dapat mengubah tripsinogen menjadi tripsin (c)tripsin dan kimotripsin dapat mengubah kimotripsinogen menjadi kimotripsin dan (d)tripsin dapat mengubah prokarboksipeptidase menjadi karboksipeptidase. 6. Jelaskan teori-teori tentang pengembangan senyawa obat? Jawaban: 1. Meneliti dan skrining bahan obat. 2. Mensintesis dan meneliti zat/senyawa analog dari obat yang sudah ada dan diketahui efek farmakologinya 3. Meneliti dan mensintesis dan membuat variasi struktur 4. Dikembangkan obat alami dengan serangkaian pengujian yang dilaksanakan secara sistematik, terencana dan terarah untuk mendapatkan data farmakologik yang mempunyai nilai terapetik. 7. Jelaskan modifikasi untuk meningkatkan penyerapan obat? Jawaban: Pada pemberian secara oral, banyak turunan penisilin yang tidak diabsorbsi secara baik pada saluran cerna. Oleh karena itu, digunakan ester-ester lipofilnya untuk meningkatkan absorbs obat. Ester-ester alifatik sederhana dan ester pra-obat dari penisisilin diabsorbsi lebih baik pada saluran cerna, di tubuh ester akan terhidrolisis melepaskan penisilin. Ampisilin, antibiotic turunan penisilin dengan spektrum luas, mempunyai sifat lipofil yang rendah, pada pemberian secara oral hanya 30-40% yang diabsorbsi oleh saluran cerna. Pivampisilin adalah pra-obat yang lebih disukai karena sebelum diabsorbsi hanya sedikit yang terhidrolisis dalam usus. Ester asiloksimetil juga membentuk enzim-asil dengan pengaruh halangan ruang yang lebih rendah sehingga mudah mengalami deasilasi. Asiklovir adalah senyawa yang digunakan untuk pemgobatan infeksi herpes simpleks dan herpes zoster. Secara oral absorpsi dalam saluran cerna relatif rendah, yaitu lebih kurang 20% pada dosis 200 mg dan sedikit meningkat pada dosis di atas 800 mg. Efek antihipertensi dari asam enalaprilat, suatu penghambat enzim pengubah angiotensin (Angiotensin-Converting Enzyme = ACE), telah dikembangkan lebih lanjut dengan mengubahnya menjadi bentuk ester etil, enalapril, yang secara oral diabsorpsi lebih baik. Adrenalin digunakan untuk pengobatan glaucoma karena dapat mengurangi tekanan intraocular. Pra-obat yang lebih lipofil, dipivefrin, mempunyai efek terapetik lebih baik dibanding adrenalin. Pilokarpin adalah obat mata yang mempunyai efek miotik, dengan masa kerja pendek.