I. Definisi
Infark miocard acute diklasifikasikan berdasarkan EKG 12 lead dalam dua kategori,
yaitu ST-elevation miocard infark (STEMI) dan non ST-elevation miocard infark
(NSTEMI). STEMI adalah rusaknya bagian otot jantung secara permanen akibat
insufisiensi aliran darah coroner oleh proses degenerative maupun di pengaruhi oleh
banyak factor ditandai dengan keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST
elevasi pada pemeriksaan EKG.
II. Etiologi
STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan
akumulasi lipid.
- Penyempitan arteri koroner nonsklerolik
- Penyempitan aterorosklerotik
- Trombus
- Plak aterosklerotik
- Lambatnya aliran darah didaerah plak atau oleh viserasi plak
- Peningkatan kebutuhan oksigen miokardium
- Penurunan darah koroner melalui yang menyempit
- Penyempitan arteri oleh perlambatan jantung selama tidur
- Spasme otot segmental pada arteri kejang otot.
III. Patofisiologi
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah coroner menurun secara mendadak
setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Stenosis
ateri coroner derajat tinggi yang berkembang secara lambat biasanya tidak memicu
STEMI karena berkembangnya banyak kolateral sepanjang waktu. STEMI terjadi jika
thrombus arteri coroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vascular. Setelah 20 menit
terjadinya sumbatan, infark sudah dapat terjadi pada subendokardium, dan bila berlanjut
terus rata-rata dalam 4 jam telat terjadi infark transmural. Kerusakan miokard ini dari
endocardium ke epicardium menjadi komplit dan ireversibel dalam 3-4 jam. Meskipun
nekrosis miokard sudah komplit, proses remodeling injury terus berlanjut sampai beberapa
minggu atau bulan karena daerah infark meluas dan daerah non infark mengalami dilatasi.
V. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiografi (EKG)
Adanya elevasi segmen ST pada sadapan tertentu
- Lead II, III aVF : infark inferior
- Lead V1-V3 : infark anteroseptal
- Lead V2-V4 : infark anterior
- Lead I, aVL, V5-V6 : infark anterolateral
- Lead I, aVL : infark high lateral
- Lead I, aVL, V1-V6 : infark anterolateral luas
- Lead II, III, aVF, V5-V6 : infark inferolateral.
Adanya Q valve patologis pada sadapan tertentu.
2. Serum Cardiac Biomarker
Beberapa protein tertentu, yang disebut biomarker cardiac, dilepas dari otot jantung
yang mengalami nekrosis setelah STEMI.
- cTnT dan cTnI
Cardiac-specific troponin T (cTnT) dan cardiac-specific troponin I (cTnI) secara
normal tidak terdeteksi dalam darah individu normal tetapi meningkat setelah
STEMI menjadi >20 kali lebih tinggi dari nilai normal, pengukuran cTnT dan cTnI
dapat dijadikan sebagai pemeriksaan diagnostic. Kadar cTnT dan cTnI mungkin
tetap meningkat selama 7-10 hari setelah STEMI.
- CKMB
Creatinine phosphokinase (CK) meningkat dalam 4-8 jam dan umumnya kembali
normal setelah 48-72 jam. Pengukuran isoenzim MB dari CK dinilai lebih spesifik
untuk STEMI karena isoenzim MB tidak terdapat dalam jumlah yang signifikan
pada jaringan ekstrakardiak. Namun pada miokarditis, pembedahan kardiak
mungkin didapatkan peningkatan kadar isoenzim MB dalam serum.
3. Cardiac Imaging
- Echocardiography
Abnormalitas pergerakan dinding pada two-dimentional echocardiography hamper
selalu ditemukan pada pasien STEMI.
2. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : hipertensi, merokok, lipid Nyeri akut
Klien mengeluh nyeri
dada LDL teroksidasi
DO :
- Tampak meringis timbul bercak lemak
- Gelisah
- Pola nafas berubah plak halus
rupture plak
nekrosis
nyeri akut
DS : Hipertensi, merokok Gangguan perfusi
- jaringan
DO : LDL teroksidasi
- Pola nafas abnormal
(takipnea, Timbul bercak
hiperventilasi)
- Pernafasan cuping Plak halus
hidung
Rupture plak
Thrombus
Supply O2 ke jaringan
berkurang
rupture plak
metabolism anaerob
asidosis metabolic
fatigue
intoleransi aktivitas
3. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap oklusi
arteri coroner.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen miokard dengan kebutuhan, adanya iskemia/nekrotik jaringan
miokard.