Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

CAMPAK

RAGANGAN KARANGAN
1. PENGERTIAN PENYAKIT CAMPAK
2. PENULARAN PENYAKIT CAMPAK
3. GEJALA PENYAKIT CAMPAK
4. PENCEGAHAN PPENYAKIT CAMPAK
5. PROGRAM IMUNISASI CAMPAK YANG DIBERIKAN
6. CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI INDONESIA
7. KASUS TERJADINYA PENYAKIT CAMPAK DI DUNIA
8. KASUS TERJADINYA PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA
9. PENELITIAN PENDUKUNG TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT CAMPAK
10. RUMUSAN MASALAH
11. TUJUAN SISTEMATIK REVIEW

PENDAHULUAN

Masalah kesehatan yang masih menjadi prioritas adalah penyakit menular, salah satunya yaitu

campak. Penyakit campak disebabkan oleh virus campak golongan Paramyxovirus.


Penyakit campak merupakan penyakit yang mudah menular melalui udara (air borne
disease), sehingga virus tersebut aktif dan berada di udara dalam jangka waktu yang
lama atau di permukaan yang terinfeksi sampai dua jam. 1,2,3
Penuluaran dapat terjadi pada hari pertama hingga kedua setelah timbulnya bercak. Seseorang
dengan daya tahan tubuh yang lemah akan lebih mudah terkena penyakit campak setelah kontak dengan
penderita campak. Kondisi rumah yang ditempati oleh banyak penghuni atau kepadatan rumah tinggi
akan lebih memudahkan terjadinya penularan virus campak dibandingkan dengan kepadatan penghuni
rumah yang rendah.4
Gejala awal yang biasanya muncul 10-12 hari setelah infeksi, termasuk demam
tinggi, pilek, mata merah, dan bintik-bintik putih kecil di bagian dalam mulut. Beberapa
hari kemudian, ruam berkembang, dimulai pada wajah dan leher atas dan secara
bertahap menyebar ke bawah.5
Pada umumnya, balita yang tidak mendapatkan imunisasi campak akan lebih mudah terserang
campak. Penyakit campak dapat dicegah dengan pemberian vitamin A dan juga ketepatan waktu
dalam pemberiam imunisasi campak. Imunisasi campak diberikan pada umur sembilan bulan.
Imunisasi campak berupa vaksin yang mengandung virus campak yang telah dilemahkan. Jika
seseorang pernah menderita campak maka dia akan mendapat kekebalan terhadap penyakit tersebut
seumur hidupnya.1,6
Program imunisasi yang dilakukan oleh pemenerintah secara nasional adalah imunisasi dasar
yaitu BCG, Polio, DPT, Hepatitis B, dan campak yang diberikan pada bayi, dan imunisasi ulangan yaitu
DT dan TT yang diberikan pada murid sekolah dasar. 7
Cakupan imunisasi campak pada bayi di Indonesia tahun 2015 yaitu 92,3%, belum mencapai
target cakupan imunisasi campak secara merata di seluruh kabupaten/kota yaitu sebesar 95%.
Campak (Measles) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang masih perlu

ditangani, karena kasus campak masih tinggi dan hampir terjadi di semua daerah.1 Berdasarkan
Reported Measles Cases by WHO, kasus campak di wilayah WHO pada tahun 2015
terdapat sebanyak 20636 kasus, menurun dari tahun 2014 yaitu sebesar 29662 kasus.
Pada tahun 2015 di Asia Tenggara terdapat sebanyak 78171 kasus, lebih rendah dari
tahun 2014 yaitu sebanyak 93748 kasus.8
Berdasarkan profil kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2015, dilaporkan terdapat 8.185
kasus campak di Indonesia, lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 12.943
kasus. Jumlah kasus meninggal sebanyak 1 kasus, yang terjadi di Provinsi Jambi.
Incidence Rate (IR) campak di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 3,20 per 100.000
penduduk, menurun dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 5,13 per 100.000 penduduk.
Kondisi di atas dengan catatan data tahun 2015 dari 7 provinsi belum tersedia.2
Di bidang akademis, banyak penelitian mengenai penyakit campak yang telah
dilakukan oleh mahasiswa, dosen dan peneliti belakangan ini. Seperti salah satunya
dari Wulan Marniasih, dkk tentang Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012,
menyatakan bahwa ada hubungan antara status imunisasi campak dengan kejadian
campak (OR=4,030), ada hubungan antara status gizi dengan kejadian campak
(OR=5,5) dan ada hubungan antara kondisi ventilasi dengan kejadian campak
(OR=4,571).9 Demikian pula penelitian yang telah dilakukan oleh Setyaningrum (2013) di Teras
Boyolali dengan menggunakan pendekatan observasional cross sectional, menunjukkan bahwa faktor
risiko kejadian penyakit campak antara lain status gizi (OR=2,3), status imunisasi campak (OR=3,5),
ventilasi, persepsi masyarakat, hunian rumah (OR=0,106).10
Adapun rumusan masalah dari systematic review ini adalah apa faktor-faktor yang berhubungan
dengan penyakit campak.
Tujuan dari penelitian dengan menggunakan pendekatan systematic review, ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian campak berdasarkan hasil
penelitian yang sudah ada sebelumnya.

METODE PENELITIAN
Kajian penelitian merupakan systematic review. Sumber data penelitian ini
berasal dari literatur yang diperoleh melalui google schoolar berupa hasil penelitian dengan
keyword mengenai penyakit campak, terdapat 2580 artikel. Kemudian, didapatkan 1980 artikel
tentang faktor yang berhubungan dengan penyakit campak. Untuk mempersempit pencarian, jurnal
difilter mengenai faktor yang berhubungan dengan panyakit campak tahun 2001-2016 didapatkan 647
artikel. Setelah itu, didapatkan 10 artikel yang berkaitan dengan judul tersebut. 10 artikel yang didapat

terdiri dari 5 artikel publikasi ilmiah, dan 5 jurnal, yang meneliti faktor-faktor penyebab
penyakit campak, berasal dari seluruh universitas terkemuka di Indonesia yang dipublikasikan di
internet meliputi Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Universitas Malahayati Bandar Lampung, Stikes Aisyiyah Yogyakarta, Poltekkes Denpasar, Media
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Buletin Penelitian Kesehatan.
YG ADEK MERAHIN TOLONG DILIHAT KEMBALI YAA, DAN EDITIN

DATA BASE
Google Schoolar

Keyword : Penyakit
Campak

2580 artikel

Faktor yang
berhubungan dengan 1980 artikel
penyakit campak
Faktor yang
berhubungan dengan
penyakit campak
Tahun 2001-2016 Ya : 10 artikel

647 artikel

Tidak : 637 artikel

HASIL
Berdasarkan artikel ilmiah dan jurnal yang diperoleh, didapatkan beberapa faktor yang
berhubungan dengan penyakit campak, yaitu sebagai berikut :
1. Pemberian Vitamin A
Menurut WHO (2009) pemberian vitamin A yang dilakukan bersama dengan imunisasi akan
meningkatkan titer antibody yang spesifik dan tampaknya tetap berada pada nilai yang cukup tinggi.
Suplementasi vitamin A menurunkan morbiditas dan mortalitas campak akut pada bayi dan anak di
negara berkembang .
Penyakit campak dapat dicegah dengan pemberian Vitamin A. Vitamin A diberikan pada bayi,
balita, ibu nifas bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan, karena Vitamin A
dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak, dan bermanfaat
untuk kesehatan ata dan membantu proses pertumbuhan (Kemenkes Ri, 2010)
Penelitian Tri Budi Yanti dan Sulistyaningsih menunjukkan bahwa pemberian vitamin A
merupakan faktor resiko terjadinya kejadian campak (OR = 4,643 dengan p=0,001)
2. Umur Anak saat Pemberian Imunisasi
Imunisasi Campak yang hanya diberikan satu kali pada usia 9 bulan, dalam kajian
Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes ternyata kurang memberikan
perlindungan jangka panjang. Oleh karena itu, campak diberikan penguat pada saat
masuk sekolah dasar melalui program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
Penyakit campak dapat dicegah dengan ketepatan waktu dalam pemberian imunisasi
campak.
Penelitian Tri Budi Yanti dan Sulistyaningsih menunjukkan bahwa ada hubungan umur
saat pemberian imunisasi campak dengan kejadian campak (OR = 4,643 dengan p=0,007). Sejalan
dengan penelitian Rina Meilani dan Risna Endah Budiati yang menyatakan bahwa faktor umur
pemberian imunisasi berhubungan dengan kejadian campak (OR=5,760 p=0,020).
3. ASI Ekslusif
ASI ekslusif mempengaruhi kejadian campak karena ASI ekslusif merupakan sumber zat-zat
imunitas yang sangat diperlukan bayi. ASI mengandung kolostrum yang kaya antibodi karena
mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan membunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga
pemberian ASI ekslusif dapat mengurangi risiko kesakitan pada bayi, karena terserang infeksi seperti
penyakit campak.
Penelitian Tri Budi Yanti dan Sulistyaningsih menunjukkan bahwa ada hubungan
pemberian ASI ekslusif dengan kejadian campak (p=0,007). Penelitian Bayu Septian Ardiyanti dkk juga
menunjukkan adanya hubungan antara ASI ekslusif dengan kejadian campak (p=0,001). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Leny Mafulla Rahmayanti menunjukkan bahwa ASI ekslusif (p=0,004)
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian campak.
NO ARTIKEL LIHAT DI DAFTAR PUSTAKA
TOLONG SELESEIN YA YULLY, AKAK.. ADEK 2 HARI NI GAK BISA BANTU.
4. Status Imunisasi
5. Pengetahuan Ibu
6. Kepadatan Hunian Rumah
7. Kontak dengan penderita
8. Status Gizi
9. Ventilasi
10. Persepsi Masyarakat
11. Perilaku Pencegahan Campak
12. Umur Ibu
13. Riwayat Kontak

Tabel 1. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Campak


NO Faktor-faktor No artikel Pvalue/ OR
1. Pemberian Vitamin A 1, 0,001
2. Umur Anak saat Imunisasi 1,16 00,020-,021
3. Asi Ekslusif 1,6,11 0,001-0,007
4. Status Imunisasi 4,9,10,11,12,14,16 0,000-0,002
5. Pengetahuan Ibu 4,15 0,000-0,001
6. Kepadatan Hunian Rumah 4 0,000
7. Kontak dengan penderita 6 0,001
8. Status Gizi 9,10,12,16 0,000-0,041
9. Ventilasi 9,10 0,016
10. Persepsi Masyarakat 10 0,000
11. Perilaku Pencegahan Campak 11 0,004
12. Umur Ibu 13 0,0129
13. Riwayat Kontak 14 0,038
PEMBAHASAN (pemikiran, pendapat tapi juga merujuk pada artikel, d jlskan berd versi kita)
Kelebihan / masing item
Kekurangan / masing item

1. imunisasi campak
Dijelaskan kenp berhub knp tdk berhub brdsr penelitan org, knp temuannya tdk sama dg org lain

PEMBAHASAN
1. Pemberian Vitamin A
2. Umur Anak saat Pemberian Imunisasi
3. ASI Ekslusif
4. Status Imunisasi
5. Pengetahuan Ibu
6. Kepadatan Hunian Rumah
7. Kontak dengan penderita
8. Status Gizi
9. Ventilasi
10. Persepsi Masyarakat
11. Perilaku Pencegahan Campak
12. Umur Ibu
13. Riwayat Kontak

DAFTAR PUSTAKA

1. Tri Budi, Yanti, Sulistyaningsih. 2014. Hubungan Pemberian Vitamin A dan Umur saat Pemberian
Imunisasi Campak dengan Kejadian Campak pada Bayi dan Balita di Kabupaten Bantul Tahun
2013-2014. Yogyakarta
2. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015. Diakses 8 November 2016
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf
3. Finazis, Rekha. 2014. Akurasi Pencatatan dan Pelaporan Imunisasi Campak
Bayi Pada Buku KIA dan Buku Kohort. Surabaya
4. Giarsawan, Nyoman, dkk. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Campak di Wilayah
Puskesmas Tejakula I Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Denpasar
5. Tontcheva, Emily. Measles. Diakses 8 November 2016

http://www.who.int/topics/measles/en/
6. Ardianto, Bayu Septian. 2016. Analisis Faktor risiko dengan Kejadian Campak di Kabupaten
Boyolali. Surakarta
7. Lestari. C.S. Whinie, dkk. 2009. Dampak Status Imunisasi Anak Balita di Indonesia terhadap
Kejadian Penyakit
8. Reported Measles Cases by WHO region 2014, 2015, as of 13 January 2016.
Diakses 8 November 2016
(http://www.who.int/immunization/monitoring_surveillance/burden/vpd/surveilla

nce_type/active/measlesregionalsummary.pdf ᄃ
9. Marniasih, Wulan dkk. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Campak di
Wilayah Kerja Puskesmas Natar Kabupaten Lampung Selatan. Bandar Lampung
10. Setyaningrum. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Campak di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Surakarta
11. Rahmayanti, Leny Mafulla. 2014. Hubungan Status Imunisasi Campak dan Perilaku Pencegahan
Penyakit Campak dengan Kejadian Campak pada bayi dan Balita di Puskesmas Kabupaten
Bantul. Yogyakarta
12. Khotimah, Husnul. 2008. Hubungan antara Usia, Status Gizi, dan Status
Imunisasi dengan Kejadian Campak Balita. Banten
13. H, Salma Padri. 2001. Faktor Sosial Ekonomi yang Berhubungan dengan Terjadinya Campak pada
Balita di Kabupaten Serang Tahun 1999-2000. Jawa Barat
14. Ramadhani, Nuri Fatimah. 2016. Hubungan Status Imunisasi dan Riwayat
Kontak dengan Kejadian Campak pada Balita di Kabupaten Sukoharjo.
Surakarta
15. Nelfrides. Faktor Risiko Kejadian Campak pada Balita di Kota Padang Tahun
2015. Padang
16. Meilani, Rina, dkk. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Campak
di Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus.

Anda mungkin juga menyukai