Oleh:
Srie Wijaya Kesuma Dewi1, Chairil M. Noor2, Doni Purnama Alamsyah3
ASM BSI Bandung1, Universitas BSI Bandung2, AMIK BSI Bandung3
Abstraksi – Karyawan merupakan human capital dari perusahaan yang perlu dijaga dan diperlihara guna
meningkatkan performa perusahaan. Setiap karyawan memiliki kompetensi dan motivasi dalam bekerja, hal ini
perlu dikaji hubungannya dengan kinerja perusahaan. Hal tersebut bermanfaat untuk mengkaji nilai penting dari
karyawan terkait kompetensi dan motivasinya. Untuk mengkaji variabel penelitian tersebut digunakan
pendekatan path analysis (analisis jalur) dengan unit observasi seluruh karyawan PT. Hutama Karya (Persero)
Jakarta. Metode penelitian deskriptif survey dan verifikatif survey digunakan untuk mengkaji dependent variabel
yaitu kinerja karyawan dan independent variabel yaitu kompetensi dan motivasi. Temuan pada penelitian ini
adanya hubungan antara variabel penelitian yaitu kompetensi dan motivasi memiliki pengaruh terhadap kinerja
karyawan, dengan besar pengaruh 67.4%. Penelitian ini bersifat improvement dari penelitian yang telah ada, dan
model penelitian ini bisa digunakan oleh perusahaan di Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya terkait
perilaku karyawan.
Kata kunci: Kompetensi, Motivasi, Kinerja
Abstract - Employees are human capital of a company that needs to be kept and maintained in order to improve
the performance of the company. Every employee has the competence and motivation in the work, it is necessary
to study its relationship with the company's performance. It is useful to examine the importance of employee
related competence and motivation. To assess the study variables use path analisys with observation unit all
employees of PT. Hutama Karya (Persero) in Jakarta. The methods descriptive survey research and verification
surveys are used to assess the performance of employees dependent variables and independent variables: the
competence and motivation. The findings in this study the relationship between the study variables, namely the
competence and motivation have an impact on employee performance, with great influence of 67.4%. This
research is the improvement of existing research, and this research model can be used by a company in Jakarta,
Indonesia in particular and in general related employee behavior.
Keywords: Competency, Motivation, Performance
yang dibutuhkan oleh organisasi, sehingga dapat memastikan bahwa proses-proses organisasi berada
menghasilkan kinerja pegawai yang berprestasi. pada tempatnya, untuk memaksimalkan
Kompetensi merupakan hal yang paling sulit ditiru, produktivitas karyawan, tim dan organisasi secara
karena karakteristiknya yang memang berbeda dan keseluruhan (Mondy, 2012:236). Kinerja didalam
spesifik bagi masing-masing individu (Marshall, organisasi dihasilkan oleh segenap SDM didalam
2003). Hal tersebut dapat menegaskan bahwa di era organisasi tersebut, baik unsur pimpinan, maupun
hyper kompetisi berbasis pengetahuan seperti yang unsur pekerja. Banyak faktor yang dapat
terjadi sekarang ini, kompetensi merupakan asset mempengaruhi sumber daya manusia dalam
utama perusahaan sebagai sumber untuk menghasilan kinerja, yaitu faktor yang berasal dari
membangun dan meraih keunggulan bersaing secara luar ataupun dari dalam dirinya. Sehingga
berkelanjutan (Andrews, 1994). Disisi lain pencapaian kinerja yang maksimal dapat dilakukan
kompetensi merupakan aspek kemampuan seseorang dengan mengetahui apakah karyawan memiliki
yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, kompetensi serta motivasi kerja yang tinggi.
nilai atau karakteristik pribadi yang memungkinkan PT. Hutama Karya (Persero) sebagai
pekerja mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan perusahaan konstruksi nasional, dalam pelaksanaan
pekerjaan mereka melalui pencapaian hasil atau operasionalnya menerapkan prinsip-prinsip Tata
keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas (Noe Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance –
et al., 2010:351). GCG) dengan standar tinggi yang merupakan
Kompetensi yang dimiliki seseorang sangat komitmen dari seluruh anggota Dewan Komisaris,
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, Direksi dan Karyawan. Prinsip-prinsip GCG
lingkungan serta kemampuan adaptasi seseorang perusahaan yang baik yaitu keterbukaan,
dalam menghadapi tantangan pekerjaan. akuntabilitas,
Berkembangnya kompetensi juga tidak terlepas dari pertanggungjawaban, responsibility, independency,
peran diri seorang pegawai dalam usaha untuk fairness, kemandirian dan kewajaran telah tertanam
meningkatkannya, serta tanggung jawab institusi dalam nilai-nilai perusahaan dan menjadi budaya
dalam memberikan peningkatan kompetensi bagi perusahaan. Nilai karyawan terkait kompetensi,
pegawainya. Kompetensi dan komitmen dipandang motivasi dan kinerja merupakan hal penting lainnya
sebagai faktor pembentuk modal intelektual yang perlu dikaji dalam perusahaan ini, mengingat
(Intellectual capital) yang berpengaruh terhadap hal tersebut dibutuhkan dalam persaingan
kinerja (Ulrich, 1998:15-26). Modal intelektual perusahaan dimasa datang. Berdasarkan hal tersebut
merupakan hasil perkalian antara kompetensi dan maka dalam penelitian ini akan dikaji hubungan
komitmen. Kompetensi yang menggunakan antara kompetensi, motivasi dengan kinerja
kombinasi antara pengetahuan, keterampilan, watak, karyawan, mengingat penelitian sebelumnya
motif dan konsep diri yang digabung dengan terdapat hubungan antar variabel tersebut.
komitmen akan menghasilkan modal intelektual
sehingga dapat menghasilkan layanan yang II. Landasan Teori
professional. Kompetensi dan komitmen tidak dapat 2.1. Kompetensi
dipisahkan bila ingin mencapai tujuan organisasi. Kompetensi adalah hal yang dibutuhkan
Selain kompetensi karyawan yang memadai seseorang ketika berada dalam sebuah organisasi.
untuk mencapai hasil kerja maksimal dan unggul Kompetensi memiliki peran yang amat penting,
diperlukan pula elemen motivasi. Motivasi adalah karena menyangkut kemampuan dasar seseorang
suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk dalam melakukan suatu pekerjaan (Sriwidodo &
melakukan perbuatan atau suatu tindakan tertentu Haryanto, 2010). Tanpa kompetensi, seseorang akan
secara optimal (Robbins, 2011:260). Karyawan akan sulit menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan
termotivasi untuk mencapai prestasi kerja yang standar yang disyaratkan, oleh karenanya dapat
tinggi jika mereka yakin bahwa upaya tersebut akan dikatakan bahwa kompetensi merupakan faktor
menghasilkan penghargaan, bonus atau promosi. kunci penentu bagi seseorang dalam menghasilkan
Sehingga dapat dikatakan bahwa penghargaan itu kinerja yang sangat baik. Dalam situasi kolektif,
dapat memuaskan karyawan bagi tujuan individu kompetensi merupakan faktor kunci penentu
mereka. Kinerja karyawan adalah elemen penting keberhasilan organisasi. (Sedarmayanti, 2014;127).
dari setiap organisasi dan faktor yang menentukan Kompetensi sebagai karakteristik yang
bagi keberhasilan organisasi. Manajemen kinerja mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas
didefinisikan sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja individu dalam pekerjaannya atau
kinerja karyawan, produktivitas dan efektivitas karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan
(Chan, 2006). Hal ini menekankan pada integrasi kausal atau sebab-akibat dengan kriteria yang
antara tujuan individu dengan tujuan organisasi, dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau
yang meliputi pengawasan terhadap kinerja, superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu
pelatihan dan pengembangan. Manajemen kinerja (Spencer, 2014:5). Kompetensi merupakan
juga dijelaskan sebagai proses yang berorientasi karakteristik dasar seseorang yang mengindikasikan
pada tujuan yang langsung diarahkan untuk cara berpikir, bersikap dan bertindak serta menarik
52
kesimpulan yang dapat dilakukan dan dipertahankan yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam
oleh seseorang pada waktu periode tertentu. memenuhi kebutuhan individual Robbins and Judge
Kompetensi dipandang sebagai atribut yang (2011; 238). Elemen kunci dalam motivasi yaitu
spesifik, seperti pengetahuan dan keterampilan yang intensitas individu (intensity) yang menggambarkan
digunakan untuk menunjukkan suatu kinerja dalam upaya dari seseorang. Intensitas individu dalam
suatu pekerjaan yang sedang dilakukan (Sandberg, melakukan pekerjaan tidak akan menghasilkan
2000). Apa yang outstanding performers lakukan kinerja yang tinggi kecuali ada usaha untuk
lebih sering, pada lebih banyak situasi, dengan hasil menyalurkan kearah yang dapat menguntungkan
yang lebih baik, daripada apa yang dilakukan penilai organisasi.
kebijakan Mc.Clelland (2014:125). Kompetensi Robbins (2011:239) mengemukakan teori
digambarkan sebagai keterampilan, pengetahuan, motivasi yang dikenal sebagai Maslow’s Hierarchy
perilaku, karakteristik pribadi dan motivasi yang of Needs Theory, yaitu bahwa hierarki kebutuhan
terkait dengan keberhasilan dalam suatu pekerjaan manusia adalah sebagai berikut:
(Gangani, Mc.Lean & Braden, 2006:127). 1. Physiological , yaitu kebutuhan fisik yang
Manajemen berbasis kompetensi memanfaatkan terdiri dari makan, minum, seksual, dan
kerangka kompetensi untuk menyelaraskan antara perlindungan fisik lainnya.
strategi dari organisasi dengan program kunci dari 2. Safety , yaitu kebutuhan akan rasa aman dan
SDM. Kompetensi sebagai karakteristik dasar perlindungan dari ancaman fisik maupun
individu yang berhubungan dengan unjuk kerja emosional.
(kinerja) yang efektif atau kompetensi terbaik 3. Social , yaitu kebutuhan untuk berafiliasi,
(superior) yang beragam dan berbeda dengan diterima dalam kelompok, berinteraksi dan
pengunjuk kerja lain yang tingkat kompetensinya mendapatkan kasih saying.
rata-rata (Rivai & Sagala, 2010:301). 4. Esteem , terdiri dari faktor internal seperti
Kompetensi dapat diukur, Chan (2006) dihargai, mandiri, dan berprestasi. Faktor
menyampaikan dalam penelitiannya menjadi 11 eksternal seperti kebutuhan akan status ,
(sebelas) indikator, yaitu : communication skills, pengakuan dan mendapat perhatian dari orang
interpersonal skills, customer service, analytical lain.
skills, accountability, adaptability, technological 5. Self-actualization, yaitu menggunakan
competence, planning and organizing skills, kemampuan kita, meliputi pertumbuhan ,
knowledge of the organization, creativity / pencapaian potensi dan pemenuhan diri.
innovation, dan leadership, yang disebut sebagai soft Teori motivasi lain datang dari Herzberg,
skills. Dalam penelitian lain yang menjelaskan yang dikenal dengan Two Factor Theory (Robbins,
mengenai kompetensi oleh Leoni (2006) terdapat 2011:241), atau dinamakan pula Teori Motivasi
tiga indikator dalam mengukur kompetensi, yaitu Murni (Motivation Hygiene Theory) yang
Problem Solving, Professional Relation, dan menjelaskan dua faktor yang menyebabkan
Teamwork. timbulnya rasa puas dan tidak puas dalam
Kompetensi sendiri erat hubungan dengan pekerjaan. McClelland juga mengemukakan teori
motivasi karyawan, dimana Newstrom dan Davis motivasi yang disebut McClelland’s Theory of
(2002:15) dalam teorinya mengungkapkan bahwa Needs (Robbins, 2011:243), yaitu terdiri dari :
kinerja potensial seseorang dipengaruhi oleh 1. Need for Achievment, merupakan kebutuhan
interaksi antara kemampuan (kompetensi) dan untuk mencapai sukses standar kesempurnaan
motivasi. Kemampuan ini dibentuk oleh interaksi dalam diri individu dan mengarahkan tingkah
antara pengetahuan (knowledge), dan keahlian laku pada usaha untuk mencapai prestasi atau
(skills), sedang motivasi dibentuk dari interaksi keunggulan tertentu.
antara sikap (attitude) dengan situasi (situation). 2. Need for Power, merupakan keinginan untuk
Dan kompetensi memiliki pengaruh terhadap kinerja memiliki pengaruh atas orang lain. Kebutuhan
karyawan, mengingat kinrja karyawan dipengaruhi untuk dapat membuat orang lain berperilaku
oleh beberapa faktor dan salah satunya kompetensi dengan cara tidak akan berperilaku sebaliknya.
karyawan (Sinungan, 2005:3). 3. Need for Affiliation, merupakan kebutuhan
untuk menjalin pertemanan dan untuk
melakukan hubungan secara akrab dengan
2.2. Motivasi orang lain.
Motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam Pada dasarnya telah diketahui bahwa motivasi
menghadapi situasi kerja pada suatu perusahaan atau memiliki hubungan terhadap kinerja karyawan,
organisasi. Motivasi adalah suatu kemampuan yang dimana kinerja karyawan akan meningkat jika
kita gunakan untuk menguraikan kekuatan-kekuatan motivasi karyawan meningkat (Byham and Moyer,
yang bekerja terhadap atau di dalam diri individu 2005:12-13). Sehingga variabel ini dibutuhkan
(Gibson, Ivanicevich & Donnely, 2005:94). dalam mengkaji hubungan motivasi dengan kinerja
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai karyawan yang akan diujikan kepada karyawan PT.
kesediaan karyawan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi guna mencapai tujuan organisasi
53
Hutama Karya (Persero) Jakarta, sebagai sampel Kinerja merupakan proses yang berkesinambungan
responden penelitian. dan fleksibel yang melibatkan para manajer dan para
karyawan yang saling bekerjasama untuk mencapai
2.3. Kinerja hasil yang diperlukan (Armstrong, 2011), serta hasil
Pada umumnya perilaku diarahkan pada suatu dari upaya seseorang untuk mencapai tujuan tertentu
tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan individu, (Byars, 2012). Faktor yang mempengaruhi
proses motivasi sebagai pengarah perilaku, dapat pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan
dikatakan sebagai suatu siklus, dan merupakan suatu (ability) dan motivasi (motivation) (Khalil, Ismail,
sistem yang terdiri dari tiga elemen tersebut Luthans Suandi & Silong, 2009), atau dengan kata lain
(1973) dalam Suryana Sumantri (2004:54) adalah : Performance = Ability x Motivation. Lain hal yang
1. Kebutuhan (Needs) disampaikan Mathis & Jackson (2009: 113-114), ada
Kebutuhan merupakan suatu kekurangan. tiga faktor utama yang mempengaruhi bagaimana
Dalam pengertian keseimbangan, kebutuhan individu yang ada bekerja. Faktor-faktor tersebut
tercipta apabila terjadi ketidakseimbangan yang antara lain:
bersifat fisiologis. 1. Kemampuan individu untuk melakukan
2. Dorongan (Drives) pekerjaan tersebut. Terdiri dari, bakat, minat
Suatu dorongan dapat dirumuskan secara dan faktor kepribadian;
sederhana sebagai suatu kekurangan disertai 2. Tingkat usaha yang dicurahkan. Terdiri dari :
dengan pengarahan. Menurut Hull’s , dorongan motivasi, etika kerja, kehadiran , dan
berorientasi pada tindakan untuk mencapai rancangan tugas;
tujuan. 3. Dukungan organisasi. Terdiri dari: pelatihan
3. Tujuan (Goals) dan pengembangan , peralatan dan teknologi,
Suatu tujuan dari siklus motivasi adalah segala standar kinerja serta manajemen dan rekan
sesuatu yang meredakan suatu kebutuhan dan kerja.
akan mengurangi dorongan. Jadi pencapaian Gomes (2003:142) menetapkan delapan
suatu tujuan cenderung akan memulihkan dimensi yang biasanya menjadi perhatian dari tipe
ketidakseimbangan menjadi keseimbangan kriteria kinerja yang menilai dan /atau mengevaluasi
yang bersifat fisiologis dan psikologis. performansi kerja pekerja berdasarkan deskripsi
Setiap manusia dewasa memiliki daya yang perilaku yang spesifik, diantaranya Quantity of
sifatnya potensial untuk bertingkah laku secara Work, Quality of Work, Job knowledge,
beraneka ragam. Pada umumnya sifat-sifat keadaan Creativeness, Cooperation, Dependability, Initiative,
dan situasi akan menentukan motif, motif mana yang dan Personnal Qualities. Sementara Mathis &
akan terangsang dan perilaku apa yang akan Jackson (2009:378) berpendapat bahwa kinerja
ditimbulkan. Secara sederhana dapat ditunjukkan karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan
hubungan antara perilaku, motif dan keadaan bahwa meliputi elemen berikut yaitu Kuantitas dari hasil,
Perilaku = Motif x Keadaan. Jika diuraikan lebih Kualitas dari hasil, Ketepatan waktu dari hasil,
lanjut, maka besarnya motivasi seseorang untuk Kehadiran, dan Kemampuan bekerjasama.
berperilaku akan tergantung pada kekuatan atau Perkembangannya pada tahun 2010, kinerja di bagi
kesiapan dari motif-motifnya dan pada dua macam menjadi bebera kunci utama (Bernardin & Russel,
persepsi mengenai situasi atau keadaan. Kedua 2010: 147) yaitu Quality, Quantity, Timeliness, Cost
macam persepsi tersebut adalah harapannya untuk Effective, Need for supervision dan Interpersonal
dapat mencapai tujuan dan nilai kompensasi yang ia Impact.
kaitkan dengan tujuan tersebut. Pada penelitian terakhir dari Hakim (2012)
Menurut Moeheriono (2014:60) kinerja mengemukakan terdapat lima indikator dalam
merupakan gambaran mengenai pencapaian kinerja, yaitu Pencapain pekerjaan, Kecepatan dan
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan ketepatan dalam melaksanakan semua pekerjaan,
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi Niat untuk melayani orang lain, Kualitas pekerjaan
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan dan Aims Giving.
strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui
dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan 2.4. Metodologi Penelitian
telah memiliki kriteria atau standar keberhasilan Metode penelitian yang digunakan dalam
yang telah ditetapkan oleh organisasi. Lain hal penelitian ini adalah metode survey dengan jenis
Fahmi (2010:2) yang menyampaikan bahwa kinerja penelitian deskriptif dan verifikatif. Metode
merupakan hasil yang diperoleh suatu organisasi, penelitian survey digunakan karena penelitian ini
baik organisasi tersebut profit oriented dan non- menggunakan kuesioner pada populasi besar untuk
profit oriented yang dihasilkan selama satu periode mengkaji secara deskripsi semua variabel dan
tertentu. Kinerja sebagai perilaku nyata yang hubungan antar variabel yang penelitian. Dengan
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang jumlah populasi 90 orang dari unit observasi seluruh
dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya karyawan PT. Hutama Karya (Persero) Jakarta.
dalam perusahaan (Rivai & Sagala, 2010:548).
54
Berikut desain penelitian pada Gambar 1 dibawah Kriteria pengujian tolak H0 jika t hitung > t tabel
ini.
pada taraf signifikan α. Dan juga untuk simultan
digunakan uji F, dengan rumus sebagai berikut:
Kompetensi
( )∑ ( )
F=
( ∑ )
Kinerja
Kriteria uji, tolak H0 jika Fhitung > Ftabel dengan
didapat dari tabel distribusi F dengan α = 5%
Motivasi derajat bebasnya d = k , dengan d = n-k-1
IV. Kesimpulan 1
Srie Wijaya Kesuma Dewi, is a lecture from ASM
Secara umum tidak adanya masalah serius BSI Bandung and student of Master Degree from
terkait kompetensi, motivasi dan kinerja karyawan University of BSI Bandung.
pada PT. Hutama Karya (Persero) Jakarta. Hal ini
dikarenakan manajemen yang baik telah diterapkan 2
Chairil M Noor, is a lecture of Master Degree in
oleh perusahaan tersebut, sebagai contoh Manegement from University of BSI Bandung.
dilaksanakannya Tata Kelola Perusahaan (Good
Corporate Governance – GCG) dengan standar yang 3
Doni Purnama Alam Syah, is a lecturer from
tinggi. Hal tersebut dimungkinkan mempengaruhi AMIK BSI Bandung and student of Doctor Degree
nilai baiknya perilaku dari karyawan, namun in Economic Science of Marketing Management
demikian hal ini perlu dikaji kembali pada penelitian from University of Padjadjaran Bandung. He
selanjutnya, mengingat tidak terbahsa dalam received a Master Degree in Marketing
penelitian ini. Management from University of Mercubuana
Temuan pada penelitian sesuai dengan Jakarta, with research interest are in green
dugaan yaitu kompetensi dan motivasi sejatinya marketing.
memiliki hubungan dengan kinerja karyawan,
dimana kinerja karyawan akan meningkat sejalan
dengan peningkatan dari kompetensi dan motivasi
karyawan pada perusahaan. Temuan ini
menyempurnakan (improvement) penelitian
sebelumnya dari Byham & Moyer (2005: 12-13) dan
Newstrom & Davis (2002:15), yang membedakan
adalah latarbelakang permasalahan pada perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian
terkait pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap
kinerja karyawan dapat dipergunakan untuk
perusahaan jenis PT (persero).