Anda di halaman 1dari 3

AL – JILDAKI dan MUHAMMAD IBN AIDAMER (AHLI KIMIA)

Izz al-Din Aydamir al-Jaldaki atau Jaldaki Khorasani berasal dari Persia. Yang
juga dapat ditulis al-Jildaki. Ahli alkimia Persia dari Khorasan, beliau melarikan diri
dari negara asalnya karena invasi Mongol. Al-Jaldaki adalah salah satu yang terakhir
dan salah satu yang terbesar alkemis Islam abad pertengahan, beliau adalah penulis
karya ilmiah seperti al-Misbah fi Ilm al-Miftah (Kunci dari Ilmu Cahaya) dan
alchemical risalah Kitab al-Burhan fi asrar 'ilm al-mizan (Bukti Mengenai Rahasia Ilmu
Neraca ). Beliau dilahirkan di Jaldak, sebuah distrik Khorasan sekitar 9.32057 mil (15
kilometer) dari Mashhad di Iran. Dalam tulisan-tulisannya, beliau mengungkapkan
bahwa ia menghabiskan tujuh belas tahun perjalanan melalui Irak, Anatolia, Yaman,
Afrika Utara, dan Suriah, akhirnya menetap di Mesir di mana ia menyusun banyak
risalahnya. Beliau adalah penulis yang produktif dari tulisan alkimia, di mana
Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat memiliki tiga. Risalah-risalahnya,
yang mencerminkan minat yang jauh lebih luas daripada sekadar alkimia,
mempertahankan kutipan ekstensif dari para penulis sebelumnya. Beliau meninggal di
Kairo pada 1342.
Seperti halnya al-Jildaki, Muhammad Ibn Aidamer adalah seorang ilmuwan yang
juga bergelut dalam bidang yang sama (ahli kimia). Namun sayang, perjalanan hidup
bahkan penemuan-penemuan beliau tidak terpublikasikan. Beliau telah wafat pada tahun
1341.

Sumber
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=2&hl=id&nv=1&prev=searc
h&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Al-
Jaldaki&xid=17259,15700021,15700122,15700124,15700149,15700168,15700173,157
00186,15700190,15700201&usg=ALkJrhhku_B6Otqrm8RLLm5LC-52sbLX2w
BARAT MEMUTAR BALIKAN FAKTA

Setelah membahas ilmuwan-ilmuwan Muslim seperti yang telah dijelaskan pada


pembahasan diatas, sekarang mungkin muncul pertanyaan dibenak anda semua, jika
memang demikian banyak ilmuwan Islam yang berjasa dalam dunia ilmu pengetahuan,
mengapa nama-nama mereka hampir tidak pernah terdengar, apalagi dikenal luas oleh
dunia? Jawabannya sederhana saja, dari jaman penaklukan pasukan Islam di daratan
Eropa dan perang salib, kita akan menemukan fakta betapa banyak literatur keilmuan
Islam yang dirampas paksa untuk kemudian direkayasa seolah-olah sebagai hasil
penemuan imuwan Barat. Sayangnya semangat keilmuan yang telah melahirkan karya-
karya besar legendaris dan telah mengangkat umat Islam ke puncak kejayaan peradaban,
tidak bertahan selamanya surut untuk kurun waktu setelah abad ke-12 sampai saat ini.
Bahkan saat ini umat Islam berada pada kondisi paling buruk yang hanya menjadi
konsumen ilmu-ilmu (lebih tepat disebut sains) Barat yang dibangun berdasar konsep-
konsep yang sama sekali berbeda dengan Islam. Namun demikian, tidak berarti dalam
kurun waktu setelah abad ke-12 tidak lahir ilmuwan-ilmuwan besar muslim, hanya saja
kalah secara kuantitatif maupun kualitatif dari Barat.
Jaman selanjutnya, bahkan sampai hari ini dunia Barat tidak pernah berhenti
berusaha menutup-nutupi segala bentuk fakta bahwa sesungguhnya tidak sedikit
ilmuwan Islam yang menjadi pionir dari berbagai disiplin ilmu yang dikembangkan oleh
saintis barat. Itu sebabnya kenapa nama-nama ilmuwan seperti diatas jarang terdengar.
Terdapat kecenderungan upaya Barat memutar-balikkan fakta sejarah mengenai peranan
Islam terhadap peradaban dunia. Misalnya Keith Wilkes, dalam The Religion and
Science tanpa malu-malu mamutarbalikkan fakta sejarah yang sudah cukup dikenal
umum. Dunia barat sering mengklaim bahwa metoda ilmiah merupakan penemuan dari
Roger Bacon (1214-1292) yang dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1627). Prof.
J.W. Drafer dalam karyanya History of the Conflict Between Religioan and Science
membongkar kepalsuan klaim tersebut. Penulis lain, Robert Brifault dalam The Making
of Humanity membuktikan bahwa Roger Bacon dan Fancis Bacon meniru tradisi ilmiah
dari tradisi Islam. Brifault menyebut Roger Bacon tidak lebih sebagai plagiator dan
utusan keilmuan muslim ke Barat. Opus Majus adalah karya jiplakan dari Al Syifa
karya Ibn Sina. Nama lain seperti Constatinus Africanus, oleh Dr. Akhmad Munawar
Anees disebut sebagai pencuri terbesar dalam peradaban Barat karena ia telah menjiplak
bulat-bulat sepuluh buku yang ditulis ilmuwan muslim tanpa menyebut penulisnya
bahkan mengklaim sebagai karyanya.

Sumber : http://gmdkk.blogspot.co.id/2012/01/daftar-ilmuan-islam-sepanjang-
sejarah.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai