PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
yaitu:
1. Apa yang dimaksud energi ?
2. konservasi energi dalam tubuh?
3. Perubahan energi apa yang dapat terjadi di dalam tubuh?
4. Apa bentuk Kerja dan daya yang terjadi?
5. Pelepasan panas yang terjadi di tubuh ?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini penulis buat dengan tujuan:
1. Mangetahui apa yang pengertian energi
2. Memahami keuntungan konservasi energi dalam tubuh
3. Memahami perubahan energi yang terjadi
4. Mengetahui kerja dan daya di tubuh
5. Mengetahui pelepasan panas ditubuh
2
BAB II
PEMBAHASAN
(1.1)
Dimana adalah perubahan cadangan energi, adalah panas yang hilang atau
dicapai, dan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh tubuh. Tubuh tidak
melakukan pekerjaan ( =0) dan pada suhu konstan umumnya menyalurkan
panas ke sekitarnya (bila lingkungannya berada pada suhu yang lebih rendah), dan
tersebut menjadi negatif. Oleh sebab itu, juga negatif, mengindikasikan
penurunan energi. Sengatlah berguna untuk membicarakan tentang tingkat
perubahan , dan (perubahan dalam kuantitas-kuantitas ini dalam
interval waktu ). Persamaan 1.1 kemudian menjadi :
(1.2)
3
Persamaan 1.2 yang dapat dipergunakan secara ekstensi dalam bab ini
adalah bentuk lain dari hukum I Termodinamika. Persamaan ini mengatakan
bahwa energi berubah dalam seluruh proses, tetapi tidak dikatakn proses apa yang
terjadi. Sebagai contoh, berdasarkan hukum I, bila kita menyalurkan panas
kedalam tubuh pada laju tertentu . Kita mengharapkan tubuh untuk
memproduksi jumlah energi yang seimbang dari energi kimia atau energi kerja.
Ini tidak terjadi; Hukum fisika mengatur kelangsungan proses konversi energi
yang dikenal sebagai hukum Termodinamika II. Hukum kedua juga membatasi
bagian energi yang diberikan, yang dapat dikonversi ke usaha yang sangat
berguna .
Pada bab ini kita menggunakan kilokalori dan joule untuk satuan energi
dan kilokalori / detik, jam, menit, wat tenaga kuda (hp) untuk tingkat energi
(daya). Satuan-satuan ini disimpulkan sebagai berikut :
1 Kkal = 4.184 J
1 Kkal/menit = 69,7 W
100 W = 1,43 Kkal/menit
1 Kkal/jam = 1.162 W
4
selama proses pencernaan. Kita tahu kini bahwa penjelasan itu tidak benar,
penjelasan yang benar adalah oksidasi terjadi dalam sel-sel tubuh.
Mari kita pikirkan tentang oksidasi glukosa, bentuk yang sama dari gula –
C6 H12 O6 – yang digunakan untuk pemberian makanan melalu darah.
Persamaan oksidasi untuk 1 mol glukosa adalah :
Kalkulasi yang sama dapat dilakukan untuk lemak, protein dan karbohidrat
lainnya. Nilai tipikal kalori dari jenis makanan-makanan ini dan bahan bakar
sejenis diberikan dalam tabel 2.1. tabel ini juga mendaftar energi yang
dibebaskan dalam 1 liter oksigen yang dikonsumsi untuk berbagai tipe
makanan; Dengan mengukur oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh, kita dapat
memperkirakan energi yang diproduksi.
5
Cata bahwa masa total dari kedua sisi persamaan 2.1 adalah sama (0.372
kg)n. Meskipun sejak 2.87 MJ dilepaskan total masa pada sisi kanan dan sisi
kiri agak berkurang sesuai ktentuan Einstein : hubungan masa dan energi E=
m.c2.
Produk yang tak terbakar dikeluarkan dalam feses, urin, flatus. Yang
tertinggal adalah energi yang dapat dimetabolasi. Tubuh biasanya cukup efisien
dalam menyerap energi dari makanan. Sebagai contoh energi yang tertinggal
pada feses norma hanya 5 % dari total energi yang terdapat dalam makanan
yang dikonsumsi. Ketika tubuh berada pada suhu yang tetap, energi yang
diserap dari makanan ditambah lemak tubuh menghasilkan cadangan energi.
6
dibutuhkan untuk fungsi tubuh minimal (bernafas, memompa darah melalui
arteri) dalam keadaan istirahat. Secara klinis, BMR seseorang diperbandingkan
dalam nilai yang normal untuk orang dengan jenis kelamin, usia, tinggi, dan
berat badan yang sama. BMR pada umumnya tergantung pada fungsi tiroid.
Seseorang dengan tiroid yang overaktif ( hyperthytoid) memiliki BMR lebih
tinggi dari seseorang dengan fungsi tiroid normal.
Tentunya, dalam rangka menjaga berat tubuh yang konstan, individu harus
mengkonsumsi cukup makanan untuk mempersiapkan metabolisme basal dan
aktifitas fisik. Makan terlalu sedikit menghasilkan penurunan berat; bila
berlangsung terlalu lama akan mengakibatkan kelaparan. Bagaimanapun juga,
diit berlebihan akan meningkatkan berat badan.
7
Konsumsi energi untuk beragam organ telah dihitung dan nilainya
tercantum dalam tabel dibawah. Perlu diingat, bahwa beberapa organ
8
menggunakan sejumlah besar energi daya dan ginjal menggunakan daya lebih
per kilogram dari jantung.
9
Pada bagian ini kita ingin mempelajari tubuh manusia sebagai mesin yang
melakukan kerja eksternal. Topic ini dipakai dalam eksperimen. Sebagai contoh,
kita dapat menghitung kerja eksternal yang dilakukan dan daya yang disediakan
dengan menggunakan ergometer, sepeda latihan yang dapat diatur dengan
berbagai hambatan pada pedal (table 2.2). kita juga dapat menghitung oksigen
yang yang dikonsumsi selama aktifitas ini. Total energy makanan yang
dikonsumsi dari 4,8 sampai 5,0 Kkal diproduksi untuk tiap liter oksigen yang
dikonsumsi.
Efisiensi tubuh manusia sebagai mesin dapat dicapai dari definisi biasa
dari efisiensi ϵ:
ϵ=
efisiensi biasanya berada pada titik terendah pada daya yang rendah tetapi dapat
meningkat 20 % untuk individu yang terlatih dalam aktifitas seperti bersepeda
atau mendayung. Table 2.4 menunjukan efisiensi seseorang untuk beberapa
aktifitas bersama dengan efisiensi beberapa mesin mekanis.
10
Pembelajaran menunjukan bahwa bersepeda adalah salah satu dari aktifitas
terefisien (lihat masalah 2.5). untuk pengendara sepeda yang terlatih, efisiensi
mendekati 20 % dengan produksi daya eksternal sebesar 370 W dan tingkat
metabolisme sebesar 1850 W. bila seorang pengendara sepeda berada pada level
terendah dan bergerak pada kecepatan konstan, tidak ada perubahan pada energy
potensial maupun kinetic dan daya yang tersedia digunakan secara umum untuk
mengatasi hambatan kapasitas maksimum kerja tubuh berfariasi. Untuk periode
waktu yang singkat, tubuh dapat tampil dengan daya yang tinggi, tetapi untuk
jangka panjang, daya tubuh terbatas. Secara eksperimental telah ditemukan bahwa
daya jangka panjang proporsional untuk konsumsi oksigen pada tingkat
maksimum dalam otot yang bekerja. Untuk seseorang yang sehat, konsumsi ini
Persediaan energy instan dalam tubuh untuk kebutuhan daya jangak pendek
dilakukan dengan memisah fosfat dengan glikogen, meninggalkan deficit oksigen
dalam tubuh. Proses ini hanya dapat berlangsung selama semenit dan disebut
anaerob (tanpa oksigen) fase bekerja, aktifitas jangka panjang memerlukan
oksigen (kerja aerob). Gambar 2.3 menunjukkan fase-fase ini sebagai kerja yang
dilakukan oleh pengendara sepeda angina dan pergeseran roda.
11
2.4 Pelepasan Panas Dari Tubuh
Karena tubuh berada pada suhu yang konstan, tubuh memiliki cadangan
energi panas yang tetap ada selama kita hidup. Bagaimanapun juga, ketika
aktifitas metabolis berkahir pada kematian, cadangan panas lepas pada tingkatan
yang dapat ditentukan hingga suhu tubuh setara dengan suhu lingkunga. Oleh
karena itu, suhu tubuh dapat digunakan untuk memperkirakan berapa lama
seseorang meninggal.
12
dan memanaskan tubuh. Bagi tubuh, untuk mempertahankan suhu pada keadaan
normal, tubuh harus memiliki pengukuran suhu yang dapat dianalogikan sebagai
pengukuran suhu rumah yang mempertahankan ruangan mendekati normal.
Selaput otak memiliki pengukuran suhu tubuh. Bila suhu tubuh naik, sebagai
contoh, menghadapi usaha yang berat, selaput otak memberikan vasolidasi,
pembuluh darah yang dekat dengan permukaan melebar dan membawa volume
darah yang lebih banyak. Hal ini meningkatkan suhu kulit dan menghasilkan
keringat. Kedua reaksi ini meningkatkan penghilangan panas ke lingkungan. Bila
suhu kulit menurun dibawah normal , penerima suhu pada kulit memberitahukan
ke selaput otak dan memberikan tanda yaitu gemetar yang mengakibatkan
kenauikan pada suhu pusat.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Energi adalah konsep dasar fisika dan merupakan hal utama dalam fisika
tubuh. Seluruh kegiatan tubuh, termasuk berfikir, menghasilkan perubahan
energi..
3. Persediaan energy instan dalam tubuh untuk kebutuhan daya jangak pendek
dilakukan dengan memisah fosfat dengan glikogen, meninggalkan deficit
oksigen dalam tubuh. Proses ini hanya dapat berlangsung selama semenit
dan disebut anaerob (tanpa oksigen) fase bekerja, aktifitas jangka panjang
memerlukan oksigen (kerja aerob).
14
Daftar Pustaka
Cameron, John R, dkk. 1999. Fisika Tubuh Manusia (terjemahan oleh Dra.
Lamyami, edisi ke 2) . Jakarta : CV Sagung Seto
15