Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam aktivitas penambangan PT Jaya Bae Nikel, aktivitas pengolahan melalui


beberapa tahapan. Berikut adalah tahapan pengolahan Nikel di PT Jaya Bae Nikel :

4.1 Kominusi

4.1.1 Peralatan Crusher

A. Crusher Kerucut CS
Dibandingkan dengan jenis lain dari crushers, CS seri musim semi cone crusher
cukup baik dalam menghancurkan bahan keras agar ukurannya menjadi lebih kecil. PT Jaya
Bae Nikel menggunakan crusher kerucut CS karena alat tersebut mampu menghancurkan
batuan keras bahkan logam keras dan juga kapasitas yang lumayan besar dalam
menghancurkan material. Kelebihan Crusher Kerucut CS antara lain:

1. kapasitasnya besar
2. reduksi rasionya besar
3. ukuran hasil lebih halus
4. perawatannya jarang hingga lebih hemat digunakan
5. lebih tahan lama
6. kecil biaya operasi

B. Aplikasi

CS seri diterapkan untuk pabrik semen, pertambangan, konstruksi bangunan,


konstruksi jalan & jembatan, kereta api konstruksi dan metalurgi dan beberapa industri yang
lain. Bahan-bahan seperti bijih besi, granit, batu kapur, kuarsit, batu pasir, batu dan beberapa
orang lain dengan mudah dihancurkan oleh crusher kerucut.

C. Spesifikasi
D. Gambar

4.1.2. Grinding

A. Ball Mill

Ball Mills terutama digunakan untuk fine grinding. Ball Mill adalah peralatan utama
yang menghaluskan material setelah dihancurkan. Ada dua jenis ball mill, tipe grate dan
overfall karena cara pemakaian material yang berbeda.

PT Jaya Bae Nikel menggunakan Ball Mill dalam proses pengolahannya karena Ball
Mill cocok digunakan dalam melanjutkan material dari Cone Crusher SS dan hasil produk
dari Ball Mill lebih halus dan dapat masuk ke proses sizing dan dapat beketja secara
berkesinambungan sehingga hasil keluaran dari cone crusher SS dapat langsung masuk ke
ball mill. Ball mill yang berkualitas tinggi dapat menggiling partikel campuran menjadi
sekecil 5 nm, meningkatkan luas permukaan dan laju reaksi secara besar.

B. Kapasitas

Kapasitas produksi: Hingga 35TPH, kapasitas tergantung pada ukuran kehalusan

C Spesifikasi
4.2 Sizing

4.2.1 Peralatan Pengayakan

A.Vibrating screen

Vibrating screen, ayakan dinamis denganpermukaan horizontal dan miring


digerakkanpada frekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakanjenis ini mempunyai kapasitas
tinggi, denganefisiensi pemisahan yang baik, yang digunakanuntuk range yang luas dari
ukuran partikel Vibrating screen bisa disebut juga sebagai (ayakan getar) umumnya bekerja
untukmemisahkan padatan yang terkandung dalamminyak kasar (dirt crude oil) dengan cara
diayak/di getar pada media saringan denganukuran mess tertentu (sesuai dengankebutuhan).

B. Cara Kerja

prinsip kerja vibrating screen sebenarnya sangat simple. Padadasarnya prinsip kerja
vibrating screen adalah prosespengayakan dengan cara menggetarkan. Screen yang seringkita
sebut pengayakan dan vibrating yaitu menggetarkan.Vibrating screen secara bentuknya ada
yang berbentuklingkaran dan berbentuk persegi, namun secara umumbentuk lingkaran lebih
sering dipakai karena lebih banyakdipasaran. Vibrating screen disarankan 2 tingkat
penyaringandengan ukuran 30 mesh dibagian atas dan 40 mesh dibagianbawah. Dengan
ukuran yang demikian akan memudahkanpenyaringan di brush strainner.

C. Pemisah Dan Klasifikasi

Jigmerupakan salah satu alat pemisahan yang berdasarkan perbedaanberat jenis,


bekerja secara mekanis yang menggunakan adanya perbedaankemampuan menerobos dari
butiran yang akan dipisahkan terhadap suatulapisan pemisah (bed). Secara umum
jigmerupakan suatu tangki terbuka yangberisi air dengan saringan horizontal terletak pada
bagian atasnya dimanaterdapat lapisan pemisah.
Tangki jig dilengkapi dengan lubang pengeluaran konsentrat (spigot) padabagian
bawahnya. Disaning itu jig juga memiliki suatu mekanisme penyebabterjadinya tekanan
(pulsion) yang diimbangi dengan pemakaian air tambahan.

D. Prinsip Kerja Proses Jigging


Apabila terjadi pulsionmakabed akan terdorong naik. Sehinggabatuan pada lapisanbed akan
merenggang karena adanya tekanan.Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh mineral berat
untuk menerobosbed masuk ke tangki sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan akan
terbawaoleh aliran horizontal diatas permukaanbeddan akan terbuang sebagaitailing.Pada saat
terjadisuction,bedmenutup kembali sehingga mineralberat berukuran besar dan mineral ringan
berukuran besar tidak berpeluangmasuk ke tangki. Jadi mineral berat berukuran besar akan
mengendap diatasbed untuk menunggu kesempatan Pulsionberikutnya, sedangkan
mineralringan berukuran besar akan terbawa aliran arus horizontal.

Pada proses pemisahan dengan menggunakan alat jig, terdapat beberapa parameter yang
mempengaruhi efektifitas kerja jig. Adapun parameter yang mempengaruhi proses pemisahan
tersebut antara lain :
a. Amplitudo membran atau frekuensi stroke
Amplitudo membran adalah jarak yang ditempuh oleh torak atau membran dari awal
dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan (suction), sedangkan frekuensi stroke merupakan
banyaknya dorongan per menit. Bila jumlah (rpm) pukulan besar, maka panjang langkahnya
(amplitudo) lebih pendek demikian sebaliknya.
Amplitudo membrane dan frekuensi stroke ini akan berpengaruh kepada kecepatan
aliran vertical ke atas dimana kecepatannya tidak boleh lebih besar dari pada kecepatan jatuh
partikel. Apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan kehilangan mineral berharga yang
mempunyai ukuran butir lebih kecil. Oleh sebab itu amplitude membrane dan
frekuensi stroke yang digunakan harus disesuaikan dengan ukuran butir partikel mineral
berharga yang ada di lapangan.
b. Kecepatan aliran horizontal
Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang mengalir di atas lapisan bed .
Fungsi kecepatan horizontal adalah untuk membawa material ringan, baik yang berukuran
besar ataupun kecil. Kecepatan aliran horizontal ini sangat berpengaruh terhadap
pengendapan mineral.
c. Ketebalan bed dan ukuran batu pada lapisan bed yang digunakan
Bed merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan batu hematite yang digunakan
sebagai media pemisah mineral berat pada jig. Ketebalan dan ukuran bedsangat
mempengaruhi hasil pemisahan dan tergantung kepada mineral yang akan dipisahkan .
Semakin tebal dan besar ukuran butir bed, maka akan semakin sulit kecepatan aliran vertical
ke atas untuk mendorong lapisan bed, sehingga semakin sedikit partikel mineral berharga
yang mengendap sebagai konsentrat. Sebaliknya semakin tipis dan kecil ukuran butir bed,
maka ada kemungkinan aliran vertical ke atas akan melontarkan bed, sehingga ruangan
antara bed menjadi terlalu besar. Hal ini menyebabkan mineral ringan yang berukuran besar
akan menerobos lapisan bed dan mengendap sebagai konsentrat, sehingga kadar konsentrat
menjadi rendah.
d. Volume air tambahan (Under water)
Selama proses pemisahan berlangsung dengan baik sesuai rencana, air di dalam tangki
ada yang masuk ada pula yang keluar. Air yang masuk adalah air yang bercampur
bersama feed dan air yang berasal dari header tank (air tambahan). Sedangkan air yang keluar
adalah air yang keluar bersama-sama dengan tailing dan air yang keluar
melalui spigot bersama konsentrat.
Volume air tambahan adalah jumlah air yang dialirkan ke jig yang berguna sebagai air
tambahan. Manfaat air tambahan ini adalah untuk mengimbangi hisapan, mengimbangi
jangan terlalu banyaknya aliran air diatas jig yang menuju ke dasar dapat terjadi apa yang
dinamakan gerak pulsasi (gerakan ketas dan hisapan ke bawah) dan menggantikan air yang
keluar melalui lubang spigot.
e. Ukuran lubang spigot
Lubang spigot adalah suatu lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya
konsentrat hasil pemisahan. Besarnya ukuran lubang spigot ini akan mempengaruhi volume
air yang terdapat dalam tangki jig. Apabila ukuran lubang spigot terlalu besar, maka volume
air yang keluar melalui lubang spigot akan menjadi besar. Hal ini akan mengakibatkan
tangki jig menjadi kosong, dan jig akan mengalami kekurangan air. Untuk menjaga
keseimbangan air didalam jig, maka ukuran lubang spigot diusahakan sekecil mungkin. Hali
ini bertujuan agar pada proses pemisahan berikutnya tidak terjadi kelebihan air dan
pemakaian air tambahan dapat terjaga.
f. Feeding dan proses padatan
Feeding adalah proses pemasukan bahan baku campuran mineral baik bijih berharga
atau mineral lainnya dengan mengalir kepermukaan jig, yang disesuaikan dengan kapasitas
alat pencucian. Distribusi feed dipermukaan jig harus diatur dengan baik agar
proses jigging dapat berjalan dengan sempurna.
Penyebaran dan kekentalan (proses padatan) feed yang masuk kepermukaan jigperlu
diperhatikan. Penyebaran feed yang tidak merata mengakibatkan terjadinya penumpukan dan
kelebihan beban yang terlalu besar yang diterima oleh permukaan jig. Feed yang terlalu
kental akan menyebabkan penumpukan dan kecepatan aliran kecil, sebaliknya feed yang
terlalu encer akan menyebabkan kecepatan aliran yang besar sehingga banyak mineral
berharga yang hilang sebagai tailing.
g. Motor jig
Motor jig merupakan motor penggerak stroke yang menyebabkan
terjadinya pulsion dan suction pada proses pemisahan. Penentuan daya atau HP motor yang
digunakan berdasarkan beban yang akan didorong pada saat pulsion, jumlah putaran gear
box dan panjang pukul motor yang digunakan.
h. Jig screen
Jig screen merupakan saringan yang terbuat dari kawat (ketebalan kawat 1,5 mm)
yang dipasang diantara rooster bawah dan rooster atas. Posisi pemasangan jig
screen berpengaruh terhadap jumlah dan luas lubang bukaan jig screen tersebut.
i. Kecepatan aliran didalam jig tank
Kecepatan aliran didalam tangki jig berpengaruh terhadap proses pengendapan
mineral berharga. Apabila kecepatan aliran vertikal keatas akibat pulsion lebih besar dari
kecepatan jatuh butir mineral berharga, maka mineral berharga tidak memiliki kesempatan
untuk turun mengendap sebagai konsentrat. Sebaliknya jika kecepatan aliran vertikal ke atas
terlalu kecil maka kadar konsentrat akan menjadi rendah. Hal ini disebabkan karena mineral
pengotor yang kecepatan jatuhnya juga kecil akan turun sebagai konsentrat.
j. Kemiringan jig
Kemiringan jig berpengaruh terhadap kecepatan aliran horizontal pada kondisi yang
stabil, dengan perbandingan kemiringan jig 1:12, dalam artian bila kemirinagan jig ditambah
satu derajat maka kecepatan akan bertambah dua belas kali dari kecepatan pada
posisi jig yang datar.

4.3 Pengeringan

A. Ore Drying

Proses pengeringan biji dilakukan di Rotary Dryer dengan tujuan untuk mengurangi
kandungan air lembab (MC) dalam biji sekitar 30-40 % menjadi 21-23 %. Pengeringan
biji diakibatkan oleh terjadinya kontak langsung antara udara panas dari burner dengan
biji dalam suatu tanur yang berputar.

Pemanasan dalam Rotary Dryer berlangsung secara paralel flow artinya aliran udara
panas dari burner searah dengan arah aliran masuk material. Pengeringan dalam Rotary
Dryer akan menghasilkan gas, disamping material kering, gas buang yang mengandung
debu dan abu akan masuk ke dalam multiciclone untuk dikumpulkan, sementara gas yang
ringan akan tertarik oleh exhaust Fan untuk kemudian dibuang ke atmosfir melalui Stack.

B.Tahapan Pengeringan
C. Spesifikasi alat Rotary Dryer

o Jenis: Rotary peralatan pengeringan


o Dimensi : 3000X30000mm
o Kecepatan : 2.69 rpm
o Pendahuluan : Rotary dryer secara luas digunakan untuk mengeringkan terak kapur,
batubara bubuk, terak, tanah liat dan bahan lainnya dalam bahan bangunan, metalurgi,
industri kimia, industri semen. Rotary dryer memiliki kemampuan beradaptasi yang
lebih baik dan dapat mengeringkan berbagai bahan dengan operasi sederhana dan
dapat diandalkan.
o Fitur : Rotary dryer terutama disusun oleh tubuh bergulir, mengangkat piring,
mengemudi perangkat, perangkat pendukung, penyegelan cincin dan komponen
lainnya, sehingga memiliki keuntungan dari struktur yang wajar, sempurna dalam
pengerjaan, hasil tinggi, konsumsi energi yang rendah, nyaman untuk beroperasi.
o Keuntungan : pengering memiliki keuntungan dari struktur yang wajar, efisiensi
tinggi, konsumsi energi yang rendah dan transportasi yang nyaman. Karakteristik
kinerja Rotary Dryer seri ini kering digunakan untuk pengeringan bahan dengan
kelembaban atau rincian dalam industri ganti mineral, bahan bangunan, metalurgi dan
kimia. Pengering putar dapat digunakan untuk mengeringkan berbagai jenis bahan
dan dengan operasi yang mudah dan dapat diandalkan, oleh karena itu, telah banyak
digunakan.

4.4 Kalsinasi
A.Rotary kiln

Pada tempat pencampuran, conditionet ore anthracite, limestone dan coal ditimbang,
dicampur dan dimasukkan ke Rotary Kiln untuk menghilangkan MC dan LOI yang masih
terkandung didalamnya. Rotary Kiln yang digunakan, dilengkapi dengan burner yang
terpasang pada ujung (discharge end). Dengan demikian pemanasan dalam Rotary Kiln
berlangsung secara counter flow (aliran udara panas berlawanan dengan aliran material
masuk) sehingga gradien suhu cenderung meningkat menuju titik terpanas pada jarak ±
10 m dari ujung pengeluaran dan kemudian turun kembali.

Proses calcinasi dalam Rotary Kiln dibagi dalam tiga zona yaitu zona pengeringan,
zona pemanasan awal, dan zona calcinasi. Uap air yang terkandung dalam campuran biji
sebagian besar akan dikeluarkan dalam zona pengeringan. Sedangkan uap air yang masih
tertinggal dengan sebagian besar LOI akan terambil pada zona pemanasan awal. Semua
air kristal (LOI) akan terambil keseluruhan pada zona calcinasi yang bersuhu antara 950-
1000ºC, LOI bijuh nikel akan terurai pada suhu sekitar 800ºC.

Debu yang dihasilkan selama proses kalsinasi dalam rotary kiln dipisahkan oleh
penangkap debu (dust collector) dan dikirim ke pelletizer dan selanjutnya dalam bentuk
pellet diumpankan kembali ke rotary kiln. Gas buang pada rotary kiln mengandung debu
± 5 % dari total biji nikel yang masuk. Debu yang berukuran kasar ditangkap dengan
menggunakan dust chumber sementara debu yang ringan ditangkap dengan menggunakan
multicyclone yang diteruskan ke electrostatic presipitator (EP) untuk memisahkan debu
yang berukuran sangat halus yang masih tersisa dari debu yang ada. Membiarkan debu ini
terbuang melalui udara bebas, merupakan suatu kerugian selain merusak lingkungan juga
karena persentase nikel dan cobalt yang ada cukup besar.

Multicyclone yang bekerja berdasarkan prinsip pemisahan sentrifugal yang


digunakan untuk menangkap debu yang berukuran beberap micron keatas.
Pengumpulan debu elektris (EP) bekerja dengan mekanisme sebagai berikut : gas
buang yang mengandung debu 0,003-0,1 mm dilewatkan melalui medan listrik
sehingga memperoleh muatan listrik statis. Butiran debu yang membawa muatan
listrik statis ini akan memisahkan diri dari gas dan terkumpul dalam suatu ruangan
yang dipasang sebagai penghubung cerobong dan dapur. Dinding pada bagian ruang
diapasang elektroda pengumpul debu yang terbuat dari plat baja bermuatan positif,
sedangkan sumber arus searah tergantung tinggi, jika gas melewati medan listrik yang
kuat disekitar elektroda negatif ini, maka terjadi benturan antara molekul-molekul gas
yang menimbulkan ion positif dan ion negatif.
Dengan demikian terjadi daerah dissosiasi listrik dan daerah dimana banyak
didapati muatan listrik negatif. Jika gas yang mengandung debu masuk ke ruangan ini,
maka sebagian besar butiran halus akan mendapat mutan listrik negatif dan hanya
butiran yang masuk ke daerah dissosiasi yang menerima muatan listrik positif dan
negatif. Akhirnya sebagian besar debu ini akan bermuatan negatif dan tertarik ke
kutub positif dimana debu tersebut dikumpulkan.
B. Spesifikasi Alat

1.Dimensi : Φ5.2 × 118 m (diameter dalam silinder × panjang)


2.Fitur : Double-mengemudi, ganda hidrolik dorong rol
3.Kiln pendukung : 5
4.Kecepatan putar : mengemudi utama: 0.2 ~1.233r/min; Bantu mengemudi: 7.82r / h
5.Sealing mode : sealing fleksibel

4.5 Peleburan

A.Rotary Kiln Electric Smelting Furnace

Bijih yang telah dipisahkan, baik ukuran maupun campuran untuk


mendapatkan komposisi kimia yang diinginkan, diumpankan ke dalam pengering putar
(rotary dryer) bersama-sama dengan reductant dan flux. Selanjutnya dilakukan pengeringan
sebagian (partical drying) atau pengurangan kadar air (moisture content), dan kemudian
dipanggang pada tanur putar (rotary kiln) dengan suhu sekitar 700 -1000°C tergantung dari
sifat bijih yang diolah.

Dalam tanur putar juga dilakukan reduksi pendahuluan (prereduction) secara selektif
untuk mengatur kualitas produk dan meningkatkan efisiensi/produktivitas tanur listrik, sesuai
dengan pasaran dan kadar bijih yang diolah. Sekitar 20% dari kandungan nikel bjiih
tereduksi, reduksi terutama dilakukan untuk merubah Fe3+ menjadi Fe2+, sehingga energi
yang dibutuhkan dalam tanur listrik menjadi lebih rendah. Bijih terpanggang dan tereduksi
sebagian dari tanur putar ini dimasukkan ke dalam tanur listrik secara kontinu dalam keadaan
panas (di atas 500°C), agar dapat dilakukan pereduksian dan peleburan. Dari hasil peleburan
diperoleh

4.6 Pemurnian

Anda mungkin juga menyukai