Anda di halaman 1dari 123

PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, TINGKAT PERSISTENSI LABA,

DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI


PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 – 2014)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

Nike Beliza k
NIM. 208082000025

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015 M
PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, TINGKAT PERSISTENSI LABA,
DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Nike Beliza k
NIM. 208082000025

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, tanggal 09 Oktober 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Nike Beliza
2. NIM : 208082000025
3. Jurusan : Akuntansi Pajak
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi
Laba dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di
Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, tanggal 22 Desember 2015 telah dilakukan ujian Skripsi atas
Mahasiswa:
1. Nama : Nike Beliza
2. NIM : 208082000025
3. Jurusan : Akuntansi Pajak
4. Judul Skripsi : Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi Laba, dan
Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama


ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Nama Mahasiswa : Nike Beliza

NIM : 208082000025

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi Pajak

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, Desember 2015

(Nike Beliza)

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Nike Beliza


2. Tempat Tanggal Lahir : Tj. Pandan, 16 Oktober 1990
3. Alamat : Jl. Swadaya No.40 RT/RW 010/011 Kedaung -
Pamulang, Tangerang Selatan 15415
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Hasyim Amrin
6. Nama Ibu : Arjuni Harun
7. Nama Kakak : Jacky Arien
Ricko Andeska
Yurika Hastriana
8. Anak ke dari : 4 dari 4 bersaudara
9. Nomor Telepon : 0857-1923-6553
10. E-mail : beliza.nike@gmail.com

B. Data Pendidikan Formal


1. 1996 - 2000 : SDN 07 Padang
2. 2001 - 2002 : SDN 02 Bandar Lampung
3. 2002 - 2005 : SLTPN 1 Bandar Lampung
4. 2005 - 2008 : SMAN 9 Bandar Lampung
5. 2008 - 2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

v
THE INFLUENCE OF TAX AGGRESSIVENESS, EARNINGS
PERSISTENCE AND CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO FIRM
VALUE

( Study to LQ 45 Company In Indonesia Stock Exchange 2012 – 2014 )

ABSTRACT

This research aim is to analyze the influence of tax aggressiveness,


earnings persistence and corporate social responsibility to firm value using
multiple linear regression analysis to the company LQ 45 listed on the Indonesia
Stock Exchange. The sampling technique used purposive sampling. The data
obtained are secondary data based on the financial statements in the period of
three years, start in 2012 to 2014.
This research shows that there are simultaneous influence on variables
(tax aggressiveness, earnings persistence and corporate social responsibility)
toward firm value, based on significant value 0.04 is lower than 0.05 and Fvalue
(4.925) > Ftable (2.723). This research also shows that partially, earning
persistence gives influence toward firm value, where tvalue 3.329 > ttable 1.992 and
significant value is lower than 0.05 (0.001 < 0.05), on the other side, tax
aggressiveness and corporate social responsibility doesn’t affect the firm value
because each variable has significant value higher than 0.05 and tvalue < ttabel. On
the determinant test, independent variables (agressiveness, earning persistence,
and corporate social responsibility) give 14,2% influence toward dependent
variable (firm value). Meanwhile, 85,8% is affected by another variables that
does not include in this regression analysis, such as profitability, capital
structure, management ownership, institutional ownership, etc.

Keyword: firm value, tobin’s q, earnings persistence, tax agressiveness, book-tax


difference, corporate social responsibility

vi
PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, TINGKAT PERSISTENSI LABA,
DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014)

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh antara


agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap nilai perusahaan, secara simultan dan parsial.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda pada
perusahaan indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data yang diperoleh
merupakan data sekunder berdasarkan laporan keuangan dalam kurun waktu tiga
tahun pada periode 2012 - 2014. Total sampel diperoleh sebanyak 81 perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan
pada variabel (agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan tanggung jawab
sosial perusahaan) terhadap nilai perusahaan, terlihat nilai signifikan 0,04 di
bawah 0,05 dan nilai Fhitung (4,925) > Ftabel (2,723). Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tingkat persistensi laba terhadap nilai
perusahaan, dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 3.329 > 1.992 atau nilai sig.
lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05), sedangkan variabel agresivitas pajak dan
tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahan
karena masing-masing variabel memiliki nilai thitung < ttabel atau nilai sig. > 0.05.
Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebesar 14,2% dari variabel independen
(agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan tanggung jawab sosial perusahaan)
terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Sedangkan, sebanyak 85,8%
dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk ke dalam analisis regresi ini,
seperti profitabilitas, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, struktur
modal.

Kata Kunci: nilai perusahaan, tobin’s q, agresivitas pajak, persistensi laba,


tanggung jawab sosial perusahaan, book-tax difference

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti


panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang
telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi Laba, Dan Corporate
Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014)”. Shalawat beserta
salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan
skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih
sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis,
serta abang dan kakakku yang terus memacu untuk tetap berjuang
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr.Rini,M.Si.,Ak.,CA. selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, ilmu
pengetahuannya dan selalu sabar dalam menghadapi kekurangan yang peneliti
miliki selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa
terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah
diberikan selama ini.
4. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.CA selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat,
ilmu pengetahuannya dan selalu sabar dalam menghadapi kekurangan yang
peneliti miliki selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa
viii
terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah
diberikan selama ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
6. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
7. Teman-teman seperjuangan Mildit, Adit, teh Dina, Nabil, Retno, Diden, Dita
yang selalu mendukung, menyemangati, berjuang bersama, dan semua teman
se-Geng Green Generation yang memberi warna pada masa-masa
penyelesaian skripsi, Muchsin yang turut menyumbangkan ilmu dan
tenaganya, Irma, Kiki, Cici dan teman-teman lainnya yang secara tidak
langsung turut memberikan semangat dan do’anya.
8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu
kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,
terima kasih banyak.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Desember 2015

(Nike Beliza)

ix
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i


Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v
Abstract ........................................................................................................... vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar .............................................................................................. viii
Daftar Isi ........................................................................................................ x
Daftar Tabel.................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1


B. Rumusan Masalah...................................................................... 14
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 15
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 17

A. Landasan Teori .......................................................................... 17


1. Nilai Perusahaan ................................................................... 17
2. Agresivitas Perusahaan ........................................................ 20
3. Persistensi Laba .................................................................... 23
4. Corporate Social Responsibility
(Tanggungjawab Sosial Perusahaan) ................................... 25
B. Penelitian Terdahulu ................................................................. 30
C. Keterkaitan Antar Variabel ....................................................... 38
1. Keterkaitan Antara Variabel Agresivitas Pajak
Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 38
2. Keterkaitan Antara Variabel Tingkat Persistensi Laba

x
Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 38
3. Keterkaitan Antara Variabel Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 40
D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 43


B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ................................... 43
C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 44
D. Metode Analisa Data ................................................................ 45
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 45
2. Uji Hipotesis ........................................................................ 49
3. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 51
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 52
1. Nilai Perusahaan (Y) ............................................................ 52
2. Agresivitas Pajak (X1) .......................................................... 53
3. Tingkat Persistensi Laba (X2) .............................................. 54
4. Corporate Social Responsibility (X3) ................................... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 56

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 56


1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................... 56
2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 56
B. Hasil Uji Analisi Penelitian ...................................................... 58
1. Hasil Uji Deskriptif .............................................................. 58
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................... 60
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 67
4. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda .......... 70
C. Pembahasan ... .......................................................................... 72
1. Pengaruh Agresivitas Pajak Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan .................................................... 72
2. Pengaruh Tingkat Persistensi Laba
terhadap Nilai Perusahaan .................................................... 73
3. Pengaruh Corporate Social Responsibility

xi
terhadap Nilai Perusahaan .................................................... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 75

A. Kesimpulan .... .......................................................................... 75


B. Saran .............. .......................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78

LAMPIRAN .................................................................................................... 82

xii
DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 31


4.1 Proses Seleksi Populasi Perusahaan LQ-45 ............................. 57
4.2 Daftar Perusahaan LQ 45 ........................................................ 57
4.3 Hasil Uji Deskriptif Data .......................................................... 59
4.4 Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik .............................. 62
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 63
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik
(Glejser) ................................................................................... 65
4.7 Hasil Uji Autokolerasi ............................................................. 66
4.8 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...................................... 67
4.9 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) .......................................... 68
4.10 Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .............................. 69
4.11 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 71

xiii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 42


4.1 Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik ................................ 61
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik............................. 64

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Daftar Sampel .......................................................................... 83


2 Lampiran Daftar Rincian Data
Variabel Penelitian 2012-2014 ................................................ 85
3 Perhitungan Pengungkapan CSR.............................................. 87
4 Lampiran Hasil Output Spss 22 ............................................... 89
5 Lampiran Indikator Pengungkapan CSR .................................. 94

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan umumnya berusaha meningkatkan nilai perusahaan setiap

periode, karena tingginya nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham,

akan dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham (Ilmiani dan

Sutrisno, 2014). Hal ini memberi dampak para pemegang saham tetap

mempertahankan investasinya dan calon investor tertarik menginvestasikan

modalnya kepada perusahaan tersebut. Berbagai upaya dilakukan pihak

manajemen untuk meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah dengan

melakukan pengurangan biaya pajak yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor

privat (perusahaan) ke sektor publik. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber

penerimaan penting dan terbesar. Oleh karenanya, pembayaran pajak perusahaan

memiliki implikasi bagi masyarakat dan sosial karena membentuk fungsi yang

penting dalam membantu mendanai penyediaan barang publik dalam masyarakat,

termasuk hal-hal seperti pendidikan, pertahanan nasional, kesehatan masyarakat,

transportasi umum, dan penegakan hukum (Friese, dkk, 2008 dalam Lanis dan

Richardson, 2012).

Untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, maka perusahaan akan

menekan biaya seoptimal mungkin, dalam hal ini beban pajak itu sendiri. Dari

sinilah muncul perilaku yang dinamakan agresivitas pajak. Hlaing (2012)

1
mendefinisikan agresivitas pajak sebagai cakupan semua kegiatan perencanaan

pajak yang akan perusahaan tempuh dalam mengurangi tarif pajak efektif.

Definisi tindakan pajak agresif menurut Frank, dkk., (2004), yaitu suatu tindakan

yang bertujuan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan pajak

baik menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong tax evasion.

Di Indonesia banyak kasus terkait pajak. Salah satunya, terdapat kasus

dugaan penggelapan pajak PT Bumi Resources Tbk, termasuk anak

perusahaannya PT Arutmin Indonesia, dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar

Rp.2,1 triliun pada tahun 2007. Lembaga Sosial Masyarakat, Indonesian

Corruption Watch (ICW) menilai, jumlah itu membengkak menjadi Rp.11,426

triliun setelah perusahaan diduga kurang membayar royalti pada periode 2003-

2008. Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak sendiri tidak tinggal diam. Institusi yang

bernaung di bawah Departemen Keuangan ini terus melakukan penyelidikan dan

penyidikan terhadap tunggakan pajak tiga perusahaan Grup Bakrie tersebut.

Dirjen Pajak yang mengetahui kasus ini mengatakan kemungkinan penambahan

nilai kerugian negara terjadi karena dalam proses penyidikan yang dilaksanakan,

penyidik menemukan komponen biaya pada PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

yang tidak sesuai dengan seharusnya, sehingga menyebabkan besaran pajak yang

dibayarkan menjadi kecil. Itu salah satunya dari biaya bunga pinjaman, yang bila

ditelusuri nilainya bisa mencapai ratusan miliar rupiah (Dini, 2010).

Komponen biaya merupakan salah satu komponen yang bisa dikurangkan

dari penghasilan bruto dalam rangka penentuan penghasilan kena pajak. Namun,

berdasarkan ketentuan perpajakan, tidak semua komponen biaya bisa dikurangkan

2
dari penghasilan bruto. Perbedaan asumsi biaya sebagai beban yang dapat

dikurangkan antara akuntasi dan pajak menyebabkan terdapat perbedaan antara

laba akuntansi dan laba perpajakan. Adanya 2 jenis laba tersebut menyebabkan

laba yang dihasilkan perusahaan berbeda sehingga mempengaruhi kualitas laba.

Laba merupakan salah satu indikator penting dalam laporan keuangan yang

digunakan untuk mengetahui peningkatan nilai perusahaan. Informasi tentang laba

mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang

ditetapkan (Parawiyati, 1996 dalam Siallagan, 2006). Baik kreditur maupun

investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja manajemen,

memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan

datang. Meningkatkan nilai adalah tujuan utama yang ingin dicapai setiap

perusahaan.

Karena persistensi merupakan salah satu karakteristik kualitatif relevansi

laba (Jonas dan Blanchet, 2000 dalam Suwandika dan Astika, 2013), maka

semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal, persistensi laba

perusahaan akan semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil perbedaan laba

akuntansi dengan laba fiskal, maka semakin tinggi persistensi laba yang dimiliki

oleh perusahaan. Menurut Wijayanti (2006) perbedaan laba akuntansi dengan laba

fiskal secara negatif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, hal ini

mengindikasikan bahwa semakin besar selisih laba akuntansi dengan laba fiskal

maka persistensi laba perusahaan itu juga akan semakin rendah. Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hanlon (2005). Persistensi laba

menjadi pusat perhatian bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya bagi

3
mereka yang mengharap persistensi laba yang tinggi karena persistensi laba

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan laba dari waktu ke

waktu. Perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder,

dengan tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar

berguna dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan

kinerja, dan pembuatan kontrak. Agar dapat memberikan informasi yang handal

maka laba harus persisten.

Prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan

laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien. Semakin tinggi

kemungkinan laba akuntansi di masa depan yang tercermin dari laba tahun

berjalan, maka laba memiliki persistensi yang tinggi. Laba bersih yang tinggi

menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai

tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat

meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan

harganya meningkat lebih besar dan nilai perusahaan juga semakin naik.

Konsep Teoritis mengenai jenis-jenis biaya yang bisa menjadi pengurang

penghasilan bruto sebagaimana dikemukakan oleh Sommerfeld dalam

Ompusunggu (2009), bahwa pengeluaran tersebut memenuhi kriteria-kriteria

yaitu:

1) Ordinary expense, bahwa komponen biaya secara umum dapat menjadi

pengurang penghasilan bruto bagi semua Wajib Pajak.

4
2) Necessary, bahwa biaya yang dikeluarkan dianggap mampu untuk memberi

kontribusi menghasilkan pendapatan perusahaan.

3) Trade or business, bahwa biaya usaha adalah berhubungan dengan kegiatan

lini usaha perusahaan.

4) Reasonable in amount, bahwa biaya yang dikeluarkan merupakan jumlah

yang wajar sesuai dengan kepentingan usaha.

Dalam UU PPh No.36 tahun 2008, biaya-biaya yang dapat dikurangkan

dari penghasilan bruto (deductible expense) tertuang dalam pasal 6. Komponen-

komponen biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto

perusahaan di dalam UU tersebut, terdapat diantaranya komponen biaya yang

dibebankan karena perusahaan melaksanakan program CSR (Corporate Social

Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan.

Kegiatan tanggung jawab sosial ini menjadi marak dibahas sejak

disahkannya UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU No.25

Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, dimana dalam pasal 74 UU PT

mewajibkan perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan

yang melekat pada setiap perseroan dan yang tidak melaksanakan akan dikenai

sanksi hukum, serta dalam pasal 15 (b) UU Penanaman Modal mewajibkan setiap

penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

Dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Nomor: kep-431/bl/2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau

Perusahaan Publik juga menyebutkan bahwa perusahaan wajib mengungkapkan

5
kegiatan tanggung jawab sosialnya baik di dalam laporan tahunan perusahaan atau

di dalam laporan keberlanjutan tersendiri.

Tanggung jawab utama sebuah perusahaan secara historis adalah untuk

menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dan meningkatkan nilai pemegang

saham (maximize shareholders value). Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh

Friedman dalam Baron (2003), bahwa tanggung jawab perusahaan adalah

menjalankan perusahaan sesuai dengan keinginan pemilik untuk menghasilkan

keuntungan sebanyak mungkin sepanjang tidak melanggar hukum masyarakat dan

etika. Tentu saja dengan adanya ketentuan tentang CSR yang diatur oleh

pemerintah membuat investor dan para pemegang saham kebingungan.

Perusahaan akan menganggarkan kewajiban tersebut sebagai biaya perseroan,

yang akan dibebankan dalam biaya sebagai pengurang penghasil bruto dan

berpotensi mengurangi kewajiban perpajakan dikemudian hari. Namun di sisi lain,

investor dan pemegang saham ingin memperoleh laba yang besar dengan

meminimalkan biaya perusahaan.

Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, tujuan tersebut mengalami

pergeseran. Adanya tuntutan dari masyarakat pengguna hasil-hasil produksi

perusahaan, membuat perusahaan mengubah orientasi tujuannya, bukan lagi

hanya mengejar laba tetapi bagaimana masyarakat memberikan pengakuan

terhadap eksistensi perusahaan.

Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai cara perusahaan mengatur

proses produksi yang berdampak positif pada komunitas. Dapat pula dikatakan,

sebagai proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan untuk meraih

6
keuntungan, baik internal (pekerja, shareholder), maupun eksternal (kelembagaan

pengaturan umum, anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil dan

perusahaan lain). Pada dasarnya, bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dapat

beraneka ragam, dari yang bersifat charity sampai pada kegiatan yang bersifat

pengembangan komunitas (Community Development). Dengan adanya tanggung

jawab sosial sebenarnya perusahaan diuntungkan karena dapat menciptakan

lingkungan sosial yang baik serta dapat menumbuhkan citra positif perusahaan,

tentu hal ini dapat meningkatkan iklim bisnis bagi perusahaan.

Di Indonesia, sudah banyak perusahaan yang melaksanakan program CSR,

beberapa diantaranya:

1. Kontribusi sosial-lingkungan di Aqua sudah dimulai sejak sebelum CSR jadi

tren saat ini di Indonesia. Terbentuknya Departemen CSR tahun 2005 di

Aqua menginisiasi pelaksanaan beberapa kegiatan, salah satunya Program

Aqua Lestari yang merupakan sustainable initiative. Perspektif pengelolaan

dampak pun mulai terlihat, dimana Danone kemudian melakukan kajian

perhatian pemangku kepentingan serta isu yang harus ditangani perusahaan

misalnya dari aspek transportasi, pengelolaan limbah, akses air, konservasi,

program pengembangan masyarakat dan lainnya. Pada tahun 2010 Aqua

mulai merapikan, memfokuskan strategi dan melihat kegiatan CSR secara

komprehensif.

2. Pengembangan pendidikan berkarakter, menjadi fokus kegiatan tanggung

jawab sosial (CSR) Trakindo. Maka dari itu, perusahaan yang berdiri pada

1970 dan telah memiliki lebih dari 65 cabang di seluruh negeri mulai yang

7
terbentang dari Sumatera hingga ke Papua, ingin mengembangkan model

pendidikan yang tidak melulu menyoal kemampuan kognitif belaka, namun

menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan dan akhlak. Pada periode 2012-

2013, Trakindo telah memberikan Bantuan Pendidikan bagi 40 Sekolah

Dasar Negeri di seluruh Indonesia dan Program Pendidikan Alat Berat

(COOP) bagi 10 SMK Negeri dan 5 Politeknik di Indonesia. Program

dilakukan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Saat ini, lebih dari

13.000 murid dan seribu guru telah merasakan manfaatnya. Tidak hanya itu,

Trakindo juga telah merenovasi lebih dari 500 ruangan kelas sekolah di

Indonesia yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.

3. Sampoerna, Tbk, perusahaan rokok yang telah memulai bisnisnya di

Indonesia selama puluhan tahun yang lalu telah banyak berkontribusi dalam

mengurangi penggangguran dengan membuka lapangan pekerjaan. Puluhan

ribu masyarakat Indonesia saat ini menjadi tulang punggung proses produksi

perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

4. PT. Telekomunikasi Indonesia, kegiatan tanggung jawab sosial Telkom

cukup beragam dengan jangkauan seluruh Indonesia. Salah satu kegiatan

tanggung jawab sosial Telkom dikelola oleh unit Telkom Community

Development Center (Telkom CDC) yang berdiri secara resmi sejak 2001.

Melalui CDC, Telkom mengelola program PKBL (Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan) yang tersebar di seluruh Nusantara. Kegiatan tanggung

jawab sosial Telkom yang cukup menonjol adalah di bidang pendidikan.

Pada posisi sampai dengan Triwulan III 2006, dana yang dikeluarkan untuk

8
bantuan pendidikan dan pelatihan (BPP) mencapai 49% dari seluruh

anggaran Bina Lingkungan Telkom.

5. Bank Mandiri, sebagai salah bank pemerintah telah merealisasikan Program

Bina Lingkungan 2007 di bidang kesehatan dengan melaksanakan khitanan

massal bagi 5.000 anak yang tersebar di 15 lokasi kota besar Indonesia.

Kegiatan ini juga sebagai bentuk kepedulian Bank Mandiri terhadap anak-

anak tidak mampu.

6. Selain bank pemerintah, Bank Danamon sebagai salah satu bank swasta

nasional juga melaksanakan tanggung jawab sosial dengan program

”Danamon Peduli”. Program Danamon Peduli dimulai tahun 2001, dan terus

berkembang, sehingga pada tanggal 17 Februari 2007 didirikanlah Yayasan

Danamon Peduli oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT. Adira

Dinamika Multifinance Tbk untuk memberikan akses yang lebih luas kepada

para pihak yang mempunyai misi yang sama dalam menciptakan

kesejahteraan.

Berdasarkan UU PPh No.36 Tahun 2008, Pemerintah melalui Direktorat

Jendral Pajak dapat memberikan insentif pajak dengan memperkenankan

pengeluaran-pengeluaran tanggung jawab sosial sebagai pengurang penghasilan

kena pajak untuk perusahaan yang konsisten menerapkan tanggung jawab

sosialnya. Meskipun demikian, perusahaan tetap memandang berat dalam

melaksanakan program CSR tersebut.

Menurut Setiadji (2010) mengatakan bahwa selama ini perusahaan

beranggapan memiliki dua beban yang sama yaitu beban pajak dan beban CSR.

9
Pada dasarnya kedua beban tersebut digunakan untuk mensejahterakan

masyarakat. Namun agar perusahaan tidak memiliki dua beban maka perusahaan

mulai mencari cara untuk meminimalkan pajak perusahaan melalui kegiatan

agresivitas pajak. Tindakan tersebut tentu tidak sesuai dengan harapan

masyarakat. Oleh karena itu untuk menutupi tindakan tersebut perusahaan

melaksanakan tanggung jawab sosialnya lebih besar kepada masyarakat untuk

mengubah presepsi dan memperoleh legitimasi dari masyarakat.

Perusahaan dalam melakukan tindakan pajak agresif akan memperoleh

keuntungan dan kerugian (Chen dkk., 2010 dalam Hidayanti, 2013). Keuntungan

yang diperoleh berupa penghematan pajak sehingga jumlah kas yang dinikmati

pemilik/pemegang saham dalam perusahaan menjadi lebih besar. Kerugian yang

ditanggung yaitu kemungkinan perusahaan mendapatkan sanksi/penalti dari fiskus

pajak, dan turunnya harga saham perusahaan. Seperti yang pernah menimpa bank

swasta terbesar di Indonesia, Bank Central Asia (BCA) pada tahun 2014 lalu,

ketika Ketua KPK, Abraham Samad, pada tanggal 21 April 2014, menetapkan

Hadi Poernomo yang menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan periode

tersebut, sebagai tersangka kasus manipulasi pajak pada tahun 2003.

Dalam kasus yang diduga merugikan negara Rp.375 miliar itu, Hadi yang

saat itu menjabat sebagai Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2003,

mengabulkan permohonan keberatan pajak BCA melalui nota dinas bernomor

ND192/PJ/2004/ pada 17 Juni 2004. Nota dinas yang dikeluarkan mendadak ini

menganulir penolakan keberatan Direktorat Pajak Penghasilan yang saat itu

dipimpin Sumihar Petrus Tambunan. Menurut salinan nota dinas yang diperoleh

10
Tempo, Hadi menyebutkan sejumlah alasan mengabulkan permohonan keberatan

pajak BCA atas terdapatnya koreksi fiskal pemeriksa pajak senilai Rp.5,5 triliun.

Menurut Hadi, seperti disebut dalam dokumen itu, BCA dianggap masih memiliki

aset dan kredit macetnya ditangani Badan Penyehatan Perbankan Nasional

sehingga koreksi Rp.5,5 triliun itu dibatalkan. Karena pembatalan ini, negara

kehilangan pajak penghasilan dari koreksi penghasilan BCA senilai Rp.5,5 triliun

itu. Perhitungan KPK nilainya Rp.375 miliar (Rizky, 2014).

Penetapan status tersangka terhadap Hadi Poernomo dalam kaitan dengan

pembayaran pajak PT Bank Central Asia Tbk memberi dampak buruk bagi saham

emiten tersebut. Dikabarkan bahwa pihak Bank BCA sendiri sudah menghubungi

KPK agar tidak mempublikasikan nama-nama dari Bank BCA yang terkait kasus

korupsi pajak Bank BCA. Hal itu dilakukan untuk melindungi saham Bank BCA

agar tidak anjlok akibat terseret kasus korupsi pajak. Namun, KPK menegaskan

bahwa KPK tidak akan menuruti kemauan Bank BCA. Anjloknya nilai saham

BCA akibat terseret kasus korupsi adalah resiko yang harus diterima. Dalam

perdagangan di Bursa Efek Indonesia 22 April 2014, nilai saham emiten berkode

BBCA itu turun 125 poin (1,12 persen) menjadi Rp.11.050 per lembar. Penurunan

tersebut bertolak belakang dengan kenaikan harga saham emiten bank

berkapitalisasi besar, seperti PT Bank BRI Tbk yang naik 150 poin (1,49 persen)

menjadi Rp.10.200 dan PT Bank Mandiri Tbk yang naik 25 poin (0,25 persen)

menjadi Rp.9.850. Saham BCA yang berpindah tangan sebanyak 226.074 lot atau

jauh di atas rata-rata tiga bulan sebanyak 168.966 lot. Analis dari PT Recapital

Securities, Agustini Hamid, memperkirakan terungkapnya kasus pajak BCA bakal

11
menggerus kepercayaan pelaku pasar atas emiten bank. Jadi, tak mengherankan

jika pelaku pasar mengurangi kepemilikan saham pada bank itu. “Publik mulai

mencemaskan integritas dan manajemen risiko yang dimiliki BCA,” ujarnya

(Megel dkk., 2014)

Penelitian mengenai pengaruh agresivitas perusahaan dalam hal ini tax

avoidance terhadap nilai perusahaan pernah dilakukan oleh Juwita (2013) dan

hasil penelitian menunjukkan bahwa tax avoidance jangka panjang berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini memiliki keterbatasan data

variabel moderasi kepemilikan keluarga karena tidak semua perusahaan

menyediakan informasi yang transparan mengenai keterlibatan keluarga dalam

manajemen dan kepemilikan suatu perusahaan. Penelitian yang sama juga pernah

dilakukan oleh Simarmata dan Cahyonowati (2014) dengan hasil bahwa tax

avoidance jangka pendek berpengaruh positif terhadap tax avoidance jangka

panjang. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan nilai Cash ETR tahunan akan

meningkatkan long-run tax avoidance (LRTA). Tax avoidance jangka panjang

tidak memiliki pengaruh yang postitif terhadap nilai perusahaan.

Hanlon dan Slemrod (2009) dalam Simarmata dan Cahyonowati (2014),

penelitiannya menguji bagaimana reaksi pasar atas tindakan tax avoidance yang

dilakukan oleh perusahaan, menunjukkan bahwa tindakan tax aggressiveness

dapat meningkatkan atau menurunkan nilai saham perusahaan. Jika tax

aggressiveness dipandang sebagai upaya untuk melakukan tax planning dan

efisiensi pajak, maka pengaruhnya positif terhadap nilai perusahaan. Namun jika

12
dipandang sebagai tindakan non-compliance, hal tersebut akan meningkatkan

risiko sehingga mengurangi nilai perusahaan.

Menurut Lanis dan Richardson (2012) perusahaan yang telah terbukti

melakukan agresivitas pajak dapat betindak sesuai dengan teori legitimasi dengan

cara melakukan pengungkapan informasi CSR tambahan. Dari sudut pandang

ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi

tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut Kiroyan (dikutip dari Sayekti dan Wondabio, 2007), perusahaan

berharap jika dengan menerapkan corporate social responsibility atau tanggung

jawab sosial perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan akan

memaksimalkan ukuran keuangan untuk jangka waktu yang panjang. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan corporate social responsibility

berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperti investor dan kreditur

yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian mengenai kegiatan

tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap nilai perusahaan pernah

dilakukan oleh Permanasari (2010). Dalam penelitiannya ditemukan bahwa

variabel corporate social responsibility memiliki pengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan

keempat variabel, yaitu “Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi

Laba, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi

Empiris Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

2012-2014)”.

13
B. Rumusan Masalah

Perusahaan yang melakukan agresivitas pajak dalam rangka menekan

pajak yang dibebankan perusahaan sebagai biaya. Profitabilitas yang besar

merupakan tujuan utama yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan. Apabila

manajemen mampu menekan pajak maka perusahaan akan mendapatkan laba

yang lebih besar. Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang

tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik,

dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan

pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Namun, tindakan tersebut

merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab secara sosial.

Dengan adanya pengungkapan CSR diharapkan mampu menjadi media

bagi masyarakat untuk mengetahui apakah perusahaan terlibat dalam agresivitas

pajak. Karena adanya pengungkapan CSR pada laporan tahunan akan membuat

informasi keuangan lebih transparan bagi pihak-pihak yang menggunakan laporan

keuangan dan berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperti

investor dan kreditur yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menjawab:

1. Apakah terdapat pengaruh variabel agresivitas pajak terhadap nilai

perusahaan?

2. Apakah terdapat pengaruh variabel tingkat persistensi laba terhadap nilai

perusahaan?

3. Apakah terdapat pengaruh variabel corporate social responsibility terhadap

nilai perusahaan?

14
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1.Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel agresivitas pajak

terhadap nilai perusahaan.

2.Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel tingkat persistensi

laba terhadap nilai perusahaan.

3.Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh corporate social

responsibility terhadap nilai perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Bagi bidang akademik diharapkan dapat menambah wawasan pembaca.

Selain itu dapat berkontribusi dalam literatur penelitian lebih lanjut

tentang praktik agresivitas pajak, tanggung jawab sosial perusahaan,

persistensi laba dan nilai perusahaan.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan

sebaiknya berhati-hati menentukan kebijakan khususnya mengenai pajak

agar tidak tergolong dalam agresivitas pajak karena memiliki dampak

yang sangat luas, tidak hanya kinerja perusahaan tetapi kepercayaan

masyarakat.

15
2. Bagi Direktorat Jendral Pajak, diharapkan mampu mengidentifikasi

kasus-kasus dan resiko terkait agresivitas pajak serta mempertegas

peraturan perpajakan agar dapat meminimalisir kemungkinan perusahaan

melakukan agresivitas pajak yang dapat mengurangi pajak sebagai

penghasilan negara.

3. Bagi investor, pengungkapan corporate social responsibility dalam

laporan tahunan diharapkan mampu menunjukan transparansi perusahaan

guna membantu menentukan keputusan untuk berinvestasi.

4. Bagi peneliti diharapkan dengan adanya penelitian ini peneliti dapat

menggali ilmu tentang apa yang telah dikemukakan di atas dan dapat

dimanfaatkan di kehidupan yang sesungguhnya.

16
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar,

karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham

secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi

harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Karena tujuan

utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan

kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Hal ini memberi dampak

para pemegang saham tetap mempertahankan investasinya dan calon investor

tertarik menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Ilmiani dan

Sutrisno, 2014).

Untuk mencapai nilai perusahaan yang maksimum umumnya para

pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para

professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Enterprise value

(EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep

penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai

perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Islahuddin, 2008 dalam

Kusumadilaga, 2010).

Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar

perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen

mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan


17
prospeknya di masa depan. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah

dikembangkan dalam penilaian perusahaan (Mardiyanto, 2008), di antaranya

adalah:

1) Cash Flow Return On Asset (CFROA)

Cash Flow Return On Asset (CFROA) merupakan salah satu pengukuran

kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk

menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran

kinerja perusahaan saat ini dan tidak terikat pada harga saham.

2) Q-Tobin

Tobin's Q adalah perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai buku

total aktiva. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena

dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham

perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan

yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan

seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe

investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur

karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari

ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur. Rumus

rasio ini diformulasikan sebagai berikut:

Dimana : Qit = Nilai perusahaan pada tahun t;

MVEit = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value) perusahaan i

pada tahun t, yang diperoleh dari hasil perkalian harga

18
saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan

jumlah saham yang beredar pada akhir tahun;

BVit = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value) perusahaan i

pada tahun t, diperoleh dari selisih total aset perusahaan

dengan total kewajiban;

Dit = Nilai buku dari total hutang pada perusahaan i tahun t.

3) Price to Book Value ( PBV)

PBV adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham (harga pasarannya)

yang diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Istilah

teknisnya adalah apakah saham tersebut overvalued atau undervalued. Rasio ini

mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan

organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham,

1999), yang diproksikan dengan:

4) Market to Book Ratio (M/B Ratio)

M/B Ratio merupakan formula untuk menghitung rata-rata nilai perusahaan

yang dihitung dengan membagi nilai pasar saham perusahaan dengan nilai

buku ekuitas.

5) PER (Price Earning Ratio)

PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga

saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.

19
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah :

a. Tingkat pertumbuhan laba

b. Dividend Payout Ratio

c. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan

nilai perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik

antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika

perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat,

sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh

sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa

merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan.

Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan

dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan,

atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham

tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham

dengan mengorbankan para pemegang obligasi.

2. Agresivitas Pajak

Secara bahasa, agresivitas berasal dari kata agresif yang berarti bersifat

menyerang atau cenderung ingin melawan sesuatu yang dipandang sebagai

situasi atau hal yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat (Kamus

Besar Bahasa Indonesia). Maka, secara bahasa, agresivitas pajak dapat

20
diartikan sebagai suatu reaksi/tindakan Wajib Pajak yang cenderung ingin

menyerang atau melawan terhadap pajak.

Definisi tindakan pajak agresif menurut Frank dkk., (2004), yaitu suatu

tindakan yang bertujuan untuk menurunkan laba kena pajak melalui

perencanaan pajak baik menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong

tax evasion. Walau tidak semua tindakan yang dilakukan melanggar peraturan,

namun semakin banyak celah yang digunakan untuk menurunkan laba kena

pajak maka perusahaan tersebut dianggap semakin agresif terhadap pajak

(Supramono, 2010).

Hlaing (2012) mendefinisikan agresivitas pajak sebagai cakupan semua

kegiatan perencanaan pajak yang akan perusahaan tempuh dalam mengurangi

tarif pajak efektif, sesuai dengan pengertian tax avoidance yang diungkapkan

oleh Dyreng, dkk (2008).

Terdapat beberapa pengukuran agresivitas pajak (Hanlon dan Heitzman,

2010), diantaranya :

a. Effective Tax Rate (ETR)

Efektivitas pembayaran pajak yang dilakukan perusahaan, dihitung dengan

cara membagi total beban pajak perusahaan dengan laba sebelum pajak

penghasilan.

21
b.Cash ETR

Efektivitas pembayaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan dalam arus

kas. Fungsi dari Current ETR adalah mengakomodasikan pajak yang

dibayarkan oleh perusahaan sehingga dapat mengukur agresivitas pajak

dalam jangka pendek.

c. GAAP ETR

GAAP ETR melihat beban pajak yang dibayarkan dalam tahun berjalan,

yang didalamnya mengandung beban pajak kini dan beban pajak

tangguhan, namun GAAP ETR memiliki kekurangan yaitu nilai yang

diinput adalah nilai berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang

dipengaruhi oleh estimasi-estimasi akuntansi sehingga timbul perbedaan

sementara antara komersial dan fiskal.

d.Book Tax Differences (BTD)

Pengukuran Book Tax Differences yaitu dengan cara mengurangkan laba

sebelum pajak di laporan laba rugi dengan laba kena pajak secara fiskal.

Untuk mengontrol perbedaan dalam skala perusahaan dan juga Book Tax

Differences yang dinaikkan oleh nilai buku aset, maka Book Tax

Differences juga diskala dengan membaginya dengan nilai buku aset, yang

dirumuskan sebagai berikut:

22
Dimana:

- BTD adalah perhitungan untuk mengukur selisih antara laba akuntansi dan

laba secara fiskal.

- Book Incomeit adalah pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada

tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan.

- Taxable Incomeit adalah pendapatan yang digunakan untuk menghitung

beban pajak kini, atau pendapatan sebelum pajak perusahaan i pada tahun t

berdasarkan laporan keuangan perusahaan setelah dilakukan koreksi fiskal.

3. Persistensi Laba

Persistensi laba adalah kemungkinan laba akuntansi yang diharapkan di

masa mendatang (expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun

berjalan (current earnings). Semakin tinggi kemungkinan laba akuntansi di

masa depan yang tercermin dari laba tahun berjalan, maka laba memiliki

persistensi yang tinggi. Persistensi laba menjadi pusat perhatian bagi para

pengguna laporan keuangan, khususnya bagi mereka yang mengharap

persistensi laba yang tinggi karena persistensi laba menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam mempertahankan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan

memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan tujuan

untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam

pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja, dan

pembuatan kontrak. Agar dapat memberikan informasi yang handal maka laba

harus persisten.
23
Karena persistensi merupakan salah satu karakteristik kualitatif

relevansi laba, maka semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dengan

laba fiskal, persistensi laba perusahaan akan semakin kecil. Sebaliknya

semakin kecil perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal, maka semakin

tinggi persistensi laba yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Wijayanti

(2006) perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal secara negatif berpengaruh

signifikan terhadap persistensi laba, hal ini mengindikasikan bahwa semakin

besar selisih laba akuntansi dengan laba fiskal maka persistensi laba

perusahaan itu juga akan semakin rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Hanlon (2005).

(Lipe, 1990 dalam Meithy, 2006) Persistensi laba akuntansi diukur

menggunakan koefisien regresi antara laba akuntansi periode sekarang dengan

laba akuntansi periode yang lalu. Semakin tinggi (mendekati angka 1)

koefisiennya menunjukkan persistensi laba yang dihasilkan tinggi, sebaliknya

jika nilai koefisiennya mendekati nol, persistensi labanya rendah atau laba

transitorinya tinggi. Jika nilai koefisiennya bernilai negatif, pengertiannya

terbalik, yaitu nilai koefisien yang lebih tinggi menunjukkan kurang persisten,

dan nilai koefisien yang lebih rendah menunjukkan lebih persisten. Persitensi

laba dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dimana : Eit = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i pada

tahun t

24
Eit-1 = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i sebelum

tahun t

β1 = persistensi laba akuntansi

4. Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan)

Definisi operasional CSR menurut Pedoman CSR Bidang Lingkungan

adalah tindakan yang melampaui kepatuhan kepada segala hukum dan

peraturan yang berkaitan dengan bidang usaha perusahaan, untuk:

1) Berkomitmen pada perilaku bisnis yang etis untuk meningkatkan kualitas

hidup dari para pemangku kepentingan.

2) Berkontribusi pada keberlanjutan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial

sebagai bagian dari proses pembangunan berkelanjutan.

Menurut ISO 26000 Karakteristik dari Social Responbility adalah

kemauan sebuah organisasi untuk mempertimbangkan aspek sosial dan

lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak

dari keputusan sarta aktivitas yang mempengaruhi masyarakat dan lingkungan.

Dalam ISO 26000 Social Responsibility mencakup 7 aspek utama, yaitu: tata

kelola organisasi, hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, praktek

bisnis yang adil, isu konsumen serta keterlibatan dan pengembangan

masyarakat.

Program tanggung jawab social perusahaan atau Corporate Social

Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada

tahun 1953. Setelah itu, CSR mengalami pengembangan konsep secara terus

menerus, semula kegiatan CSR berorentasi pada “filantropi”, maka saat ini

25
telah dijadikan sebagai salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan

“citra perusahaan” yang akan turut mempengaruhi kinerja keuangan

perusahaan beserta pentingnya pengembangan masyarakat terhadap penerapan

CSR. Substansi CSR adalah dalam rangka kemampuan perusahaan untuk

beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait

dengannya baik lokal, nasional maupun global. Secara singkat, CSR

mengandung makna bahwa perusahaan memiliki tugas moral untuk berlaku

jujur, mematuhi hukum, menjujung integritas (Ardianto, 2011).

Menurut The World Business Council for Sustainable Development

(dalam Rika dan Ishlahuddin, 2008), Corporate Social Responsibility atau

tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk

memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan dari dunia

usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan

ekonomi pada komonitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan

peningkatan taraf hidup karyawan beserta seluruh keluarganya. Hal tersebut

dilakukan melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka,

keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk

meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi

bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.

Menurut Boone dan Kurtz (dikutip oleh Harmoni dan Ade, 2008),

pengertian tanggung jawab sosial (social responsibility) secara umum adalah

dukungan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba,

kepuasan pelanggan dan kesejahteraan masyarakat secara setara dalam

26
mengevaluasi kinerja perusahaan. Achda (2007) mengartikan CSR sebagai

komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya

dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta terus-menerus menjaga

agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan

lingkungan hidupnya.

CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk

berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan

menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi,

sosial dan lingkungan (Priyanto, 2008). Landasan teori yang mengatur tentang

pengungkapan CSR adalah Legitimacy Theori yang mengatur tentang kontrak

perusahaan dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan berdasarkan nilai-

nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok

kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Permanasari, 2010).

Menurut Darwin (2006) cakupan CSR sangat luas, tidak hanya terkait

dengan masalah sosial semata (corporate philanthropy). Secara umum isu CSR

mencakup lima komponen pokok, yaitu:

1) Hak Asasi Manusia (HAM)

Bagaimana perusahaan menyikapi masalah HAM dan strateginya serta

kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari terjadinya

pelanggaran HAM dalam perusahaan.

2) Tenaga Kerja (Buruh)

Bagaimana kondisi tenaga kerja di supply chain ataupun dipabrik, mulai

dari sistem panggajian, kesejahteraan hari tua dan keselamatan kerja,

27
peningkatan keterampilan dan profesionalisme karyawan, sampai pada

pola penggunaan tenaga kerja di bawah umur.

3) Lingkungan hidup

Bagaimana strategi dan kebijakan yang berhubungan dengan masalah

lingkungan hidup. Usaha perusahaan mengatasi dampak lingkungan atas

produk dan jasa mulai dari pengadaan bahan baku sampai pada masalah

pembuangan limbah, serta dampak lingkungan yang diakibatkan oleh

proses produksi dan distribusi produk.

4) Sosial masyarakat

Bagaimana strategi dan kebijakan dalam bidang sosial dan pengembangan

masyarakat setempat (community development), serta dampak operasi

perusahaan terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat.

5) Dampak produk dan jasa terhadap pelanggan

Apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa

produk dan jasanya terbebas dari dampak-dampak negatif seperti

menggangu kesehatan pelanggan, mengancam keamanan dan produk yang

dilarang.

Berdasarkan kelima komponen diatas maka komponen-komponen

tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai seberapa besar kesadaran

perusahaan dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya kepada stakeholdernya.

Jika perusahaan hanya menjalankan salah satu komponen saja dari kelima

komponen tersebut dapat dikatakan kesadaran perusahaan masih rendah.

28
Sebaliknya, jika perusahaan memenuhi kelima komponen tersebut dapat

dikatakan kesadaran perusahaan tinggi terhadap tanggung jawab sosialnya.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan Nomor: Kep-431/Bl/2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan

Emiten atau Perusahaan Publik juga menyebutkan bahwa perusahaan wajib

mengungkapkan kegiatan tanggung jawab sosialnya baik di dalam laporan

tahunan perusahaan atau di dalam laporan keberlanjutan tersendiri. Dalam

ketentuan mengenai Bentuk dan Isi Laporan Tahunan poin h(1) bahasan

mengenai tanggung jawab sosial perusahaan meliputi kebijakan, jenis program,

dan biaya yang dikeluarkan, antara lain terkait aspek:

a) lingkungan hidup, seperti penggunaan material dan energi yang ramah

lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan,

sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki, dan lain-lain;

b) praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti

kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja,

tingkat perpindahan (turnover) karyawan, tingkat kecelakaan kerja,

pelatihan, dan lain-lain;

c) pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga

kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan

sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain; dan

d) tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen,

informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan

konsumen, dan lain-lain.

29
Aspek-aspek mengenai tanggung jawab sosial yang di atur oleh

BPPMLK tersebut di atas, merupakan penyesuaian atas indeks standar

pengungkapan CSR yang telah dirumuskan oleh Global Reporting Initiative

(GRI), yang merupakan organisasi internasional terkemuka di bidang

keberlanjutan. GRI mempromosikan penggunaan pelaporan keberlanjutan

sebagai cara untuk organisasi untuk menjadi lebih berkelanjutan dan

berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Ada 3 dimensi

pengungkapan yang dirumuskan dalam Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4

(2013) , yaitu: ekonomi, lingkungan dan sosial, dengan total item adalah 91

indikator penilaian, yaitu: ekonomi 9 indikator, lingkungan 34 indikator, sosial

48 indikator yang terbagi dalam, 16 indikator praktik tenaga kerja; 12

indikator hak asasi manusia; 11 indikator masyarakat; dan 9 indikator

tanggungjawab produk.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang agresivitas pajak (TA), persistensi laba (EP),

corporate social responsibility / tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan

nilai perusahaan (FV) telah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain:

Annisa (2015), Ilmiani dan Sutrisno (2014); Octaviana dan Rohman (2014);

Juwita (2013); Permanasari (2010), dsb. Adapun hasil penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

2.1.

30
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Metode Penelitian Hasil
Judul, Peneliti Metode
No TA EP CSR FV Penelitian
(Tahun) Penelitian
(X1) (X2) (X3) (Y)
1. CSR
- Jenis berpengaruh
penelitian: signifikan
Penelitian positif
kausatif. terhadap nilai
- Sumber perusahaan,
data: struktur
Laporan modal tidak
keuangan, berpengaruh
catatan atas terhadap nilai
laporan perusahaan,
keuangan, kepemilikan
dan laporan institusional
“Pengaruh tahunan. tidak
Corporate - Populasi: berpengaruh
Social Perusahaan terhadap nilai
Responsibilit go public perusahaan.
y, Struktur yang
Modal dan terdaftar di
Kepemilikan BEI.  
Institusional - Sampel: 56
Terhadap Nilai perusahaan
Perusahaan” – dan 3 tahun
Leni Nur penelitian,
Annisa tahun 2010-
(2015) 2012.
- Metode
analisis
data: Model
Regresi
Panel.
- Variabel
lainnya
yang diteliti:
Struktur
modal dan
kepemilikan
institusional
.

Bersambung ke halaman berikutnya

31
Metode Penelitian Hasil
Judul, Peneliti Metode
No TA EP CSR FV Penelitian
(Tahun) Penelitian
(X1) (X2) (X3) (Y)

- Jenis
2. penelitian:  Variabel tax
Penelitian avoidance
kuantitatif. berpengaruh
- Sumber signifikan
data: negatif
Laporan terhadap
keuangan nilai
dan laporan perusahaan.
tahunan.  Variabel
“Pengaruh - Populasi: transparansi
Tax Perusahaan mampu
Avoidance manufaktur memoderasi
Terhadap yang hubungan
Nilai terdaftar di antara tax
Perusahaan BEI. avoidance
Dengan - Sampel: 25 terhadap
Transparansi perusahaan   nilai
Perusahaan dan 3 tahun perusahaan.
Sebagai penelitian,
Variabel tahun 2010-
Moderating” 2012.
- Amalia - Metode
Ilmiani,Catur analisis
Ragil data: Model
Sutrisno Regresi
(2014) Panel.
- Variabel
lainnya
yang diteliti:
Transparans
i perusahaan
sebagai
variabel
moderating.

3. “Pengaruh  Tax
Tax - Jenis avoidance
Avoidance penelitian: jangka
Penelitian  
Jangka pendek
Panjang kuantitatif. berpengaruh
Terhadap - Sumber positif
Bersambung ke halaman berikutnya

32
Metode Penelitian Hasil
Judul, Peneliti Metode
No TA EP CSR FV Penelitian
(Tahun) Penelitian
(X1) (X2) (X3) (Y)
Nilai data: terhadap tax
Perusahaan Laporan avoidance
Dengan keuangan jangka
Kepemilikan dan laporan panjang.
Institusional tahunan.  Tax
Sebagai - Populasi: avoidance
Variabel Perusahaan jangka
Pemoderasi” manufaktur panjang
-Ari Putra yang tidak
Permata terdaftar di memiliki
Simarmata, BEI. pengaruh
Nur - Sampel: 34 yang postitif
Cahyonowati perusahaan terhadap
(2014) dan 2 tahun nilai
penelitian, perusahaan.
tahun 2011- Hal ini
2012. disebabkan
- Metode dampak
analisis yang
data: Model didapat bagi
Regresi perusahaan
linier. ketika
- Variabel melakukan
lainnya penghindara
yang diteliti: n pajak akan
Kepemilika lebih
n berisiko dari
institusional keuntungan
sebagai yang akan
variabel didapat.
moderating.  Kepemilika
n
institusional
memiliki
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan.
Secara
- Jenis   serempak
4. “Pengaruh penelitian: CSR,
Bersambung ke halaman berikutnya

33
Metode Penelitian Hasil
Judul, Peneliti Metode
No TA EP CSR FV Penelitian
(Tahun) Penelitian
(X1) (X2) (X3) (Y)
Corporate Penelitian prosentase
Social kuantitatif. kepemilikan
Responsibility - Sumber manajemen,
Terhadap Nilai data: ROA,
Perusahaan” - Laporan interaksi
Ira Agustine keuangan antara CSR
(2014) dan laporan dan
tahunan. prosentase
- Populasi: kepemilikan
Perusahaan manajemen,
terbuka dan interaksi
yang antara CSR
terdaftar di dan ROA
BEI. berpengaruh
- Sampel: 40 signifikan
perusahaan terhadap nilai
dan 5 tahun perusahaan,
penelitian, CSR tidak
tahun 2008- memberikan
2012. pengaruh
- Metode signifikan
analisis terhadap nilai
data: Model perusahaan,
Regresi Prosentase
linier kepemilikan
berganda. manajemen
- Variabel berpengaruh
lainnya signifikan
yang diteliti: terhadap nilai
Prosentase perusahaan,
kepemilikan profitabilitas
manajemen (ROA)
dan berpengaruh
profitabilita signifikan
s sebagai terhadap nilai
variabel perusahaan,
moderating. Interaksi
antara CSR
dan
prosentase
kepemilikan
manajemen
berpengaruh
Bersambung ke halaman berikutnya

34
Metode Penelitian Hasil
Judul, Peneliti Metode
No TA EP CSR FV Penelitian
(Tahun) Penelitian
(X1) (X2) (X3) (Y)
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
interaksi
antara CSR
dan
profitabilitas
(ROA)
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Hasil
5. - Jenis penelitian
penelitian: menunjukkan
Penelitian secara
kuantitatif. simultan arus
- Sumber kas operasi,
data: arus kas
Laporan investasi, arus
keuangan kas pendanaan
dan laporan dan persistensi
tahunan. laba
“Pengaruh - Populasi: mempunyai
Arus Kas Perusahaan pengaruh
Dan yang terhadap harga
Persistensi termasuk saham sebesar
Laba dalam daftar   2,4%. Secara
Terhadap Jakarta parsial,
Harga Islamic variabel
Saham” -
Index di persistensi
Fatkhur BEI. laba
Rochman - Sampel: 36 berpengaruh
(2012)
perusahaan positif
dan 6 tahun signifikan
penelitian, terhadap harga
tahun 2005- saham,
2011. sedangkan
- Metode arus kas
analisis operasi, arus
data: Model kas investasi
Regresi dan arus
linier pendanaan
Bersambung ke halaman berikutnya

35
Metode Penelitian Hasil
Judul, Peneliti Metode
No TA EP CSR FV Penelitian
(Tahun) Penelitian
(X1) (X2) (X3) (Y)
berganda. tidak
Variabel berpengaruh
lainnya yang terhadap harga
diteliti: Arus saham.
kas.
Variabel CSR
6. - Jenis berpengaruh
penelitian: signifikan
Penelitian terhadap nilai
kuantitatif. perusahaan,
- Sumber Variabel
data: profitabilitas
Laporan sebagai
keuangan variabel
dan laporan moderating
tahunan. tidak dapat
“Pengaruh - Populasi: mempengaruh
Corporate Perusahaan i hubungan
Social manufaktur CSR dan nilai
Responsibilit
yang perusahaan,
y Terhadap terdaftar di terdapat
Nilai BEI. perbedaan
Perusahaan - Sampel: 63   luas
Dengan perusahaan, pengungkapan
Profitabilitas tahun CSR periode
Sebagai penelitian sebelum dan
Variabel 2006-2008. sesudah
Moderating” - Metode berlakunya
- Rimba analisis Undang-
Kusumadilag data: Model Undang
a (2010) Regresi Nomor 40
linier Tahun 2007
berganda. tentang
- Variabel Perseroan
lainnya Terbatas.
yang diteliti:
Profitabilita
s sebagai
variabel
moderating.
7. “Pengaruh  Variabel
Kepemilikan - Jenis corporate
 
Manajemen, penelitian: social
Kepemilikan Penelitian responsibilit
Bersambung ke halaman berikutnya

36
Metode Penelitian Hasil
Judul, Peneliti Metode
No TA EP CSR FV Penelitian
(Tahun) Penelitian
(X1) (X2) (X3) (Y)
Institusional, kuantitatif. y memiliki
Dan - Sumber pengaruh
Corporate data: positif dan
Social Laporan siginfikan.
Responsibilit keuangan  Variabel
y dan laporan kepemilikan
Terhadap tahunan. institusional
Nilai - Populasi: tidak
Perusahaan” - Perusahaan memiliki
Wien Ika non- berpengaruh
Permanasari keuangan terhadap
(2010) yang nilai
terdaftar di perusahaan.
BEI.  Variabel
- Sampel: 68 kepemilikan
perusahaan, manajemen
tahun tidak
penelitian memiliki
2007-2008. berpengaruh
- Metode terhadap
analisis nilai
data: Model perusahaan.
Regresi
linier
berganda.
Variabel
lainnya yang
diteliti:
Kepemilikan
manajemen
dan
kepemilikan
institusional.
Sumber: Penelitian Terdahulu

37
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis

1. Keterkaitan Variabel Agresivitas Pajak terhadap Nilai Perusahaan

Agresivitas pajak merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan

dalam upaya untuk mengoptimalkan biaya agar dapat mengecilkan nilai laba

kena pajak perusahaan. Perusahaan dalam melakukan tindakan pajak agresif

akan memperoleh keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang diperoleh

berupa penghematan pajak sehingga jumlah kas yang dinikmati

pemilik/pemegang saham dalam perusahaan menjadi lebih besar (Chen dkk.,

2010 dalam Hidayanti, 2013). Kerugian yang ditanggung yaitu kemungkinan

perusahaan mendapatkan sanksi/ penalti dari fiskus pajak, dan turunnya harga

saham perusahaan (Sari dan Martani, 2010 dalam Hidayanti, 2013).

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja

perusahaan juga baik. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai

perusahaannya juga baik. Karena tujuan utama perusahaan adalah

meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau

para pemegang saham. Sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H1 : Agresivitas pajak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

2. Keterkaitan Variabel Tingkat Persistensi Laba terhadap Nilai

Perusahaan

Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan

atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik

kreditur maupun investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja

38
manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba

dimasa yang akan datang. Earnings dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila

earnings yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk

membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau

memprediksi harga dan return saham. Atas dasar persistensi, laba yang

berkualitas adalah laba yang persisten yaitu laba yang berkelanjutan, lebih

bersifat permanen dan tidak bersifat transitori. Persistensi sebagai kualitas laba

ini ditentukan berdasarkan perspektif kemanfaatannya dalam pengambilan

keputusan khususnya dalam penilaian ekuitas (Gamayuni, 2012).

Persistensi laba menjadi pusat perhatian bagi para pengguna laporan

keuangan, khususnya bagi mereka yang mengharap persistensi laba yang tinggi

karena persistensi laba menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan memberikan laporan

keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan tujuan untuk memberikan

informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam pengambilan

keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja, dan pembuatan kontrak.

Agar dapat memberikan informasi yang handal maka laba harus persisten

(Darraough, 1993 dalam Fanani, 2010).

Penman (2001) dalam Suwandika dan Astika (2013) menyatakan

bahwa persistensi laba adalah laba akuntansi yang diharapkan di masa

mendatang (expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun berjalan

(current earnings). Informasi yang terkandung dalam book tax gap

mempengaruhi laba perusahaan di masa mendatang, sehingga dapat

39
mempengaruhi persistensi laba serta dapat membantu investor dalam

menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan. Prospek perusahaan dimasa

yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang

tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang

dikeluarkan secara efisien. Semakin tinggi kemungkinan laba akuntansi di

masa depan yang tercermin dari laba tahun berjalan, maka laba memiliki

persistensi yang tinggi (Persada dan Martani, 2010). Laba bersih yang tinggi

menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan

mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang

tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada

perusahaan tersebut. Karena saham-saham akan lebih diminati di bursa

sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih besar dan nilai perusahaan

juga semakin naik, sehingga hipotesis kedua sebagai berikut:

H2 : Terdapat pengaruh tingkat persistensi laba terhadap nilai perusahaan

3. Keterkaitan Variabel Corporate Social Responsibility terhadap Nilai

Perusahaan

Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai cara perusahaan

mengatur proses produksi yang berdampak positif pada komunitas. Dapat pula

dikatakan, sebagai proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan

untuk meraih keuntungan, baik internal (pekerja, shareholder), maupun

eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota komunitas,

kelompok komunitas sipil dan perusahaan lain). Pada dasarnya, bentuk

tanggung jawab sosial perusahaan dapat beraneka ragam, dari yang bersifat

40
charity sampai pada kegiatan yang bersifat pengembangan komunitas

(Community Development).

Dengan adanya tanggung jawab sosial sebenarnya perusahaan

diuntungkan karena dapat menciptakan lingkungan sosial yang baik serta dapat

menumbuhkan citra positif perusahaan, tentu hal ini dapat meningkatkan iklim

bisnis bagi perusahaan. Menurut Kiroyan (dikutip dari Sayekti dan Wondabio,

2007), perusahaan berharap jika dengan menerapkan Corporate Social

Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan akan memperoleh

legitimasi sosial dan akan memaksimalkan ukuran keuangan untuk jangka

waktu yang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan

CSR berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperti investor dan

kreditur yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)

terhadap nilai perusahaan pernah dilakukan oleh Permanasari (2010). Dalam

penelitiannya ditemukan bahwa variabel corporate social responsibility

memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sejalan dengan hasil

penelitian tersebut, makanya hipotesis ketiga yaitu:

H3 : Corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran konseptual pada dasarnya merupakan review atau

tinjauan pustaka yang dituangkan dalam bentuk skema serta mencerminkan

keterikatan antara variabel yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka yang

41
telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka konseptual

penelitian ini seperti dalam gambar 2.1

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Perusahaan Kategori LQ 45

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y):


1. Agresivitas Pajak (X1) Nilai Perusahaan (Y)
2. Persistensi Laba (X2)
3. Corporate Social Responsibility (X3)

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinieritas
3. Uji Autokorelasi
4. Uji Heteroskedastisitas

Analisis Regresi Linier Berganda

Uji Hipotesis

1. Uji F (Secara Simultan)


2. Uji t (Secara Parsial)
3. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Kesimpulan, Implikasi dan Saran

42
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau

lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu

agresivitas pajak, persistensi laba, corporate social responsibility terhadap

variabel dependen, yaitu nilai perusahaan. Yang menjadi unit analisis pada

penelitian ini yaitu perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ45 yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia dengan mengumpulkan data per tahun selama 3 tahun

berturut-turut yaitu tahun 2012-2014 di BEI.

B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012 sampai tahun 2014.

Pertimbangan pemilihan perusahaan LQ45 sebagai sampel adalah perusahaan

tersebut merupakan perusahaan pilihan dimana perkembangan kinerja perusahaan

selalu dipantau oleh BEI berdasarkan pendapat para ahli dari Bapepam-LK,

universitas dan profesional.

Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling,

yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti,

dimana ada syarat-syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh

43
sampel. Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI dan tetap termasuk dalam golongan

perusahaan LQ45 dalam kurun waktu tahun 2012-2014.

2) Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan

menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan

menerbitkan laporan tahunan (annual report) berurut-turut selama tahun

2012-2014.

3) Perusahaan mengungkapkan informasi CSR dalam laporan tahunan

perusahaan atau dalam laporan keberlanjutan tersendiri selama periode 2012-

2014.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, baik yang bertujuan untuk

mendeskripsikan maupun untuk menganalisis, diperoleh dari data sekunder yang

bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data yang informasinya diperoleh secara

tidak langsung dari perusahaan. Sedangkan menurut Indriantoro dan Supomo

(2009), data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Penelitian

ini hanya menggunakan data sekunder berupa:

a. Data laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah diaudit untuk periode

tahun 2012 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari website BEI

(www.idx.co.id), website masing-masing perusahaan dan website informasi

pembelajaran yang disediakan oleh blogger di www.sahamok.co.id.


44
b. Data laporan keberlanjutan perusahaan yang diperoleh dari masing-masing

website perusahaan.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

dokumentasi melalui studi kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara

mengumpulkan, membaca, mencatat dan memahami bahan-bahan yang berkaitan

dengan bidang yang menjadi topik pembahasan penulis yang dianggap penting

dari berbagai sumber yang resmi, seperti buku, dokumen, artikel, laporan, jurnal,

dll.

D. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel yang melibatkan lebih

dari satu variabel bebas (independent/explanatory variable) terhadap satu variabel

terikat (dependent variable), metode analisis data dalam penelitian ini (agresivitas

pajak, tingkat persistensi laba, corporate social responsibility, terhadap nilai

perusahaan) menggunakan model regresi berganda atau multiple regression

(Sunyoto, 2013). Tahapan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

Untuk menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y), maka perlu digunakan pengujian asumsi klasik. Uji

asumsi dasar yang dilakukan adalah:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual

45
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis

statistik (Ghozali, 2013):

 Analisis Grafik

Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Untuk dapat mengetahui apakah model regresi tersebut

mengalami normalitas atau tidak dideteksi dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.

 Analisis Statistik

Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam penelitian

ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas dengan

menggunakan statistik Kolmogorov–Smirnov (Ghozali, 2013). Hal ini

dapat dilihat sebagai berikut:

a) Dengan membandingkan K-Shitung dengan K-Stabel :

 Jika K- Shitung < K- Stabel , Ho ditolak.

 Jika K- Shitung > K- Stabel , Ho diterima.

b) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:

 Probabilitas > 0,05, maka Ho ditolak.

 Probabilitas < 0,05, maka Ho diterima.

b) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

hubungan antara beberapa variabel bebas (independen) dalam model regresi

46
(Ghazali, 2013). Multikolinieritas merupakan keadaan dimana satu atau lebih

variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linier dengan variabel lainnya.

Artinya bahwa jika perubahan-perubahan bebas digunakan sama sekali tidak

berkolerasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan tidak terjadi

multikolinieritas.

Uji multikolinearitas dapat juga dilakukan dengan melihat nilai

tolerance dan Variance Information Factor (VIF) dari hasil analisis dengan

menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance lebih tinggi daripada 0,10 atau

VIF lebih kecil dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa variance variabel tidak

sama untuk semua pengamatan. Jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut Heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu

kesamaan varians dan residual. Kebanyakan data cross section mengandung

situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili

berbagai ukuran-ukuran (kecil, sedang dan besar).

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu

melihat hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi

variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual

47
(Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2013).

Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Glejser yaitu dengan meregresikan antara variabel bebas terhadap nilai absolut

dari residual. Apabila signifikansi antara variabel bebas dengan absolut

residual lebih dari 5% maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.. Apabila

koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang signifikan pada

tingkat kekeliruan di bawah 5%, mengindikasikan adanya gejala

heteroskedastisitas.

d) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari

waktu ke waktu. Untuk memeriksa adanya aotukorelasi, biasanya dilakukan

uji statistik Durbin – Watson (D-W), dengan tingkat kepercayaan  = 5%.

Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi

(Santoso, 2002).

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi

48
yang berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena

“gangguan” pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi

“gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif

jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari

individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi (Ghozali 2013).

2. Uji Hipotesis

a) Uji Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel

independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh

terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2013). Apabila Fhitung > Ftabel,

maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan

menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05.

Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai

probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 0,05),

maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada

0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

49
b) Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel

dependen (Ghozali, 2013). Uji t digunakan untuk mengetahui apakah

pengaruh variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel

dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak (Santoso, 2007).

Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two

tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan Ho yaitu

terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa

digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak

sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak

menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah

(Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009).

Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat sebagai berikut:

 Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel

1) Apabila - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

 Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi

1) Jika angka sig. > 0,05, maka Ho diterima,

2) Jika angka sig. < 0,05, maka Ho ditolak,

50
3. Analisis Regresi Linier Berganda

a) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Menurut Ghozali (2013) menyatakan Uji Koefisien Determinasi

bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas

menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted R²

ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua.

Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh > 0,5 maka model

yang digunakan dianggap cukup handal dalam melakukan suatu estimasi.

Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin baik model yang

digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel

terikatnya. Jika Adjusted R² semakin kecil berarti semakin lemah model

tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.

b) Uji Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen digunakan model regresi linier berganda dimana variabel

independen yaitu agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan corporate

social responsibility terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan

(price earning ratio). Model regresi linier berganda penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + Ɛ

Keterangan: Y = Nilai Perusahaan


a = Konstanta
b1…b3 = Koefisien regresi terhadap dugaan
X1 = agresivitas pajak
X2 = persistensi laba
51
X3 = corporate social responsibility

Ɛ = Standar Error

E. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh agresivitas pajak,

tingkat persistensi laba dan corporate social responsibility terhadap nilai

perusahaan, adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Nilai Perusahaan (Y)

Tobin's Q adalah perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan

nilai buku total aktiva. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling

baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal

saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas

perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan

memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus

pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga

untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan

hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh

kreditur (Sukamulja, 2004). Rumus rasio ini diformulasikan sebagai berikut:

Dimana:
Qit = Nilai perusahaan pada tahun t;

52
MVEit = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value) perusahaan i pada tahun t,

yang diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing

price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir

tahun;

BVEit = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value) perusahaan i pada

tahun t, diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan total

kewajiban;

Dit = Nilai buku dari total hutang pada perusahaan i tahun t.

Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pada saat saham

penutupan atau harga terakhir dan merupakan harga yang tidak mungkin

berubah sampai bursa diaktifkan kembali dan harga terakhir ini mewakili nilai

bagi investor. Perusahaan yang menunjukkan Tobin’s Q lebih besar berarti

perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan sangat baik.

2. Agresivitas Pajak (X1)

Agresivitas pajak dapat diartikan sebagai suatu reaksi/tindakan Wajib

Pajak yang cenderung ingin menyerang atau melawan terhadap pajak.

Pengukuran agresivitas pajak yang menggunakan pengukuran Book Tax

Differences diukur dengan cara mengurangkan laba sebelum pajak di laporan

laba rugi dengan laba kena pajak secara fiskal. Untuk mengontrol perbedaan

dalam skala perusahaan dan juga Book Tax Differences yang dinaikkan oleh

nilai buku aset, maka Book Tax Differences juga diskala dengan membaginya

dengan nilai buku aset, yang dirumuskan sebagai berikut:

53
Dimana:

- BTD adalah perhitungan untuk mengukur selisih antara laba akuntansi dan

laba secara fiskal.

- Book Income i t adalah pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada

tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan.

- Taxable Income i t adalah pendapatan yang digunakan untuk menghitung

beban pajak kini, atau pendapatan sebelum pajak perusahaan i pada tahun t

berdasarkan laporan keuangan perusahaan setelah dilakukan koreksi fiskal.

- Total Asset it adalah nilai total buku aset

3. Tingkat Persistensi Laba (X2)

Persistensi laba adalah kemungkinan laba akuntansi yang diharapkan

di masa mendatang (expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun

berjalan (current earnings). Persistensi laba dapat diukur dengan

menggunakan koefisien regresi antara laba akuntansi sebelum pajak satu

periode masa depan dengan laba akuntansi sebelum pajak periode sekarang

(Wijayanti, 2006). Laba akuntansi dianggap semakin persisten apabila

koefisien regresinya semakin kecil. Persitensi laba dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Dimana: Ei t = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i pada

tahun t

54
Ei t-1 = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i sebelum

tahun t

β1 = persistensi laba akuntansi

4. Corporate Social Responsibility (X3)

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan CSRI

(Corporate Social Responsibility Index) berdasarkan indikator GRI (Global

Reporting Initiatives) dengan rumus (Priyanka, 2013) :

Keterangan :

CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan

ΣXIj : jumlah indikator CSR yang diungkapkan perusahaan

NI j : jumlah indikator CSR yang diharapkan diungkapkan oleh

perusahaan

CSR Disclosure dengan menggunakan indikator dari Global Reporting

Initiative (GRI) yang dituangkan dalam Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4

(2013) dengan jumlah 91 pengungkapan yang meliputi: ekonomi, lingkungan

dan sosial, dengan total item adalah 91 indikator penilaian, yaitu: ekonomi 9

indikator, lingkungan 34 indikator, sosial 48 indikator yang terbagi dalam, 16

indikator praktik tenaga kerja; 12 indikator hak asasi manusia; 11 indikator

masyarakat; dan 9 indikator tanggungjawab produk.

55
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012 sampai tahun

2014. Perusahaan LQ45 tersebut yang mempublikasikan laporan keuangan

yang telah diaudit 31 Desember tahun 2012 - 2014. Sampel perusahaan yang

berhasil diperoleh dan memenuhi kriteria adalah sebanyak 27 perusahaan,

dimana penelitian dilakukan selama 3 tahun yaitu tahun 2012 hingga tahun

2014, sehingga terkumpul sebanyak 81 sampel.

Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan, laporan tahunan

dan laporan keberlanjutan perusahaan, dan harga saham yang terdapat di situs

resmi Indonesia Stock Exchange yaitu www.idx.co.id, www.sahamok.co.id,

National Center for Sustainability Reporting yaitu www.sra.ncsr-id.org dan

situs masing-masing perusahaan. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat

pengaruh agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan corporate social

responsibility terhadap nilai perusahaan.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling,

yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti,

dimana ada syarat-syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh

56
sampel. Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan untuk perusahaan LQ45 tampak dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1
Proses Seleksi Populasi Perusahaan LQ-45
No. Kriteria Jumlah
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI dan termasuk dalam 45
golongan perusahaan LQ45.
2. Perusahaan LQ45 yang tidak masuk berturut-turut (17)
selama kurun waktu 2012 - 2014.
3. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan 0
keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan
menerbitkan laporan tahunan (annual report) berurut-
turut selama tahun 2012-2014.
4. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait (1)
informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis data.
Total Sampel Perusahaan 27
Tahun Penelitian 3
Total Sampel 81
Sumber: Data Diolah, 2015

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah perusahaan yang

menjadi objek penelitian berjumlah 27 perusahaan, jumlah perusahaan didapat

dari hasil seleksi perusahaan LQ45 yang berturut-turut masuk ke dalam

golongan perusahaan LQ45 selama periode penelitian (2012 - 2014). Berikut

ini adalah nama-nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini:

Tabel 4.2
Daftar Perusahaan LQ 45
No. Kode Nama Perusahaan
1. ALLI Astra Agro Lestari
2. ADRO Adaro Energy
3. AKRA AKR Corporindo
4. ASSI Astra Internasional
5. ASRI Alam Sutra Realty
6. BBCA Bank Central Asia
7. BBNI Bank Negara Indonesia
Bersambung ke halaman berikutnya

57
No. Kode Nama Perusahaan
8. BDMN Bank Danamon
9. BMRI Bank Mandiri
10. CPIN Charoen Pokhand Indonesia
11. EXCL XL Axiata
12. GGRM Gudang Garam
13. HRUM Harum Energy
14. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur
15. INDF Indofood Sukses Makmur
16. INTP Indocement Tunggal Prakasa
17. ITMG Indo Tambangraya Megah
18. JSMR Jasa Marga
19. KLBF Kalbe Farma
20. LPKR Lippo Karawaci
21. LSIP PP London Sumatera
22. PGAS Perusahaan Gas Negara
23. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam
24. SMGR Semen Indonesia
25. TLKM Telekomunikasi Indonesia
26. UNTR United Tractors
27. UNVR Unilever Indonesia
Sumber Data: www.idx.co.id dan www.sahamok.co.id

B. Hasil Uji Analisi Penelitian

1. Hasil Uji Deskriptif

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik

dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 22.0 untuk

memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabel-variabel

yang diteliti. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 81

data observasi untuk perusahaan LQ-45 yang berasal dari perkalian antara

periode penelitian 3 tahun, dari tahun 2012 sampai 2014 dengan jumlah

perusahaan sampel 27 perusahaan. Berikut tabel hasil olahan data mengenai

statistik deskriptif adalah sebagai berikut:

58
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskriptif Data
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FV1 17.753801
81 .1816940 17.9354952 2.580730451 2.9539934335
2
TA1 81 .4519599 -.0533244 .3986355 .056301980 .0728879243
Persistensi1 81 2.8803670 -.8627501 2.0176169 1.003968281 .3743461942
CSRI1 81 .7582418 .1648352 .9230769 .436575770 .1799231372
Valid N
81
(listwise)
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015

Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel

penelitian. Berdasarkan Tabel di atas, hasil analisis dengan menggunakan

statistik deskriptif terhadap Nilai Perusahaan (FV) menunjukkan nilai

minimum sebesar 0. 1816940, nilai maksimum sebesar 17. 9354952 dengan

jarak antara nilai minimun dan maksimun tersebut sebesar 17.7538012; rata-

rata sebesar 2.580730451; dan standar deviasi 2.9539934335. Hasil analisis

dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap agresivitas pajak (TA)

menunjukkan nilai minimum sebesar -0.0533244, nilai maksimum sebesar

0.3986355 dengan jarak antara nilai minimun dan maksimun tersebut sebesar

0.4519599; dengan rata-rata sebesar 0.056301980; dan standar deviasi

0.0728879243. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

Persistensi Laba menunjukkan nilai minimum sebesar -0.8627501 nilai

maksimum sebesar 2.0176169 dengan jarak antara nilai minimun dan

maksimun tersebut sebesar 2.8803670; dengan rata-rata 1.003968281; dan

standar deviasi 0.3743461942. Hasil analisis dengan menggunakan statistik

deskriptif terhadap Indeks CSR (CSRI) menunjukkan nilai minimum sebesar


59
0.1648352 nilai maksimum sebesar 0.9230769 dengan jarak antara nilai

minimun dan maksimun tersebut sebesar 0.7582418; dengan rata-rata

0.436575770; dan standar deviasi 0.1799231372.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Sehingga

perlu dihindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah

dalam penggunaan analisis regresi berganda. Pengujian asumsi klasik yang

dilakukan sebagai berikut:

a. Hasil Uji Normalitas

Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi

distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi

normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus

dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian,

analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data

adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Menurut Ghozali (2013) uji

normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat)

dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan statistik, adapun hasil uji normalitas pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Hasil Uji Normalitas Secara Grafik

Salah satu menentukan uji normalitas yaitu dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

60
normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan

ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2013).

Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat dari segi grafik yang

ditunjukan pada gambar grafik p-p plot berikut ini:

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015

Hasil pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar

garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Grafik ini

menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas

(Ghozali, 2013).

2) Hasil Uji Normalitas Secara Statistik

Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati

secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh
61
sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik

(Ghozali, 2013). Uji normalitas dapat dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov

Test. Adapun hasil perhitungan uji normalitas secara statistic yang dilihat

berdasarkan uji Kolmogorof-Smirnov adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Unstandardized
Residual Residual
N 81 72
a,b
Normal Parameters Mean .0000000 .0000000
Std.
2.92960759 .76541151
Deviation
Most Extreme Absolute .274 .097
Differences Positive .274 .087
Negative -.222 -.097
Test Statistic .274 .097
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .087
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015

Dari Tabel 4.4 pada kolom 2 dapat dilihat bahwa residual belum

berdistribusi normal, dimana nilai Asymp. 0.000 < 0,05. Oleh sebab itu

dilakukan transformasi data. Setelah transformasi data dilakukan dengan

menggunakan log normal (ln) dan data kembali diuji normalitas residualnya

dan diperoleh hasil olahan data Kolmogorov-Smirnov pada kolom 3 dengan

model unstandardized yang menyatakan bahwa nilai Asymp. sig. 0,087.

Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan

dalam penelitian ini telah terdisribusi normal, karena nilai unstandarized

residual memiliki nilai Asymp. sig. > 0,05, ini mengartikan bahwa semua data

terdistribusi dengan normal.

62
b. Hasil Uji Multikolinieritas

Gejala multikollinearitas ditandai dengan adanya hubungan yang kuat

diantara variabel independen (bebas) dalam suatu persamaan regresi. Apabila

dalam suatu persamaan regresi terdapat gejala multikolinearitas maka akan

menyebabkan ketidakpastian estimasi, sehingga kesimpulan yang diambil tidak

tepat. Model regresi yang dinyatakan bebas dari multikolinearitas apabila nilai

Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan Tolerance > 0,10.

Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 TA .987 1.013
Persistensi .983 1.017
CSRI .981 1.019
a. Dependent Variable: FV
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015

Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala

multikolinearitas antara masing-masing variabel independen. Karena data di

atas menunjukan bahwa nilai VIF (1.013; 1.017; 1.019) < 10 dan nilai

tolerance (0.987; 0.983; 0.981) > 0,10, keadaan seperti itu membuktikan tidak

terjadinya multikolinearitas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain.

Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama untuk

63
semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi tidak secara

acak tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu

atau lebih variabel. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah

yaitu secara grafik dan secara statistik, adapun uji heteroskedastisitas adalah

sebagai berikut:

1) Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah

residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali,

2009). Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015 64


Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat

bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun

dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. (Ghozali 2013).

2) Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik

Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Glejser yaitu dengan meregresikan antara variabel bebas terhadap nilai absolut

dari residual. Apabila signifikansi antara variabel bebas dengan absolut

residual lebih dari 5% maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil uji Glejser dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glejser)
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) .650 .195 3.328 .001
TA .036 .036 .121 1.003 .320
Persistensi .035 .139 .030 .249 .804
CSRI -.030 .161 -.022 -.184 .854
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015

Berdasarkan uji Glejser dapat diketahui bahwa nilai Sig. pada ketiga

variabel bebas: tax aggresiveness (TA), persistensi, corporate social

responsibility indeks (CSRI) > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

65
d. Hasil Uji Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam

penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW).

Tabel 4.7
Hasil Uji Autokolerasi
Model Summarya

Model Durbin-Watson
1 1.855
a. Dependent Variable: FV
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,855,

berdasarkan nilai tersebut, maka hasil membuktikan tidak terjadi autokolerasi,

karena nilai DW berada antara -2 sampai +2, maka dapat disimpulkan tidak ada

autokorelasi baik positif maupun negatif.

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel

independen secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel

di bawah ini, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasil uji

penelitian berpengaruh secara simultan atau bersama-sama.

66
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 9.037 3 3.012 4.925 .004b
Residual 41.596 68 .612
Total 50.633 71
a. Dependent Variable: FV
b. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015

Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh sebesar

4.925 > Ftabel sebesar 2,723 dengan tingkat signifikansi 0,004 < 0,05. Karena

tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa

variabel bebas agresivitas pajak, tingkat persistensi laba dan CSR terhadap nilai

perusahaan berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel

terikat nilai perusahaan. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa model layak diuji.

b. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji T)

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji

pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali).

Berdasarkan hasil olahan data statistik, maka dapat dilihat pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial adalah

sebagai berikut:

67
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa

Model t Sig.
1 (Constant) 3.435 .001
TA .190 .850
Persistensi 3.329 .001
CSRI 1.541 .128
a. Dependent Variable: FV
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015

Agresivitas pajak (TA) dan indeks CSR (CSRI) terhadap nilai

perusahaan (FV) tidak terdapat pengaruh yang signifikan, sedangkan

persistensi laba berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PV).

Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel

independen terhadap nilai perusahaan (PV):

1) Pengaruh Agresivitas Pajak terhadap Nilai Perusahaan

Variabel agresivitas pajak dengan nilai thitung sebesar 0.190 < 1.992 atau

nilai sig. lebih besar dari 0.05 (0.850 > 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa

agresivitas pajak tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini

dikarenakan tindakan agresivitas pajak yang diproyeksikan melalui selisih

perbedaan book income dan taxable income bukan merupakan tindakan

perencanaan pajak yang bersifat agresif, sehingga pasar menerima informasi

tersebut sebagai hal bukan merupakan tindakan manajemen laba yang

dilakukan oleh manajemen (Perdana, 2014). Terjadinya perbedaan merupakan

karena perbedaan persepsi antara peraturan perpajakan dan kebijakan

68
perusahaan, sehingga tidak akan berdampak pada kemakmuran para pemegang

saham.

2) Pengaruh Tingkat Persistensi Laba terhadap Nilai Perusahaan

Variabel tingkat persistensi laba dengan nilai thitung sebesar 3.329 >

1.992 atau nilai sig. lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05), maka dapat

disimpulkan bahwa persistensi laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3) Pengaruh Coroporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

Variabel corporate social responsibility dengan nilai thitung sebesar

1.541 < 1.992 atau nilai sig. lebih kecil dari 0.05 (0.128 > 0.05), maka dapat

disimpulkan bahwa corporate social responsibility tida berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.

4. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Menurut Ghozali (2013) untuk menentukan seberapa besar variabel

independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai

koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun hasil uji determinasi

Adjusted R2.

Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .422 .178 .142 .78211
a. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi
b. Dependent Variable: FV
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015

69
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda (R),

koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi yang

disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel model summaryb di atas

diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0.422. Ini

menunjukkan bahwa variabel agresivitas pajak, persistensi laba, indeks CSR

terhadap nilai perusahaan mempunyai hubungan yang sedang.

Hasil pada tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai koefisien

determinasi (R Square) sebesar 0.178 dan nilai koefisien determinasi yang

sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0.142. Hal ini berarti 14.2%

variasi dari nilai perusahaan bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen

(agresivitas pajak, persistensi laba, indeks CSR). Sedangkan sisanya (100% -

14.2% = 85.8%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian

ini, seperti tingkat profitabilitas, kepemilikan manajemen, kepemilikan

institusional, struktur modal.

b. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun hasil uji regresi

linier berganda adalah sebagai berikut:

70
Tabel 4.11
Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .967 .282 3.435 .001
TA .010 .052 .021 .190 .850
Persistensi .666 .200 .369 3.329 .001
CSRI .358 .232 .171 1.541 .128
a. Dependent Variable: FV
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas,

maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:

Y= 0,967 + 0,010X1 + 0,666X2 + 0,358X3 + 0,282

Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar

0.967. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel agresivitas pajak, persistensi

laba dan corporate social responsibility dianggap konstan atau bernilai 0 (nol),

maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0.967 satuan.

Koefisien regresi pada variabel agresivitas pajak (TA) sebesar 0.10, hal

ini berarti jika variabel agresivitas pajak bertambah satu satuan maka variabel

nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0.010 satuan, dengan catatan variabel

lain dianggap konstan.

Koefisien regresi pada variabel persistensi sebesar 0.666, hal ini berarti

jika variabel persistensi bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan

akan bertambah sebesar 0.666 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap

konstan.

71
Koefisien regresi pada variabel corporate social responsibility (CSRI)

sebesar 0.358, hal ini berarti jika variabel CSR bertambah satu satuan maka

variabel nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0.358 satuan, dengan catatan

variabel lain dianggap konstan.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel tingkat persistensi

laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel agresivitas dan

corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,

berikut ini interpretasi hasil penelitian.

1. Pengaruh Agresivitas Pajak Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara

agresivitas pajak terhadap nilai perusahaan dilihat berdasarkan nilai signifikan

lebih dari 0,05 (0.850 > 0.05). Hal ini dikarenakan tindakan agresivitas pajak

yang diproyeksikan melalui selisih perbedaan book income dan taxable

income bukan merupakan tindakan perencanaan pajak yang bersifat agresif,

sehingga pasar menerima informasi tersebut sebagai hal bukan merupakan

tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen (Perdana, 2014).

Terjadinya perbedaan merupakan karena perbedaan persepsi antara peraturan

perpajakan dan kebijakan perusahaan, sehingga tidak akan berdampak pada

kemakmuran para pemegang saham.

2. Pengaruh Tingkat Persistensi Laba terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat

persistensi laba terhadap nilai perusahaan dilihat berdasarkan nilai signifikan


72
lebih kecil dari 0,05 (0.001 < 0.05). Hal ini membuktikan bahwa semakin

persisten laba perusahaan dari waktu ke waktu maka akan semakin tinggi nilai

perusahaan. Prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari

pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara

efisien. Semakin tinggi kemungkinan laba akuntansi di masa depan yang

tercermin dari laba tahun berjalan, maka laba memiliki persistensi yang tinggi

(Persada dan Martani, 2010). Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan

pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut menambah modal bagi

perusahaan sehingga berakibat naiknya nilai perusahaan.

3. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara

corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan, dilihat berdasarkan

nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (0.128 > 0.05). Hal ini membuktikan

bahwa penerapan CSR di dalam perusahaan bukan merupakan faktor yang

menentukan nilai perusahaan baik atau sebaliknya. Karena penerapan CSR itu

sendiri sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan dan telah diatur oleh

pemerintah. Meskipun demikian, perusahaan tetap memandang berat dalam

melaksanakan program CSR karena pengalokasian dana kepada program

tersebut dapat menambah banyak beban perusahaan dan akan mengurangi

pendapatan. Dengan demikian kualitas pengungkapan CSR di dalam

perusahaan menjadi faktor yang menyebabkan praktik CSR tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Selain itu, investor dalam mengambil keputusan

73
juga melihat kepada bagaimana perusahaan memanfaatkan modalnya untuk

dapat menghasilkan keuntungan secara finansial yang dapat langsung

dirasakan oleh investor, bukan kegiatan sosial yang dampaknya tidak dapat

dirasakan secara langsung. Hasil penelitian ini sejalan dengan Agustine (2014)

dengan hasil analisis menemukan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.

74
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh agresivitas pajak,

tingkat persistensi laba dan corporate social responsibility terhadap nilai

perusahaan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ-45 yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Dari tiga hipotesis yang diajukan, dua hipotesis ditolak dan

satu hipotesis diterima.

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah

dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa agresivitas

pajak tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa selisih perbedaan book income dan taxable income

yang terjadi pada laporan keuangan perusahaan bukan merupakan tindakan

perencanaan pajak yang bersifat agresif, pasar menerima informasi

tersebut sebagai hal bukan merupakan tindakan manajemen laba yang

dilakukan oleh manajemen sehingga tidak akan berdampak pada

kemakmuran para pemegang saham. Oleh karenanya, agresivitas pajak

yang diproyeksikan melalui book-tax difference belum dapat menjadi

faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa tingkat

persistensi laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

75
perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya

tingkat persistensi laba suatu perusahaan maka akan berakibat

meningkatnya nilai perusahaan karena investor tertarik untuk berinvestasi

pada perusahaaan yang memiliki laba yang persisten.

3. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa corporate

social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil

menunjukkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak

berpengaruh terhadap naik atau turunnya nilai perusahaan. Investor dalam

mengambil keputusan melihat kepada bagaimana perusahaan

memanfaatkan modalnya untuk dapat menghasilkan keuntungan secara

finansial yang dapat langsung dirasakan oleh investor, bukan kegiatan

sosial yang dampaknya tidak dapat dirasakan secara langsung.

B. Saran

Hasil menyatakan bahwa tingkat persistensi laba berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan, sedangkan agresivitas pajak dan corporate social

responsibility tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini:

1. Penggunaan pengukuran book-tax difference sebagai proksi tingkat

agresivitas pajak kurang memadai, karena terjadinya selisih nilai buku pajak

disebabkan perbedaan persepsi antara peraturan perpajakan dan kebijakan

perusahaan, sehingga tidak dianggap sebagai tindakan pajak yang agresif.

2. Rentang waktu tahun penelitian yang kurang panjang, sehingga tingkat

persistensi laba dari tahun ke tahunnya kurang memadai.

76
Dengan demikian untuk penelitian selanjutnya sebaiknya:

1. Melakukan penelitian dengan periode yang lebih lama agar menghasilkan

data yang lebih baik lagi.

2. Menambahkan jumlah variabel lain yang bisa dikaitkan langsung dapat

mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga akan menghasilkan data yang

lebih baik lagi, seperti profitabilitas, kepemilikan manajemen, kepemilikan

institusional, struktur modal, kinerja keuangan perusahaan.

3. Menggunakan metode pengukuran yang lain yang lebih tepat untuk

memproyeksikan masing-masing variabel yang diuji.

77
DAFTAR PUSTAKA

Agustine, Ira. 2014. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai


Perusahaan”. FINESTA Vol. 2, No. 1.

Annisa, Leni Nur. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Struktur


Modal dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi:
Universitas Negeri Padang.

Balakrishnan, K., J. Blouin, and W, Guay. 2012. "Does Tax Aggressiveness


Reduce Financial Reporting Transparency?".
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1792783 Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2015.

Brolin, Amos Rico dan Abdul Rohman. 2014. “Pengaruh Book Tax Differences
Terhadap Pertumbuhan Laba”. Diponegoro Journal of Accounting Volume
03, No.2. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2015.

Delvira, Maisil dan Nelvirita. 2013. “Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage Dan
Persistensi Laba Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC)”. Jurnal
Wahana Riset Akuntansi, Vol. 1, No. 1 April 2013.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/wra/article/view/2317 Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2015.

Dewi, Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri. 2015. “Pengaruh Book-Tax
Difference, Arus Kas Operasi, Arus Kas Akrual, Dan Ukuran Perusahaan
Pada Persistensi Laba”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 10,
No.1, Januari 2015. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/9974.

Dini. 2010. “Kronologis Perseteruan Bakrie-Pajak”. Diakses melalui


http://hminews.com/news diakses pada tanggal 22 September 2015.

Fanani, Zaenal. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Penentu Persistensi Laba”. Jumal


Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 7 - No. 1.

Garcia, Joanna Leigh. 2014. “The Influence of Corporate Social Responsibility on


Lobbying Effectiveness: Evidence from Effective Tax Rates”. Blacksburg,
Virginia.

Ghozali, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.


Semarang: Badan Penerbit Undip.

GRI. 2013. Sustainability Reporting Guidelines G4. Diambil pada tanggal 23

78
Oktober 2015 dari https://www.globalreporting.org/

Gunawan, Barbara dan Suharti Sri Utami. 2008. “Peranan Corporate Social
Responsibility Dalam Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
No.2 Volume 7.

Hanlon, Michelle dan Shane Heitzman. 2010. “A review of tax research”. Journal
of Accounting and Economics 50, 127–178.

Hidayanti, Alfiyani Nur. 2013. “Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga Dan


Corporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif”. Skripsi:
Universitas Diponegoro.

Hlaing, Khin Phyo. 2012. “Organizational Architecture of Multinationals and Tax


Aggressiveness”. Summer Paper of University of Waterloo.

Ilmiani, Amalia dan Catur Ragil Sutrisno. 2014. “Pengaruh Tax Avoidance
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Transparansi Perusahaan Sebagai
Variabel Moderating”. Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 14, No.1.
http://journal.unikal.ac.id/index.php/ekonomi/issue/view/58 Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2015.

Juwita, Vincentia Wahyu. 2013. “Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Keluarga Sebagai Variabel
Moderasi”. Jurnal Ilmiah Universitas Bakrie: Vol 2, No 01.

Kusumadilaga, Rimba. 2010. “Pengaruh Corporate Social Responsibility


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas seabagai Variabel
Moderating”. Skripsi: UNDIP.

Lanis, R. and G. Richardson. 2012. “Corporate Social Responsibility and Tax


Aggressiveness: An Empirical Analysis”. J. Account. Public Policy, pp.86-
108.

Mardiyanto, Handono. 2008. “Intisari Manjaemen Keuangan”. Jakarta: Grasindo.

Megel, M. Azhar dan Maria Yuniar. 2014. “Investor Ragukan Integritas BCA”.
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui
http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/04/23/087572558/investor-ragukan-
integritas-bca.

Meythi. 2006. “Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan
Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening”. Simposium Nasional
Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus 2006.

Nurlela, Rika Dan Islahuddin. 2008. “Pengaruh Corporate Social Responsibility


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen

79
Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta)”. Universitas Syiah Kuala.

Octaviana, Natasya Elma dan Abdul Rohman. 2014. “Pengaruh Agresivitas Pajak
Terhadap Corporate Social Responsibility : Untuk Menguji Teori
Legistimasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Dan Properti
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012)”. Jurnal
Akuntansi Diponegoro Volume 03, No. 02.

Ompusunggu, Arles Parulian. 2009. “Implikasi Kebijakan Perpajakan Atas


Tuntutan Stakeholder Terhadap Kewajiban CSR Perusahaan”. Fakultas
Ekonomi Universitas Tarumanagara: Jurnal Akuntansi, Volume 9, No. 3.

Perdana, Ricky Zalkifli Putra. 2014. “Pengaruh Perencanaan Pajak Dan


Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Persada, Aulia Eka dan Dwi Martani. 2010. “Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Book Tax Gap dan Pengaruhnya Terhadap Persistensi Laba”
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 7, No.2.

Priyanka, Felyna. 2013. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social


Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan High Profile
Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2011. Skripsi: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Rizky, Muhammad. 2014. “KPK Isyaratkan Periksa BCA Terkait Kasus Ketua
BPK”. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui
http://nasional.tempo.co/read/news/2014/04/21/063572180/kpk-isyaratkan-
periksa-bca-terkait-kasus-ketua-bpk.

Rochman, Fatkhur. 2012. “Pengaruh Arus Kas dan Persistensi Laba Terhadap
Harga Saham”. Skripsi thesis: UIN Sunan Kalijaga.

Romasari, Sonya. 2013. “Pengaruh Persistensi Laba, Struktur Modal, Ukuran


Perusahaan dan Alokasi Pajak Antar Periode Terhadap Kualitas Laba”.
Skripsi: Universitas Negeri Padang.

Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. “Pengaruh CSR


Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient. Simposium Nasional
Akuntansi X, Unhas Makassar 26-28 Juli 2007.

Sembiring, R.A. 2005. “Karakteristik perusahaan dan Pengungkapan Tanggung


Jawab Sosial: Studi Empiris padaPerusahaan yang Tercatat di Bursa Efek
Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September 2005.

80
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. “Mekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional
Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus 2006.

Singgih, Santoso. 2002. “Buku latihan SPSS Statistik Multivariat”. Jakarta : Elex
Media Komputindo.

Simarmata, Ari Putra Permata dan Nur Cahyonowati. 2014. “Pengaruh Tax
Avoidance Jangka Panjang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan
Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi”. Diponegoro Journal Of
Accounting Volume 3, Nomor 3.

Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak Edisi Ke-5. Jakarta: Salemba Empat.

Sunyoto, Drs. Danang. 2013. “Metodologi Penelitian Akuntansi”. Bandung:


Refika Aditama.

Supriyanto. 2009. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Indeks.

Undang-Undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan


Terbatas.

Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman


Modal.

Wahyu. 2014. “KPK Menggeledah, BCA Berkilah, Saham BCA Anjlok: Kasus
Hadi Poernomo”. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015, melalui
http://www.kompasiana.com/oun.samlanh/kpk-menggeledah-bca-berkilah-
saham-bca-anjlok-kasus-hadi-poernomo_54f78096a33311a9738b45d7

Wang, Xiaohang. 2010. “Tax Avoidance, Corporate Transparency, and Firm


Value”. Disertasi: The University of Texas at Austin.

81
LAMPIRAN

82
LAMPIRAN
DAFTAR SAMPEL
PERUSAHAAN

Tanggal
No. Kode Nama Website Perusahaan
Pendaftaran
09 Desember http://www.astra-
1 AALI Astra Agro Lestari
1997 agro.co.id
2 ADRO Adaro Energy 16 Juli 2008 http://www.adaro.com
03 Oktober
3 AKRA AKR Corporindo http://www.akr.co.id
1994
4 ASII Astra Internasional 04 April 1990 http://www.astra.co.id
18 Desember http://www.alamsuterareal
5 ASRI Alam Sutra Realty
2007 ty.co.id
6 BBCA Bank Central Asia 31 Mei 2000 http://www.bca.co.id
Bank Negara 25 Desember
7 BBNI http://www.bni.co.id/
Indonesia 1996
06 Desember
8 BDMN Bank Danamon http://www.danamon.co.id
1989
9 BMRI Bank Mandiri 14 Juli 2003 http://ir.bankmandiri.co.id
Charoen Pokhand
10 CPIN 18 Maret 1991 https://cp.co.id
Indonesia
29 September
11 EXCL XL Axiata http://www.xl.co.id
2005
27 Agustus http://www.gudanggaramt
12 GGRM Gudang Garam
1990 bk.com
06 Oktober http://www.harumenergy.c
13 HRUM Harum Energy
2010 om
Indofood CBP 07 Oktober http://www.indofoodcbp.c
14 ICBP
Sukses Makmur 2010 om
Indofood Sukses
15 INDF 14 Juli 1994 http://www.indofood.com
Makmur
Indocement 05 Desember http://www.indocement.co
16 INTP
Tunggal Prakasa 1989 .id
Indo Tambangraya 18 Desember
17 ITMG http://www.itmg.co.id
Megah 2007
12 Nopember
18 JSMR Jasa Marga http://www.jasamarga.com
2007
83
Bersambung ke halaman berikutnya

Tanggal
No. Kode Nama Website Perusahaan
Pendaftaran
19 KLBF Kalbe Farma 30 Juli 1991 http://id.kalbe.co.id
https://www.lippokarawac
20 LPKR Lippo Karawaci 28 Juni 1996
i.co.id
PP London http://www.londonsumatra
21 LSIP 05 Juli 1996
Sumatera .com
Perusahaan Gas 15 Desember
22 PGAS http://ir.pgn.co.id
Negara 2003
Tambang Batubara 23 Desember
23 PTBA http://www.ptba.co.id
Bukit Asam 2002
http://www.semenindonesi
24 SMGR Semen Indonesia 08 Juli 1991
a.com
Telekomunikasi 14 Nopember
25 TLKM http://www.telkom.co.id
Indonesia 1995
19 September http://www.unitedtractors.
26 UNTR United Tractors
1989 com
11 Januari
27 UNVR Unilever Indonesia http://www.unilever.co.id
1982

Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI dan tetap termasuk dalam golongan

perusahaan LQ45 dalam kurun waktu tahun 2012-2014.

b. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan

menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan

menerbitkan laporan tahunan (annual report) berurut-turut selama tahun 2012-

2014.

c. Perusahaan mengungkapkan informasi CSR dalam laporan tahunan

perusahaan atau dalam laporan keberlanjutan tersendiri selama periode 2012-

2014.

84
LAMPIRAN DAFTAR
RINCIAN DATA
VARIABEL PENELITIAN
2012-2014

Tobin'sQ (Nilai Perusahaan) BTD (Agresivitas Pajak)


No. Kode
2012 2013 2014 2012 2013 2014
1 AALI 2.7437504 2.9553478 2.4198520 0.2710371 0.1840998 0.1850328
2 ADRO 1.2145829 0.9569913 0.9242192 0.1056922 0.0599983 0.0490011
3 AKRA 1.9988314 1.7937477 1.6870647 0.0029187 0.0148404 0.0103050
4 ASII 2.1952391 1.7902098 1.7637468 0.1175764 0.1033580 0.1008563
5 ASRI 1.6447564 1.2160691 1.2737164 0.1223159 0.0748206 0.0817277
6 BBCA 1.3851413 1.3441660 1.4404233 0.0005316 -0.0009710 0.0000128
7 BBNI 1.0743609 1.0652832 1.1282988 0.0043903 0.0015332 0.0017525
8 BDMN 1.1596905 1.0231616 1.0506839 0.0164746 0.0130611 0.0036978
9 BMRI 1.1857694 1.1349976 1.1796538 0.0015301 0.0019342 0.0030807
10 CPIN 5.1847758 3.8871506 3.4465572 0.0321997 0.0359587 -0.0533244
11 EXCL 1.9372184 1.7219692 1.4326039 0.0232534 0.0139049 0.0091739
12 GGRM 2.9687249 2.0123138 2.4352896 0.0006796 0.0036580 0.0125911
13 HRUM 0.2067276 0.1816940 0.1857935 0.3986355 0.1362588 0.0313782
14 ICBP 2.8866523 3.1728019 3.4626668 0.0091838 -0.0081939 -0.0152957
15 INDF 1.2903169 1.2584550 1.2099108 0.0875206 0.0492389 0.0545170
16 INTP 3.7784869 2.9035024 3.3280614 0.0147443 0.0047982 0.0288258
17 ITMG 2.9513824 2.3454628 1.4200048 0.1096046 0.0908675 0.0906086
18 JSMR 2.1017496 1.7688219 2.1461819 0.0070214 0.0040768 -0.0089358
19 KLBF 5.9326630 5.4271916 7.1137867 0.1587489 0.1541468 0.1548070
20 LPKR 1.4639288 1.2179887 1.1560541 0.0690733 0.0604438 0.0964997
21 LSIP 2.2464418 1.8218351 1.6558256 -0.0027419 -0.0168954 -0.0170266
22 PGAS 0.3968231 0.3835040 0.5252271 0.0181257 0.0290644 0.0298943
23 PTBA 3.0651474 2.3659642 2.3590855 0.0051445 0.0231282 0.0298418
24 SMGR 3.8537378 3.0175776 3.0716557 0.0803832 0.0774856 0.0719329
25 TLKM 2.0368235 2.0886667 2.4384257 0.1797538 0.1790451 0.1781185
26 UNTR 1.8187393 1.6140567 1.4335749 0.0923051 0.0825795 0.0895099
27 UNVR 13.9426289 16.2812862 17.9354952 0.0175468 0.0127972 0.0131908

Bersambung ke halaman berikutnya

85
Persistensi Indeks CSR
No. Kode
2012 2013 2014 2012 2013 2014
1 AALI 1.0086854 0.7551139 1.3773798 0.7472527 0.5934066 0.5714286
2 ADRO 0.6942672 0.5981185 0.8005653 0.4945055 0.4945055 0.4945055
3 AKRA 1.0150907 0.9948182 1.2841599 0.5054945 0.5604396 0.5274725
4 ASII 1.0789961 0.9804327 0.9922860 0.7692308 0.5824176 0.5164835
5 ASRI 2.0176169 0.7315046 1.3230509 0.4945055 0.2197802 0.2967033
6 BBCA 1.0832574 1.2165625 1.1582066 0.4835165 0.4065934 0.2747253
7 BBNI 1.2135154 1.2851129 1.1955674 0.5604396 0.2087912 0.2637363
8 BDMN 1.2101396 1.0102430 0.6449761 0.5714286 0.2197802 0.2417582
9 BMRI 1.2636865 1.1736713 1.0969121 0.4065934 0.1648352 0.3736264
10 CPIN 1.1347621 0.9432341 0.6907308 0.5934066 0.5274725 0.3846154
11 EXCL 0.9768722 0.3735801 -0.8627501 0.4945055 0.4065934 0.2857143
12 GGRM 0.8206187 1.0774744 1.2306972 0.6593407 0.4615385 0.2747253
13 HRUM 0.8062678 0.2961656 0.0544255 0.4945055 0.3626374 0.2967033
14 ICBP 1.1045343 0.9784960 1.1336100 0.3846154 0.2307692 0.1868132
15 INDF 0.9770575 0.5908951 1.5583728 0.4065934 0.2747253 0.2087912
16 INTP 1.3226064 1.0522540 1.0522146 0.9230769 0.9230769 0.5164835
17 ITMG 0.7911050 0.4744458 0.9767637 0.3956044 0.3076923 0.3956044
18 JSMR 1.3023284 0.6047535 1.3085140 0.9010989 0.2747253 0.2527473
19 KLBF 1.1655609 1.1100522 1.0764485 0.5604396 0.4175824 0.2857143
20 LPKR 1.6249308 1.2038363 1.9687493 0.3626374 0.2967033 0.2087912
21 LSIP 0.6556159 0.6890167 1.1926427 0.7142857 0.4175824 0.2637363
22 PGAS 1.3039686 0.9153741 0.8924204 0.6263736 0.3516484 0.3956044
23 PTBA 0.9421493 0.6373368 1.0889471 0.7472527 0.6153846 0.5164835
24 SMGR 1.2455880 1.0868053 1.0409538 0.5054945 0.3296703 0.3076923
25 TLKM 1.1869425 1.1049995 1.0569739 0.8571429 0.3626374 0.3076923
26 UNTR 0.9752244 0.8340853 1.0085839 0.3846154 0.2417582 0.2087912
27 UNVR 1.1620537 1.1061097 1.0720951 0.5494505 0.3736264 0.2857143

86
Perhitungan Pengungkapan CSR

Indikator Yang
Diungkapkan Indikator
No. Kode Nama Perusahaan
GRI
2012 2013 2014
1 AALI Astra Agro Lestari 68 54 52 91
2 ADRO Adaro Energy 45 45 45 91
3 AKRA AKR Corporindo 46 51 48 91
4 ASII Astra Internasional 70 53 47 91
5 ASRI Alam Sutra Realty 45 20 27 91
6 BBCA Bank Central Asia 44 37 25 91
7 BBNI Bank Negara Indonesia 51 19 24 91
8 BDMN Bank Danamon 52 20 22 91
9 BMRI Bank Mandiri 37 15 34 91
10 CPIN Charoen Pokhand Indonesia 54 48 35 91
11 EXCL XL Axiata 45 37 26 91
12 GGRM Gudang Garam 60 42 25 91
13 HRUM Harum Energy 45 33 27 91
Indofood CBP Sukses
14 ICBP 35 21 17 91
Makmur
15 INDF Indofood Sukses Makmur 37 25 19 91
16 INTP Indocement Tunggal Prakasa 84 84 47 91
17 ITMG Indo Tambangraya Megah 36 28 36 91
18 JSMR Jasa Marga 82 25 23 91
19 KLBF Kalbe Farma 51 38 26 91
20 LPKR Lippo Karawaci 33 27 19 91
21 LSIP PP London Sumatera 65 38 24 91
22 PGAS Perusahaan Gas Negara 57 32 36 91
Tambang Batubara Bukit
23 PTBA 68 56 47 91
Asam
24 SMGR Semen Indonesia 46 30 28 91
25 TLKM Telekomunikasi Indonesia 78 33 28 91
26 UNTR United Tractors 35 22 19 91
27 UNVR Unilever Indonesia 50 34 26 91

87
Perhitungan Pengungkapan CSR

Indeks CSR
No. Kode Nama Perusahaan
2012 2013 2014
1 AALI Astra Agro Lestari 0.74725 0.59341 0.57143
2 ADRO Adaro Energy 0.49451 0.49451 0.49451
3 AKRA AKR Corporindo 0.67647 0.94444 0.92308
4 ASII Astra Internasional 0.76923 0.58242 0.51648
5 ASRI Alam Sutra Realty 0.49451 0.21978 0.2967
6 BBCA Bank Central Asia 0.48352 0.40659 0.27473
7 BBNI Bank Negara Indonesia 0.56044 0.20879 0.26374
8 BDMN Bank Danamon 0.57143 0.21978 0.24176
9 BMRI Bank Mandiri 0.40659 0.16484 0.37363
10 CPIN Charoen Pokhand Indonesia 0.59341 0.52747 0.38462
11 EXCL XL Axiata 0.49451 0.40659 0.28571
12 GGRM Gudang Garam 0.65934 0.46154 0.27473
13 HRUM Harum Energy 0.49451 0.36264 0.2967
Indofood CBP Sukses
14 ICBP 0.38462 0.23077 0.18681
Makmur
15 INDF Indofood Sukses Makmur 0.40659 0.27473 0.20879
16 INTP Indocement Tunggal Prakasa 0.92308 0.92308 0.51648
17 ITMG Indo Tambangraya Megah 0.3956 0.30769 0.3956
18 JSMR Jasa Marga 0.9011 0.27473 0.25275
19 KLBF Kalbe Farma 0.56044 0.41758 0.28571
20 LPKR Lippo Karawaci 0.36264 0.2967 0.20879
21 LSIP PP London Sumatera 0.71429 0.41758 0.26374
22 PGAS Perusahaan Gas Negara 0.62637 0.35165 0.3956
Tambang Batubara Bukit
23 PTBA 0.74725 0.61538 0.51648
Asam
24 SMGR Semen Indonesia 0.50549 0.32967 0.30769
25 TLKM Telekomunikasi Indonesia 0.85714 0.36264 0.30769
26 UNTR United Tractors 0.38462 0.24176 0.20879
27 UNVR Unilever Indonesia 0.54945 0.37363 0.28571

88
LAMPIRAN HASIL
OUTPUT SPSS 22

Tabel 4.3
Hasil Uji Deskriptif Data
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FV1 17.753801
81 .1816940 17.9354952 2.580730451 2.9539934335
2
TA1 81 .4519599 -.0533244 .3986355 .056301980 .0728879243
Persistensi1 81 2.8803670 -.8627501 2.0176169 1.003968281 .3743461942
CSRI1 81 .7582418 .1648352 .9230769 .436575770 .1799231372
Valid N
81
(listwise)

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik

89
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Unstandardized
Residual Residual
N 81 72
Normal Parametersa,b Mean .0000000 .0000000
Std.
2.92960759 .76541151
Deviation
Most Extreme Absolute .274 .097
Differences Positive .274 .087
Negative -.222 -.097
Test Statistic .274 .097
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .087
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 TA .987 1.013
Persistensi .983 1.017
CSRI .981 1.019
a. Dependent Variable: FV

90
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik

Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glejser)
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) .650 .195 3.328 .001
TA .036 .036 .121 1.003 .320
Persistensi .035 .139 .030 .249 .804
CSRI -.030 .161 -.022 -.184 .854
a. Dependent Variable: ABS_RES

91
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokolerasi
Model Summarya

Model Durbin-Watson
1 1.855
b.Dependent Variable: FV

Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 9.037 3 3.012 4.925 .004b
Residual 41.596 68 .612
Total 50.633 71
a. Dependent Variable: FV
b. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi

Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa

Model t Sig.
1 (Constant) 3.435 .001
TA .190 .850
Persistensi 3.329 .001
CSRI 1.541 .128
a. Dependent Variable: FV

92
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .422 .178 .142 .78211
a. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi
b. Dependent Variable: FV

Tabel 4.11
Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .967 .282 3.435 .001
TA .010 .052 .021 .190 .850
Persistensi .666 .200 .369 3.329 .001
CSRI .358 .232 .171 1.541 .128
a. Dependent Variable: FV

93
LAMPIRAN INDIKATOR
PENGUNGKAPAN CSR

Indikator Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial


Berdasarkan Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4

No. Kategori dan Aspek Dalam Pedoman


A. Kategori Ekonomi (EC)
a. Kinerja Ekonomi
Indikator:
1. EC1
Laporkan nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan
meliputi: pendapatan, biaya operasional, upah dan tunjangan karyawan,
pembayaran kepada pemodal, pembayaran kepada pemerintah (berdasarkan
negara), investasi masyarakat, dan nilai ekonomi yang ditahan.
2. EC2
Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada kegiatan
organisasi karena perubahan iklim di mana terdapat potensi untuk
menghasilkan perubahan substantif dalam operasional, pendapatan, atau
pengeluaran, termasuk metode dan biaya yang timbul untuk mengelola
risiko atau peluang.
3. EC3
Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti.
4. EC4
Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah, seperti: keringanan pajak
dan kredit pajak, subsidi, bantuan investasi, bantuan penelitian dan

94
pengembangan, dan jenis bantuan lainnya yang relevan, penghargaan,
pembebasan pembayaran royalti, bantuan finansial dari Badan Kredit
Ekspor (Export Credit Agencies - ECAs), insentif finansial, tunjangan
finansial lainnya yang diterima atau dapat diterima dari pemerintah untuk
operasi apapun.

b. Keberadaan Pasar
5. EC5
Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) dibandingkan dengan upah
minimum regional di lokasi-lokasi operasional yang signifikan.
6. EC6
Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat lokal di
lokasi operasi yang signifikan. Memastikan bahwa manajemen senior
diambil dari masyarakat lokal dapat memberi keuntungan bagi masyarakat
lokal. Keberagaman dalam tim manajemen dan penyertaan anggota dari
masyarakat lokal dapat meningkatkan SDM, keuntungan ekonomi untuk
masyarakat setempat, dan kemampuan organisasi untuk memahami
kebutuhan masyarakat lokal.

c. Dampak Ekonomi Tidak Langsung


7. EC7
Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang
diberikan serta sifat keterlibatan untuk kepentingan publik apakah
komersial, natura, atau secara cumacuma.
8. EC8
Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas
dampaknya.

d. Praktik Pengadaan
9. EC9
Kebijakan, praktek, dan proporsi anggaran untuk dibelanjakan pada
pemasok lokal pada lokasi operasi yang signifikan.

95
B. Kategori Lingkungan (EN)
a. Bahan
10. EN1
Laporkan berat atau volume total bahan yang digunakan untuk
memproduksi dan mengemas produk dan jasa utama organisasi selama
periode pelaporan, berdasarkan: bahan tak terbarukan yang digunakan,
bahan terbarukan yang digunakan.

11. EN2
Persentase bahan yang digunakan berupa bahan daur ulang yang digunakan
untuk pembuatan produk dan jasa utama perusahaan.

b. Energi
12. EN3
Konsumsi total bahan bakar dari sumber yang tak terbarukan dan sumber
bahan bakar terbarukan, termasuk jenis bahan bakar yang digunakan.
13. EN4
Energi yang dikonsumsi di luar organisasi.
14. EN5
Rasio intensitas energi, jenis energi yang dicakup dalam rasio intensitas
energi, serta apakah rasio memperhitungkan energi yang dikonsumsi di
dalam organisasi, di luar organisasi, atau keduanya.
15. EN6
Pengurangan konsumsi energi.
16. EN7
Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa.

c. Air
17. EN8
Total pengambilan air berdasarkan sumber yaitu: air permukaan, termasuk
air dari rawa, sungai, danau, dan laut, air tanah, air hujan yang dikumpulkan

96
secara langsung dan disimpan oleh organisasi, air limbah dari organisasi
lain, maupun pasokan air kota atau perusahaan air lainnya.
18. EN9
Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan air.
19. EN10
Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali.

d. Keanekaragaman Hayati
20. EN11
Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa, dikelola di dalam, atau
yang berdekatan dengan kawasan lindung dan kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung, termauk jenis
operasi (kantor, pabrik atau produksi, atau pertambangan) dan ukuran lokasi
operasional.
21. EN12
Uraian dampak positif dan negatif, langsung dan tidak langsung, yang
signifikan oleh kegiatan, produk, dan jasa terhadap keanekaragaman hayati
di kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi
di luar kawasan lindung, yang meliputi: spesies yang terkena dampak,
luasan kawasan terkena dampak, durasi dampak, keterpulihan atau
ketidakpulihan dampak.
22. EN13
Habitat yang dilindungi dan dipulihkan.
23. EN14
Jumlah total spesies dalam IUCN (International Union for Conservation of
Nature) red list dan spesies dalam daftar spesies yang dilindungi nasional
dengan habitat di tempat yang dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat
risiko kepunahan: kritis (critically endangered), genting (endangered),
rentan (vulnerable), hampir terancam (near threatened), berisiko rendah
(least concern).

e. Emisi

97
24. EN15
Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung (cakupan 1) dari energi bruto dalam
satuan metrik ton setara CO2.
25. EN16
Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung (cakupan 2) dari energi
bruto dalam satuan metrik ton setara CO2.
26. EN17
Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung (cakupan 3) dari energi
bruto dalam satuan metrik ton setara CO2.
27. EN18
Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
28. EN19
Jumlah pengurangan emisi GRK yang dicapai sebagai hasil langsung
inisiatif pengurangan emisi, dalam satuan metrik ton setara CO2.
29. EN20
Produksi, impor, dan ekspor bahan perusak ozon (BPO) dalam satuan
metrik ton setara CFC-11.
30. EN21
Jumlah emisi udara yang signifikan, dalam satuan kilogram atau
kelipatannya untuk setiap hal berikut: NOX, SOX, pencemar organik
persisten (POP), senyawa organik volatil (VOC), pencemar udara berbahaya
(HAP), debu (PM), kategori emisi udara standar lainnya yang diidentifikasi
dalam peraturan yang relevan.

f. Efluen dan Limbah


31. EN22
Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan.
32. EN23
Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan sebagai
berikut: penggunaan kembali, daur ulang, pengomposan, pemulihan
termasuk pemulihan energi, pembakaran (pembakaran massa), injeksi sumur

98
dalam, tempat pembuangan akhir (TPA), penyimpanan di tempat, lainnya
(ditentukan oleh organisasi).
33. EN24
Jumlah dan volume total tumpahan signifikan, serta bahan yang tumpah,
dikategorikan menurut:
 Tumpahan minyak (permukaan tanah atau air)
 Tumpahan bahan bakar (permukaan tanah atau air)
 Tumpahan limbah (permukaan tanah atau air)
 Tumpahan zat kimia (sebagian besar permukaan tanah atau air)
 Lainnya (ditentukan oleh organisasi)
34. EN25
Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan konvensi basel2
Lampiran I, II, III, dan VIII yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah,
dan persentase
Limbah yang diangkut untuk pengiriman internasional.
35. EN26
Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman hayati dari
badan air dan habitat terkait yang secara signifikan terkena dampak dari air
buangan dan limpasan dari organisasi.

g. Produk dan Jasa


36. EN27
Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingungan produk dan jasa.
37. EN28
Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang direklamasi menurut
kategori.

h. Kepatuhan
38. EN29
Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter karena
ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan lingkungan.

99
i. Transportasi
39. EN30
Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan barang lain
serta bahan untuk operasional organisasi, dan pengangkutan tenaga kerja.

j. Lain-Lain
40. EN31
Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan berdasarkan jenis.

k. Asesmen Pemasok atas Lingkungan


41. EN32
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria lingkungan.
42. EN33
Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial dalam rantai
pasokan dan tindakan yang diambil.

l. Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan


43. EN34
Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan, ditangani,
dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.

C. Kategori Sosial (LA)

a. Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja


44. LA1
Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan
menurut kelompok umur, gender, dan wilayah
45. LA2
Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak diberikan
bagi karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang
signifikan. Tunjangan mencakup: asuransi jiwa, asuransi kesehatan,
perlindungan kecacatan dan ketidakmampuan, cuti melahirkan, pemberian
pensiun, kepemilikan saham, dan lainnya.

100
46. LA3
Jumlah karyawan yanng berhak menerima cuti melahirkan dan yang
mengambil cuti melahirkan, serta tingkat kembali bekerja dan tingkat
retensi setelah cuti melahirkan, menurut gender.

b. Hubungan Industrial
47. LA4
Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan operasional,
termasuk apakah hal tersebut tercantum dalam perjanjian bersama.
48. LA5
Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formal
manajemen-pekerja yang membantu mengawasi dan memberikan saran
program kesehatan dan keselamatan kerja.
49. LA6
Laporkan jenis dan tingkat cedera, tingkat penyakit akibat kerja, tingkat hari
hilang, tingkat mangkir, dan kematian akibat kerja, untuk total tenaga kerja
(yaitu, jumlah karyawan ditambah pengawas/mandor), serta untuk
kontraktor independen yang bekerja di lokasi kerja yang keselamatan
kerjanya menjadi tanggung jawab organisasi, menurut daerah dan gender.
50. LA7
Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang
terkait dengan pekerjaan mereka.
51. LA8
Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian formal
dengan serikat pekerja.

c. Pelatihan dan Pendidikan


52. LA9
Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender, dan
menurut kategori karyawan.
53. LA10
Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur hidup

101
bagi karyawan yang mendukung keberlanjutan kerja karyawan dan
membantu mereka mengelola purna bakti.
54. LA11
Persentase karyawan total berdasarkan gender dan berdasarkan kategori
karyawan yang mendapat reviu kinerja rutin dan pengembangan karir
selama periode pelaporan.

d. Keberagaman dan Kesetaraan Peluang


55. LA12
Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan per kategori
karyawan menurut gender, kelompok usia, keanggotaan kelompok
minoritas, dan indikator keberagaman lainnya.

e. Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-Laki


56. LA13
Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki menurut
kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasional yang signifikan.

f. Asesmen Pemasok Atas Praktik Ketenagakerjaan


57. LA14
Laporkan persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria praktik
ketenagakerjaan.
58. LA15
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik
ketenagakerjaan dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.

g. Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan


59. LA16
Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang diajukan,
ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.

D. Kategori Hak Asasi Manusia (HR)


a. Investasi

102
60. HR1
Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi yang signifikan
yang menyertakan klausul terkait hak asasi manusia atau penapisan
berdasarkan hak asasi manusia.
61. HR2
Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi
manusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan
operasi, termasuk persentase karyawan yang dilatih.
b. Non-Diskriminasi
62. HR3
Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang diambil
merujuk pada hal-hal berikut:
 Insiden yang ditinjau oleh organisasi.
 Rencana remediasi yang sedang diterapkan.
 Rencana remediasi telah diterapkan dan hasilnya telah ditinjau melalui
proses reviu manajemen rutin.
 Insiden yang bukan merupakan hal untuk ditindak.
c. Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Sama
63. HR4
Operasi dan pemasok teridentifikasi yang mungkin melanggar atau berisiko
tinggi melanggar hak untuk melaksanakan kebebasan berserikat dan
perjanjian kerja bersama, dan tindakan yang diambil untuk mendukung hak-
hak tersebut.
d. Pekerja Anak
64. HR5
Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan
eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang diambil untuk berkontribusi
dalam penghapusan pekerja anak yang efektif.
e. Pekerja Paksa atau Wajib Kerja
65. HR6

103
Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan pekerja
paksa atau wajib kerja dan tindakan untuk berkontribusi dalam penghapusan
segala bentuk pekerja paksa atau wajib kerja.
f. Pengamanan
66. HR7
Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam kebijakan atau prosedur
hak asasi manusia di organisasi yang relevan dengan operasi.
g. Hak Adat
67. HR8
Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat
dan tindakan yang diambil dengan merujuk pada:
 insiden yang ditinjau oleh organisasi
 rencana remediasi yang sedang diterapkan
 rencana remediasi telah diterapkan dan hasilnya telah ditinjau melalui
proses reviu manajemen rutin
 insiden yang bukan merupakan hal untuk ditindak
h. Asesmen
68. HR9
Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu atau
asesmen dampak hak asasi manusia.
i. Asesmen Pemasok Atas Hak Asasi Manusia
69. HR10
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi
manusia.
70. HR11
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak asasi
manusia dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
j. Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia
71. HR12
Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi manusia yang

104
diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan formal.

E. Masyarakat (SO)
a. Masyarakat Lokal
72. SO1
Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak,
dan program pengembangan yang diterapkan.
73. SO2
Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap masyarakat lokal, termasuk: lokasi operasi serta dampak negatif
aktual dan potensial yang signifikan dari operasi.
b. Anti Korupsi
74. SO3
Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait
dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi.
75. SO4
Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi.
76. SO5
Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil.
c. Kebijakan Publik
77. SO6
Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima/penerima
manfaat.
d. Anti Persaingan
78. SO7
Jumlah total tindakan hukum terkait anti persaingan, anti-trust, serta praktik
monopoli dan hasilnya.
e. Kepatuhan
79. SO8
Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter
atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan.

105
f. Asesmen Pemasok Atas Dampak pada Masyarakat
80. SO9
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria dampak terhadap
masyarakat.
81. SO10
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat
dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
g. Mekanisme Pengaduan Dampak Terhadap Masyarakat
82. SO11
Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan,
ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.

F. Tanggung Jawab Atas Produk (PR)


a. Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
83. PR1
Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan yang dampaknya
terhadap kesehatan dan keselamatan yang dinilai untuk peningkatan.
84. PR2
Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela
terkait dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa sepanjang
daur hidup, menurut jenis hasil.
b. Pelabelan Produk dan Jasa
85. PR3
Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur organisasi
terkaitdengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, serta persentase
kategori produk dan jasa yang signifikan harus mengikuti persyaratan
informasi sejenis.
86. PR4
Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela
terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, menurut jenis hasil.
87. PR5

106
Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan.
c. Komunikasi Pemasaran
88. PR6
Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan.
89. PR7
Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela
tentang komunikasi pemasaran, termasuk iklan, promosi, dan sponsor,
menurut jenis hasil.
d. Privasi Pelanggan
90. PR8
Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran privasi
pelanggan dan hilangnya data pelanggan.
e. Kepatuhan
91. PR9
Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan terhadap undang-
undang dan peraturan terkait penyediaan dan penggunaan produk dan jasa.

Sumber: Global Reporting Initiative (GRI) (2013)

107

Anda mungkin juga menyukai