PENDAHULUAN
Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI). Status ini
telah mencapai 80% atau lebih. Meski demikian, Indonesia masih memiliki tugas
dalam mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014. Hal ini berarti
yang luar biasa atau penyakit endemik, atau untuk kepentingan tertentu
2012).
tahun 2010 dari 17.139 kasus campak, terdapat tujuh kasus meninggal dengan
incidence rate 0,73 per 10.000 penduduk. Pada tahun 2011, cakupan imunisasi
21.893 kasus, terdapat sembilan kasus meninggal dengan incidence rate sebesar
9,22 per 10.000 penduduk. Untuk imunisasi campak variasi cakupan juga terjadi
1
2
Indonesia, 2014).
persentase imunisasi menurut jenisnya yang tertinggi dan terendah adalah BCG
(77,9%), campak (77,9%), polio (66,7%) dan 2 terendah DPT-HB3 (61,9%). Bila
cakupan terendah untuk semua jenis imunisasi yang meliputi BCG (53,6%),
cakupan imunisasi tertinggi untuk semua jenis imunisasi dasar yang meliputi BCG
campak sebesar 93,19% tercatat 571 kasus campak, incidence rate 0,71 per
10.000 penduduk. Pada tahun 2011, cakupan imunisasi campak sebesar 100,1%
dan terdapat 603 kasus campak dengan incidence rate 7,51 per 10.000 penduduk
Pada tahun 2015, dilaporkan terdapat 8.185 kasus campak, lebih rendah
dibandingkan pada tahun 2014 yang sebesar 12.943 kasus. Jumlah kasus
meninggal sebanyak 1 kasus, yang terjadi di Provinsi Jambi. Incidence Rate (IR)
campak pada tahun 2015 sebesar 3,20 per 100.000 penduduk, menurun
dibandingkan pada tahun 2014 yang sebesar 5,13 per 100.000 penduduk. Kondisi
di atas dengan catatan data tahun 2015 dari 7 provinsi belum tersedia (Profil
terdapat pada kelompok umur 5-9 tahun dan kelompok umur 1-4 tahun dengan
proporsi masing-masing sebesar 32,2% dan 25,4%. Namun jika dihitung rata-rata
umur tunggal, kasus campak pada bayi <1 tahun merupakan kasus yang tertinggi,
yaitu sebanyak 778 kasus (9,5%). Pada tahun 2015, jumlah KLB campak yang
terjadi sebanyak 68 KLB dengan jumlah kasus sebanyak 831 kasus, menurun
dibandingkan pada tahun 2013 dengan 173 KLB dan jumlah kasus sebanyak
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan. Data yang diperoleh dari puskesmas Tolo
pada tahun 2016 sasaran imunisasi campak sebanyak 462 balita dengan rasio
antara 48,7% : 51,3% atau dengan sebaran 225 orang laki-laki dan 237 orang
perempuan. Menurut data dari Puskesmas Tolo pada tahun 2016 terlapor 320 ibu
telah membawa anaknya untuk melakukan imunisasi campak dan masih terdapat
142 ibu tidak memberikan imunisasi campak pada anaknya serta terdapat 46 ibu
4
yang melaporkan anaknya telah terkena gejala penyakit campak karena tidak
penulis mendapatkan masih banyak orang tua anak yang tidak membawa anaknya
imunisasi jauh, sehingga orang tua anak tidak membawa anaknya untuk imunisasi.
Jeneponto.
imunisasi campak.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti, selanjutnya dan
campak. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
antibodi) yang sudah jadi seperti hepatitis B imunoglobulin pada bayi yang
variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit
sebagai berikut :
1. Imunisasi pasif
a. Menurut Terbentuknya
anafilaktik, dan alergi. Oleh karena itu, perlu dilakukan skin test
sebelumnya.
b. Menurut Lokalisasinya
2. Imunisasi aktif
dan apabila suatu ketika terpapar lagi pada antigen yang sama, sel
1. Tuberculosis
10
2. Difteri
Gejala awal yang ditunjukkan dengan mulut mencuci dan bayi tidak
mau menyusu.
3. Poliomyelitis
Sesuai dengan namanya, penyebab infeksi ini adalah virus polio tipe
1,2, dan 3, yang menyerang myelin atau serabut otot. Gejalah awal
tidak jelas, dapat timbul gejala demam ringan dan infeksi saluran
timbul kelumpuhan.
4. Campak
yang mulai timbul pada bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar
ke wajah dan anggota badan. Selain itu, timbul gejala seperti flu
5. Hepatitis B
Rubela), vaksin polio hidup oral (OPV), vaksin polio tidak aktif (IPV)
vaksin cacar.
Berikut ini adalah cara pemberian dan waktu yang tepat untuk
Tabel 2.1
Cara pemberian imunisasi dasar
Vaksin Dosis Cara Pemberian
BCG 0,05 cc Intra kutang tepat di insersio muskulus deltoideus
kanan
DPT 0,5 cc Intramuscular
Polio 2 tetes Diteteskan kemulut
Campak 0,5 cc biasanya di lengan kiri atas
Hatitis B O,5 cc Intramuscular pada paha bagian luar
TT 0,5 cc Intramuscular dalam biasa di muskulus deltoideus
13
Tabel 2.2
Waktu yang tepat untuk pemberian imunisasi dasar
Vaksin Pemberian Selang Umur Keterangan
Imunisasi Waktu Pemberian
Pemberian
BCG 1 kali 0-11 bln
DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bln
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bln
Campak 1 kali 4 minggu 9-11 bln
Hepatitis 3 kali 4 minggu 0-11 bln Untuk bayi yang lahir di
B RS/puskesmas, hep. B,
BCG dan polio dapat
diberikan segera
2.2.1. Definisi
Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan
oleh virus. Campak disebut juga rubella, morbili, atau measles. Penyakit
2012).
disertai salah satu gejala batuk pilek atau mata merah (Rezeki, 2011).
2.2.2. Etiologi
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh RNA virus
lipid seperti eter dan kloroform. Selain itu, virus juga dapat diinaktivasi
dengan suhu panas (>370 C), suhu dingin. Virus ini jangka hidupnya
pendek (short survival time), yaitu kurang dari 2 jam (Halim, 2016).
2.2.3. Patofisiologi
15
Penyebaran infeksi terjadi jika terhirup droplet di udara yang berasal dari
sel-sel epitel saluran napas. Setelah melekat, virus bereplikasi dan diikuti
terjadi di tempat awal melekatnya virus. Pada hari ke-5 sampai ke-7
saluran pernapasan. Pada hari ke-11 sampai hari ke- 14, virus ada di darah,
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas (38,5
Erupsi
muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan
disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah
2. Stadium Konvalesensi
Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar
Eksantema Subitum. Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal.
Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak
2.2.6. Penatalaksanaan
100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari. - Antitusif perlu
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2011).
ada dalam diri manusia dan dorongan ini merupakan salah satu usaha
untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia dan dengan
2011).
Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat atau sakit sifatnya tidaklah
2.3.2. Faktor
19
masyarakat dipenagruhi oleh dua faktor pokok yaitu perilaku dan faktor
fisik )tersedia atau tidak tersedianya fasilitas) dan faktor pendorog meliputi
campak. Anak yang tidak diberikan imunisasi campak akan lebih berisiko
harus memiliki pengetahuan yanga baik dan ditunjang dengan sikap yan baik
pula sehingga anak diberikan imunisasi sesuai dengan jadwal imunisasi yang
imunisasi dapat pula menyebabkan orang tua tidak membawa anaknya untuk
imunisasi hal ini dapat pula dikarenakan kurang dukungan dari keluarga serta
imunisasi tidak lengkap maka akan berisiko untuk mengalami campak yang
Perilaku
Pemberian Imunisasi
Campak
Kelengkapan Ketidaklengkapan
Imunisasi Campak Imunisasi Campak
Risiko Penyakit
Campak
Kejadian Campak
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Arah Penghubung
Kejadian campak pada anak adalah riwayat campak pada anak yang
KMS
2.7 Hipotesis
Kabupaten Jeneponto.
Jeneponto.
BAB 4
4.1 Hasil
a. Lokasi Penelitian
Tolo berada dipinggir jalan raya dan menjadi pelintasan jalan poros
1) Visi
23
sejahtera"
2) Misi
profesional.
berwawasan kesehatan.
Kelara.
2. Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas Tolo
Kabupaten Jeneponto Tahun 2017
Umur n %
Remaja 35 40
Dewasa Awal 27 29,4
Dewasa 23 30,6
Total 85 100
Sumber Data Primer November 2017
responden (30,6%).
b. Pekerjaan
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Tolo
Kabupaten Jeneponto Tahun 2017
Pekerjaan n %
25
IRT 35 46,7
PNS 27 31,8
Karyawan 23 26,7
Total 85 100
Sumber Data Primer November 2017
c. Pendidikan
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Tolo
Kabupaten Jeneponto Tahun 2017
Pendidikan n %
SD 11 12,9
SMP 16 18,8
SMA 38 44,7
DIII/S1 20 23,5
Total 85 100
Sumber Data Primer November 2017
responden (12,9%).
3. Analisis Univariat
a. Kelengkapan Imunisasi
Tabel 4.5
26
(44,7%).
b. Kejadian Campak
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Campak
Di Puskesmas Tolo Kabupaten Jeneponto Tahun 2017
Kejadian Campak n %
Tidak 70 82,4
Ya 15 17,6
Total 85 100
Sumber Data Primer November 2017
13 responden (43,3%).
4. Analisa Bivariat
Tabel 4.7
Hubungan Kelengkapan Imunisasi dengan Kejadian Campak di
Puskesmas Tolo Kabupaten Jeneponto Tahun 2017
Kejadian Campak
Kelengkapan Tidak Ya N % Ρ
Imunisasi N % n %
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh hasil ρ 0,014 < α 0,05
4.2 Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Umur
yang berumur remaja adalah 17-25 tahun, ibu berumur dewasa awal
26-35 tahun, ibu dengan umur dewasa adalah ibu dengan umur > 35
tahun.
b. Pekerjaan
28
Pendidikan
Jeneponto
campak.
anaknya. Hal ini bisa saja dapat meningkatkan risiko kejadian campak
pneumonia.
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
yang efektif, praktis, dan relatif murah jika dibandingkan dengan biaya
pengobatan penyakit. Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit
efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari faktor yang
31
Jeneponto
mengalami campak.
Balita yang sudah diimunisasi campak masih ada yang terkena campak.
Hal ini disebabkan karena vaksin efikasi campak pada balita yang
mendapatkan vaksin usia 9 bulan pada anak yang menerima vaksin pada
anak usia 15 bulan Vaksin efikasi campak masih ada kerentanan sebagai
9-11 bulan. Imunisasi campak pada usia 24-36 biasanya disebut sebagai
imunisasi campak pada anaknya pada usia 9 bulan karena itu merupakan
imunisasi dasar.
usia 1-5 tahun dibandingkan pada usia 0-1 tahun. Hal tersebut karena
pada balita usia 1-5 tahun adanya material antibodi, biasanya anak-anak
akan sangat berkurang setelah anak berusia 6-9 bulan yang menyebabkan
batita.
responden masih jauh dari kesan sehat sehingga rentan terkena penyakit
33
khususnya campak. Hal ini pula disebakan oleh kondisi ekonomi dan
Hasil lain dari penelitian pula menujukkan imunisasi tidak lengkap dan
dikarenakan anak memiliki anti bodi yang baik dan didukung pula oleh
adanya pengetahuan orang tua yang baik serta peranan keluarga dalam
penyakit.
pada usia 24-59 bulan. Hal ini dipengaruhi oleh responden dengan
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
Penyebab penyakit infeksi ini adalah virus morbili yang menular melalui
timbul pada bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar ke wajah dan
anggota badan. Selain itu, timbul gejala seperti flu disertai mata berair
34
sampai usia 9 bulan. Komplikasi yang harus dicegah adalah otitis media,
0,05). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
(p < 0,05).
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa daya proteksi imunisasi campak
efikasi campak pada balita yang mendapatkan vaksin pada usia 9 bulan
bulan sebesar 95% dan pada anak usia 15 bulan sebesar 98%(Surveilans,
2008).