Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Pencegahan cedera neurologis selalu lebih baik daripada menunggu timbulnya

gejala patologis atau komplikasi dari cedera tulang atau cedera neurologis maupun gejala

sekunder akibat ketidakstabilan kardiovaskular atau insufisiensi pernapasan yang

diakibatkan cedera neurologis tersebut. Seperti halnya pada semua penderita trauma,

evaluasi klinis awal dan manajemennya dimulai dengan survei primer. Survei primer

berfokus pada deteksi kondisi yang mengancam jiwa dan stabilisasi keadaan yang

mengancam tersebut.1

Pemahaman tentang mekanisme kejadian cedera dan tenaga mekanis yang

menyertai kejadian cedera penting dalam menentukan pola cedera yang terjadi secara

anatomis.1 Fraktur depresi pada tulang frontal terjadi bila ada gaya mekanis yang cukup

kuat pada aksis kepala. Kekuatan gaya fleksi-ekstensi kepala selama gaya mekanis

berlangsung dapat ikut mencederai servikal. Gerakan fleksi-ekstensi berlebihan seperti

pada fraktur depresi tulang frontal berhubungan erat dengan adanya kelainan pada

servikal penderita yang hanya 2% dan terbukti disertai kelainan pada servikal, serta risiko

cedera servikal meningkat dengan beratnya kasus cedera kepala. Banyak peneliti

meyakini bahwa data mengenai mekanisme cedera sangat membantu memprediksi

kemungkinan kerusakan dan beratnya cedera yang terjadi, sedangkan sebagian lagi lebih

yakin dengan penilaian keadaan klinis penderita saat datang, misalnya dengan melihat

temuan jejas di dada, perut, leher, dan keluhan penderita.1 Hingga kini panduan dari

Advance Trauma Life Support (ATLS) dalam manajemen trauma adalah imobilisasi

semua penderita dengan jejas di atas klavikula.1

1
Tulang kepala manusia memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Bagian yang

dilapisi otot memiliki jenis tulang yang lebih tipis, karena adanya peredam berupa otot

tersebut, dan sebaliknya, tulang yang tidak dilapisi otot lebih memiliki ketebalan. Tulang

frontal tidak memiliki otot dan mempunyai ketebalan lebih dibandingkan dengan tulang

temporal dan oksipital. Cedera pada tulang frontal dapat berupa fraktur linear dan fraktur

depresi. Fraktur depresi tulang frontal merupakan akibat adanya benturan energi tinggi

pada permukaan yang sempit pada tulang frontal. Dikatakan bahwa diperlukan kekuatan

sebesar 10 hingga 15 kali gaya gravitasi untuk menciptakan cedera berupa fraktur depresi

pada tulang frontal. Suatu fraktur depresi dapat terbuka dan dapat tertutup, fraktur depresi

yang terbuka sendiri dapat merupakan luka bersih dan dapat juga terkontaminasi.

Dilaporkan bahwa 25% penderita dengan cedera fraktur depresi mengalami penurunan

kesadaran. Besarnya energi yang diperlukan untuk mengakibatkan fraktur frontal

membutuhkan benturan keras, yaitu lebih dari 50 kali gaya gravitasi bumi.6 Insidensi

cedera servikal yang berhubungan dengan fraktur frontal pernah dilaporkan hanya sebesar

0,2–0,6%.1

Fraktur tulang tengkorak secara konsisten telah ditunjukkan untuk

dikaitkan dengan insiden lesi intrakranial yang lebih tinggi, defisit neurologis, dan

hasil yang buruk. Sebuah penelitian menemukan fraktur tengkorak menjadi satu-

satunya faktor risiko independen yang signifikan dalam memprediksi hematoma

intracranial pada remaja. Penelitian lain menemukan bahwa 71% dari 850 pasien

dengan fraktur tengkorak memiliki lesi intracranial (yaitu, kontusi atau

hematoma), dibandingkan dengan hanya 46% dari 533 pasien tanpa fraktur

tengkorak Hung dkk. menentukan pasien dengan kehilangan kesadaran dan

fraktur kranial secara signifikan memiliki risiko lebih besar berkembang menjadi

pembedahan intrakranial hematoma signifikan dibandingkan dengan yang satu

2
atau tidak ada kondisi. Servadei dkk. menunjukkan pentingnya fraktur tengkorak

dalam memprediksi adanya lesi intrakranial, genap di luka kepala ringan

(Glasgow Coma Scale skor 14 atau 15). Studi ini menggarisbawahi pentingnya

fraktur tengkorak sebagai indicator cedera klinis yang signifikan, serta pentingnya

computed tomographic (CT) scan dalam evaluasi semua pasien yang diketahui

atau patah tulang tengkorak klinis.2

Fraktur kranial yang tertekan bisa menyulitkan sampai 6% cedera kepala

dalam beberapa seri dan memperhitungkan morbiditas dan kematian. Fraktur

majemuk timbul sampai 90% dari luka-luka ini dan ada keterkaitan dengan tingkat

infeksi sampai 10,6%, rata-rata morbiditas neurologis sekitar 11%, kejadian akhir

epilepsi sampai 15%, dan tingkat kematian sampai 19%. Dengan konvensi, fraktur

kranial majemuk yang tertekan ditangani dengan pembedahan, dengan

debridemen dan elevasi, terutama untuk mencoba menurunkan kejadian infeksi.

Fraktur tengkorak depress tertutup sederhana menjalani operasi perbaikan jika

tingkat depresi lebih besar dari ketebalan penuh calvarium yang berdekatan,

dengan manfaat teoritis cosmesis yang lebih baik, penurunan epilepsi

posttraumatic onset akhir, dan pengurangan kejadian defisit neurologis yang terus-

menerus. Namun, sangat sedikit literatur untuk mendukung strategi pengelolaan

ini, meskipun praktiknya meluas. Ada literatur Kelas III yang membahas

khasiatnya manajemen bedah dari luka-luka ini, dan membantah perawatan bedah

otomatis dari semua fraktur majemuk.2

Anda mungkin juga menyukai

  • Lapsus Ziza
    Lapsus Ziza
    Dokumen18 halaman
    Lapsus Ziza
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Ziza
    Lapsus Ziza
    Dokumen18 halaman
    Lapsus Ziza
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen36 halaman
    Glaukoma
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Saraf
    Lapsus Saraf
    Dokumen39 halaman
    Lapsus Saraf
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Saraf
    Lapsus Saraf
    Dokumen1 halaman
    Lapsus Saraf
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen4 halaman
    Daftar Pustaka
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    hizfisher
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen19 halaman
    Bab Ii
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen28 halaman
    Refer at
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen26 halaman
    Bab Iii
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen21 halaman
    Bab Ii
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • CSS Depressed Fracture
    CSS Depressed Fracture
    Dokumen6 halaman
    CSS Depressed Fracture
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Referat Metode Dan Media Promkes
    Referat Metode Dan Media Promkes
    Dokumen17 halaman
    Referat Metode Dan Media Promkes
    arezqyf
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen28 halaman
    Refer at
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • BAB III Herly
    BAB III Herly
    Dokumen1 halaman
    BAB III Herly
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen31 halaman
    Bab Ii
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat
  • BAB II Herly
    BAB II Herly
    Dokumen24 halaman
    BAB II Herly
    Herly Maulida Surdhawati
    Belum ada peringkat