Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS IMMINENS DI

INSTALASI RAWAT INAP KEBIDANAN RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG


TAHUN 2011

Hj. Mursyida A. Wadud S.Sos.SKM M.kes

dosen poltekkes kemenkes palembang jurusan kebidanan

ABSTRAK

Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dari tahun 1990 sampai 2015 harus mencapai 5,5% pertahun, target yang diinginkan yaitu 265 tahun 2006
menuju target 125 / 100.000 kelahiran hidup. Millenium Development Goal’s (MDG’S) 2015 mengurangi tiga
perempat jumlah perempuan meninggal selama hamil dan melahirkan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah faktor umur, usia kehamilan dan paritas ibu berhubungan
dengan kejadian abortus imminens di Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tahun 2011.
Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional, populasinya
adalah seluruh ibu yang mengalami abortus imminens dan inkomplit di IRNA Kebidanan Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang dari bulan Januari sampai 31 Desember 2011. Sampel pada penelitian ini adalah
seluruh ibu yang mengalami abortus imminens dan inkomplit di Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2011. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Mei sampai 16 mei 2012.
Analisa data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-square dengan α = 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang mengalami kejadian abortus Imminens sebesar
77 responden (43,8%) dan abortus inkomplit sebesar 99 responden (56,3%). Responden dengan umur ibu resiko
tinggi (< 20 tahun dan > 35 tahun) sebesar 131 responden (74,4%), responden usia kehamilan resiko tinggi ( ≥ 8
minggu sampai 22 minggu) sebesar 136 responden (77,3%), dan paritas resiko tinggi (primigravida dan hamil ≥
4 kali) sebesar 57 responden (32,4%). Dari uji Chi-square didapatkan Ada hubungan bermakna antara umur ibu
dengan kejadian abortus imminens dari uji statistik didapatkan ρ value = 0,01, Ada hubungan bermakna antara
usia kehamilan dengan kejadian abortus imminens dari uji statistik didapatkan ρ value = 0,03, Ada hubungan
bermakna antara paritas dengan kejadian abortus imminens dari uji statistik didapatkan ρ value = 0,002 di
Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2011.
Melalui penelitian ini diharapakan petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
dalam kasus abortus terutama pada abortus imminens.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di Indonesia diperkirakan sekitar 2-2,5%


mengalami keguguran setiap tahun sehingga secara
Salah satu penyebab kematian ibu adalah nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi
abortus. Abortus adalah berakhirnya suatu 1,7 per tahunnya (Manuaba, 2001).
kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau tahun 2009 terdapat 750.000 – 1,5 juta abortus
buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar yang terjadi di Indonesia pada tahun, 2500 orang
kandungan (Saifudin, 2006). diantaranya berakhir dengan kematian. Aborsi
berkonstribusi 11,1 % terhadap Angka Kematian
Ibu (AKI) Yang berjumlah 248 orang/100.000
Pada tahun 2000, World Health Organization
(WHO). Memperkirakan 2/3 kehamilan di dunia kelahiran hidup (Azikin ,2011).
merupakan kehamilan yang tidak diinginkan yaitu AKI kota Palembang berdasarkan laporan
sekitar 50 juta per tahun. Sebanyak 60% mendapat Indikator Database 2005 United Nation Found
Population (UNFPA) 6th Country Programme
pertolongan yang aman dan 40% mendapat
adalah 317 per 100.000 kelahiran, lebih rendah dari
pertolongan yang tidak aman. Hal ini
menyumbangkan angka kematian ibu (AKI) AKI Provinsi Sumatera Selatan Sebesar 467 per
menjadi 15-20%. Diperkirakan sekitar 700.000 100.000 kelahiran. Jumlah kematian ibu tahun 2010
wanita/ibu meninggal per tahun akibat abortus yang dikota Palembang sebanyak 10 orang diantaranya
tidak aman, yaitu 1 diantara 10 kehamilan atau 1 disebabkan oleh perdarahan dan selebihnya
diantara 7 kelahiran (Affandi, 2008). disebabkan faktor lainnya termasuk abortus
(Dinkes Palembang, 2010).
Berdasarkan jenisnya abortus juga dibagi sakit Muhammadiyah Palembang Tahun
menjadi abortus imminens, abortus insipien, 2011.
abortus inkomplet, abortus komplet, missed D. Manfaat Penelitian
abortion, dan abortus habitualis (Nugroho, 2010). 1. Bagi Institusi Pendidikan
Beberapa faktor yang merupakan penyebab a) Bagi Poltekkes Depkes Palembang
terjadinya abortus adalah umur ibu, usia kehamilan, Jurusan Kebidanan
paritas, tingkat pendidikan, pekerjaan, status
ekonomi, status perkawinan, dan riwayat abortus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk menjadi bahan kepustakaan dan bahan
melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor pengayaan teori, khususnya mengenai
yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus Abortus untuk peserta didik yang akan
Imminens di Instalasi Rawat Inap Kebidanan datang dan menambah bahan kepustakaan
Rumah sakit Muhammadiyah Palembang di Poltekkes Kemenkes Palembang.
Tahun 2011”.
B. Rumusan Masalah b) Bagi Instalasi Rawat Inap Kebidanan
Rumah sakit Muhammadiyah
Apa saja faktor-faktor yang berhubungan Palembang
dengan kejadian abortus imminens di Instalasi
Rawat Inap Kebidanan Rumah sakit Dengan adanya penelitian ini
Muhammadiyah Palembang Tahun 2011 ?
diharapkan mampu memberikan masukan
bagi pihak penentu kebijakan dan instansi
C. Tujuan Penelitian terkait untuk memprioritaskan program
1. Tujuan Umum kesehatan dalam upaya menurunkan angka
Untuk mengetahui faktor-faktor yang kejadian abortus, sehingga angka kejadian
berhubungan dengan kejadian abortus abortus dapat menurun khususnya
imminens di Instalasi Rawat Inap Kebidanan diwilayah kota Palembang.
Rumah sakit Muhammadiyah Palembang
Tahun 2011.
c) Bagi Penulis
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui distribusi frekuensi
kejadian abortus imminens di Instalasi Kegiatan ini dapat menambah
Rawat Inap Kebidanan Rumah sakit pengetahuan mengenai kejadian abortus
Muhammadiyah Palembang Tahun dan sebagai aplikasi dari mata kuliah
2011. metode penelitian dan Biostatistik.
b) Untuk mengetahui distribusi frekuensi
umur ibu di Instalasi Rawat Inap METODELOGI PENELITIAN
Kebidanan Rumah sakit Muhammadiyah
Palembang Tahun 2011. A. Desain Penelitian
c) Untuk mengetahui distribusi frekuensi
usia kehamilan di Instalasi Rawat Inap Desain penelitian adalah rancangan
Kebidanan Rumah sakit Muhammadiyah penelitian yang akan dilaksanakan. Desain
Palembang Tahun 2011. yang akan dilakukan menggunakan
d) Untuk mengetahui distribusi frekuensi metode survei analitik dengan pendekatan
paritas di Instalasi Rawat Inap cross sectional yaitu suatu penelitian untuk
Kebidanan Rumah sakit Muhammadiyah mempelajari dinamika korelasi antara
Palembang Tahun 2011. faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
e) Untuk mengetahui hubungan umur ibu cara pendekatan, observasi atau
dengan kejadian abortus imminens di pengumpulan data sekaligus pada suatu
Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah saat. Artinya, tiap subjek penelitian hanya
sakit Muhammadiyah Palembang Tahun diobservasi sekali saja dan pengukuran
2011. dilakukan terhadap suatu karakter atau
f) Untuk mengetahui hubungan usia variabel subjek pada saat pemeriksaan.
kehamilan dengan kejadian abortus Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek
imminens di Instalasi Rawat Inap penelitian diamati pada waktu yang sama
Kebidanan Rumah sakit Muhammadiyah (Notoadmodjo, 2010).
Palembang Tahun 2011.
g) Untuk mengetahui hubungan paritas
Adapun pada penelitian ini variabel
dengan kejadian abortus imminens di
dependen yaitu kejadian Abortus
Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah
imminens. Sedangkan variabel independen
yaitu umur ibu, usia kehamilan, dan 2. Instrumen Penelitian
paritas.
Instrument penelitian adalah alat-alat
B. Populasi Penelitian yang akan digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo, 2010). Pengumpulan
Populasi penelitian adalah data dalam penelitian ini dilakukan dengan
keseluruhan objek penelitian, atau objek menggunakan check list.
yang diteliti tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Adapun populasi pada penelitian ini F. Teknik Pengolahan Data
adalah seluruh ibu abortus imminens dan 1. Pengolahan Data
abortus inkompletus yang dirawat di Menurut Hastono, 2010 dalam proses
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pengolahan data terdapat langkah-langkah
pada tanggal 1 Januari sampai 31 yang harus dilalui, yaitu :
Desember 2011. a. Editing (Pengeditan Data)
Merupakan kegiatan untuk melakukan
C. Sampel penelitian pengecekan isian check list apakah
Sample adalah sebagian yang diambil jawaban yang ada sudah lengkap, jelas,
dari keseluruhan objek yang diteliti dan relevan, dan konsisten.
dianggap mewakili seluruh populasi b. Coding (Pengkodean Data)
(Notoatmodjo, 2005). Kegiatan merubah data dalam bentuk
Besar sampel menurut Arikunto, 2002 bilangan atau angka, untuk mempermudah
jika populasi kurang dari 100 orang maka pada saat analisa data dan mempercepat
sampel yang diambil menggunakan tehnik pada saat entry data
total populasi. Sampel pada penelitian ini c. Processing (Pemasukan Data)
adalah ibu yang mengalami abortus Setelah semua isian check list terisi penuh
imminens dan abortus inkomplitus yang dan benar, dan telah melewati pengkodean
dirawat di ruang kebidananan Rumah langkah selanjutnya adalah memproses
Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun data agar dapat dianalisis. Proses data
2011 yang tercatat di rekam medik. dilakukan dengan cara mengentry
(memasukan data) dari daftar check list
D. Tempat dan Waktu Penelitian keprogram computer.
d. Cleaning Data ( Pembersihan Data)
Apabila semua data dari setiap sumber
1. Tempat Penelitian data atau responden selesai dimasukan,
perlu dilakukan pengecekan kembali untuk
Penelitian ini dilakukan di Instalasi melihat kemungkinan adanya kesalahan
Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit dalam pengkodean, ketidak lengkapan,
Muhammadiyah Palembang. dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi. Proses ini
2. Waktu Penelitian disebut pembersihan data (data cleaning).

Waktu penelitian akan dilakukan pada G. Teknik Analisa Data


bulan juni-juli 2011.
A. Analisis Univariat
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan
Data Analisis Univariat adalah analisa yang
dilakukan untuk mengetahui distribusi
1. Teknik Pengumpulan Data frekuensi variabel dependen dan variabel
independen dari hasil penelitian. Pada
Pada penelitian ini menggunakan data umumnya dalam analisa ini hanya
sekunder yaitu data yang didapat dari suatu menghasilkan distribusi dan persentase dari
lembaga atau instansi tertentu tiap variabel (Notoadmodjo, 2010).
(Notoatmodjo, 2005). Data sekunder
diperoleh dari data-data rekam medik yang Adapun variabel dependen pada penelitian
ada di Rumah Sakit Muhammadiyah ini adalah kejadian abortus imminens dan
Palembang Tahun 2011, buku sumber yang variabel independen yang diteliti yaitu umur
terkait dengan judul penelitian, serta ibu, usia kehamilan, dan paritas.
penelusuran dan pencatatan dari media
elektronik atau internet. Rumus Bungin, 2001.
 permulaan dan merupakan ancaman terjadinya
 = 100%
 abortus, ditandai perdarahan pervaginam,
ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
Keterangan: masih baik dalam kandungan.
Abortus imminens adalah abortus yang
P=Persentase mengancam dan masih bisa dipertahankan
f = frekuensi apabila dilakukan asuhan kebidanan yang
adekuat (ANC teratur, ibu tidak melakukan
n = sampel pekerjaan berat selama kehamilan,
menghindari hubungan seksual yang
B. Analisis Bivariat berlebihan sewaktu hamil, dan lain-lain)
kehamilan akan dapat berlangsung sampai
aterm.
Menurut Notoatmodjo (2010) analisis
bivariat merupakan analisis yang dilakukan
B. Hubungan umur ibu dengan kejadian
terhadap dua variabel yang diduga yang
abortus imminens
berhubungan atau berkorelasi. Analisa ini Hasil penelitian ini analisis univariat
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara umur resiko tinggi (kurang dari 20 tahun dan
variabel dependen yaitu abortus imminens dan Lebih dari 35 tahun) sebesar 131 responden
variabel independen yaitu umur ibu, usia (74,4 %) dan umur ibu resiko rendah (20
kehamilan, dan paritas dengan menggunakan tahun sampai 35 tahun) sebesar 45 responden
uji statistik Chi-square dengan tingkat (25,6 %), sejalan dengan penelitian Mayo
kemaknaan α = 0.05, bila ρ value ≤ 0,05 Clinic Staff tahun 2005 didapatkan hasil
berarti ada hubungan yang bermakna diantara penelitian resiko terjadinya abortus
variabel tersebut, dan bila ρ value > 0,05 berdasarkan usia ibu yaitu usia lebih dari 35
berarti tidak ada hubungan yang bermakna tahun sampai 42 tahun resikonya 70 %. Hasil
diantara variabel tersebut (Notoatmodjo, penelitian ini analisis bivariat umur resiko
2010) . tinggi dengan kejadian abortus imminens
sebesar 49,6 % lebih besar dari umur resiko
PEMBAHASAN rendah sebesar 26,7 %. Hasil uji statistik Chi-
square dengan ρ value = 0,012 lebih kecil
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit dari α = 0,05, ada hubungan bermakna antara
Muhammadiyah Palembang dari tanggal 10 Mei umur ibu dengan kejadian abortus imminens.
sampai 16 Mei 2012 selama satu minggu. Sampel Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dini
pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang Sudi Umayah di RSUD Dr. Moewardi
mengalami abortus imminens sebesar 77 responden Surakarta Pada tahun 2009 didapatkan ρ value
(43,8 %) dan abortus inkomplit sebesar 99 = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, terdapat
responden (56,3 %) yang dirawat di Instalasi Rawat hubungan yang sangat signifikan antara usia
Inap Kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah ibu dengan kejadian abortus di RSUD Dr.
Palembang dari tanggal 1 Januari sampai 31 Moewardi Surakarta. Dari analisis ini nilai
Desember 2011. Odd Ratio (OR) 2,708, berarti responden
umur ibu resiko tinggi berpeluang 2,708 kali
Pengumpulan data menggunakan data dari pada responden umur ibu resiko rendah.
sekunder dengan instrumen check list menelusuri Hal ini didukung dengan teori
data rekam medik sehingga didapatkan data yang Sarwono pada tahun 2006 bahwa wanita
akan diteliti variabel umur ibu, usia kehamilan, dan yang hamil atau melahirkan pada umur
paritas dengan kejadian abortus imminens. dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik merupakan faktor resiko terjadinya
dengan analisa univariat dan bivariat dengan uji perdarahan dan dapat mengakibatkan
statistik Chi-square secara komputerisasi dengan kematian maternal.
tingkat kemaknaan
0,05 dan CI 95 % . Berdasarkan hasil penelitian ini abortus
imminens juga terjadi pada responden umur
ibu resiko rendah karena pada dasarnya setiap
A. Kejadian Abortus Imminens
ibu hamil mempunyai resiko untuk terjadi
Dari hasil penelitian ini jumlah kejadian
abortus imminens, bila tidak ditangani dan
dengan diagnosa abortus imminens sebesar 77
dicegah dengan asuhan kebidanan yang lebih
responden (43,8 %), dan yang mengalami
baik. Sedangkan responden umur resiko tinggi
kejadian abortus inkomplit sebesar 99
dengan abortus imminens dapat disebabkan
responden (56,3 %).
oleh berbagai faktor yaitu pada kelompok
Menurut Prawirohardjo pada tahun
umur kurang dari 20 tahun antara lain belum
2008 abortus imminens adalah abortus tingkat
sempurnanya organ-organ reproduksi, psikis kebidanan yang lebih baik. Sedangkan
ibu yang belum siap menghadapi kehamilan, perdarahan yang banyak dapat terjadi pada
persalinan, nifas, dan kehidupan rumah responden usia kehamilan resiko tinggi
tangga. Pada kelompok umur lebih dari 35 dengan kejadian abortus imminens.
tahun terjadi karena gangguan fungsi alat Perdarahan tersebut dapat diatasi dengan
reproduksi yang sudah mengalami penurunan istirahat total ditempat tidur sampai
untuk menerima buah kehamilan. Jadi dapat perdarahan berhenti dan kehamilan masih
disimpulkan bahwa resiko abortus sering dalam kondisi yang baik dan jika perdarahan
bertambah seiring bertambahnya usia ibu. telah berhenti ibu tidak boleh melakukan
pekerjaan yang berat selama hamil,
C. Hubungan usia kehamilan dengan kejadian menghindari hubungan seksual yang
abortus imminens berlebihan sewaktu hamil, dan lain-lain.
Hasil penelitian ini analisis univariat
usia kehamilan resiko tinggi (umur hamil D. Hubungan paritas dengan kejadian
lebih dari atau sama dengan 8 minggu Abortus Imminens
sampai 22 minggu) sebesar 136 responden Hasil penelitian ini analisis univariat
(77,3 %) dan usia kehamilan resiko rendah paritas resiko tinggi (primigravida dan hamil
(kurang dari 8 minggu) sebesar 40 lebih dari atau sama dengan 4 kali) sebanyak
responden (22,7 %). Penelitian ini sejalan 57 responden (32,4 %) dan paritas resiko
dengan penelitian Widyawati di RSUD rendah (hamil 2 dan 3 kali) sebesar 119
Semarang tahun 2005 didapatkan hasil responden (67,6 %). Penelitian ini tidak
frekuensi responden dengan usia kehamilan sejalan dengan penelitian Supriatiningsih pada
resiko tinggi sebesar 108 responden (77,7 tahun 2009, resiko abortus imminens
%) dan usia kehamilan resiko rendah meningkat menjadi sangat beresiko tinggi
sebesar 31 responden (22,3 %). pada wanita yang mempunyai paritas lebih
Hasil penelitian ini analisis bivariat dari 3 sebesar 76,1 %. Hasil penelitian ini
usia kehamilan resiko tinggi dengan analisis bivariat paritas resiko tinggi dengan
kejadian abortus imminens sebesar 48,5 % kejadian abortus imminens sebesar 61,4 %
lebih besar dari usia kehamilan resiko lebih besar dari paritas resiko rendah sebesar
rendah sebesar 27,5%. Hasil uji statistik 35,3 %. Hasil uji statistik didapatkan ρ value
Chi-square dengan ρ value = 0,030 lebih = 0,002 lebih kecil dari α = 0,05, ada
kecil dari α = 0,05, ada hubungan bermakna hubungan bermakna antara paritas dengan
antara usia kehamilan dengan kejadian kejadian abortus imminens. Penelitian ini
abortus imminens. Penelitian ini Sejalan sejalan dengan penelitian Hj. Husna
dengan penelitian Surjadi di Rumah Sakit (Poltekkes Makasar) di RSUD
Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun Lamadukkelleng Sengkang kabupaten Wajo
2004 dengan hasil uji statistik ρ value = pada tahun 2010 ρ value = 0,000 lebih kecil
0,01 lebih kecil dari α = 0,05, ada hubungan dari α = 0,05, ada hubungan bermakna antara
bermakna antara usia kehamilan dengan paritas dengan kejadian abortus imminens di
kejadian abortus di Rumah Sakit Dr. Hasan RSUD Lamadukkelleng Sengkang kabupaten
Sadikin Bandung. Dari analisis ini nilai Odd Wajo. Dari analisis ini nilai Odd Ratio (OR)
Ratio (OR) 2,486, berarti responden usia 2,917, berarti responden paritas resiko tinggi
kehamilan resiko tinggi berpeluang 2,486 berpeluang 2,917 kali dari pada responden
kali dari pada responden usia kehamilan paritas resiko rendah.
resiko rendah. Menurut Wiknjosastro pada tahun
Menurut Wiknjosastro pada tahun 2005, paritas adalah Jumlah anak yang telah
2005, Pada kehamilan kurang dari 8 minggu dilahirkan ibu baik dalam keadaan hidup atau
villi koriales belum menembus desidua secara meninggal. Paritas 2-3 merupakan paritas
mendalam sehingga pada umumnya paling aman ditinjau dari sudut kematian
perdarahan tidak terlalu banyak. Pada maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih
kehamilan antara 8-14 minggu villi koriales dari 3) mempunyai angka kematian maternal
menembus desidua lebih dalam, sehingga lebih tinggi, lebih tinggi paritas maka lebih
umumnya dapat menyebabkan banyak tinggi kematian maternal.
perdarahan. Berdasarkan hasil penelitian ini abortus
Berdasarkan penelitian ini abortus imminens juga terjadi pada responden paritas
imminens juga terjadi pada responden usia resiko rendah karena pada dasarnya setiap ibu
kehamilan resiko rendah karena pada hamil mempunyai resiko untuk terjadi abortus
dasarnya setiap ibu hamil mempunyai resiko imminens, bila tidak ditangani dan dicegah
untuk terjadi abortus imminens, bila tidak dengan asuhan kebidanan yang lebih baik.
ditangani dan dicegah dengan asuhan Sedangkan responden paritas resiko tinggi
primigravida dapat disebabkan oleh B. Saran
kurangnya asuhan obstetric yang baik selama 1. Untuk Rumah Sakit Muhammadiyah
kehamilan. Tetapi jika dilakukan asuhan Palembang
obstetric yang lebih baik selama kehamilan, Setelah dilakukan penelitian ini
kehamilan akan dapat berlangsung sampai diharapkan Rumah Sakit Muhammadiyah
aterm. Sedangkan paritas resiko tinggi hamil Palembang agar bisa melengkapi data-data
lebih dari atau sama dengan 4 kali dapat yang dikumpulkan sesuai variabel peneliti
disebabkan oleh menurunnya fungsi alat misalnya variabel independen pendidikan,
reproduksi dalam menerima buah kehamilan pekerjaan dan lain-lain sehingga pada
dan dapat dikurangi atau dicegah dengan penelitian selanjutnya data dapat lebih
mengikuti program keluarga berencana. lengkap dan bisa dijadikan Rumah Sakit
pendidikan dan penelitian.
2. Untuk Instansi Pendidikan Kebidanan
KESIMPULAN DAN SARAN Poltekkes Kemenkes Palembang
Diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberikan informasi dan dapat
A. Kesimpulan
Penelitian ini berjudul Faktor-faktor menambahkan kepustakaan di Poltekkes
yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan
sehingga dapat memberikan pengetahuan
Imminens di Instalasi Rawat Inap Kebidanan
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang bagi yang membaca khususnya
Tahun 2011 dengan populasi sebesar 176 pengetahuan mengenai faktor-faktor yang
responden dan sampel sebesar 176 responden berhubungan dengan kejadian abortus
imminens.
didapatkan hasil :
1. Distribusi frekuensi kejadian abortus 3. Untuk Penelitian Selanjutnya
imminens sebesar 77 responden Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
(43,8 %), distribusi frekuensi kejadian dimasa yang akan datang dapat dilakukan
penelitian dengan variabel lain seperti
abortus inkomplit sebesar 99 responden
(pengetahuan, pekerjaan, abortus yang
(56,3 %).
2. Distribusi frekuensi kejadian abortus lalu) dan dengan metode deskriptif analitik
imminens dengan umur ibu resiko tinggi untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
sebesar 131 (74,4 %), distribusi frekuensi lainnya.
dengan umur ibu resiko rendah sebesar 45
responden (25,6 %).
3. Distribusi frekuensi kejadian abortus
imminens dengan usia kehamilan resiko
tinggi sebesar 136 responden (77,3 %),
distribusi frekuensi dengan usia kehamilan
resiko rendah sebesar 40 responden (22,7
%).
4. Distribusi frekuensi kejadian abortus
imminens dengan paritas resiko tinggi
sebesar 57 responden (32,4 %), distribusi
frekuensi dengan paritas resiko rendah
sebesar 119 responden (67,6 %).
5. Ada hubungan bermakna antara umur ibu
dengan kejadian abortus imminens dari uji
statistik didapatkan ρ value = 0,012 lebih
kecil dari α = 0,05
6. Ada hubungan bermakna antara usia
kehamilan dengan kejadian abortus
imminens dari uji statistik didapatkan ρ
value = 0,030 lebih kecil dari α = 0,05
7. Ada hubungan bermakna antara paritas
dengan kejadian abortus imminens dari uji
statistik didapatkan ρ value = 0,002 lebih
kecil dari α = 0,05

Anda mungkin juga menyukai