Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TREND ISSUE KEPERAWATAN

“ TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN“

OLEH:

KELOMPOK 1

1. ALPIAN RODISON
2. ANGGI FASKAL PRATAMA
3. DESI NORA PUTRI
4. ILMA WAHYUNI
5. JHONI WAHYU SAPUTRA
6. MIKE SUTIA MAININGSIH
7. PUTRA INDARAWAN
8. RIVO SYAPUTRA
9. TIYA MONICA BAMINDA
10. WULAN RAMADHANI

DOSEN :

Ns. MIRA SUSANTI, M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKes ALIFAH PADANG

Th.2013/2014

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Trend Issue Keperawatan yang
berjudul “Timbang Terima Keperawatan”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Tujuan penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas belajar pada prodi
keperawatan STIKes ALIFAH, dimana diharapkan mahasiswa sebagai calon perawat
dapat dan mampu memahami dan mengaplikasikan ilmunya baik untuk dirinya sendiri
ataupun di masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan mahasiswa
dan dosen pembimbing untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Padang, Januari 2014

Kelompok I

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------ i

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ------------------------------------------------------------ 5


1.2. Tujuan ---------------------------------------------------------------------- 6

BAB II KONSEP TEORITIS--------------------------------------------------------- 7

BAB III SKENARIO----------------------------------------------------------------- 19

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ----------------------------------------------------------------- 25

4.2 Saran ------------ ------------------------------------------------------------25

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan.
Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon
yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan
dan langkah- langkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat
berupa penataan ketenagaan dan pasien, penerapan MAKP dan perbaikan dokumentasi
keperawatan.

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan


mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat.
Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat,
maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus
ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima
klien.Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum
dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima
dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan lisan.

Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan


menerima informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan saat itu.

4
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar
shift secara tulisan dan lisan.

Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang terima
yang dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnosa medis, diagnosa
keperawatam, program terapi yang sudah dilakukan dan rencana tindakan yang akan
dilakukan. Timbang terima dilakukan secara lisan dan tertulis kemudian keliling ke
semua pasien. Timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya
karena timbang terima merupakan bagian penting dalam menginformasikan
permasalahan klien sehari- hari.

Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena
dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan
bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan
tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik,
maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak
adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan.
Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tigkat
kepuasan pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan
dan ditingkatkan kualitasnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka kelompok akan melaksanakan timbang


terima pasien berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional Primary
Nursing.

5
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa mampu


mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan baik dan
mampu bermain peran, sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan klien
dapat dipertahankan.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).


b. Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
pada klien.
c. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

1.3 Manfaat

1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat.
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
2. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
3. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.

6
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Pengertian

Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya
handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover adalah
komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada
pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah
transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan,
klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer
informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat
sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.

Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam


menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover
adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien
dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan
waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru,
dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan.

2.2 Tujuan Timbang Terima

a. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).


b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.

7
c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi


komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Timbang terima
(handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:

a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan


perasaan perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan keperawatan.

2.3 Langkah-Langkah Dalam Timbang Terima

a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.


b. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi:
 Kondisi atau keadaan pasien secara umum
 Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
 Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
d. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru.
e. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien.
(Nursalam, 2002)

2.4 Prosedur Dalam Timbang Terima

1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

8
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat yang berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
 Identitas klien dan diagnosa medis.
 Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
 Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
 Intervensi kolaborasi dan dependen.
 Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau
prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat.
(Nursalam, 2002)

Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:

a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.


Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.

9
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang
berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah
antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang datang.
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab
dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima
operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau
pada pasien langsung.
2.5 Metode Dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di
sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi
secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di
samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien
secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang
disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside
handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa
kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan
terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.

10
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi
pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien
jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau
persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan
kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one
way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja
atau media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman


implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:

1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya


pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima
dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau
mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan
dan terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan
informasi atau terlupa.

11
2.6 Faktor-faktor dalam Timbang Terima

1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan.


2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
5. Pemahaman tentang prosedur klinik.

2.7 Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga

Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri
seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau
operan adalah sebagai berikut:

1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur
selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya
perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan
pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan
mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat
yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi
pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan
masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis
dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan
mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan
seperti kualitas kendali dan pemantauan.

12
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan
rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua
penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada
shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak
terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.

2.8 Dokumentasi dalam Timbang Terima

Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang
sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.

Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:


a. Identitas pasien.
b. Diagnosa medis pesien.
c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan dan nama terang.

13
Manfaat pendokumentasian adalah:
 Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
 Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan
lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
 Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai
informasi mengenai pasien telah dicatat.
(Suarli & Yayan B, 2009)

2.9 Skema Timbang Terima

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KEPERAWATAN

RENCANA
TINDAKAN

YANG TELAH YANG AKAN


DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN
KEADAAN PASIEN

MASALAH:

- TERATASI
- BELUM
- SEBAGIAN

14
2.10 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA

Pra Timbang 1. Kedua kelompok dinas 10 menit Nurse Karu


Terima sudah siap dan berkumpul Station
PP
di Nurse Station.
2. Karu mengecek kesiapan PA
timbang terima tiap PP.
3. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan
catatan (Work Sheet), PP
yang akan mengoperkan,
menyiapkan buku timbang
terima & nursing kit.
4. Kepala ruangan membuka
acara timbang terima
dilanjutkan dengan doa.

Pelaksanaan 1. PP dinas pagi melakukan 20 menit Nurse Karu


Timbang timbang terima kepada PP Station
PP
Terima dinas sore. Hal-hal yang
perlu disampaikan PP pada PA
saat timbang terima :
a. Identitas klien dan

15
diagnosa medis termasuk
hari rawat keberapa atau
post op hari keberapa.
b. Masalah keperawatan.
c. Data yang mendukung.
d. Tindakan keperawatan
yang sudah/belum
dilaksanakan.
e. Rencana umum yang
perlu dilakukan:
Pemeriksaan penunjang,
konsul, prosedur
tindakan tertentu.
2. Karu membuka dan memberi
salam kepada klien, PP pagi
menjelaskan tentang klien,
PP sore mengenalkan
anggota timnya dan
melakukan validasi data.
3. Lama timbang terima setiap Disamping
klien kurang lebih 5 menit, tempat
kecuali kondisi khusus yang tidur klien
memerlukan keterangan lebih
rinci.

Post timbang 1. Klarifikasi hasil validasi 5 menit Nurse Karu


terima data oleh PP sore. station
PP
2. Penyampaian alat- alat
kesehatan. PA
3. Laporan timbang terima
ditandatangani oleh kedua
PP dan mengetahui Karu

16
(kalau pagi saja).
4. Reward Karu terhadap
perawat yang akan dan
selesai bertugas.
5. Penutup oleh karu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

 Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.


 Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
 Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
 Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
 Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
 Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang cukup
sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien.
Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di
dekat klien.
 Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
(Nursalam, 2008)

2.11 Evaluasi dalam Timbang Terima

1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima.
Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada
shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat

17
primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti
shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien
dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien,
masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum
dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima
tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan
baik.

18
BAB III

SKENARIO

Job Discription :

Kepala Ruangan : Jhoni Wahyu Saputra


Perawat Pelaksana Pagi 1 : Mike Sutia Mainingsih
Perawat Pelaksana Pagi 2 : Putra Indrawan
Perawat Pelaksana Sore 1 : Ilma Wahyuni
Perawat Pelaksana Sore 2 : Rivo Saputra
Pasien 1 : Desi Nora Putri
Pasien 2 : Tiya Monica Baminda
Pasien 3 : Wulan Ramadhani
Keluarga Pasien 1 : Alpian Rodison
Keluarga Pasien 3 : Anggi Faskal Pratama

Kepala Ruangan : Membuka dan memfasilitasi timbang terima


Perawat Pelaksana : Menjelaskan data pasien
Menjelaskan sarana dan prasarana yang tersedia
di ruangan
Menjelaskan kondisi pasien
Menjelaskan rencana yang akan dilakukan
Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
Melakukan evaluasi
NURSE STATION
Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita melakukan
timbang terima, marilah kita ucapkan puji syukur atas
kehadirat allah swt. Karena rahmat serta karunianya lah
kita dapat berkumpul disini, pada siang hari ini hari
Senin, tanggal 20 Januari 2012. Akan dilakukan
kegiatan timbang terima yang rutin kita lakukan setiap
pergantian shift. Kepada perawat pelaksana yang dinas

19
pagi dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing
pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas sore.
PP I (Pagi) : Terima kasih Bapak. Assalamu’alaikum Wr Wb, terima
kasih untuk kesempatan yang diberikan kepada saya
untuk menjelaskan kondisi pasien saat ini, jumlah
pasien di bangsal..... saat ini ada 3 orang. Dengan
Tingkat Ketergantungan Minimal 1 orang dan Parsial 3
orang.

Identitas Pasien Yang Pertama:


1. Nama Ny. Ratna
Dokternya Dr. Nindi
Umur 42 tahun, Tingkat Ketergantungan minimal
Diagnosa Medis Ca.Mammae post mastektomi
Keadaan Umum Pasien baik, komposmentis. TD:
110/80 mmHg T: 37 C Nadi: 100 x/menit Rr:
20x/menit. Pasien mengeluhkan nyeri pada luka
lengan atas sebelah kanan dengan skala 7. Masalah
keperawatan yang ditemukan yaitu: Nyeri, Resti
infeksi dan gangguan integritas kulit. Implementasi
yang sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi &
distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul,
Injeksi Cefotaxim 500 mg. Intervensi Yang Belum
Terlaksana: Rencana yg belum dilakukan: Kaji
tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri.
Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg,
Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
2. Nama Ny. Musyadah
Umur 47 tahun, Tingkat Ketergantungan parsial
Diagnosa Medis Ca. Recti. Keadaan Umum Pasien:
lemah, komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60
mmHg T: 37 C Nadi: 800 x/menit Rr: 20x/menit.

20
Pasien mengeluhkan nyeri di daerah anal skala 7.
Masalah keperawatan yang ditemukan yaitu: Nyeri.
Intervensi yang sudah dilakukan: monitor TTV,
Relaksasi & distraksi. Intervensi Yang Belum
Terlaksana: Rencana yg belum dilakukan:
pemberian asam mefenamat 500 mg peroral.Terapi:
Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x
1 tablet. Persiapan lain: USG abdomen dan Cek
albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan
kolon in loop.

Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang


Keadaan Pasien Di Kamar 3 (Zaal) Saat Ini
Dan begitu juga pada perawat pelaksana 2 melaporkan keadaan pasien
saat ini
PP 2 (Pagi) : Assalamu’alaikum Wr Wb, Terima Kasih Untuk
Kesempatan Yang Diberikan Kepada Saya Untuk
Menjelaskan Kondisi Pasien Saat Ini.
Identitas Pasien Yang Pertama
1. Nama Ny. Dewi
Dokternya: Dr. Samsul
Umur 41 tahun, Tingkat Ketergantungan minimal
Diagnosa Medis: Ca. mamae Keadaan Umum
Pasien: baik, komposmentis. TD: 110/80 mmhg T:
37 C N: 100x/menit Rr: 20x/menit.
Pasien mengeluhkan takut dioperasi. Masalah
keperawatan yang ditemukan antara lain: ansietas.
Implementasi yang sudah dilakukan: monitor TTV,
Motivasi individu.
Intervensi yang belum terlaksana: relaksasi,
pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg,
Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan
lain : Cek darah rutin.

21
Kepala Ruangan : Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah
menyampaikan kondisi dari semua pasien saat ini,
mari kita langsung saja menuju ke ruangan pasien

SAAT BERADA DI RUANGAN PASIEN


Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum Wr Wb, Bagaimana Keadaannya
ibu Ratna saat Ini?
Ny. Ratna : masih nyeri di lengan atas kanan pak.
kepala ruangan : baik buk, nanti akan dibantu oleh perawat kami.
Seperti biasa ibu kita disini akan melakukan
kegiatan timbang terima yang rutin setiap pergantian
shift, tujuan dari timbang terima ini adalah
mengkomunikasikan keadaan ibu sekarang dan
menyampaikan informasi yang penting antar shift
jaga. Perkenalkan kepada perawat pelaksana sore
Yang akan bertugas menggantikan perawat
pelaksana pagi ini.
Kemudian Perawat pelaksan memperkenalkan diri. Dan Masing-masing
perawat pelaksana yang dinas sore melakukan validasi langsung ke
pasien.
PP 1 (Sore) : Apa yang dirasakan bu Ratna rasakan Saat ini
apakah sudah ada perkembangan yang lebih baik
dari sebelumnya?
Pasien : Iya suter saya masih sakit pada bagian lengan
atas kanan
PP 1(Sore) : Iya ibu, sakit yang ibu rasakan merupakan efek
dari operasi yang telah ibu lakukan, namun ibu
jangan terlalu cemas karena sudah ada terapi obat
tramadol yang di berikan dokter Nindi untuk
mengatasi masalah yang diderita ibu saat ini,
(perawat memberikan posisi senyaman mungkin
pada pasien dan mengajarkan teknik distraksi,

22
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri) baik ya
ibu, tidak perlu sungkan bila memerlukan
bantuan, kami akan akan selalu siap memberikan
pelayanan yang terbaik.
Demikian perawat pelaksana menanyakan secara bergantian keluhan dari
semua pasien yang ada di kamar 3 (zaal) untuk memvalidasi data yang
dilaporkan oleh perawat pelaksana yang bertugas pada pagi hari.
Kepala ruangan : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau
koreksi yang perlu didiskusikan kembali ?
Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah mengikuti timbang terima ini.
(semua anggota timbang terima meninggalkan
kamar pasien dan akan menuju ke ruang obat)
Selanjutnya Karu dan perawat pelakasana pagi dan siang melakukan
offeran di ruang obat.
kepala ruangan: kepada PP pagi dipersilahkan memberikan
penjelasannya.
PP 1 pagi : terimakasih pak, baiklah obat yang tersedia disini
adalah Tramadol sebanyak 7 ampul, Infus NaCl
sisa 10, Vitamin C 500 mg, Vitamin B kompleks,
Cefotaxim 500 mg, Asam mefenamat 500 mg,
Cefotaxim 500 mg.

PP 2 sore : ada yang perlu ditambah jumlahnya pak?? atau


sudah cukup untuk hari ini?

PP 1 pagi : saya rasa sudah cukup pak, kalau ada kekurangan


minta dulu saja ke apotik, tapi jangan lupa ditulis
ya pak..

PP 2 sore : baik pak, terimakasih

23
DI NURSE STATION
Kepala ruangan : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan
timbang terima, saya berharap dengan adanya
kegiatan ini proses pendelegasian tugas antar shift
bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari pasien tadi
ada yang masih harus di diskusikan lagi?
Perawat pelaksana dinas sore mengklarifikasikan hasil validasi kepada
Karu dan perawat pelaksana dinas pagi.
PP 1 (Sore) : Iya, ada tambahan dari pasien kamar 3 (zaal) atas
nama ibu Ratna masih mengeluhkan nyeri di bagian
lengan atas kanan.
PP 1 (Pagi) : untuk ibuk Ratna tadi sudah diberikan terapi obat
sesuai dengan anjuran dari dokter Nindi
Kepala Ruangan : untuk intervensi selanjutnya pasien ibu Ratna Berikan
posisi yang nyaman dan ajarkan teknik distraksi
relaksasi, bila perlu konsulkan lagi ke dokter Nindi
untuk terapi obat tramadol Apakah masih bisa
berikan atau diganti dngan obat yang lain.
PP 1 (sore) : Baik pak.. terima kasih.

Kepala ruangan : Terima kasih atas kerjasamanya perawat pelaksana yang telah bekerja
dengan baik. Demikian tadi timbang terima ini semoga apa yang telah kita lakukan hari
ini memberikan banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran
dalam melaksanakan tugas masing-masing. Demikian saya akhiri Wassalamu’alaikum
wr, wb.

*NB: pasien menyesuaikan peran sesuai keadaan dan kondisi yang telah rencanakan
oleh kelompok melalui Status klien di buku status. Dan keluarga menyesuaikan keadaan
terkait kondisi klien.

24
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan
yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat
disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang
telah atau belum dilaksanakan.

Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002). Timbang terima
bertujuan untuk kesinambungan informasi mengenai keadaan klien secara menyeluruh
sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal.

4.2 SARAN

Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat kiranya lebih mematuhi SOP


yang ditetapkan, menerapkan kerjasama dengan tim kesehatan dalam pemberian
pelayanan kesehatan, menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarga
serta tenaga kesehatan lainnya, peka dalam menyelesaikan masalah terhadap kejadian
tidak diharapkan, mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien dan keluarga. Pada laporan timbang terima hendaknya
dilengkapi dengan tanda tangan PP pagi dan PP sore sebagai dokumentasi keperawatan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Salemba Medika. Jakarta.

Gillies, (1989). Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan.


Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

PSIK, (2003). Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners.


Surabaya.

Depkes RI. 2006. Panduan Nasional Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.


Online.http://www.inapatsafety-persi.or.id/data/panduan.pdf.Diakses tanggal 26 Januari
2013.
Dewi, M. 2011. Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD
Raden.Online.http://www.ejurnal.ung.ac.id/index.php.Diakses tanggal 26 Januari 2013.

26

Anda mungkin juga menyukai