Anda di halaman 1dari 6

Pada saat ini, ekowisata telah berkembang.

Wisata ini tidak hanya sekedar untuk


melakukan pengamatan burung, mengendarai kuda, penelusuran jejak di hutan belantara, tetapi
telah terkait dengan konsep pelestarian hutan dan penduduk lokal. Ekowisata ini kemudian
merupakan suatu perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keprihatinan terhadap
lingkungan, ekonomi dan sosial. Ekowisata tidak dapat dipisahkan dengan konservasi. Oleh
karenanya, ekowisata disebut sebagai bentuk perjalanan wisata bertanggungjawab.

Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip konservasi.
Bahkan dalam strategi pengembangan ekowisata juga menggunakan strategi konservasi. Dengan
demikian ekowisata sangat tepat dan berdayaguna dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian
ekosistem di areal yang masih alami. Bahkan dengan ekowisata pelestarian alam dapat
ditingkatkan kualitasnya karena desakan dan tuntutan dari para eco-traveler.

Ekowisata lebih populer dan banyak dipergunakan dibanding dengan terjemahan yang
seharusnya dari istilah ecotourism, yaitu ekoturisme. Terjemahan yang seharusnya dari
ecotourism adalah wisata ekologis. Yayasan Alam Mitra Indonesia (1995) membuat terjemahan
ecotourism dengan ekoturisme. Di dalam tulisan ini dipergunakan istilah ekowisata yang banyak
digunakan oleh para rimbawan. Hal ini diambil misalnya dalam salah satu seminar dalam Reuni
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (Fandeli,1998). Kemudian Nasikun (1999),
mempergunakan istilah ekowisata untuk menggambarkan adanya bentuk wisata yang baru
muncul pada dekade delapan puluhan.

Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun,


pada hakekatnva, pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggungjawab
terhadap kelestarian area yang masih alami (natural aren), memberi manfaat secara ekonomi dan
mempertahankan keutuhan budava bagi masyarakat setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk
ekowisata pada dasarnya merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk
dunia. Eco-traveler ini pada hakekatnya konservasionis.
1. POTENSI WISATA BUDAYA

Wisata adalah salah satu kegiatan yang dibutuhkan setiap manusia. Wisata
Budaya adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari daya tarik budaya dengan memanfaatkan potensi budaya dari tempat yang
dikunjungi tersebut. Wisata berbasis budaya adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata
yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Objek wisata budaya, misalnya :
upacara kelahiran, tari-tari (tradisional), musik (tradisional), pakaian adat, perkawinan
adat, upacara turun ke sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan bersejarah,
peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun (tradisional), tekstil lokal,
pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal, museum dan lain-lain. Dalam Undang-
undang No. 10 tahun 2009, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam waktu sementara. Goeldner (2003) melihat pariwisata dari empat
perspektif yang berbeda yaitu dari wisatawan, pebisnis yang menyediakan pelayanan bagi
wisatawan, pemerintah setempat dan masyarakat setempat. Dengan melihat keempat
persperktif tersebut, Goeldner (2003) mendefinisikan pariwisata sebaga proses, kegiatan
dan hasil yang didapat dari hubungan dan interaksi antara wisatawan, tourism-suppliers,
pemerintah setempat, masyarakat setempat dan lingkungan sekitar yang dilibatkan
ketertarikan dan tuan rumah dari pengunjung, “Tourism may be defined as processes,
activities, and outcomes rising from the relationships and the interactions among tourist,
tourism-suppliers, host governments, host communities, and surrounding enironments
that are involved in the attracting and hosting of visitor” (Goeldner, 2003

Salah satu jenis wisata yang sedang berkembang di Indonesia adalah Wisata
Budaya. Pariwisata Budaya adalah salah satu jenis pariwisata yang menjadikan budaya
sebagai daya tarik utama. International Council on Monuments and Sites (ICOMOS)
(2012) menyatakan pariwisata budaya meliputi semua pengalaman yang didapat oleh
pengunjung dari sebuah tempat yang berbeda dari lingkungan tempat tinggalnya. Dalam
pariwisata budaya pengunjung diajak untuk mengenali budaya dan komunitas lokal,
pemandangan, nilai dan gaya hidup lokal, museum dan tempat bersejarah, seni
pertunjukan, tradisi dan kuliner dari populasi lokal atau komunitas asli1. Pariwisata
budaya mencakup semua aspek dalam perjalanan untuk saling mempelajari gaya hidup
maupun pemikiran (Goeldner, 2003).

 Pariwisata Berbasis Budaya di Indonesia

Penerapan kegiatan pariwisata berbasis budaya di Indonesia telah ditunjukkan oleh


beberapa provinsi. Selain provinsi Bali, provinsi lain yang fokus dalam pelaksanaan
sektor ini adalah Daerah Istimewa Jogjakarta khususnya kota Jogjakarta.[5] Sejak tahun
2008, daerah ini telah mencanangkan diri sebagai kota pariwisata berbasis budaya. Di
Jogjakarta, pengembangan pariwisata disesuaikan dengan potensi yang ada dan berpusat
pada budaya Jawa yang selaras dengan sejarah dan budaya Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat. Banyak rencana aksi telah dicanangkan untuk mendukung pelaksanaan
program ini. Mulai dari pengembangan dan peningkatan kuantitas serta kualitas fasilitas,
memperbanyak event-event wisata, seni ,dan budaya, sampai ke optimalisasi pemasaran
program. Hasilnya pun mulai terlihat, salah satunya adalah keberadaan Taman Pintar
Yogyakarta yang tidak hanya memiliki arena permainan, tetapi juga mengajak
pengunjung untuk mengenal sejarah dan budaya Jogjakarta. Beberapa contoh Wisata
Budaya adalah: wisata religi, wisata edukasi, wisata sejarah, wisata kota dan lain-lain

 Potensi Wisata Budaya Tradisional Sebagai Bentuk Ekonomi Kreatif


Kekayaan alam dan budaya di Indonesia sangat beranekaragam, hal tersebut
menjadi sebuah potensi dalam bidang pariwisata. Selain keindahan alam Indonesia,
budaya tradisional juga dapat dijadikan sebagai potensi untuk meningkatkan bidang
pariwisata, salah satunya dalam pengembangan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif sebagai
potensi wisata budaya tradisional bertujuan bersumber dari seni budaya dan tradisi serta
kearifan lokal masyarakat adat. Oleh karena itu, ekonomi kreatif mempunyai peranan
untuk mempromosikan sekaligus melestarikan budaya tradisional. Contoh daerah-daerah
di Indonesia yang telah mengembangkan ekonomi kreatif sebagai potensi budaya
tradisional adalah sebagai berikut:
a. Daerah Tapanuli, Sumatra Utara, Di daerah ini berbagai budaya tradisional telah
dikembangkan menjadi ekonomi kreatif tari tor-tor, rumah adat bolon, dan kain ulos.

b. Daerah Sulawesi
Suku Toraja di Sulawesi terkenal dengan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan,
dan ukiran kayunya. Rambu Solo, upacara pemakaman yang berlangsung selama
berhari-hari merupakan potensi wisata budaya tradisional yang menarik wisatawan
domestik dan mancanegara untuk berkunjung
c. Daerah Ubud, Bali
Pesona Desa Ubud telah diketahui hingga ke mancanegara, tidak hanya karena
pemandangan alamnya, tetapi juga potensi budaya tradisionalnya.Pertunjukan seni
seperti sendratari kecak dan pameran lukisan juga pameran ukiran merupakan
pertunjukan yang selalu digelar setiap harinya di museum dan galeri di Desa Ubud.
Selain itu, kekhasan kulinernya seperti, bebek bengil merupakan kekayaan tradisional
yang dapat menjadi potensi pengembangan ekonomi kreatif.

2. POTENSI WISATA ALAM


a. Yang dimaksud dengan potensi wisata alam adalah keadaan, jenis flora dan fauna suatu

daerah, bentang alam seperti pantai, hutan, pegunungan dan lain-lain (keadaan fisik

suatu daerah). Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung (berapi), danau,

sungai, fauna (langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam dan lain-

lain. Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan

potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha

budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan

rohaniah, men-dapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan

cinta terhadap alam .

Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang berpotensi
untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya salah satunya Obyek Wisata Air
Merambat Roro Kuning. Wisata Nganjuk menawarkan obyek wisatanya dengan daya
tarik masing-masing termasuk Air Merambat Roro Kuning. Sektor pariwisata
memerlukan suatu pengembangan kepariwisataan yang baik. agar potensi yang di miliki
bisa dikembangkan dan mendapatkan hasil yang maksimal.

3. POTENSI WISATA PANTAI


Banyak potensi yang bisa dikembangkan di wilayah pesisir pantai, diantaranya
adalah : hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, dan perikanan.,
karena banyak manfaat dan keuntungan yang bisa didapatkan tidak hanya dari segi
ekonomi, dari segi sosial juga apabila kita bisa mengembangkan sumber daya alam
wilayah pesisir dengan baik. Selain itu juga untuk merubah pandangan masyarakat luar
wilayah pesisir, terhadap masyarakat pesisir yang dianggap masyarakat yang kumuh dan
tidak memperhatikan lingkungannya. Hampir setiap pantai di Indonesia me-miliki potensi
alam yang baik.Contoh:
1) Objek wisata Pantai Pasir Putih, Pantai Carita (Jawa Barat).
2) Krakal-Samar-Baron/Kukup (Pantai Selatan di Yogyakarta).
3) Wisata bahari Pulau Seribu dan Pantai Ambon.
4) Perikanan (Tambak ikan) Pantai Timur Pulau Sumatera dan Pantai Utara Pulau jawa
Sektor pariwisata Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan salah satu sektor
yang strategis dan potensial untuk dikelola, dikembangkan, dan mengingat banyaknya
wisatawan lokal maupun mancanegara yang kerap datang berkunjung ke Taman
Nasional Tanjung Puting (TNTP) yang berada di Pangkalan Bun. Pantai Kubu terletak
berseberangan dengan TNTP sehingga sangat memungkinkan para wisatawan untuk
singgah sambil menikmati angin dan deburan ombak di pantai ini.Pantai Kubu
merupakan daerah pesisir di Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat.
Pantai Kubu dikenal sebagai kawasan wisata transit wisatawan yang berniat
menjelajahi kemegahan hutan tropis Kalimantan yang merupakan paru-paru
dunia.Termasuk sebagai kawasan pantai yang indah, Pantai Kubu adalah salah satu
tujuan wisata pantai yang dikelola sebagai kawasan wisata komersil oleh Pemerintah
Daerah setempat. Pantai Kubu memiliki daya tarik pesona alam yang indah dan
berpotensi dalam peningkatan pendapatan daerah yang menjadi salah satu asset wisata
bahari di Kotawaringin Barat.Pengembangan sektor pariwisata hakekatnya merupakan
interaksi antara proses sosial, ekonomi dan industri. Oleh karena itu unsur–unsure yang
terlibat di dalam proses tersebut mempunyai fungsi masing–masing. Peran serta
masyarakat diharapkan mempunyai andil yang sangat besar dalam proses ini. Untuk itu
masyarakat ditempatkan pada posisi memiliki, mengelola, merencanakan memutuskan
tentang program yang melibatkan kesejahteraannya (Sudarto 1999). Oleh karena itu
sangatlah tepat jika pengembangan pariwisata Pantai Kubu dilakukan dengan model
ekowisata berbasis masyarakat. Menurut Yulianda (2007), ekowisata adalah suatu bentuk
perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi
lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Dari
definisi tersebut maka kegiatan ekowisata lebih mengutamakan pada usaha-usaha dalam
skala kecil dan menekankan pada kepentingan pelestarian lingkungan dan sosial
masyarakat setempat.
Ekowisata berbasis masyarakat menekankan pada usaha pelestarian
keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerjasama yang erat antara masyarakat yang
tinggal di sekitar kawasan wisata dengan industri pariwisata. Hal mendasar dalam
mengembangkan pariwisata yang berbasis masyarakat berdasarkan konsep ekowisata
adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia dan keterampilan masyarakat lokal di
sekitar kawasan wisata (Priono 2012).

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal Us Geografi Xii
    Soal Us Geografi Xii
    Dokumen8 halaman
    Soal Us Geografi Xii
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • RPP Sma
    RPP Sma
    Dokumen9 halaman
    RPP Sma
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • RPP Contoh
    RPP Contoh
    Dokumen7 halaman
    RPP Contoh
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • RPP Sma
    RPP Sma
    Dokumen9 halaman
    RPP Sma
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Hal 72-74
    Hal 72-74
    Dokumen3 halaman
    Hal 72-74
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Filsafat
    Filsafat
    Dokumen7 halaman
    Filsafat
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Filas at
    Filas at
    Dokumen7 halaman
    Filas at
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Kearifan Lokal Orang Tolaki
    Kearifan Lokal Orang Tolaki
    Dokumen8 halaman
    Kearifan Lokal Orang Tolaki
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • RPP Sma
    RPP Sma
    Dokumen9 halaman
    RPP Sma
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Antro
    Antro
    Dokumen9 halaman
    Antro
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover Telaah
    Cover Telaah
    Dokumen1 halaman
    Cover Telaah
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Materi Tes Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil
    Materi Tes Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil
    Dokumen3 halaman
    Materi Tes Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat
  • Tugas DEMOGRAFI 1
    Tugas DEMOGRAFI 1
    Dokumen6 halaman
    Tugas DEMOGRAFI 1
    tiw tiwi
    Belum ada peringkat